YOSA IRFIANA

Powered by Blogger.
Meski aku kerja WFH dan libur bisa aku atur kapan aja, tapi kenyataannya, aku jarang menikmati waktu santai yang sebenar-benarnya. Aku bisa lembur di malam hari saat orang lelap dengan kelelahannya. Atau bisa juga dihajar kejar tayang saat weekend tiba. Maka, aku enggak bisa mematok dengan benar jika ditanya, "kapan kamu libur?" Misal ada orang yang butuh bantuan, atau pengen ngajakin liburan bareng, lebih enak ditentuin kapan waktunya, biar aku bisa me-manage kerjaanya dengan sendirinya.

So, di blog post kali ini aku mau cerita soal holiday activies-ku yah. Bulan lalu kami sempet mudik ke Pangkalan Bun karena ada nikahan adek iparku. Agak berat, tapi kami punya alasan kuat. Susah euy nolak Mertua yang udah 2 tahun lebih enggak ketemu kami. Plus ini nikahan adek ipar please, masa' enggak dateng. Jadi ya, kami berani-beraniin, apalagi bulan maret lalu, kami juga habis kena Covid-19. Mix sense sebetulnya. 

Sehari-hari, aku lebih sering menghabiskan waktu di rumah aja. Bukan karena aku introvert sih, karena aku justru lebih seneng dan enak kalau bisa ketemu orang banyak, biar dapet asupan energi baik dari cerita-cerita mereka. Cuma saat ini kan masih pandemi dan lebih nyaman enggak kemana-mana, jadi ya... tahu diri lah, aku udah lumayan terbiasa dan ngerasa aman ngapa-ngapain di rumah. Kalau keluar rumah, pastiii ada alasannya, enggak mungkin yang cuma buat foya-foya. Wong nongkrong di cafe aja, kalau kita buntu dan kadang sambil nyari makan bertiga. Ada kan kita punya fase malas masak. 

Anyway, aku udah renovasi taman dan beli oven nih, niatnya biar enggak mati gaya dan tetep produktif selama di rumah. Yang tadinya malas masak, karena ngerasanya cuma bisa masak menu itu-itu aja, paling enggak sekarang udah punya bayangan mau makan apa sejak sehari sebelumnya. Keren kan? Tolong dong, tepuk tangannya mana... Eaaa...


Keberhasilanku bisa bekerja dan ngapa-ngapain di rumah, salah satunya ya karena dukungan keluarga kecilku. Inget dulu waktu masih kerja hectic dari pagi sampai pagi lagi sempet sambat, "Ya Allah, kalau udah nikah dan punya anak, semoga aku bisa kerja dari rumah aja. Kasihan anakku nanti kalau jarang ketemu orang tuanya". Doa yang dijabah Allah ini tentunya juga perlu perjuangan yang enggak sebentar. Jadi jika sekarang aku bosen di rumah, aku inget-inget kembali tuh doaku sama Allah yang udah tercapai ini. Toh kalau mentok bosen, aku bisa jalan-jalan keliling kota dan ngobrol sama tetangga atau saudara. 

Nah, kalau pas ada waktu buat libur, which means, emang bener-bener enggak ada kerjaan, udah pasti bisa ditebak yaitu FAMILY TIME! Ya... walaupun tiap hari bisa lihat perkembangan Alya, tapi kan kadang tetep aku cuekin, apalagi pas banyak kerjaan. Boro-boro mau main sama Alya, yang penting tugas sekolahnya kelar, abisnya pasti aku suruh main keluar. Kasihan sebetulnya di rumah enggak ada temen, tapi ya gimana ketimbang kerjaanku enggak rampung! Huhuhu.

Ketika bisa santai enggak ada kerjaan, aku sedari pagi main sama Alya. Nonton film, ajakin becanda, bikin Tik Tok, nemenin maen sepatu roda, dan paling banter ajak dia nongkrong ke cafe-cafe deket rumah karena Alya seneng banget! Maklum, waktu Alya masih kecil, keadaan finansial kami belum stabil, hampir kekurangan malah. Jadi waktu udah lumayan ada sisa uang begini, aku kadang beliin Alya mainan atau ajakin dia makan makanan kesukaan, itung-itung sebagai penebus rasa bersalahku. 

Kebetulan suami juga kerja dari rumah, jadi kami tuh kalau misal mau libur bertiga, kadang salah satu pasti ada yang ngecek kerjaan. Susah rasanya kalau harus cari waktu yang bener-bener free barengan satu sama lain. Ada sih, tapi enggak sering. Tapi karena udah terbiasa, jadi ya, hal itu bukan lagi jadi halangan. Asal bisa dibawa mobile, atau bisa saling back up mah insyaallah aman. 

Selain jalan-jalan, saat ini kami lagi gencar bikin-bikin kue di rumah. Dulu sih cuma sebatas brownies, atau kue kukus yang enggak perlu oven. Sekarang udah ada oven gini lumayan ngebantu untuk killing time, karena terbukti kami jadi bisa seharian bikin kue. Awalnya kami nyoba pizza dulu, pakai dough bikinan sendiri dan dipake tipis biar bisa kayak pizza tradisional. Eh ternyata berhasil dong! Enak lagi. Terus kami bikin-bikin lagi aneka kue kreasi yang bisa kalian sebut sebagai keajaiban dunia karena seorang yosa bisa melakukannya hahaha.

Kalau udah bikin bareng-bareng gini, abis itu biasanya kami ngumpul di depan TV sambil cerita-cerita. Kadang godain Alya dan nanyain gimana kesehariannya, maklum jawabannya paling ngaco dan sering bikin kami ketawa. Atau kalau enggak, sambil nonton film animasi, yang pastinya bikin Alya bertanya sepanjang film-nya. Jadi mikir juga nih, emang lebih baik nonton film di rumah daripada di bioskop, karena kebayang cerewetnya Alya gimana apalagi kalau bosen di dalam. Wah, bisa-bisa tiket hangus sia-sia! 

Well, jadi relate dengan fase dilarang mudik yang tentunya banyak menuai pro dan kontra. Aku salah satu yang setuju karena aku enggak mau COVID-19 ini berlarut-larut. Sekarang mentang-mentang udah banyak yang di-vaksin jadi banyak yang nyepelein. Iya kalau pas kita terpapar selalu mild symptom kayak yang aku alami, lah kalau enggak? Kebukti loh kasus di India nge-peak sampai tidak terbendung lagi. Apalagi virus ini bermutasi jadi lebih horror lagi. Aku enggak mau terpapar yang kedua kali. Aku juga pengen menjaga kesehatan orang-orang di sekitarku, karena aku yakin, jarak udah bukan alasan untuk kita selalu dekat. Kalau bisa dihindari kenapa tidak. 

Manusia itu pada hakikatnya selalu berproses, belajar, dan beradaptasi. Saat ini kalau enggak saking kepepetnya ya aku enggak keluar rumah dulu. Sebelum-sebelumnya kalau keluar rumah, aku selalu ikuti anjuran Protkes dan serba hati-hati. Beberapa kali nongkrong di luar dengan melihat sikon dan hanya bertiga aja, atau pernah sesekali camping bareng temen-temen sekantor dengan peraturan yang udah ditetapkan. 

Melihat kasus covid-19 yang makin naik lagi, bikin kami mengalah dulu sama keadaan. Prinsip 3M + hindari kerumunan are still the best. Jadi, kami sedang dibetah-betahin di rumah, pokoknya gimana caranya biar tiap hari ada jeda buat bahagia. Holiday enggak holiday, kewarasan adalah yang utama. Mungkin belum bisa kemana-mana lagi, tapi kami yakin ini lebih baik untuk kehidupan nanti.

P.S: Fotonya pakai suasana pantai, supaya kerasa seger aja haha. Kangen sih, tapi ya sudah enggak apa-apa. Kita ciptakan suasana yang nyaman di rumah saja.


#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 18
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ngomongin soal masak, aku tuh dari dulu sering dianggap enggak bisa masak. Jadi misalnya nih, ada kesempatan masak bareng temen-temen gitu, dari segala bentuk rupa temenku pasti tandang gawenya di dapur, sedangkan aku lebih dipercaya untuk urusan resik-resik alias cuci piring sak dabreg kere! Tenang, aku enggak sakit hati, karena ya emang diantara mereka, aku paling B aja kalau urusan masak. Bisa sih bisa, tapi ya mending masak buat diri sendiri aja hahaha.

Nah, waktu kerja, strataku mendadak berubah. Mungkin karena banyakan temen cowok, jadi mereka mikirnya aku lebih bisa diandalkan di dapur. Terbukti dari yang cuma bagian cuci cuci aja, naik kelas jadi.... NGUPAS BAWANG. Enggak apa-apa, aku terima! Pokoknya mah, aku enggak pernah nolak karena abisnya kan makan enak. Apalagi di kantor dulu, ada salah satu kameramen tapi jago masak, bahkan pernah kursus Chef. So... deal lah ya.

Saking seringnya masak-masak, aku pun jadi tertarik buat masak sendiri yang lebih proper. Kalau yang biasanya cuma bisa masak semur telor, sop, sayur bayam alias yang gampang-gampang, aku mau yang lebih susah lagi macam opor ayam, atau sambal goreng hati! Sini mah aku ladeni. Karena ternyata, ketika duitku mepet, memasak lah yang jadi solusi. Dan aku baru menyadari, bahwa memasak ada basic survival skill yang emang harusnya tiap orang bisa, tanpa terbatas gender!


Move to udah punya keluarga, ternyata aku punya Suami yang jago masak juga hahaha. Antara enak sama tertekan karena banyak cibiran sih sebenernya. Aku tahu Mas Didit bisa masak emang sejak pacaran, tapi ya pas pacaran enggak sesering aku. Baru ketika nikah, dan kami sering bagi tugas, aku baru nyadar kalau dia pinter eksperimen dan masakannya lebih enak ketimbang masakanku hehoooo hallo! Mulai dari japanese food, bikin pisang ijo makasar, donat kentang, puding, sampai western food. Kurang apa coba!

