NYOBAIN SUNSCREEN BUAT KULIT SENSITIF - REVIEW LATULIPE SUNSCREEN CREAM

by - June 03, 2018

Secinta itu sama Latulipe ya hahaha. Dari mulai acne care lotion, berlanjut ke acne serum dan yang terakhir ini tertarik sama sunscreen creamnya. Yas, lama-lama aku pakai semua produknya juga nih.


Jadi, sebenarnya, aku sendiri memulai pemakaian sunscreen sejak umur 25 tahunan. Ini termasuk agak terlambat sih ya. Seharusnya ketika remaja sudah harus kenal sunscreen duluan, ketimbang step skincare lainnya. Sayang, waktu itu aku masih terobsesi memutihkan kulit wajah, padahal kondisi wajah jerawatan. Pantes lah, jerawatku enggak kunjung hilang. Belum tuntas ngatasin jerawat, eh malah tergiur pemutih kulit, mana beberapa kali kenal produk abal-abal pula! Mangstab!

Btw, waktu aku perawatan wajah di beberapa klinik besarpun, produk yang sodorin pasti seputar lotion, toner, face wash, ataupun cream malam. Aku juaraaang banget disuruh pakai sunscreen buat pemakaian skincare di pagi hari. Ada sih produk buat dipakai setelah mandi pagi, tapi itu seringnya berupa cream/moisturizer. Ya gimana ya, orang kulitku kan tipe berminyak, pemakaian pelembab yang salah, malah nambahin kulitku makin kayak tambang minyak. Sudah jerawatan berminyak juga. 

Apa enggak mending sunscreen langsung saja? Bukankah menangkal efek buruk sinar matahari itu aset jangka panjang?

Saking seringnya gonta ganti perawatan dan produk, lalu aku sadar sendiri pentingnya sunscreen dalam rangkaian skincare kita. Aku enggak tertarik lagi mutihin kulit! Aku cuma ingin kulitku bersih. Nah, bukan cuma cara ngebersihin yang benar, namun juga cara untuk menghindari jerawat datang dan kambuh lagi. Itulah kenapa sunscreen harus dipakai setiap hari. Apalagi iklim di negara indonesia itu tropis. Ya ampun kemana saja sih dulu hahaha.


Sepanjang pengalaman aku memakai sunblock dan sunscreen, aku belum pernah jerawatan gara-garanya. Oiya, beda sunscreen sama sunblock itu konon begini. Sunscreen, hanya mampu melapisi kulit yang berguna untuk melindungi dari bahaya buruk sinar matahari. Sedangkan sunblock dianggap mampu mem-blok kulit dari sinar matahari. Kandungannya sendiri juga berbeda, aku enggak begitu paham, yang jelas, sunscreen terasa lebih ringan dan cocok untuk sehari-hari.

Dulu ya, karena aku lebih sering beraktivitas di lapangan, aku cenderung pilih sunblock. Mulai dari parasol, acnes uv tint, skinaqua, semua hampir sama enaknya, cuma teksturnya saja yang berbeda. Mereka semua mampu melindungi kulitku terlebih ketika kerja di luar ruangan. Enggak yang bikin kulit tambah berminyak, itu yang utama.

Setelah jarang kerja di luar ruangan, aku baru berani coba yang namanya sunscreen. Tenyata lebih enak pakai sunscreen ya hahaha, teksturnya enggak lengket, enggak padet, enggak bikin berat kulit. Plus enggak ninggalin warna putih yang kalau enggak diratain cepat-cepat bakalan bikin kulit kelihatan demek. Fiuh.


Suncreen Latulipe ini termasuk yang sukses bikin kulit aku much better. Baru pakai beberapa hari, kulit aku menunjukkan tanda-tanda makin sehat, ditandai dengan enggak ada jerawat menjelang haid. Ugh tayang sekali!

Terdapat dua jenis tekstur yang bisa kalian pilih, ada gel dan juga cream. Waktu aku beli, di counternya hanya ada yang cream, jadi ya sudahlah, namanya pas butuh, aku malas cari-cari lagi. Soalnya sunscreen sebelumnya sudah habis. Dan tenang... aku enggak nyesel beli produk ini kok. Hehehe. 



PACKAGING

Produk sunscreen dari Latulipe ini sudah lama loh. Tapi sekarang tampil dengan desain baru yang makin muda dan fresh. Kalau yang tadinya warna putih minimalis gitu, sekarang warnanya orange ngejreng. Mungkin buat menjangkau pasar anak muda kali ya.

Enggak perlu khawatir soal keamanan isi, karena kemasannya sangat rapi dan higienis. Box nya pun dilapisi plastik sealed yang berguna agar produk tetep terjamin kualitasnya. 

Isinya 25 gram dengan harga sekitar Rp 24.000 saja. Bagiku murah meriah, bisa dipakai dan mungil buat dibawa kemana-mana.


