ALYA SUDAH TIDUR SENDIRI

by - October 04, 2018

Ceritanya enggak sengaja, beneran yang enggak direncanakan. Lagi-lagi keluarga kami memang kayak jodoh sama 'sesuatu yang tidak direncanakan, tapi berbuah memuaskan'. Enggak ngerti istilahnya apa, kok selalu kejadian, terutama yang berhubungan sama Alya, dan ilmu parentingnya.

Blogpost ini sekalian menjawab pertanyaan soal "Alya kok sudah berani tidur sendiri sih?". Karena waktu aku IGs-in Alya berhasil tidur sendiri, rata-rata pada takjub, rata-rata nanyain tipsnya. Padahal mah ini adalah sesuatu yang enggak disangka.


Mong ngomong, semasa kecil, kalian takut enggak sih begitu disuruh tidur sendiri? Padahal, biasanya  nih, orang tua pakai iming-iming segala kalau kita bisa sukses tidur sendiri tanpa ditemani lagi. Pengalamanku gitu soalnya. Mama sampai sesumbar mau ngebeliin aku apa yang diinginkan saking capeknya nyuruh aku tidur sendiri. Kalau diinget-inget malu sih, orang aku kan punya adek cewek ya, dan kami sekamar. Kamar kami letaknya di lantai 2 gitu. Cuma, karena dasarnya aku enggak percaya diri, atau... lebih tepatnya karena takut (finally ngaku), jadi aku tetep pengen ditemenin Papa/ Mama, teteup. Adekku sendiri lebih berani ketimbang aku, dan dia biasa saja. Hayoklah tidur di kamar, wong ya berdua, bukan sendirian. 

Dasarnya aku yang ogah-ogahan, maka Mama/Papa mau enggak mau nurutin. Lebih sering Papa sih, karena Mama lebih seneng tidur sama adekku cowok yang terakhir. Jadi aku, adekku cewek, sama Papa tidur di atas. Sementara Mama sama adekku cowok tidur di lantai bawah. Kalau Papa lagi ada kerjaan keluar kota, kami tidur sama-sama di lantai bawah. Sungguh ribet bukan main. Sekarang baru kepikiran, Papa Mama kapan mesra-mesraannya yekan hahaha.

Kamar kami tipikal kamar cewek, lengkap dengan dekorasi bunga, dan aksesorisnya. Kasurnya gonta ganti. Pernah yang model tingkat, model laci, sampai ranjang besar. Mama sih yang nata, aku mah seneng yang simple, dan minimalis. Cuma waktu itu aku enggak banyak cing cong desain kamar, orang aku saja enggak nganggep itu kamar ku sendiri. Dimana saja aku bisa tidur kan, asal enggak sendirian. Meh. Adekku yang cowok juga gitu, sudah punya kamar sendiri sejak SD. Harusnya sih bisa kalau mau tidur sendiri. Kamar di atas memang dikhususkan untuk anak-anak. Malah punya adekku cowok ada televisinya sendiri. Kurang komplit apa coba. Aku bisa tidur sendiri karena agak kepaksa, yaitu pas kuliah. Dan tabiat buruk 'enggak berani tidur sendiri' nurun ke adekku yang cowok. Sampai SMP. Wagilaya!

Bedanya, aku ngaku kalau takut tidur sendirian. Kalau adekku cowok pakai negosiasi duluan. Awalnya janji mau tidur sendiri kalau sudah kelas 1 SD. Sudah kelas 1 SD, berubah jadi kelas 3 SD. Kelas 3 SD ganti lagi jadi "kalau sudah sunat". Sudah sunat pas SMP malu dong kalau enggak tidur sendiri, kali pula! Nah, akhirnya adek officially tidur sendiri di kamar sendiri waktu SMP. Lega sih, karena akhirnya anak-anak Papa Mama semua sudah bisa tidur sendiri. Sungguh repot sodara-sodara!