Makanya, kadang aku enggak mau kalah harus bisa masak enak juga, dengan alasan supaya orang lain tuh tahu kalau aku juga berusaha masak, enggak ongkang-ongkang you know! Apakah ada yang sama? Sini kita pelukan dulu. Jengkel tahu lama-lama dinyinyirin terus T.T

Tapi, sebagai wonder women, kita enggak boleh sedih berlarut-larut. Zaman modern gini semua serba dimudahkan, dan kita bisa memilih apa yang kita suka. Soal masak, gampang! Kita bisa contek resep yang tersebar di beberapa media, baik blog, maupun sosial media. Yes, enggak perlu pusing, tinggal praktekkin. Nah, akun apa aja yang aku ikutin dan sempet praktekkin beberapa resepnya? Ini dia!

1. JUST TRY AND TASTE
Akun ini milik Endang Indriani yang sudah sejak 2010 menjadi blogger. Foto-fotonya bagus, karena dia juga pakai kamera semi profesional. Gaya bahasanya ringan, mudah dimengerti, dan resep masakannya pun beragam. Dari nastar, kaastengel, cake, nugget, mashed potatoes, sampai yang terbaru ini: pepes ayam kampung! 

Baca blog maupun akun instagramnya Mbak Endang ini berasa kayak kita tuh dikasih visual secara rinci step by step-nya, tapi juga sambil cerita-cerita, jadi kalau dijadiin sebuah program TV bakal enggak boring! Oh lupa, Just Try and Taste juga sudah menelurkan book series, yang bisa juga dibeli via app store. 

2. YACKIKUKA
Satu ini berbeda, identik dengan fun dan lebih ke masakan yang gampil seperti memanfaatkan bahan di sekitar. Yackikuka lebih sering bikin video pendek, yang ringkas dan gampang diingat. Dia juga punya akun youtube serta hits pakai Tik Tok. Pokoknya kalau udah mentok bingung mau masak apa, enggak pakai ribet, langsung cek akunnya deh, dijamin langsung banyak pilihan yang bisa kita praktekkin langsung.

3. DIAH DIDI
Pernah meraih Best Food Blogger di tahun 2015, aku justru tahu Mbak Diah Didi dari temenku di Semarang. Temenku itu bilang kalau Mbak Diah Didi sampai di-endorse sebuah merek tepung, padahal awalnya cuma menulis hobby masaknya. Tapi aku lihat Mbak Diah ini juga sering ikut lomba kok. Jadi juga enggak main-main pastinya. 

Berbeda dengan 2 akun yang aku sebutin di atas, Mbak Diah Didi kalau nulis cenderung ringkas dan apa adanya. Jadi kalau baca dan lihat blog-nya, kita kayak langsung dibimbing masak tanpa harus bertele-tele. Ibaratnya, Mbak Diah Didi ini senior atau Mbak kita deh, tapi justru di situ kita ngerasa deket.

***
Sebenernya masih buanyak lagi akun resep masakan lain yang tentunya tak kalah menarik, tapi kalau yang paling sering aku lihat ya cuma 3 itu tadi. Kalau kebanyakan dapat resep masakan dari mana-mana, aku malah pusing. Mau ngikutin yang mana gitu. Pun ketiga akun di atas resepnya enak-enak kok! Jadi ya... udah lah ya, manut ketiga itu aja wkwkwk.

Nah, sekarang aku enggak perlu khawatir lagi soal masak memasak. Kamu minta apa, sim salabim sambil nyontek resep masakan mereka, niscahya jadi deh! Toh memasak itu gampang asal kita ada niatan dan keberanian eksperimen. Enggak perlu diambil pusing karena aku percaya selera tiap orang berbeda. Ya kan ya!



#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 17
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pandemi emang bikin banyak rencana buyar. Yang tadinya udah bikin planning macem-macem dan mantep yaqueen bahwa 1 tahun ke depan semua resolusi bakal tercapai, ternyata bisa dibalik hanya sekejap saja, seakan bilang: EMANGNYA SEGAMPANG ITU KISANAK? Nih cobyaan besar biar kamu enggak sombong!

Well, pahit emang, tapi kan hakikat hidup manusia adalah bertahan. Dikasih cobaan gini awalnya kerasa beban, cuma ya gimana caranya kita bisa segera mencari solusi biar semua tetap normal, waras, dan berjalan dengan lancar. Mungkin jalannya enggak mulus lagi, terkesan lebih lambat, tapi tetap harus gas kenceng jangan kasih kendor, atau kita kalah sebelum di medan pertempuran.

Proses berjuang di tengah Covid-19 ini enggak segampang dan semudah yang dipikirkan. Walaupun kalau urusan kerjaan, alhamdulillah lancar dan justru melejit bak roket ke bulan. Aku agak enggak nyangka juga bakalan ada hikmah di balik pandemi. Yang tadinya enggak expect ke kerjaan animasi, sekarang jadi kenal banyak lini dan bikin naskah sampai berepisode-episode. Otomatis portofolio naskahku makin banyak, dan namaku makin dikenal. Aku seneng, di balik banyak perjuangan di tengah pandemi ini, Allah tetep ngasih aku kesempatan untuk tetap berkarya dan dapetin penghasilan.

Aku belajar banyak soal cara bertahan mulai dari gimana caranya memenuhi kebutuhan, maupun belajar produktif dengan segala keterbatasan. Secara teknis sih bisa, semacam beradaptasi dengan kondisi di rumah aja, dan banyakan nguplek apapun yang berhubungan sama rumah biar kelihatan lebih fresh. Serunya, aku belajar juga soal bercocok tanam, di mana pada akhirnya aku sudi menyiram tanaman tiap hari, ngasih pupuk, sampai belajar repotting. Mungkin buat kalian, ini adalah hal yang biasa, tapi buatku yang tadinya nyentuh tanaman aja bakal layu, hal ini tentunya bikin aku amazed dan gila yah, aku keren juga woy! Hahah.


Suka sama beberapa jenis tanaman ini awalnya dimulai dari tetangga yang iseng jualan. Yah, namanya juga iseng, jadinya ya jualan enggak ngarep banyak laba. Kebetulan waktu itu, aku lagi beres-beres rumah, dan punya angan-angan rombak gudang jadi tempat yang lebih bermanfaat. Kasihan euy gelap-gelap, bayangin di gudang pengan itu bakalan banyak hewan yang bikin rumah tampak berantakan. Terus, aku beli satu dua tanaman sambil nata-nata rumah dan mikir gimana caranya supaya rumah jadi lebih fresh dan longgar. Aku milih aglonema dan janda bolong karena konon paling gampang dirawat. Enggak perlu repot nanem-nanem, belinya udah sekalian pot dan daunnya udah mekar gedhay gedhay. Harganya beneran murah, dan ketika aku taruh di beberapa spot di rumah, wow, ternyataaaa bagus jugaaaa kenapa enggak dari dulu T.T

Lama-lama, tiap tetanggaku ngepost soal taneman, langsung aku samber. Mulai dari sirih belanda, kaktus, sampai little monstera. Nagih juga ternyata ahaha. Waktu itu sih mikirnya, ketimbang aku beli jajan, foya-foya, mending buat beli tanaman dan aku rawat supaya rumahku lebih hidup. Aku jadi inget kata-kata temenku, dia cerita soal rezeki yang bisa kita bangun dari rumah, yaitu merawat makhluk hidup kayak hewan peliharaan atau tanaman. Karena di situlah hal-hal kecil bisa aku bagi. Kayak gimana aku memperlakukan tanaman, menyiramnya, memupuknya, mencacahnya supaya lebih banyak, bikin bumi juga ikutan sehat dan bisa nafas dengan lebih lega.

At the same time, aku juga ngerasain sih rezeki selalu datang dengan tepat waktu. Ketika aku butuh, aku ada. Bahkan yang dadakan sekalipun. Agak non sense, tapi aku percaya.


Merawat tanaman kayak gini bikin aku makin menghargai sesuatu, bahwa kebahagiaan bisa kita ciptakan dengan sikap berbagi. Ngelihat mereka tumbuh subur tuh, rasanya bangga dan seneng karena apa yang kita rawat, bisa berkembang dengan pesat. Ya sama sih, kayak kita merawat hubungan persaudaraan, pertemanan, atau pekerjaan. Kalau kita merawatnya dengan baik, jatuhnya ya baik. Kalau kita buruk, ya bisa rusak perlahan dan enggak bisa dipertahankan. Sama deh, kayak kehidupan. Kan apa yang kita raih, sejatinya sebuah refleksi dari sikap kita terhadap sesama. Aku percaya, dari hobby kecil ini, aku bisa belajar suatu hal yang baru: What you do is what you get. Sebab akibat itu ada dan nyata :)


#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 16
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pernah enggak, kamu ngerasa kurang mendalami suatu hal, lalu kamu kejar mati-matian di umur yang sudah engga muda lagi? Aku sering, salah satunya yaitu belajar bahasa lain selain bahasa Ibu: bahasa Indonesia. 

Layaknya anak sekolah era 90-an, aku dapat pelajaran bahasa inggris mulai SMP. Saat itu aku ngerasa keren dan excited banget karena it was like something new. Bahasa Inggris membuatku lebih melek dunia dan lebih berani dalam bercita-cita. Kalau yang tadinya aku cuma pengen jadi orang sukses tanpa bisa mendeskripsikan sukses itu gimana, ketika aku belajar bahasa inggris, aku jadi lebih percaya diri bisa bermanfaat bagi orang sekitar bahkan negara. Aku pengen punya wawasan luas. Aku pengen punya banyak pengalaman. Aku pengen punya karya yang bisa sampai message-nya ke orang banyak. Pengenku jadi banyak dan bikin aku lebih bersemangat. Alhasil dari SMP ke SMA, bahasa inggrisku sudah cukup lumayan dan di atas rata-rata dibanding temen-temen sekelas. Namun waktu kuliah, bahasa inggris ini enggan banyak kepake karena lebih fokus ke penjurusan di bidang televisi dan film.

