FILM DOKUMENTER AJA NGLALU - PRODUKSI REMEN FILM

by - June 01, 2017

IDE CERITA
Angka kematian tertinggi di Indonesia bukan terletak di kota-kota besar, melainkan di daerah Gunung Kidul. Mitos Pulung Gantung berbentuk bola api yang berterbangan mendatangi mangsa, membuat masyarakat beranggapan bahwa bunuh diri itu adalah sesuatu yang wajar. Mirisnya, rangking satu angka bunuh diri diduduki oleh remaja. Padahal menurut data ilmiah, hal tersebut disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial dan keterbelakangan pemikiran. Selanjutnya, apakah kita masih terbelenggu oleh mitos ini seiring bertambahnya angka kematian di Gunung Kidul? Apakah bunuh diri menyelesaikan masalah? Bagaimana solusi nyata untuk melawan mitos ini?

LATAR BELAKANG
Selama ini data resmi yang didapat dari Polres Gunung Kidul mencatat kejadian 161 kasus bunuh diri dari tahun 2010 hingga 2015. Bahkan, di tahun 2016, angka kematian melonjak dua kali lipat dan dirata-rata terdapat 3 kasus bunuh diri perbulannya. Dusun Tanjung, Desa Bleberan, Kecamatan Playen menjadi salah satu penyumbang kasus bunuh diri paling tinggi. Hal itu membuat warga Dusun Tanjung resah dan semakin meyakini bahwa bunuh diri adalah suratan takdir. Keyakinan masyarakat ini berdasarkan sebuah mitos bernama Pulung Gantung.

Kehidupan sosial dan beragama di Gunung Kidul sangat beragam, namun sayangnya banyak masyarakat yang masih terkurung dalam kegiatan ritual. Seperti budaya sesaji, ruwatan, dan ritus-ritus lain. Bentuk kegiatan masyarakat untuk menangkal Pulung Gantung diyakini berupa ruwatan. Namun ruwatan nyatanya hanya bersifat mistis dan bukan menjadi solusi bagi warga untuk merubah pola pikir logis masyarakat. Masyarakat sendiri menyadari bahwa kurangnya pengetahuan tentang agama dan keterbukaan antar warga menjadi penyebab utama kasus bunuh diri.

Mayoritas masyarakat di Dusun Tanjung adalah orang tua atau sesepuh di desa. Faktor inilah yang menjadi salah satu penguat mitos Pulung Gantung yang sudah tertanam sejak ratusan tahun yang lalu. Para orangtua berpendapat bahwa korban gantung diri telah mendapat bisikan gaib, padahal dalam keyakinannya menyebutkan bahwa arwah orang bunuh diri tidak dapat diterima oleh Tuhan dan merupakan dosa besar. Akar masalahpun menjadi blunder.

Perkumpulan di Dusun Tanjung terbagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya Rapat RT, Arisan Ibu-bu, Arisan Bapak-bapak, Kenduri (setahun 7 kali), ruwatan dan Karang Taruna. Sosialisasi yang aktif digerakkan juga tidak dapat menekan angka bunuh diri.

Beberapa pemuda di desa merantau kerja di kota-kota besar, sedangkan sisanya aktif membentuk kegiatan bernama Tani Ubet. Contohnya seperti Ternak lele, bertani, dan diskusi yang positif. Kegiatan paling nyata dari Tani Ubet adalah neonisasi, berupa pengadaan lampu di desa beberapa bulan terakhir ini. Dari Tani Ubet inilah pola pikir tentang Pulung Gantung yang sudah mengakar harus dirubah. Satgas pun dibentuk oleh para aktivis desa, guna memetakan calon korban bunuh diri selanjutnya.

Saat ini yang dibutuhkan masyarakat Gunung Kidul khususnya Desa Tanjung adalah memilih kegiatan yang logis dan menimbulkan pikiran positif, karena bunuh diri bukan cara menyelesaikan masalah.


JUDUL FILM
AJA NGLALU
(Jangan bunuh diri)
Merupakan film dokumenter yang menceritakan tentang fenomena kasus bunuh diri di Gunungkidul sebagai salah satu Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Hal tersebut yang membuat para pemuda Dusun Tanjung mencari tau penyebab dan mencari solusi untuk mengurangi angka gantung diri. 
Dengan mengusung tema Revolusi Mental, Aja Nglalu yang digarap oleh Remen Film ini berhasil mengalahkan 250 proposal film di Fasilitasi Produksi Film Pendek dan Dokumenter dari Pusat Pengembangan Film Kemendikbud RI tahun 2016.

LOGLINE
Sebuah perjuangan merubah pola pikir masyarakat merupakan upaya melawan mitos Pulung Gantung.

