TREN LATAH KULINER KEKINIAN

by - July 14, 2018

Dari dulu Indonesia memang dikenal dengan ragamnya budaya, yang artinya, ini juga termasuk soal cita rasa. Belum habis ngicip satu per satu rasa di setiap wilayah, datang silih berganti resep makanan dari manca negara. Alhasil, menu kuliner pun makin hari makin beragam jumlahnya. Diimbangi dengan geliat tren makanan yang berkembang di tanah air, kuliner adalah tujuan wisata baru yang bisa menjalar dimana saja. Buat para penggemar kuliner, ini adalah kesempatan besar untuk bisa explore dan memanjakan lidah donk ya. Termasuk...aku. Eh iya enggak sih ya? Hahaha.

Postingan ini adalah #KEBCollab Grup Siti Nurbaya, dengan post trigger dari Mak Ucig yang berjudul Kuliner Kekinian Yang Hits, Berani Coba?


Buatku pribadi, definisi makanan enak mungkin agak random. Dulu ya, aku dikenal sebagai orang yang picky eater, temen kuliah tahu banget ini. Aku susah diajak makan yang aneh-aneh, mentok ayam, telor, daging sapi, atau sop. Soal ngemil juga gitu, aku cenderung milih tempat yang nyaman dan bersih. Ribet memang, tapi ya enggak susah-susah amat sih, wong diajak ke warung burjo saja tetep mau kok. Yang penting makanannya enggak neko-neko dan tempatnya oke. 

Tertarik icap icip makanan, justru ketika aku mulai bekerja. Ya, aku agak sedikit berbeda. Aku mulai tertarik sama yang namanya pete which is dari kecil aku benci banget. Terus aku juga sudah berani kenal makanan yang agak mahalan, semacam resto japanesse food sampai pizza tradisional italia. Semua itu didukung karena aku banyak teman dan...punya duit sendiri. Jujur amat sih. LOL.

Melihat perkembangan kuliner saat ini, ada perasaan love-hate saking bingungnya sama cita rasa yang dibuat. Yes, kita akan bahas "Makanan Kekinian" yang bisa kita temukan di sekeliling kita. Aku yang tinggal di kota kecil saja gampang kok nyari makanan hits, apalagi kalian yang tinggal di kota besar, yakan?

Beberapa makanan dan minuman kekinian itu seringnya adalah hasil kreasi dari resep jadul. Misalnya nih ya, Ais Kepal. Dari bentuknya saja kita tahu bahwa es ini mirip sama es gosrok zaman sekolah dulu. Bedanya es gosrok itu dikasih cairan sirup warna-warni. Nah, Ais Kepal yang awal mulanya dari Malaysia ini es nya dibentuk bulatan, lalu dituangin milo kental dan topping di atasnya. Sekarang bukan hanya Milo, tapi berurut-turut Ais Kepal Dancow, Ovaltine, Mactha, Nutella dan banyak lagi deh. Kalau bukan karena Alya, mungkin aku enggak bakalan mau nyoba. Hahaha. Tapi serius, rasa Ais Kepal milo ya gitu-gitu saja kok, nothing special, palingan yang anak-anak suka itu karena ada macam-macam topping.

Contoh lain adalah telur gulung zaman SD. Wow itu kayaknya selalu punya penggemarnya ya. Jadi bingung kan, itu makanan kekinian atau makanan lama yang dikini-kini-in. Apasih hahaha.

Selain itu, yang enggak kalah viral, yaitu Donat Indomie. Sejak pertama kali dipopulerkan oleh toko donat di Sydney bernama Donut Papi, aku sudah nebak, pasti bakalan heboh se-indonesia raya. Guys guys...Indomie itu enggak diapa-apain juga sudah enak. Penyukanya sudah sampai berbagai belahan dunia. Jadi misalpun mau dibikin macem-macem, kita yang nebeng nama besarnya. Sayang, sampai saat ini aku belum tertarik nyoba. Semacam sudah tahu rasanya duluan, jadi ya mending hunting kuliner lain.

Sebelumnya ada kan Chitato yang rasa Indomie. Kata adekku gini: "mending makan indomie langsung kenapa sih, malah kenyang." Haha bener juga sih  ya, mana harganya mahalan snack ketimbang seporsi indomie di warung burjo. Mental mahasiswa mana suaranya???

Ketimbang makanan kekinian, sebenarnya aku lebih suka akan makanan khas dan legend dari suatu daerah. Makanan tradisional lebih tepatnya. Selain harganya murah, bisa ditemukan juga di pasar terdekat. Sedangkan makanan kekinian, biasanya bikin stand di pinggir jalan, mal, atau di keramaian.

OK, ngomongin kuliner kekinian, ada beberapa kesamaan dan tentunya hal ini bisa dipetakan menjadi beberapa kategori. Duile macam award nihye. Maksudku begini, kalau sudah dipetakan, nanti kan ketemu kalau makanan kekinian ya ngolahnya bakal ke itu-itu saja. Apa sajakah kategori kuliner tersebut, so here we go.