Long story short, bahasa inggrisku cenderung pasif. Cuma bisa conversation dasar, sampai akhirnya aku pacaran sama Mas Didit dan tahu bahwa dia cukup fasih baca tulis pakai bahasa inggris. Katanya, waktu sekolah sampe sering dibilang bahasa keduanya karena saking antusiasnya dia ngomong pakai bahasa inggris. Belajarnya cuma dari lagu dan film. Dia banyak niruin aksen dan always listening native speaker ngomong. Bahasa ini kemudian mengantarkannya pada kerjaan yang hingga saat ini ditekuninya: menjadi desainer dan ilustrator lintas negara. O yeaaah aku banggaaa! Haha.

Aku banyak belajar dari suamiku dan sempet beberapa kali les biar grammar maupun conversation-ku enggak tumpul. Paling enggak kalau ada yang ngomong pakai bahasa inggris, aku enggak pusing. Bisa mudeng dan komunikasi dua arah tuh udah paling the best sih. Karena pada kenyataannya, mostly di circle-ku sangat jarang yang bisa bahasa inggris dengan fasih. Padahal semua element di kamera sampai lighting dan istilah-istilah dunia film, banyakan pakai bahasa inggris loh. Tapi mbuh mengapa temen-temenku ini kalau nulis brief jadinya breaf, nulis viral jadinya firal, nulis revisi jatuhnya refisi. Parah deh pokoknya.

Jadi, aku sadar diri aja supaya paling enggak bisa jadi garda depan ketika temen-temenku tadi berhadapan dengan orang asing. Wes pokoke pede aja dulu ketimbang enggak bisa-bisa. Dan tahu gimana progressnya? Yak, aku disuruh translate dari bahasa indonesia ke bahasa inggris pada beberapa project. Panik enggak panik enggak? Panik lah masa enggak!


Intinya, ya sudahlah, bahasa inggris-ku ternyata bisa kepakai juga yah. Lumayan sampai bisa dapat job, lumayan bisa balasin email-email, lumayan bisa ngobrol dan mudeng kalau ketemu orang luar. Enggak expert, belum tingkat advance, tapi ya udah lumayan lah ya. So, aku menganggap sudah cukup bisa pakai bahasa inggris. Misalpun pengen belajar bahasa lain ya berarti bukan bahasa inggris lagi, karena sekarang aku tinggal ngelancarin aja supaya aktif dan cas cis cus!

Nah, karena umurku sudah kepala 3, dan yah, kayaknya kok muluk-muluk kalau aku pengen menguasai banyak bahasa, so, aku cuma pengen menambah belajar 2 bahasa aja: Bahasa Jepang dan Bahasa Perancis. Alasannya apa, aku jabarin satu-satu ya.


1. JEPANG
Dari dulu aku sudah tertarik dengan budaya Jepang. Entah kondisi geografisnya, adat istiadat, desain rumah, lifestyle, sampai art-nya. Jepang ini unik banget. Di sana cowok pakai baju warna gonjreng dengan dominasi tokoh kartun tuh enggak masalah. Sekalinya di sini dicap aneh dan enggak maskulin. Padahal mah maskulin enggak bisa diukur dengan brewok atau selera warna orang kan huhu.

Oh iya, aku juga suka sama industri audio visual di Jepang. Rata-rata program TV-nya colorful, identik dengan banyak Host, banyak elemen, dan lucunya, di sana enggak peduli mau cantik atau ganteng, semua bisa masuk TV. Maklumlah, kalau di Indonesia, cantik identik dengan siapa kalau bukan dengan Luna Maya dan Dian Sastro. Selain itu kebanyakan jadi lucu-lucuan. Enggk ganteng enggak cantik seringnya dijadiin bahan becandaan.

Selain itu, kata Suamiku, orang jepang kalau menyajikan visual suatu masakan, pasti all out. Gambarnya tampak sangat enak, sangat lezat, dan identik dengan asap yang mengepul di atas makanan which means masakan ini siap saji dan baru mateng. Mostly adegan penyajian makanan di Jepang seperti itu, bahkan di animasi sekalipun. Kalian tahu kan studio Ghibli? Sebuah studio fil animasi di Tokyo, Jepang yang film animenya mengandung unsur-unsur provokatif, imajinatif, serta emosional. Coba deh kalian lihat cara mereka merepresentasikan makanan, pasti kelihatan hidup dan wah lezat sekali! Itu yang aku suka dari budaya Jepang. Makanya, aku pengen belajar budaya Jepang termasuk bahasanya. Karena pengen suatu saat ke sana, ajak Alya dan menikmati kehidupan di sana selama beberapa hari. Pengen membaur dengan orang-orangnya, bisa beli makanan di supermarket, dan bisa naik Kaisoku. Kebetulan juga suami dan Alya juga sama excited-nya dengan budaya Jepang, so yeah, why not gitu kan.

2. PERANCIS
Yang ini impian zaman kuliah sebetulnya. Karena dulu pas kuliah di Jogja, saking seringnya sekedar nongkrong atau ngikutin event di LIP (Lembaga Indonesia Perancis) daerah Sagan, yang sekarang lebih terkenal IFI (Institut Français Indonesia). Di LIP aku sering banget nonton sinema perancis, dan kebudayaan lain yang membuatku cukup amazed. Gerakan Sinema Perancis awalnya digagas oleh sekelompok sutradara film muda di sana, pada era 50-an sampai 60-an. Gerakan ini dikenal dengan sebutan Nouvelle Vague, yang mengedepankan realita kehidupan sehari-hari di Italia, supaya bisa menebus dosa besar rezim fasis yang menolak potret Italia yang sesungguhnya. Sinema Italia sebelumnya yang disebut rezim Fasis di era 40-an ini, selalu punya kepentingan politik. Sedangkan di era 20-an, sinema Italia kebanyakan adalah fotokopi film-film Hollywood, dengan mayoritas drama dan protagonis dari golongan kelas menengah, dengan latar bangunan mewah, atau dengan konflik yang selalu ada solusi sebagai jalan tengahnya serumit apapun masalahnya. Sinema Amerika memang cenderung menghibur dan bersifat menggoda, pada sineas tahu betul bagaimana cara menunjukkan Amerika sebagai Heaven on Earth.

Singkatnya, Sinema Perancis tumbuh kuat dan inovatif dan banyak dikunjungi artis-artis dari seluruh Eropa dan Dunia.... TERMASUK SAYA! HAHAHA. Enggak ding, becanda. Intinya, aku pun pengen berkunjung ke Perancis mengunjungi Eiffle, Museum Louvre, sampai Disneyland! Semua ada!

Salah satu cara untuk bisa berkunjung ke sana, sekali lagi, aku ngerasa kudu mudeng bahasanya. Ya paling enggak vocabulary-nya lumayan dan spelling-nya enggak salah wae aku udah bangga. Deg-degan juga ini nulis pengen ke sana, karena kenyataannya, aku susah banget ngomong dengan suara sengau dan inget cara bacanya. Hahaha. Well, aku harap ini enggak menyurutkan langkahku buat punya impian ke Perancis sih. 

***
Menulis angan-angan soal bahasa, menurutku lebih enak sedikit karena lebih gampang terealisasikan. Lha wong yang bahasa inggris aja belum bener-bener kepake gitu, kok mau yang berlebihan. Inget umur juga mengingat lebih banyak goals lain yang belum tercapai. I'm sure that one day I can go to these countries for real. Enggak tahu kapan tepatnya, mengingat pandemi belum juga usai. Tapi insyallah yakin dulu deh. Kita udah berusaha dan berdoa, semoga Allah mengabulkan doa kita. Aaamiiiin.

#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 15
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Pembaca blog-ku pasti udah tau dong ya, kalau aku sempet ngalamin up and down beberapa kali, (Eaaa pembaca... pede banget qaqa). E tapi beneran loh, butuh proses yang cukup panjang hingga aku bisa kayak sekarang. Mulai dari masa kecil yang enggak asyik, tumbuh remaja dengan lingkungan toxic, sampai kerjapun sering dibilang enggak bonafit. Seserem itu cobaannya, tapi alhamdulillah aku justru malah makin sekel dan kuat tahan banting ditempa berbagai masalah. Pernah sih sampe insecure dan terpuruk sendirian karena ngerasa enggak punya temen berbagi, cuma itu enggak lama. Dari dulu tiap punya masalah, pelarian terbaikku adalah: bekerja dan fokus ke tujuan utama. 

Aku bahkan inget kok, saat itu aku cuma pengen satu: meraih kebebebasan. Lulus kuliah, kerja, bebas dapetin apa yang aku suka.


Pada prakteknya, masalah justru makin banyaksetelah kerja. Senggol bacok dunia kerja pun sempet aku alami hingga akhirnya aku memutuskan jadi freelancer aja deh setelah 4 tahun mengabdi. Tiap step hidup aku namain fase. Tiap fase tersebut punya titik baliknya sendiri-sendiri. Terbukti setelah nikah dan punya anak, jadi freelancer ternyata enggak semulus yang dibayangkan. Rasanya, saat itu siapa sih yang percaya aku bisa nulis naskah? Orang-orang mah percayanya aku terbiasa dengan jabatan Line Producer, yang mana aku biasa handle banyak orang, banyak masalah, dan me-manage jalannya syuting sampai kelar. Permasalahannya, abis lahiran caesar aku enggak bisa banyak gerak, aku juga kena mastitis, aku bahkan baby blues dan mengalami post partum depresion. Hal-hal ini memberatkanku untuk kembali kerja di lapangan sebagaimana biasanya. 

Lalu akhirnya aku berdoa kepada Tuhan dengan pasrah: "Ya Allah, aku ingin bekerja lagi untuk membantu kebutuhan rumah tangga, but on the other hand,I wanna see my daughter grow up as we grow older". Panjang, tapi aku yakin, Tuhan selalu mengerti apa usaha dan kebutuhan hambaNya. And then, 6 tahun berselang, now you can see me as a scriptwriter and also you can see my daughter. Dia tumbuh dengan lincah, lucu, dan cerdas. Kami bertiga bisa tetap dengan kesibukan dan aktivitasnya, tapi tetap menemani Alya tumbuh besar. Alhamdulillah, doa'ku dijabah. Simple things sebetulnya, but meaningful for us. Kami enggak muluk-muluk minta ina inu, yang penting hati tentrem, ayem, dan dipenuhi kebaikan itu sudah sangat cukup. 

