Sampai detik ini, aku masih enggak nyangka dan terharu sama yang namanya kebaikan. Sejak Alya sakit dan opname beberapa hari lalu, nyaris tiap hari ada saja yang datang ke rumah buat bezuk dan do'ain. Well, this might sound so normal. But for me, this is a life as it should be. Sekalipun kita enggak berharap imbalan apapun, tapi kebaikan atau kejahatan akan selalu menemukan timbal baliknya. And as i believe, aku senang melakukan kebaikan, bukan cuma untuk kenyamanan diriku sendiri, melainkan agar kehidupan seimbang dalam mencapai ketenangan.
Tahun 2019 lalu, adalah tahun di mana keuangan kami banyak mengalami surut. Entah berapa banyak invoice yang lepas, entah berapa banyak kerjaan yang enggak cocok dan ditinggalin klien gitu saja, dan entah seberapa sering aku hopeless, sampai ngelamar kerjaan kantoran biar ada pemasukan bulanan. Tapi yang namanya jodoh kan ada di tangan Tuhan, kalau kita percaya. Enggak tahu kenapa, aku jarang banget dapat tawaran kantoran lagi. Padahal LinkedIn ku sudah aku lengkapi sedemikian rupa. Ngelamar juga pakai bahasa yang halus dan sopan. Bahkan aku nyebar info kalau aku sedang butuh kerjaan kantoran, apapun, dimanapun, yang penting keuangan stabil saja dulu.
Beneran, enggak ada panggilan. Wes mbuh salahnya dimana.
Suamiku juga sama. Tiap kali ada info lowongan kerja yang berhubungan sama desain dan fotografi, langsung gas. Luar kota siap. Long Distance Marriage pun enggak masalah dan sudah kami pertimbangkan matang-matang. Sekali lagi mbuh karena apa, kok ya enggak ada yang nyantol.
Sampai pada akhirnya kami mikir, wes lah, mungkin jalan dari Tuhan memang begini. Kami memang jodohnya kerja remote. Jodohnya memang dekat sama keluarga. Yang mungkin karena ini adalah do'a kami sejak lama.
Sambil tetap masih cari-cari kerjaan, kami tetep kerjain desain dan naskah ala kadarnya sesuai pesanan. Pemasukan tetap ada, walaupun enggak banyak. Kalau sudah gini, biasanya terus enggak bisa nabung. Yang dipikirin cuma bisa makan, besok gampang. Yang penting hari ini dulu. Miris kan, sama kayak nasib orang-orang kolong jembatan kalau gini caranya.
Aku ngerti kok freelancer itu pasang surutnya hamsyong. Kalau lagi banyak duit, kayaknya gampang banget apa-apa mau dibeli. Cash pula. Lah giliran surut, ya ampun ngilunya... Mau makan bebek goreng saja rasanya susah betul. Alya sampai hafal bener, kalau bisulan, itu artinya dia makan telur terus sampai bosen. Tidak lain tidak bukan adalah karena ya telur sudah paling murah.
Satu hal yang jadi komitmen aku dan Suami, bahwa apapun kondisi kita, semiris-mirisnya, kalau bisa jangan memberatkan siapapun. Jangan lupa untuk tetap berbagi, toh berbagi tidak serta merta uang saja, tapi juga pikiran dan tenaga. Ikhlas, tanpa mengharap apapun. Mungkin terdengar "apaan sih nyebelin, sok religius banget", tapi beneran. Setiap aku ngerasa ada saja yang kurang, mungkin justru karena aku lupa bersyukur. Bersyukur dengan cara apa? Ya berbagi itu tadi.
Apa yang aku beri mungkin tidak seberapa besar. Tapi hal tersebut mungkin dibutuhkan orang lain pada saat yang tepat.
Beruntung kekompakan kami ini kemudian menjadi jalan baru. Ada saja urusan yang dipermudahkan. Ada pintu rezeki lain yang sering tidak kami sangka sebelumnya. Ya itu tadi, karena Allah Ta'aala, karena kita percaya.
Sekarang, alhamdulillah banget makin terbuka jalannya. Kadang sampai enggak nyangka, yang dulu cuma bikin check list kepengen ina inu, kok ya bisa kebeli juga. Tahun ini juga banyak kontrak yang ditandatanganin dan proposal pelan-pelan acc. Bener yah, proses belajar itu enggak cuma di bangku sekolah, tapi sampai kapanpun juga.
Aku percaya bahwa kebaikan itu bisa menular. Kebaikan juga bisa membuat kita nyaman dan tentram. Efeknya bukan sekarang, tapi nanti, suatu saat ketika kita benar-benar membutuhkan. Soal invoice yang belum kebayar, didzolimi orang, sudah, enggak usah fokus ke situ. Fokus ke perbaikan diri kita. Terpuruk boleh, asal terus berusaha, dan pantang menyerah.
Semoga hal ini tidak menjadikan kami pribadi yang sombong dan jumawa. Kami yakin masih banyak kekurangan. Kami bukan siapa-siapa tanpa kalian di sekitar kami, pun pembaca blog ini. Aku yakin, suatu saat nanti, cita dan cinta kami pelan-pelan terwujud. Kami sudah berusaha, banyakin berdoa, tinggal pasrah sama Gusti saja.
Karena hanya kepadaNya lah, manusia sebaik-baiknya berharap. :)