Mengingat pengalamanku soal tidur saja ribet, jadi aku ngerasa harus diperbaiki ketika sudah punya anak. Loh laiya, pengennya kan anak kita lebih baik ketimbang masa kecil kita. Apa yang kira-kira salah, harus diperbaiki. Apa yang dirasa enggak nyaman, harus segera dikomunikasikan. Berdasarkan pengalaman tersebut, mari kita simpulkan, lebih enak dibiasakan sejak kecil, daripada makin besar makin banyak alasan. Azeg.

So yeah, Alhamdulillah didukung sama Suami yang serba terbuka soal parenting, otomatis kami punya aturan bersama demi kebaikan rumah tangga. Salah satunya mendisipilinkan Alya tidur - termasuk harus membiasakan Alya bisa tidur dimana saja-, lalu berturut-turut ke membiasakan Alya tidur sendiri.

FYI, gara-gara disiplin tidur tadi, Alya sekarang cukup bisa tidur dimana saja. Mau jalan, mau pas ikut meeting, mau pas kumpulan, pokoknya asal ngantuk, cuek mah dia. Tinggal bilang "ma ngantuk". Kalau ada bantal ya langsung mapan, enggak ada ya minta peluk. Mayan gampang sih ketimbang pas bayi. Disiplin punya banyak manfaat di Alya.

Dan ini juga terjadi waktu nyuruh Alya tidur sendiri di kamar, sama sekali enggak yang nyangka, ternyata gampang ya hahaha. Jujur, kami memanfaatkan moment tidur sendiri sebagai bentuk punishment kalau Alya nangis sehari sampai lima kali. Kemarenan itu, asli, Alya ngak ngeknya sudah level luar biasa. Capek juga loh, mana ngeyel pula. Maka dari itu, kami yang awalnya dinamis soal punishment tidur sendiri ini, jadi tega-tega saja biarin Alya menjalani hukumannya. Kalau enggak, lebih berabe! Bisa-bisa dia kayak nyepelein "ah Mama Papa enggak beneran hukum aku, paling cuma gertak sambal" gitu.

Enggak, kali itu kami beneran. Beneran tega sekaligus nyoba dan ngeyakinin kalau Alya bisa tidur sendiri. Titik enggak pakai koma. Suamiku sampai bilang mau beliin dia tenda princess kalau dia berhasil tidur sendiri tanpa rewel.

Alya disuruh tidur sendirian di kamar depan, kami di kamar belakang. Kasur kamar depan tipe yang king bed size, sedangkan yang belakang single bed size. Tapi daripada ribet mikir lama, pokoknya hari tidur sendiri enggak bisa ditawar titik. Jadinya, aku dan Suami kruntelan tidur di kasur kecil dan Alya tidur di kamar depan di kasur yang besar. Its okay, now you're the queen yo!

via GIPHY

Kronologis lengkapnya begini (cie kronologis). Suami waktu itu kok ya pas ada acara di luar, jadi otoritas penuh ada di tangan aku. Bisa enggak nih aku tegas dalam memberlakukan aturan. Point plus kalau ada Suami, kami bakalan kuat dan lebih kompak. Minusnya, Alya bakalan lebih lama ngak-ngeknya. Kadang lari ke pelukanku, gantian ke pelukan Suami. Semacam cari hati satu-satu, mana yang lebih dulu goyah, nah, dia dapet celah dan hukuman jadi buyar.

Kalau aku sendirian, point plusnya, Alya bakal lebih gampang manutan. Kayak enggak punya opsi lain gitu deh. Dan point minusnya, aku jadi bimbang dong, tega enggak nih, biarin dia tidur sendiri? NAH! Dilema kan?

Kebetulan, aku lagi banyak kerjaan. Masih ada dua deadline yang belum diselesaikan. Alya nangis gitu posisinya minta tidur. Aku kekeuh bilang "udah dek, tidur di kamar sendiri. Mama masih ada kerjaan. Kamu kan sudah besar". Gitu terus, ada kali satu jam dia ngerengek enggak mau masuk kamar saking takutnya.