But, setelah satu-per satu goals-ku tercapai, biasanya aku menaruh harapan lagi setelahnya yang lebih besar. Istilahnya, kalau punya angan, aku lakukan dari yang paling bisa dijangkau dulu, biar apa? Ya biar bisa tercapai. Kalau tiba-tiba angannya sudah wow duluan, takutnya malah enggak bisa-bisa dan enggak kekejar. Nah, kalau dari kecil dulu, nanti naiknya pelan-pelan. Hal ini pun sama dengan impianku 5 tahun ke depan.

Sebelum umur 40 tahun, aku harus bisa memperoleh ketentraman hidup yang lebih realistis ketimbang sebelumnya. Kalau sebelumnya soal skill, happiness, or lifestyle, saat ini lebih ngejar semacam financial supaya aku punya pegangan. Satu hal yang kutakutkan dalam hidup: "kita sudah menua tapi belum dapat apa-apa, atau kita meninggal tapi meninggalkan beban". Aku sangat berusaha untuk menghindari hal tersebut. Makanya, yang tadinya aku oke-oke aja jadi medioker, sekarang aku maunya ngebut!

Hal-hal terpenting yang ingin aku capai dalam 5 tahun ke depan adalah:

1. BUILT MY OWN BUSINESS
Aku pernah punya usaha kecil-kecilan setelah resign dari sebuah PH: jualan masker dan lulur organik. Sempet laris juga di pasaran circa 2012-2015, padahal promonya cuma lewat twitter dan temen-temen. Saat itu jadi freelancer di dunia persyutingan belum segencar sekarang, dan bikin aku cuma mengandalkan jualan. To be honest, dapat uang dari usaha yang enggak terduga itu happy juga loh. Aku sampe heran kenapa duitnya bisa melebihi gajian bulanan waktu aku jadi pegawai. Disamping itu, aku enggak pressure-pressure amat ngerjainnya. Walaupun capek bikin lulur dan masker, belum bungkusin, desain dan cetak packaging, belum nyatet orderan sampai ngirim, semua aku lakukan sendiri, tapi beneran enggak kerasa stress! Persis seperti yang Bob Sadino bilang: Setinggi apapun pangkat yang dimiliki, Anda tetap seorang pegawai. Sekecil apapun usaha yang anda punya, Anda adalah bosnya.

Yes, dengan punya bisnis sendiri,  I have a comfort zone in my life! Ngapa-ngapain juga bisa aku kendalikan karena aku yang punya kuasa. Aku enggak punya standart apa-apa yang penting semua beres, enggak ada hutang, jujur, dan berkualitas. Makanya aku males hire-hire orang waktu itu haha. Nanti malah ribet dan enggak cocok gimana T.T

Well dari pengalaman itulah, aku pikir mulai sekarang udah harus mikirin bisnis sebagai sampingan dulu. Kecil enggak apa-apa yang penting konsisten. Sekarang bisnis skincare organik-ku itu udah kukut soalnya. Kalau dari kecil, lebih enak ngembangin. Ini lagi bahas terus sih sama suami, semoga tahun depan bisa mulai dijalankan dan bisa dijagain buat masa depan. Tentang bisnisnya apa, masih seputar jualan, tapi enggak akan aku reveal sekarang wkwk. Takutnya nanti malah enggak kejadian. So, doain aja yah.

2. BUILT MY DREAM HOUSE
Satu lagi nih yang agak bergetar tiap menyebutnya dalam doa. Aku pengen banget punya rumah yang asri, dengan lingkungan yang enak, dan bisa dijadiin ruang kerja sekalian. Kecil enggak apa-apa, minimalis juga oke, yang penting bersih, udara dan cahaya gampang masuk. Rumah ala-ala di desa gitu, tapi ya jangan jauh-jauh juga dari tetangga wkwk. Takut euy kalau pas sendirian, terus suwung di rumah. Kalau ada tetangga kan enak, kerasa aman dan nyaman.

Rumah impianku ini akan aku bangun dengan nuansa homey. Di ruang belakang juga ada sisa tanah yang akan aku gunakan sebagai tempat bercocok tanam, bisa buat barbeque-an, nongkrong, sampai bikin tenda-tenda buat anak cucu. Kira-kira gambarannya seperti ini.

Source: Pinterest

Terus aku juga pengen ruangan kerja dipisah dari ruang utama, biar kerjaanku fokus dan cepet kelar. Mungkin bisa bikin pakai mezzanine gitu, space-nya harus bersih dan rapi. Wah udah deh kalau ngomongin rumah, bisa enggak kelar ngomonginnya.

3. DRIVE MY VERY OWN CAR
Move to another goal, yang sebetulnya sifatnya additional tapi kalau bisa ya lebih baik. Jadi begini, aku tuh kasihan lihat suami sering kecapekan kalau nyetir. Apalagi sering anterin aku PP Magelang-Semarang, belum juga harus kerja dan momong Alya. Aduh, kalau bisa nyetir sendiri, udah aku jabanin! Atau kalau enggak, ya gantian. Udah makin tua, makin encok euy kalau apa-apa sendirian hehe.

Disamping itu aku juga pengen beli mobil sendiri, biar lebih enak mobilitasnya. Enggak ngrepotin siapa-siapa lagi. Lagian ini buat kebutuhan huhuhu, kalau aku nyetirnya pakai motor ya capek juga kak! Zaman muda boleh lah, touring naik motor biar keren kayak lone ranger, sudah tua mah insyaf! Inget boyok! Aku pernah soalnya. Pinjem kata-katanya Mas Pamungkas: Kalau naik motor sendirian, bisa encok sampe ke tulang-tulang! Eh gimanaaa hahaha.

4. SEEING MY DAUGHTER GROW UP AND HAPPY WITH HER LIFE'S BEST CHOICE
Aku yah, kalau udah ngomongin soal keluarga, tuh bakal paling mellow. Tahu sendiri kan, aku berusaha mendidik Alya secara baik dan bijaksana. Termasuk kerja remote itu ya biar bisa melihat perkembangan Alya dari waktu ke waktu. Dulu belum bisa apa, sekarang bisa ngapain aja, aku punya rekaman ingatannya. Seeing her grow up and happy is awesome for me! 

Saat ini, Alya udah mau SD sesuai dengan pilihan dan ketertarikannya. Dia juga udah les calistung, Taekwondo, dan udah lincah main in line skate. Aku kaget sebetulnya, mengingat dulu Alya ini agak ringkih dan punya riwayat bronkitis. Alya ternyata bisa tumbuh sehat dan kuat, which means, I don't expect but that's deeply touch my heart for sure.

Baca juga: Yeay! Alya Ikut Taekwondo!

Galak-galak gini aku tuh perhatian sama Alya. Aku seneng dia bisa memilih apa yang dia suka. Dia bisa bertanggungjawab atas apa yang menjadi pilihannya. Kalau boleh jujur, Alya ini adalah sosok impianku waktu masih kecil. Aku nge-fans berat pada anak yang aku didik dengan penuh rasa sayang ini. Alhamdulillah, aku turut bangga. Aku harap, 5 tahun mendatang, Alya akan semakin kuat dan hebat. Menjadi orang bermanfaat dan menebar kebaikan di sekelilingnya. :)


***
5 tahun emang bukan waktu yang sebentar, tapi juga bukan waktu yang lama. Aku harus menikmati prosesnya supaya enggak terasa sia-sia. Realistis aja sih, sekarang aku sudah agak tentram karena sudah mulai punya tabungan, tapi belum seberapa karena masih pengen ngejar seperti investasi biar masa tua dihabiskan dengan ketenangan. Harapanku sangat besar. Perjuanganku juga enggak main-main. Aku pengen produktif sampai akhir usia. Pengen selalu bermanfaat untuk kebaikan semua.

Kalau ada yang ngomong ngapain harapan dan cita-cita ditulis lewat sosial media atau blog, don't worry, mungkin dia belum tahu aja doa mana yang Tuhan aminkan untuk kebaikan orang. Dia enggak ngerti aja tulisan bisa sebagai healing, pengingat, dan semangat biar lebih fokus ke tujuan. :)

#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 14
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Beberapa hari ini aku mix feeling antara sedih karena enggak bisa mudik (lagi) ke Pangkalan Bun, tapi juga lega karena duit jadi bisa kepakai buat macam-macam. Awalnya faktor uang ini adalah problem utama kami sih. Ya gimana enggak, tiap kami ke Pangkalan Bun, paling enggak harus siap duit 5-15 juta, baik untuk tiket PP bertiga, makan sehari-hari, sampai harus spare duit biar pas balik Jawa masih agak bisa santai. Mungkin terdengar sedikit dan bisa dijangkau, tapi buat kami duit segitu cukup banyak euy, bisa bayar uang pangkal Alya dan bisa hidup selama berbulan-bulan.

Banyak yang bilang kalau duit bisa dicari, pun jangan perhitungan kalau udah soal orang tua, tapi kan kami masih dalam tahap berjuang. Banyak pembayaran yang belum lancar. Bukan yang ijig-ijig bisa terkumpul dengan gampang dan kerjaan bisa ditawar. Di belakang kami ini, ketika kami serius kerja cari uang, tekanan deadline bertubi-tubi datang. Kadang sampai ada loh, termin pembayaran yang nyaris kelupaan dan harus ditagih duluan. Itu belum ngomongin stress-nya revisi, atau kudu melek malam-malam karena ada problem di paska produksi padahal besok tayang. Rasanya kok enggak adil ya, ketika kita fokus kerja cari uang dan fokus buat nyenengin orang tua, jatuhnya di-judge: "kok kamu enggak perhatian sama orang tua yang telah membesarkanmu sih?" T.T ya memangnya sini foya-foya dan lupa beliau-beliau ini begitu aja?