INGREDIENTS


Purified Water, Mineral Oil, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Cetyl Alcohol, Paraffin Titanium Dioxide, Zinc Oxide, Dimethicone, CI 77491 (Iron Oxide Red), CI 77492 (Iron Oxide Yellow), Sodium Lauryl Sulfate, Camellia Sinensis Leaf Extract (green tea), Propylene Glycol, Diazolidinyl Urea, Methylparaben, Phenoxyethanol, Propylparaben, Ethylparaben.


KLAIM

La Tulipe Sunscreen Cream mengandung bahan tabir surya yang dapat membantu melindungi kulit terhadap pengaruh buruk dari sinar matahari (UV A dan UV B). Diperkaya juga dengan green tea sebagai antioksidan. Yea greentea, i love greentea!

Produk ini mengandung spf 24 yang mana sangat-amat-cukup-sekali untuk melapisi kulit dari bahaya sinar matahari buat kulit. Bagiku malah kebanyakan sih, karena semakin banyak spfnya, biasanya semakin tinggi pula kandungan kimianya. Ya enggak masalah juga kalau kamu cocok, tapi kalau bisa diminimalisir penggunaan bahan kimia mah, kenapa enggak?

Sedangkan yang gel, spfnya sendiri 17. Huhu galau ya, padahal sudah sreg loh sama tekstur yang cream.

TEKSTUR

Aku baru nyadar, aku pernah beli yang teksturnya gel. Mudah nyerep sih dan cocok banget buat kulit dengan tipe acne prone. Dulu aku belinya kan serangkaian gitu, jadi sama mbak BA nya dipilihkan sunscreennya sekalian. Tapi aku inget banget, setelah pakai sunscreen gelnya, kalau enggak dibedakin, wooogh langsung kayak tambang minyak. Apalagi waktu itu aku kerja di bawah paparan sinar matahari. Kata orang jawa, mukanya kileng-kileng. Hahaha.

Dalam packaging botolnya, La tulipe bilang kalau yang berbentuk cream ini, enggak boleh digunakan untuk kondisi wajah yang berjerawat. Tapi anehnya, aku cocok. Nah loh, bingung kan.

Menurutku, tekstur Sunscreen Latulipe cream ini hampir sama kayak sunblock yang pernah aku pakai yaitu parasol dan acnes uv tint. Perbedaannya, si Latulipe ini creamy tapi gampang diblend. Ini juga bisa jadi semacam alas bedak. Sehari-hari aku cuma pakai sunscreen ini plus bedak tabur. Sudah enggak perlu macam-macam.


RESULT


Monmaap nih ya, aku pakai tangan buat representasi produknya. Anaknya pemalu dan malas foto wajah sendiri soalnya. Maklum default wajahku ngeselin soalnya. *busyet baru nyadar*

Aku pakai di tangan begini, sudah cukup terlihat bedanya kan? Makanya aku berani kemana-mana pakai sunblock doank. Habis gimana ya, flek wajah juga ikut tersamarkan sih. Apalagi plus bedak tabur, makin sip dan enggak minyakan.


Aku pakai suncreen ini setelah cuci muka di pagi hari, ohiya, aku selalu double cleansing ya. Jadi aku juga sisipin toner ketika sudah beres pakai facial wash. Habis itu baru deh pakai sunscreen. Aku enggak mau coba-coba cream pemutih lagi, kapok gila.

Tapi aku masih galau akibat kata Suamiku, kalau aku pakai ini, kayak pakai topeng. Keputihan!

Mungkin aku mau habisin produk ini karena kebetulan mau mudik ke kalimantan. Kan disana lebih dekat dengan garis katulistiwa jadi SPFnya cocok, plus enggak perlu pakai tambahan foundation lagi.

Nanti begitu balik ke jawa, paling mau beli yang gel juga. Buat selang-seling kalau di rumah atau pas kerja di luar. Karena gimanapun sunscreen itu perlu banget walaupun kita di rumah sekalipun. Cuy itu sinar matahari kan juga nembus jendela masuk ke rumah, jadi sebisa mungkin kulit kudu ada perlindungannya, terlebih kulit wajah.

Oke ya, jangan lupa sayangi kulit kalian dan sebisa mungkin perawatan. Enggak perlu yang mahal-mahal, yang penting tahu produk yang cocok untuk kulit kita. Tahunya gimana? Ya jangan tanya aku. Kamu saja enggak tahu apalagi aku. Hahaha, kalem.

Intinya, kalau aku, berani trial and error dulu, baca review, lihat reaksi kulit, dan kenali kandungan yang cocok.

Ini mah aslinya pengen ngomong gini:
Yang penting sesuai iklim tropis, aman, dan... enggak mahal hahaha.

Bye ya bye!

You May Also Like

0 komentar