Serba Level

Rasa pedas pastinya menjadi sensasi buat para penikmatnya. Mayoritas penduduk Indonesia adalah penyuka pedas. Dari pulau sumatra sampai papua, semua punya menu sambalnya. Wah sumpah, yang enggak suka pedas, sungguh sayang seribu sayang deh, Indonesia kaya akan bumbu rempahnya loh.

Ini salah satu kuliner kekinian favorit. Aku sudah njamani mie level sejak beberapa tahun silam, sejak belum menikah, sekitar tahun 2014. Cukup girang bisa nemu makanan yang pedasnya bisa kita sesuaikan. Dari mie, lalu berturut-turut ke ayam geprek. Ini juga sempat menjamur pakai banget. Aku pertama kali kenal malah ketika pindah ke Yogyakarta. Di setiap sudut kayaknya beneran ada Ayam Geprek deh, mana mungkin penyuka pedas kayak aku enggak nyoba.

Waktu aku hamil pun, kayaknya keranjingan makan yang berbau level. Mau pakai bon cabe mau pakai cabe setan beneran yang diuleg aku tetap suka. 

Serba Keju


Selain pedes, aku juga penyuka keju garis keras. Makanya kalau ada ayam geprek keju level 5, aku ratunya. Hahaha.

Keju ini bisa dipakai dalam berbagai jenis menu masakan. Dari pasta, mie instan, aneka katsu, bakso, sampai telur gulung loh hallooo. Semuanya tentu menggiurkan. Apalagi cheese cake dari jepang itu loh yang lembut bangeeet. Terus makannya pakai sendol lumer sendiri. Aduuuuh aku jadi ngiler ini gimana. Kraaay.

Jenis keju yang digunakan juga merambah ke mozarella. Parah. Aku bisa makin kalap. Rasanya dusta kalau aku enggak tertarik sama makanan berlapis mozarella. Keju asal italia dengan cita rasa gurihnya dijamin bikin nambah enak apapun makanannya. Mana bentuknya kalau panas jadi molor-molor gitu kan. Makin nikmat oh dunia. Btw, jangankan makanan yang dicampur mozarella, aku ya, makan mozarella digoreng saja sudah sangat berbahagia. Beneran. Kalau enggak mikir diet, aku pengen deh makan mozarella tiap saat. Bahaya ini bahayaaa.

Serba Buah (Pisang, Mangga, Alpukat)


Ini nih yang juga hits. Kalau pisang biasanya dibikin nugget, pisang rasa, cake, sampai sale beraneka rasa. Sedangkan Mangga dan Alpukat bisa kita temukan dengan sajian juice, ditambahin float dan topping. Semua enak, semua aku suka, tapi lama-lama kubosan juga. Habis... rasanya terlalu manis sih. Mending aku bikin jus buah sendiri.

Terus pisang nugget. Waktu awal-awal hits sih, aku demen banget beli yang varian greentea. Tapi, karena di rumah cuma aku yang doyan, jadi aku enggak sanggup menghabiskannya sendirian. Mana Alya juga sering eneg dan enggak suka rasa pekat. Sip mantap, aku sadar diri, daripada enggak kemakan. Mubazir kan.

Serba Artis

Aku enggak perlu menyebut nama di balik menggelegarnya kue artis bertajuk "oleh-oleh kekinian". Semua orang rasanya sudah tahu apa itu Jannah Corp. Pantesan, walaupun kue tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, namun macam dan rasanya hampir semua mirip. Paling banter beda di bentuk dan variannya.

Boleh dibilang, bentuk dari berbagai merek kue artis, cuma ada tiga elemen dasar, yaitu pastry, brownies/sponge cake, dan satu lagi topping. Otak atik ketiga elemen itulah yang bikin bentuknya jadi berbeda. Mau pastry di tengah, di dalam, di luar, ditaburi rasa, sampai dibalut cake. Enak sih enak, tapi lama-lama eneg juga loh. Aku baru nyoba beberapa kue artis, oke aku sebut ya, antara lain Jogja Scrummy, Malang Strudle, Wingko Rolls, Wife Cake, Mamahke Jogja, dan apalagi lupa namanya. Semuanya dikasih hahaha.

Menggaet nama besar artis memang bikin gampang tenar. Denger-denger, sekarang menjamur lagi kue artis yang tanpa nama besar Jannah Corp. Seperti punya Jedar, Ariel Tatum, sampai Luna Maya. Konsep yang diusung mereka masih ala daerah tempat mereka membuka gerainya. Ya enggak papa sih enggak. Ada kesempatan kan sikat saja. Tapi apakah semua itu bisa konsisten tetap ada? Lagian sekarang kue artis sudah enggak seramai dulu loh cara ordernya. Dulu kan pakai ngantri segala sampai habis enggak bersisa. Nah, melihat semakin ke sini kok makin lempeng, ini membuktikan bahwa konsumen cuma memanfaatkan tren semata. Rasa? Jelas jadi nomor dua.

Serba Saus & Topping

Aku bingung mengkategorikannya gimana, yang jelas, sekarang apapun makanannya pasti ada pelengkap di atasnya. Apalagi sih selain saus dan topping? Ini aku temukan bukan hanya di makanan saja loh, tapi juga minuman, Busyet semua kok ada taburannya. Mana rasanya sering kemanisan pula.