In my very humble opinion: jarak bukan ukuran kedekatan kita. Mertuaku emang jauh, tapi kami hampir tiap hari chatting dan tanya kabar mereka. Beban bener deh, ketika jauh gini dan enggak bisa bantu apa-apa. But little did I know, rasa sayang tidak bisa diukur dari seberapa kita memberi mereka dengan sesuatu. Karena faktanya, ada hal-hal kecil lain yang mereka butuhkan seperti perhatian, proses berjuang biar mereka bangga, dan proses mandiri yang sebenar-benarnya. 


Namun tampaknya enggak mudah bagiku yang kalau udah kepikiran gini, ngapa-ngapain sering gampang ke-distract. Akhir-akhir ini bahkan sering mellow sendiri, mikir kalau emang udah 2 tahun enggak ngerayain lebaran bareng. Sedih banget nget nget! Mereka emang mertuaku, tapi udah seperti orang tuaku sendiri, fyi.

Beberapa kali ngobrol sama Suami, yang pastinya aku tahu dia lebih kangen dan lebih pengen mudik ketimbang aku sama Alya. Kami bertiga sampai bikin planning macem-macem, dan berpikir cepat gimana solusinya. Mertua sebetulnya enggak apa-apa, but sometimes juga mengharap karena it's so natural, ya gimana sih wong anaknya jauh.

Suddenly 2 hari yang lalu diumumin kalau enggak boleh mudik dari tanggal 22 April - 24 Mei dengan beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku. Kalau pun mau pulang Pangkalan Bun berarti opsinya setelah tanggal yang ditetapkan tersebut. Which is, kemungkinannya juga kecil karena aku kan sekarang kerja kantoran. Well, akhirnya kami memutuskan supaya fokus pada kerjaan dan goals kita buat nyenengin orang tua. Yaps, kami berusaha supaya tetap bergerak, kembali ke rutinitas, dan lebih giat mengejar cita-cita. Biarlah proses perjuangan ini enggak kami tampakkan, enggak kami jadikan beban, biar yang lain juga ikut senang. Kan semua orang punya peHidud
So, aku paham sih, kenapa orang mengira kami ini always happy bertiga. Always 'kayak enggak ada beban'. Always cuek dan tetep punya pendirian. Di bawah ini, aku kasih tahu ke kalian, apa aja yang aku lakukan supaya tetap happy dan pikiran fokus ke tujuan yah. Agak deep, because somehow aku se-mellow ini, but trust me, these things are very important to our life.

1. TETAP MENYIBUKKAN DIRI DENGAN PEKERJAAN 
Aku adalah orang yang percaya that everyone has their own pain, yang mungkin enggak ditunjukkinnya. Jadi, kalimat ini sangat manjur biar aku tetap semangat dan kembali melanjutkan kerjaan. Kalau kita cuma ngandelin depresi dan capek hati, rasanya kok sia-sia doang. Hidup bukan cuma menunggu, tapi juga perlu usaha dan waktu. Kalau kita sibuk dengan proses, biasanya hasil yang kita peroleh justru bukan lagi goals kita melainkan letak bersyukur apapun hasilnya.

Contohnya ketika aku belum bisa meraih impianku bikin film layar lebar. Bayanganku ketika memutuskan menjadi penulis naskah, aku akan bergulat pada skenario drama, thriller, atau dokumenter. Waktu itu aku sampai enggak tahu malu, pokoknya asal ketemu temen lama atau kenalan di bidang audio visual, aku dengan percaya diri bilang: "kalau butuh scriptwriter aku sia". Padahal kenyataannya, aku juga masih belajar.

Dalam prosesnya, ternyata enggak semudah yang dibayangkan. Aku banyak dapat kerjaannya ya lewat media televisi. Film pendek dan dokumenter bisa dihitung dengan jari, alias kalau mau dapat kerjaan layar lebar pastinya bakal lebih sulit. Nah, di pertengahan proses inilah aku juga dilirik oleh beberapa pelaku animasi di Indonesia. Padahal kalau dipikir-pikir, pengalamanku di bidang animasi juga enggak banyak. Dulu cuma pernah gabung di studio animasi, yang mana ini hasil kerja sama production house tempatku bernaung dengan salah satu investor besar di Indonesia. Jadi ya, bisa dibilang aku di-hire karena aku di situ duluan.

Menerima tawaran animasi itu sempet bikin aku pesimis, tapi dalam hati bangga juga. Kan enggak banyak penulis yang konsen di animasi. Untuk itulah aku mulai berpikir bahwa, wah jangan-jangan ini emang jalan lain yang Tuhan pilihkan buatku, mengingat aku sangat menikmati proses bikin animasi. Someday ketika aku emang enggak bisa meraih jalanku buat nulis skenario film layar lebar, paling enggak aku bisa melalui another way yang enggak kalah kerennya. Aku harap aku bisa dipertimbangkan di industri animasi Indonesia. 

So, menyibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat seperti ini, it sure makes me very happy. Aku sibuk dengan caraku sendiri untuk mengembangkan diri :)

2. MENDAPAT SUPPORT DARI ORANG-ORANG SEKITAR
Hal yang enggak kalah penting agar bisa bikin kita happy adalah, fokus ke support orang-orang di sekitar kita, ketimbang mikirin yang enggak suka sama kita. Pernah denger kan quotes yang terkenal: I don’t have time to worry about who doesn’t like me. I’m too busy loving the people who love me?

Ini tuh bener banget! Behubungan sama skala prioritas. Karena ketika kita punya skala prioritas, otomatis kita akan menaruh sesuatu yang paling urgent untuk diletakkan paling atas. Nah, semakin banyak yang bisa kita lakukan, pastinya membuat kita lupa dengan hal-hal yang enggak perlu. Contohnya ya omongan netizen yang menyakitkan. Boleh lah sesekali buat saran, tapi kalau keterlaluan ya buat apa dipikirin? Ngabisin energi doang ya kan?

Saat ini aku jauh lebih seneng karena punya circle yang nyaman. Mereka adalah keluarga kecilku, dan temen-temen di sekitarku. Mereka memberikanku kebebasan untuk menentukan pilihan, dan enggak maksa jadi apa yang mereka mau. Aku ya aku, bukan yang lain. Misal ada sifatku yang kurang baik, pastinya mereka akan menegurku dengan cara yang halus sehingga aku sadar diri untuk berubah lebih baik lagi.

Support mereka adalah something precious yang enggak ada duanya. Aku sangat paham kalau keluargaku sudah ambyar, mama papa cerai, dan hingga saat ini enggak baik-baik aja. Jadi, aku harus memperbaikinya lewat orang-orang yang aku pilih untuk senantiasa menemani proses perjuangan. Alhamdulillah now it feels better and better.

3. KEBEBASAN MENENTUKAN PILIHAN YANG BAIK
Ngerasa lama enggak bisa menentukan sesuatu dari dalam hati, setelah menikah ini aku bisa lebih berekspresi. Seperti yang sering aku ceritain kalau suami dan anakku support banget soal pilihanku, seperti karir, yang mana akan berpengaruh pada kewarasan hidupku. Mereka sama sekali enggak membatasi aku untuk berkarya lebih baik lagi. Tapi tentunya didukung dengan aku yang harus sadar dan tahu diri, hal mana yang harus dihindari.

Ternyata, ketika aku diberi kebebasan untuk memilih, justru aku mendapatkan diriku lebih baik lagi. Aku mampu bertanggungjawab atas karirku, dan aku bisa bangga terhadap diriku. Makanya, aku juga memberlakukan hal ini kepada Alya sejak kecil, because I realized she was not me and she carries herself. Aku enggak boleh maksain kehendakku agar Alya bisa sama dengan pikiranku. 

4. BERUSAHA SUPAYA CASHFLOW LANCAR
Another thing yang enggak kalah penting. Termin bayaran boleh lah sesekali terlambat, atau pernah juga enggak dibayar dengan alasan lupa, bikin aku malas nagih eiym! Tapi satu hal yang bikin kita masih bisa haha hihi dan enggak stress berlebihan: CASHFLOW RUMAH TANGGA AMAN LANCAR.

Pokoknya asal masih ada pemasukan rutin tiap bulan dari lubang lain, insyaallah kami chill mah! Mulai dari listrik, asuransi, air, tagihan internet, beras, sembako, urusan Alya sekolah, include jajan syantik dan skincare semua tercukupi, ya wes mau apa lagi. Penganuh paham secukupnya, sudah bener-bener cukup. Jadi yaaah, kadang nyadar juga ini kenapa orang cenderung 'nyepelein' pembayaranku, karena aku bener-bener se-santai ini huhuhu. Serba salah emang.

5. LAKUKAN HOBBY DI SELA-SELA KEGIATAN
I am standing on the sidelines of my life. Kalau prioritas utamaku udah kukerjakan, pasti aku akan menyempatkan diri merawat hobby. Emangnya hobbymu apa? Simpe sist! Masak enak, traveling sampai bersih-bersih dan merawat rumah for real. Yes, hobby-nya enggak aneh-aneh kan? Ada sih yang lebih susah kayak nge-band, atau naik motor cowok sendirian, tapi kan lagi enggak mungkin.

Aku melakukan hobby-ku ketika aku buntu. Yang paling sepele kayak beres-beres rumah sampai bagian yang jarang disentuh. Aku bukan OCD sebenernya, tapi kalau tahu rumah udah beres, rapi, wangi, dan kinclong tuh rasanya lega. Enggak engap. Terus kalau udah bersih gitu, mood pun ikutan membaik jadi nyaman untuk bekerja.

6. FAMILY TIME
Buat aku yang walaupun tiap hari bertiga, the real family time itu waktu kami bertiga bisa kruntelan tanpa harus bawa gadget dan ngobrol paling dalam. Terlebih ke Alya, kami sering nanya gimana hari-harinya, ada yang bikin sebel enggak, sampai apa yang bikin dia bahagia. Alya paling seneng nih kalau udah gini. Apalagi ngumpul di depan TV sambil bawa kasur dan ngemil bareng. Sederhana sih, tapi rasanya woooh bakal memorable.