SINOPSIS
Selama ratusan tahun, mitos Pulung Gantung melekat di masyarakat Gunung Kidul. Angka kematian akibat bunuh diri dirata-rata kurang lebih 2 orang per bulannya. Adalah Edi Pramono seorang pelukis asal Desa Tanjung dan Wakidi seorang Ketua Dusun Tanjung, mempunyai persamaan visi yakni melawan sugesti bunuh diri tersebut dengan berbagai hal positif. Mereka dibantu oleh Heru dan Kris sebagai aktivis dan penggerak pemuda di Desa Bleberan bernama Tani Ubet. 
Masyarakat Gunung Kidul banyak menganggap remeh dan membiarkan mitos pulung gantung adalah hal yang lumrah terjadi. Edi tak gentar melakukan berbagai pendekatan, baik itu sosialisasi maupun pendekatan rohani. Sebagai aktivis pemuda di Desa, dia melakukan strategi dengan mengadakan forum diskusi positif yang membangun pola pikir generasi masyarakat Gunung Kidul yang akan datang. Tercetuslah ide tentang pemetaan dan pembentukan Satgas yang dimulai dari Dusun Tanjung. Pemetaan berupa mencari tahu silsilah dan riwayat orang yang terdeteksi akan melakukan bunuh diri atau disebut Suspect.
Edi menyampaikan ide tersebut kepada Heru, dan Kris. Selanjutnya meminta ijin kepada Wakidi untuk merealisasikan program ini. Wakidilah yang memberikan pendekatan dan arahan tentang Satgas tersebut kepada para orang tua di desa. Sedangkan Heru dan Kris bertugas untuk menggugah reaksi positif para pemuda desa. Melalui berbagai kalangan, mereka mendorong masyarakat menggerakkan Satgas Pulung Gantung sebagai wujud antisipasi warga. Edi dan Heru akan mendatangi keluarga Suspect supaya melakukan pencegahan bunuh diri sejak dini. Tidak hanya itu, para psikolog ikut berperan serta dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat guna menekan angka bunuh diri.
Stigma negatif Pulung Gantung harus dihapus lewat berbagai hal positif yang melibatkan banyak massa. Pencarian solusi pulung gantung seharusnya banyak dipikirkan masyarakat untuk melawan cerita negatif dan dampak jangka panjangnya. Disinilah titik berat film ini. Potret Edi dan Wakidi adalah contoh masyarakat yang berupaya untuk merubah pola pikir tentang mitos yang tertanam sejak lama. Mitos seharusnya menjadi cerita masa lalu yang diambil sisi positifnya dan membuang sisi negatifnya.


TUJUAN FILM
  • Mengajak masyarakat melawan mitos Pulung Gantung dengan berbagai kegiatan positif,
  • Mengubah pandangan banyak orang tentang misteri Pulung Gantung yang mengakar di Gunung Kidul,
  • Mengajak Pemerintah untuk memberikan Program Sosial yang nyata dan berkelanjutan.

BEHIND THE SCENE:








PEMUTARAN FILM DAN DISKUSI
  • Pemutaran film dokumenter Aja Nglalu di dusun Tanjung Gunungkidul, salah satu cara kami untuk menekan angka bunuh diri yg semakin tinggi.
  • Pemutaran dan Diskusi Film di Universitas Islam Indonesia

Dengan adanya Film Dokumenter yang kami buat ini, semoga kita bisa menaruh perhatian lebih untuk kasus bunuh diri di Gunung Kidul. Karena sejatinya, bunuh diri bukanlah akhir dari solusi. Kami mengajak anda untuk turut serta dalam memperdalam masalah ini. 

Jika ada yang berminat untuk menggelar screening dan diskusi untuk acara kampus atau komunitas, silahkan hubungi:
Yosa : yosairfiana@gmail,com
Adit : irengdop@yahoo.com

You May Also Like

2 komentar

  1. Aku baru tau angka bunuh diri tertinggi ada di gunkid mba . Kadang yaa, suka g abis pikir dgn orang yg lbh memilih mati bunuh diri krn menghindar dr masalahnya ato krn alasan2 lain. Apa ga takut ya.. Dan ga ngerti dosanya seperti apa.. Berarti memang krn kurangnya ilmu agama ya mba. Makany bisa mengAnggab hal seperti ini wajar2 aja..

    ReplyDelete
    Replies
    1. FYI mbak, di gunung kidul aja yang haji bisa bunuh diri lho mbak. Huhuhu apa ngga miris tuh. Ini masih terus berjuang melawan mitosnya kok, tapi memang bener, keyakinan dan pedekatan rohani emang kudu kuat.

      Delete