Untuk saus, yang lagi ngehits saat ini adalah saus telur asin dan sambal matah. Memang sih ya, rasanya mantep dan bisa disandingkan dengan berbagai jenis makanan. Kalau kebetulan nemu yang enak ya aku bilang enak, tapi kalau enggak ya enggak usah kembali ke situ lagi.

***

Paham kok, bisnis kuliner memang super menjanjikan. Tapi satu hal yang utama adalah, apakah makanan kekinian bisa jadi legendaris dan selalu dinantikan. Atau hanya...sekadar tren latah semata. Buat konsumen mungkin gampang, enggak suka, besok enggak usah beli lagi. Lha kalau buat pebisnis? Akan ada jumlah laba dan rugi yang harus dipertimbangkan. Misal besok sudah enggak booming lagi, apakah sudah balik modal. Karena pada akhirnya, banyak yang memanfaatkan kuliner viral sebagai penghasilan. Do'anya sih jelas agar lama bertahan, agar jangan sampai gulung tikar.

Aku jadi ingat obrolanku dengan salah seorang chef, dia bilang "sekarang ada makanan hits dikit, orang bukan cuma pengen beli, tapi juga pengen jual. Enggak ada rasa cinta buat masak, yang penting laku, sudah gitu aja"

Dipikir-pikir enggak salah juga. Membuat resep masakan, pasti butuh waktu dan riset yang lumayan lama. Bisa diterima enggak, sesuai lidah enggak, selalu dinanti enggak. Kalau enggak, jatuhnya  jadi makanan angot-angotan. Easy come, easy go. 

Buat perbandingan saja deh, lapis legit itu resep jadul, tapi penikmatnya dari mana-mana. Aku lihat  beberapa toko roti yang sudah berdiri lama, tetap digemari kok. Banyak yang ketagihan dan balik lagi karena cita rasanya yang benar-benar istimewa. Kalau kata aku sih, yang original memang sudah sempurna. Nanti kalau kebanyakan topping malah rasanya berubah amburadul. 

Lihat deh, semua makanan yang berlebihan, sepi penggemar bukan?

Jadi intinya begini. Menurutku, cita rasa juga kudu didasari oleh rasa suka dan bahagia. Ada passion yang terselip di dalamnya. Sebagai pebisnis, mohon sangat mempertimbangkan tren semata, tapi juga soal kualitas dan konsistensi. Dan kita sebagai konsumen, aku yakin, kita enggak bisa membohongi lidah kok. Ikuti tren boleh, tapi enggak usah lebay. Jangan maksa ikut-ikutan yang lagi hits. Antri cekrek, makanan upload, review enak, sebar ke social media, padahal ya rasanya biasa saja. 

Kita justru seharusnya menularkan kecintaan terhadap warisan nusantara. Suka sama makanan kekinian boleh, tapi ingat, makanan jadul dan makanan legend adalah treasure tiada duanya. Oke donk? Oke mantap.

Buat kalian yang pengen nambahin kategori, silahkan tulis di kolom komentar ya. Thank u!

You May Also Like

10 komentar

  1. Kalau yang udah kebanyakan topping biasanya saya lewatkan. Jadi bingung di lidah rasanya seperti apa. Saya pun lebih tertarik kulineran jadul. Biasanya kalau sampai bertahan lama berarti udah punya pelanggan setia dan banyak yang mengakui kalau rasanya enak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa samaa... aku pun juga kadang mundur teratur kalau toppingnya berlebihan. Mending pilih yang original atau kuliner jadul aja sih yang memang terbukti legend dan banyak pelanggannya :)

      Delete
  2. Ini bener banget! Makanan nggak kalah dengan fashion, trend-nya silih berganti dan buat saya pribadi bikin bingung.. Paling icip sekali makanan kekinian dan ujung-ujungnya balik lagi ke makanan 'normal' yang rasanya udah jelas enaknya.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak. Kadang rasanya lebay sampai lidah sudah mencerna ya hihihi.

      Delete
  3. Serba kejuu, ihh saya paling suka. Ayam geprek, sate, berbalur mozarella semua sudah coba. Beginilah rasanya tiap hari bersentuhan dengan remaja, segala hal terbaru pasti tahu termasuk kulinernya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama nih gara-gara anak jadi ikut nyicip juga :)

      Delete
  4. Iya bener easy come easy go.. es gosrok ���� aku kangen dengan es ini. Dulu antri klo mau beli es gosrok maak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa aku juga kangen es gosrok, makin banyak campuran sirup nya makin sukaaa...

      Delete
  5. Topping-topping gitu aku sekip mak, gak sukaaa. Untuk yang geprek-geprek aku juga kenapa gak tertarik ya? Haha soalnya ya ayam mau digprek atau diapain rasanya akan begitu udah ��. Sekarang ada juga bebek geprek tuuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe bener juga mak. Ayam mau digeprek, mau digencet, mau dikrepek ya sama aja sih selama masih digoreng tepung hihihi

      Delete