7. ME TIME
Agak mirip dengan hobby, tapi satu ini aku kategorikan untuk bagian merawat diri. Identik sama makeup, skincare-an atau yang berhubungan dengan kecantikan. Maklum udah kepala 3, kalau tubuh enggak dirawat bakal cepet mengalami penuaan. Dulu waktu masih gadis sih seringnya ke salon/ spa, sekarang cukup di rumah aja, atau misal parah-parah pas capek, tinggal panggil tukang pijet ke rumah sudah paling bener. 

Kalau ke salon paling banter potong sama creambath, itu plus ngajak Alya karena Alya juga sudah mulai suka haha. Cuma berhubung lagi agak ngirit, jadinya perawatan dengan budget minim. Yang penting masih bisa ngerawat diri lah, toh sekarang ini banyak banget produk perawatan yang lebih terjangkau dan variatif. Tinggal beli online, jadi deh salon-salonan sama Alya.

***
Masih ada hal lain di samping 7 yang aku sebutin di atas. cuma 7 tersebut yang paling penting buat aku. Semua orang emang punya cara berbeda untuk mendapatkan kebahagiaannya. Standart yang kita ciptakan ya paling cocok untuk kita sendiri. Yang penting, usahakan kebahagiaan kita bisa membangun suasana yang baik untuk sekitar, bermanfaat, dan tidak merugikan siapapun. Karena kebahagiaan adalah pilihan.


#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 13
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Wahaha judulnya ngaco banget yah. Tapi beneran deh, soalnya aku sering dikira anak indie, anak senja, yang sekarang identik sama musik yang enggak biasa dan lirik yang pakai mikir. Padahal mah dulu anak indie tuh merajai. Pengamen aja sampe disuruh nyanyi Velvel Underground sama temenku saking anti mainstream-nya. 

Gap musik industri dan indie tuh emang kayak udah tertulis ya. Sampai tahun kapanpun, dengan generasi siapapun, ego orang paling tinggi biasanya masalah selera. Rasanya semua orang harus sama. Apa yang dipilihnya selalu paling keren, yang lain ketinggalan. Capek enggak sih mikirin hal yang harusnya sepele kayak gini? 

So, karena aku orangnya enggak mau ribet, aku menganggap musik itu universal. Soal selera orang kan sendiri-sendiri. Nanti seleranya pun bisa berganti seiring pengalaman dan kondisi. Maka, sampai detik ini aku enggak pernah risau dan takut kalau aku pun sering dengerin lagu-lagu masa kini yang umum di pasaran. Dibilang norak ya biar, yang penting aku enggak merugikan. Haha. 


Di blogpost ini aku mau ngasih tahu ke kalian beberapa musik hits yang sering aku dengerin. Kadang musiknya emang terkesan wung wung wung, tapi masih masuk lah di telinga. Kadang pun kalau Alya dengerin BTS atau Blackpink, aku juga biasa. Enggak ribet, enggak maksa harus sama. Nah, ketimbang aku marah-marah terus (yah karena masa mudaku juga suram cuy), aku kasih tahu 4 lagu aja ya, yang sering aku dengerin sampai sekarang.

1. UNSTOPPABLE - SIA
Lagu ini salah satu favorit Alya. Jadi aku bikin video Tik Tok tentang perkembangan Alya main in line skate dan Tae Kwon Do, dari yang belum bisa, sampai sekarang sudah lumayan lancar, nah backsong-nya tuh pakai lagu Sia ini. Anaknya jadi seneng banget deh. Diputer terus videonya. Liriknya emang dalem sih, syarat tentang semangat yang tinggi dan sesuai motto Alya yang diajarkan gurunya: "Aku Pasti Bisa!"

2. TO THE BONE - PAMUNGKAS 
Sudah lama tahu Pamungkas, tapi sejujurnya aku bukan militannya. Ya suka sih, tapi biasa. Aku tahu lagu To The Bone sekilas sudah lama juga, cuma baru ini dengerin yang bener-bener full lagu secara berulang, dan memahami maknanya. Kata-kata yang terkenal dari Pamungkas kalau enggak salah seperti ini: "kalau makan ayam enggak bisa sampai tulang-tulangnya, tapi kalau cintaku ke kamu bisa sampai tulang-tulangnya"

Tapi Mas Pram, suami-ku sejak zaman pacaran kalau nambahin kata "to the bone" itu buat ngungkapin laper. Mas Dit selalu bilang, "yang, I'm starving to the bone". Karena kalau saking lapernya, bisa kerasa sampe tulang sumsum, Mas Pram wkwkw!

Hubungannya sama lagu ini apa? Enggak ada sih. Tapi aku suka. Sudah itu aja.

3. HEART ATTACK - DEMI LOVATO
Aku akui, ini lagu paling wung wung wung yang aku suka. Dulu sih waktu masih SMA, biasa denger beat-beat kayak gini. Cuma kan setelah aku kuliah, seleraku banyak berubah, dan entah kenapa waktu Heart Attack booming, aku langsung suka. Mungkin karena liriknya pas banget kali ya sama aku.

You make me glow
But I cover up, won't let it show
So I'm putting my defenses up
'Cause I don't wanna fall in love
If I ever did that, I think I'd have a heart attack

Ini tuh mirip pengalamanku sama Mas Didit soalnya. Waktu aku belum pacaran sama Mas Didit, aku angkuh dan enggak mau pacaran dalam waktu dekat. Aku tomboy, cenderung enggak peduli, dan males sama cinta-cintaan. Tapi begitu dideketin dan berhasil dipacarin, wow, aku langsung glow up cint! Aku beneran nyoba dandan, pakai heels, menyukai sesuai yang cantik, dan ngerasa percaya diri. Uwuwuwu! Bucin lah pokoknya.

4. HYMN FOR THE WEEKEND - COLDPLAY
Lagu terakhir ini lagu yang hits juga, karena siapa sih yang enggak kenal sama Coldplay? Aku suka Hymn For The Weekend karena dari judulnya aja aku banget hahaha. Maklum, dulu free-nya cuma pas weekend. Jadi sekalinya libur, harus ada lagu kebangsaan.

Liriknya emang syarat sama nge-drunk tapi yaudah deh, sudah kadung suka denger color musicnya. Aku enggak minum dan ngerokok, btw. Jadi ya, merayakan weekend itu bisa dengan ngapain aja, misalnya nonton film, baca buku, sampai jalan-jalan. Beda orang beda cara soalnya.

***
Oke deh, itu dia 4 lagu yang mainstream dan biasa aku dengerin. Kalau ada yang bilang, "lah kok seleramu enggak tentu sih", I don't really care. Wong selera orang kok dipaksa. Dengerin musik mainstream bukan berarti aku enggak keren kan? Masih banyak yang harus dilakukan ketimbang mikirin letak keren di mata orang. Bagiku, lebih penting punya keahlian, attitude, dan menebar kebaikan. Sampai jumpa di blog post selanjutnya yah!


#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 12
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Enggak bisa dipungkiri lagi, kerja remote di rumah itu sometimes emang idaman, tapi kalau kelamaan, jadinya beban. Apalagi saat pandemi anak juga ikutan sekolan daring. Yang tadinya udah enak atur jadwal kerja dari pagi sampai sore layaknya pekerja kantoran, meanwhile anak sekolah full day, kini semua buyar! 

Awalnya enak nih, kami bisa gantian misal pagi aku, baru siang sama suami. Tapi kerjaanku sama Suami juga yang enggak pasti jam-nya. Aku bisa buka zoom meeting malem-malem karena sistem kejar tayang, atau Suami yang kliennya dari luar negeri yang mostly balesin chat di malam hari. Bisa sih diatur, tapi ya kalau tiap hari gini badan kami remek. Tidur larut, bangun tetep pagi karena Alya sejak jam 7 sudah disodorin tugas.

Well, oleh karenanya, karena apa-apa serba bertiga, kami pun sering jenuh bareng. Mulai dari saling tegang, tapi kadang juga bisa dibecandain kalau salah satu mood-nya sedang oke. Tinggal kuat-kuatan aja mau ikut bad mood, atau justru bisa balikin suasana. Nah, kalau rumah sedang 'panas', salah satu dari kami pasti punya ide untuk melakukan sesuatu buat nge-booster mood, biar enggak jenuh di rumah terus. Apa aja emangnya? Ini dia!


1. Kuliner
Berbeda dengan sebelum pandemi, setelah pernah kena Covid-19 gini, sekarang kami cenderung memilih tempat makan yang sepi dan bener-bener menerapkan protokol kesehatan. Makanya, kalau kalian sering lihat statusku, aku seringnya makan di pagi hari atau siang hari. Kalau sore/ malam gitu jarang. Mungkin kalau lagi pengen kuliner malam hari, kami biasa bungkus bawa pulang.

Kuliner yang sering kami kunjungi berupa makanan jepang, western, atau cafe. Karena aku suka banget minum kopi. Rasanya kalau udah minum kopi tuh mood jadi hepi. Bawaannya enggak ngantuk dan bisa ngebut kerja setelahnya. Oh satu lagi, aku suka makan salad, baik sayur atau buah. A bowl of salad itu buatku semangkuk kebahagiaan. It's my comfort food, btw. Jadi kalau udah makan sayur, perutku kerasa nyaman dan enteng.

Nah, kalau Alya sukanya japanese food atau modelan fish and chips gitu, untuk minumnya enggak aneh-aneh, paling suka sama air putih. And then selera suami gimana? Ah, dia mah ngikuti aja. Mau diajak ke cafe, warung pinggiran enggak pernah ngeluh. Katanya, kebahagiaan dia adalah bisa ngelihat kami berdua seneng. Wkwkw gombal tapi kusuka haha.

2. Dengerin musik di headset kenceng-kenceng
Opsi kedua ini aku lakukan kalau lagi banyak deadline atau pas lagi bokek terus enggak bisa kemana-mana. Cukup dengerin musik via headset dengan high volume, dengerin musik favorit, woooh rasanya kayak punya dunia imajinasi sendiri deh. Waktu jadi kerasa lebih cepet dengan beat yang bikin kita sadar bahwa: "hey dudes, life won't wait yo! So keep it up!"