Beberapa kali dia minta makan, minta ke kamar mandi mau pipis, minta minum, minta ke kamar mandi lagi, mungkin biar aku nemenin dia terus kali ya. Sempet sih agak kasihan, mengingat umurnya juga belum genap 4 tahun. But hey, kamarnya kan sebelahan. Enggak apa-apa kalik kalau tidur sendirian. Aku juga janji kalau semua kamar terbuka, kalau ada apa-apa tengah malam bilang saja. Misalnya mau pipis, haus, atau ketakutan. Nanti Mama temenin bentar, baru tidur lagi sendirian.

Suami pulang tengah malam, di saat Alya sudah terlelap. Dia terus cekikikan sendiri, agak enggak nyangka Alya bisa beneran tidur di kamar depan. Jangan harap adegan selanjutnya adalah kami berdua mesra-mesraan di kamar belakang. Yang ada, setelah sekian lama enggak tidur sekasur, justru bikin kami canggung. Serius. Kami malah enggak bisa tidur nyenyak dan enggak tidur beneran. Takut sih, Alya kebangun dan rewel.

Oke malam itu berasa malam panjang.

Pagi harinya, Alya tiba-tiba bangun dan teriak bilang "Yeaaa... Alya menaaaang". Gitu katanya. Kami kaget dong, sekaligus senang. Bangga sama Alya. Ternyata semalaman Alya berhasil tidur tanpa kebangun! Walaupun yaaa... beberapa kali masih terdengar hiks hiksnya di tengah tidur karena nyari teman. Soalnya kalau ada kami disamping, pasti tangan atau kaki kayak nyari sesuatu terus pegang tangan atau apa gitu, buat mastiin "oh ada orang di sebelahku, jadi aman"

Hari itu juga, kami memutuskan untuk membelikannya mainan tenda sebagai reward. Eh gimana sih, bukannya tidur sendiri itu punishment. Kok malah dikasih reward? Hahaha. Biarin deh, ini kan ceritanya bentuk hukuman plus pencapaian. Enggak ada salahnya kan? Wk.

Bocahnya seneng bukan main. Tendanya dimainiiiin terus dan dia sudah punya rencana nabung buat dekor kamarnya. Pelan-pelan sih, tekor bandar kalau semua langsung dibeli yekan?

Baiklah, PR besarnya sekarang adalah bagaimana cara supaya dia bisa konsisten tidur sendiri terus. Siang hari waktu tidur di rumah Mama sudah tidur sendiri sih. Cuma beberapa waktu belakangan ini, Suami tiba giliran syuting keluar kota dan kami berdua sendirian di rumah. Ya daripada aku tidur di belakang dan enggak bisa jagain kalau tidur di kamar belakang, kan mending aku tidur sama Alya hehehe. Lagian kalau aku tidur itu pasti blek sek sih, jadi agak horror misal ada apa-apa dan aku enggak kebangun.

Alya tidur sendiri masih yang selang seling, enggak yang tiap hari banget. Sambil nata kamar dan nyicil beli lemari khusus, karena selama ini enggak ada persiapan buat pisah kamar. Enggak kerasa ya, Alya sudah besar. Kadang kangen juga ngelonin dia sambil cium-cium gitu. Huhuhu. Kayak baru kemarin gendongin Alya bayi, eh sekarang sudah tidur sendiri. Sedih sih, cuma kudu dijalanin.

Oke segitu dulu ya ceritanya. Maaf aku enggak ada tips berarti, karena yaaaa memang enggak ada cara khusus biar anaknya mau dengan sendirinya. Pokoknya dari dulu mah sudah sounding "kalau sudah besar, Alya nanti tidur sendiri". Sudah, itu doang kok intinya. :)

You May Also Like

0 komentar