3. Nonton film
Kalau yang ini, masuknya hiburan, tapi juga asupan. Yes, aku perlu banyak nonton film supaya dapat bayangan visual, kaya alur cerita, sound effect, sampai action. Kalau dulu aku suka nonton bioskop, saat ini cukup nonton via laptop. Film yang aku tonton pun random, dari action, drama, thriller, horror, ataupun animasi. Fix sih, aku enggak punya genre favorit, karena ngerasa semua film itu seru dan capek bowk bikinnya haha.

4. Jalan-jalan keliling kota
Kegiatan favorit kami bertiga nih, jalan-jalan keliling kota. Enggak ngapa-ngapain, literally nyari angin saat cuaca terang. Dulu waktu Alya kecil, malah lebih sering jalan-jalan karena enggak tahu lagi mau ngapain. Waktu itu kerjaan belum se-hectic sekarang, Alya masih makan rumahan, terus belum ada tugas-tugas sekolah kayak sekarang. Jadi buat killing time, kami jalan-jalan sampai pernah ke pelosok desa, sampai Puthuk Setumbu yang waktu itu belum se-booming sekarang. Kami hiking sambil gantian gendong Alya. Sampai puncak, Alya hepi dan minta nenen langsung di sana. Beruntungnya, karena emang belum terkenal, jadinya masih sepi. Aku leluasa nenenin Alya di atas ketinggan, di tengah bentang alam hahaha. Mood bukan?

Kalau sekarang jalan-jalannya lebih ke kota-kota sambil cari cemilan. Atau kalau enggak, blusukan ke desa-desa, terus foto-foto di pinggir jalan. Kadang pagi-pagi banget, kadang kalau sore, ya sore sekalian sebelum magrib. 2 pilihan waktu tersebut syarat dengan sinar matahari yang keren buat foto-fotoan.

***
Sampai saat ini, walaupun kerja remote, tapi alhamdulillah bisa kami handle karena kami selalu berusaha menemukan kewarasan sebelum kegilaan datang. Untungnya, aku punya Suami dan Alya yang sama-sama suka sesuatu yang 'asal kompak, asal bareng', jadi ya emang lebih baik main bertiga ketimbang sendiri-sendiri. Terbukti kalau lagi sendirian di Semarang aku mellow cint!

Sekian dulu ya blog post hari ini. Pokoknya usahakan semua dibikin simple and happy. Aku pernah baca, orang tua yang cenderung humoris dan santuy, justru bikin anak ngerasa tenang dan lebih bahagia. Anak-anak akan menjadi anak yang mudah bergaul dan bisa menemukan solusinya ketika dapat masalah yang menimpa. So, that's why kami harus selalu waras dan bahagia.

#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 11
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Rasanya cukup lama juga enggak baca buku. Terakhir bisa namatin satu buku tuh rasanya sudah berbulan-bulan lalu, karena waktu pertengahan pandemi itu, aku bikin jadwal seminggu satu buku. Baru berhasil dua kali, terus lupa enggak dilanjutin dengan alasan utama: sibuk. Maklum, sekarang aku lebih memilih marathon film kalau ada waktu luang, karena aku harus dapat asupan visual. 

Namun begitu, di masa mudaku, tepatnya setelah bisa cari uang sendiri, aku cukup sering beli dan baca buku. Weekend-ku kerap ke Gramedia bareng Mas Didit, beli buku masing-masing, nanti sampe kost, baca bareng sambil ngemil dan ngopi. Nah, setelah nikah, aktivitas membaca buku sudah berkurang drastis dan sudah enggak up to date lagi. Kebanyakan baca berita, blog, atau baca jurnal untuk keperluan riset. 

Sekarang ini kalau ditanyain apa buku favoritmu, tentunya akan melihat koleksi bukuku dulu. Enggak banyak sih, cuma 1 rak, tapi itu udah berkurang mostly karena dipinjem enggak dibalikin, atau pernah suatu tempo buku kami habis dimakan rayap. So sad sebenernya, jadi untuk sekarang kami stop koleksi buku dulu, kecuali pinjam/ baca via online.


Karena aku enggak terlalu up to date, jadi inilah 5 buku favoritku, yang pastinya sudah khatam aku baca. Aku rangkum di sini yah.


1. THE NAKED TRAVELER - TRINITY
Dulu waktu masih zamannya kerja, aku jarang banget bisa traveling. Kalaupun bisa, paling yang deket-deket aja. Nah, aku tertarik baca bukunya Trinity dengan Judul The Naked Traveler yang punya banyak seri-nya. Lucunya, yang pertama aku beli bukan yang The Naked Traveler 1, melainkan yang ke 2, simply karena di Gramed adanya itu, jadi ya kenapa enggak angkut aja. 

Setelah baca yang seri kedua, aku tertarik koleksi lainnya. Tapi kebetulan, dulu ada temen yang sama-sama suka baca buku tersebut. Jadi kami memutuskan untuk membagi pembelian buku. Misal temenku itu punya yang pertama, aku punya yang kedua, nanti temenku lanjutin beli yang ketiga, aku yang keempat, dan seterusnya. Sempet jalan sampai masing-masing 1 buku lagi kami beli, dan tukeran, tapi akhirnya harus stop karena udah enggak satu kota lagi. Fiuh. Aku pun jadi kelupaan mau lanjutin beli seri tersebut karena enggak ada lagi yang enak diajak ngobrol bareng.

Well, kenapa sih seseru itu? Jadi The Naked Traveler itu ditulis oleh seorang wanita tangguh pecinta traveling bernama Trinity. Karena banyak pengalaman berwisata, awalnya Trinity cuma nulis di catatan harian. Nah karena tulisannya ringan, lucu, dan enak dibaca, temen-temennya kemudian mendorong Trinity untuk membagikannya, salah satunya lewat blog. Blog Trinity emang termasuk banyak digemari sejak awal kemunculannya tahun 2005. Akhirnya Ia punya ide untuk mencetak tulisan-tulisannya menjadi buku.

Tulisan ala Trinity itu enggak muluk-muluk, informatif tapi selalu gampang dicerna, dan ditulis runtut bikin enak dibaca. Ia juga menyisipkan celutukan lucu biar pembaca enggak boring membaca sampai ending cerita. Pokoknya selalu bikin pembacanya larut dalam perjalanan wisatanya. Kita bakal punya bayangan misal ingin mengunjungi daerah yang sudah Trinity datengin. Jadi, aku enggak heran sih, kalau buku ini sampai akhirnya dijadiin film layar lebar :)


2. THE ALCHEMIST - PAULO COELHO
Yang kedua ini sudah aku dengar sejak kuliah. Tapi waktu itu aku belum punya duit banyak untuk beli buku. Mau pinjem temenpun sungkan. Akhirnya setelah kerja, aku cari buku-buku Paulo Coelho dan langsung beli beberapa seri-nya buat balas dendam aku baca semua haha. Ternyata, memang The Alchemist yang paling bisa mengubah sudut pandangku tentang dunia.

Yang tadinya aku pesimis, enggak percaya diri, serta enggak beranian mengungkapkan sesuatu, mungkin buku inilah yang bisa bikin aku berubah. Diceritakan sebuah perjalanan gembala bernama Santiago yang sedang mencari harta karun yang selalu muncul di mimpinya. Ia ingin berkenala sampai negeri-negeri seberang. Beberapa kali bermimpi menemukan harta karun di Piramida, hingga khirnya bertemu seorang Gipsy yang membuatnya punya tekad kuat mewujudkannya.

Novel ini termasuk best seller. Alurnya enak dibaca, namun penuh simbolik yang bikin pembaca mikir apa makna di baliknya, yang ternyata selalu mengisyaratkan agar kita mengejar apa yang kita ingin dan angankan. Kisahnya sangat sederhana dan mudah sekali aku cerna. Maklum waktu itu newbie pembaca buku. Jadi yang penting aku bisa menangkap pesan dari penulis aja, aku udah merasa bangga. Sesuai pesannya yang aku inget sampai sekarang: 
“And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.”
3. DUNIA SOPHIE - JOSTEIN GAARDER
Diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Mizan tahun 1995, yang aslinya ditulis dalam bahasa Norwegia. Novel ini best seller juga dan sampai sudah diterjemahkan ke dalam 53 bahasa. Awal tertarik buku ini, again, dari temen-temen sih. Tapi lucunya, waktu skripsi dan ngekost agak jauh dari kampus, aku kenalan sama temen kost yang waktu itu masih mahasiswa baru. Dia punya buku ini donks! Langsung aku pinjem dan selalu baca di kamarnya. Jadi 1 buku tebel gitu aku habiskan berhari-hari tentunya dengan jeda. Baru setelah aku bisa beli buku sendiri, aku ulangi baca lagi karena buku ini buku filsafat, agak berat euy di kepala hahaha.

Adalah Sophie Amundsen seorang gadis remaja umur belasan tahun yang tinggal di Norwegia. Ia tinggal bersama Ibu dan hewan peliharaannya. Ayahnya bekerja berlayar dan enggak ada di alur cerita. Sophie ini gadis biasa, hingga akhirnya Ia menerima pesan di kotak posnya berisikan pertanyaan "siapa dirimu? Dari mana asalnya dunia?"

Melalui banyak pertanyaan-pertanyaan aneh inilah, Sophie kemudian bisa mengikuti materi-materi filsafat. Sampai akhirnya Ia bertemu dengan Alberto Knox, seorang filsuf berumur 50 tahun. Banyak keanehan di luar logika, namun bisa terkuak di ending cerita.

Novel ini syarat dengan pelajaran filsafat mulai dari masa Yunani sebelum Socrates sampai Jean Paul Satre. Narasi yang digunakan memakai perspektif orang ketiga, supaya pembaca bisa melihat secara utuh dari cerita dan bisa menangkap apa makna ceritanya. Bahasanya ringan, dan mudah dipahami remaja, tapi kalau buatku pribadi, aku butuh 2-3 kali baca, dan bacanya pun harus pelan karena tiap fase cerita, harus selalu diperhatikan. Anyway, buku ini juga cukup mengubahku menjadi lebih seru dan berwawasan.

4. PEREMPUAN BICARA KRETEK - ABMI HANDAYANI, DKK
Aku beli buku ini dengan alasan sepele: karena aku tidak merokok. Jadi aku harus punya perspektif lain dari perempuan yang merokok, biar aku enggak gampang nge-judge dan larut dalam stigma masyarakat bahwa perempuan merokok pasti tidak brengsek. Well, sakit ya! Tapi memang begitulah keadaannya.

Buku ini ditulis keroyokan dengan masing-masing pengalaman Abmi Handayani dengan teman-teman. Terdiri dari 4 bab: Ritus Keseharian, Tentang Perempuan di Simpang Stigma, Dalam Pusaran Arus Zaman, dan Tentang Kretek, Budaya, dan Keindonesiaan. 

Banyak pengalaman yang dibagikan ketika para perempuan ini punya keasyikan merokok. Entah itu dilihatin orang dengan raut jijik, sampai dibully. Padahal merokok itu adalah aktivitas yang bisa dilakukan oleh semua gender, bukan cuma lambang maskulinitas aja. Well, buku ini aku baca dengan seksama dan dengan mata yang terbuka. Mostly aku setuju dengan pemikiran-pemikirannya yang keren. Namun sebagai pemilik penyakit asma, dan punya anak yang punya riwayat penyakit bronkitis, aku juga pengennya bisa saling mengerti aja. Aku enggak masalah sama siapapun yang merokok, tapi para perokok, mau laki-laki atau perempuan, harusnya juga bisa ngerti kondisi orang-orang di sekitarnya. Kalau bisa, merokoklah dengan sopan, tidak untuk sok-sok-an, juga lakukan di ruangan yang telah disediakan :)

By the way, ternyata sekarang bisa baca online di sini: PEREMPUAN BICARA KRETEK


5. KITAB OMONG KOSONG - SENO GUMIRA AJIDARMA
Buku ini dibeliin suami pas di bandara, karena kami sedang nunggu pesawat saking gabutnya haha. Seno Gumira Ajidarma adalah salah satu penulis favoritku. Dulu zaman-zaman punya printer di rumah, aku selalu download pdf-nya dari nge-print sendiri beberapa buku karyanya. Maklum, ketimbang beli, lebih mahal wkwkw.

Kitab Omong Kosong punya halaman sebanyak 444, dan tebel banget! Namun berkat buku inilah SGA memenangi Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa di tahun 2005. Buku ini syarat dengan ungkapan filosofis yang mengesankan sebuah pengorbanan, Lewat legenda Ramayana dengan filsafat Yunani, kitab ini seakan ditulis oleh Togog yang merasa minder dan terasingkan karena dunia telah banyak memuja Semar. Bercerita tentang bencana persembahan kuda oleh Sri Rama dari negeri Ayodya, dengan ribuan bala tentara berkuda. Kalau biasanya Ramayana identik dengan Rama dan Sinta, SGA agak mengubah tokoh sentralnya yaitu Maneka dan Satya yang sedang mencari Kitab Omong Kosong karya Hanoman. Maneka dan Satya ini adalah rakyat biasa yang menjadi korban.

Butuh waktu yang enggak sebentar buat namatin buku yang bener-bener kayak kitab ini. Ceritanya cukup pelik dan banyak elemen buat aku yang agak-agak lemot ini. Namun di Kitab ini banyak sekali pelajaran dan kaya akan makna. Ceritanya rapat, tapi alurnya pelan. Aku suka SGA karena memang sering memasukkan unsur filosofis dan kritik sosial di dalam ceritanya.

*** 
Well, itulah top 5 buku favorit-ku yang sudah aku baca. Beberapa akan aku baca lagi, karena jujur aja ya, banyak memori di otakku ke-skip, dan bikin aku sering lupa pernah baca ini dimana ya, udah pernah baca belum ya. Jadi enggak ada salahnya lagi dibaca berulang supaya ketika kita punya pengalaman hidup yang runyam, lewat membaca, kita jadi punya perspektif lain tentang dunia. Bahwa kita enggak sendiri, dan banyak cerita dari orang lain yang sama berjuangnya.

Sampai jumpa di blog post selanjutnya!


#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 10
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Kulit berminyak kok beraninya pakai skincare dengan embel-embel GLOW? Memang boleh?

Ya boleh atuh sist. Siapa yang melarang? Enggak ada aturan baku, karena kulitmu ya hak mu. Sepengalamanku saja ya, dulu waktu belum tahu soal skincare, dan sering skip pelembap, kulitku justru makin berminyak dan gampang jerawatan. Disamping enggak ngerti cara membersihkan dengan benar, aku juga belum tahu bahwa basic skincare adalah main rules paling harus diperhatikan.

Basic skincare ini menyakup CTMP yang merupakan singkatan dari Cleansing, Toning, Moisturizer, and Protecting. Pakai yang mana dulu, diurutin mulai dari skincare pembersih, penyegar/ hydrating, pelembap, dan terakhir sunscreen sebagai proteksi kulit terhadap pengaruh buruk sinar matahari. Kalau malam, ya tinggal skip aja sunscreenya.

Nah, kalau sudah dapetin CTMP yang enak di kulit, baru kita bisa main-main layering pakai essence, serum, ampoule, AHA/BHA sampai retinol. Tapi sayangnya saat ini orang lebih fokus ke serum apa yang enak, atau retinol bisa dengan cepet enggak memperbaiki kulit. Again, padahal hasilnya enggak ada yang instan. 

Oleh karenanya, aku tuh sekarang lebih fokus ke hal-hal yang penting dulu untuk memperbaiki kulitku yang dehidrasi, oily, dan acne prone. Enggak gampang, butuh perjalanan panjang, tapi better lah dibanding ketika aku enggak merawatnya. Nah, salah satu basic yang paling penting di sini adalah MOISTURIZER. Fokus selanjutnya adalah, memilih moisturizer yang bisa match sama jenis kulitku. Produknya harus bisa menghidrasi, enggak bikin makin berminyak, dan tentunya enggak munculin jerawat.

Bertemulah aku dengan Ariul Watermelon Hydro Glow Cream di platform kecantikan tersohor yaitu Sociolla.

ARIUL WATERMELON HYDRO GLOW CREAM

Produk Ariul berasal dari negara Korea yang sejak kemunculan langsung terkenal di Indonesia. Maklum sih, pasar Indonesia itu super welcome dan gampang teriming-imingi produk kecantikan, seperti aku contohnya haha. Sebelumnya aku pernah mencoba produk Ariul berupa sheetmasknya yang punya banyak varian dan saat ini gampang ditemukan di beberapa mini market terdekat. Singkatnya, aku ngerasa cocok baik hasil maupun harga.

Baca juga: MASKERAN SELAMA SEMINGGU PAKAI ARIUL

Aku tertarik beliu Ariul Watermelon Hydro Glow Cream ini justru bukan karena embel-embel glow-nya, melainkan klaim hidrasi-nya untuk menstabilkan suhu dan kondisi kulit wajah, jadi kelembapannya bisa terjaga. Kalau kelembapan terjaga, otomatis kulit enggak mengeluarkan minyak secara berlebih. 

Airul menggunakan star ingredients yakni buah semangka yang 90% punya kandungan air. Selain itu, buah semangka emang kaya vitamin dan nutrisi dengan kandungan Lycopene di dalamnya. Lycopene juga dikenal sebagai antioksidan tinggi. sehingga bisa melembapkan, mencerahkan, juga mencegah penuaan dini. Untuk tambahan lainnya, Ariul memakai Triple Hyaluronic Acid, Sodium PCA/ NMF, Xylitol & Erythritol yang bisa menjaga elastisitas kulit serta melembapkannya sampai ke bagian dalam kulit. Dan enggak lupa, dilengkapi dengan vitamin comple yang merupakan kombinasi dari 5 vitamin buat menjaga kulit dari sinar UV.

Ketimbang bingung, kita lihat langsung semua ingredients-nya ya.

ARIUL WATERMELON HYDRO GLOW CREAM

INGREDIENTS

Water, Butylene Glycol, Glycerin, 1,2-Hexanediol, Polyglyceryl-3 Methylglucose Distearate, Caprylic/Capric Triglyceride, Hydrogenated Polydecene, Citrullus Vulgaris (Watermelon) Fruit Extract, Xylitol, Sorbitan Olivate, Pentaerythrityl Tetraethylhexanoate, Glyceryl Stearate, Erythritol, Dimethicone, C14-22 Alcohols, Cetyl Alcohol, Carbomer, PEG-240/HDI Copolymer Bis-Decyltetradeceth-20 Ether, Arginine, Cyclopentasiloxane, Sodium Acrylate/Sodium Acryloyldimethyl Taurate Copolymer, Polyisobutene, Stearyl Alcohol, C12-20 Alkyl Glucoside, Panthenol, Zea Mays (Corn) Starch, Silica, Adenosine, Xanthan Gum, Dimethiconol, Myristyl Alcohol, Sorbitan Oleate, Caprylyl/Capryl Glucoside, Lauryl Alcohol, Sodium PCA, Hyaluronic Acid, Sodium Hyaluronate, Glucose, Hydroxypropyl Methylcellulose, Maltodextrin, Ascorbic Acid, Tocopheryl Acetate, Prunella Vulgaris Extract, Fucus Vesiculosus Extract, Riboflavin, Niacinamide, Cyanocobalamin, Biotin, Disodium EDTA, Ethylhexylglycerin, CI 77492, CI 77491, Fragrance

I know Ariul segambreng ingredients ini bikin pusing kalau mau dipetain satu-satu haha. Tapi aku beri penjelasan singkat aja ya, karena aku sayang kalian semua (hello, please notice me, aku baik hati okay, LOL).

Selain kandungan yang sudah aku jabarkan pada klaim, kabar baiknya, Ariul Watermelon Hydro Glow Cream enggak mengandung alcohol yang cenderung berbahaya. Seperti Cetearyl Alcohol merupakan zat pengemulsi di dalam sebuah produk skincare supaya teksturnya jadi lebih kental. Alcohol jenis ini aman. karena diambil dari tumbuh-tumbuhan. C14-22 Alcohols juga termasuk fatty alcohols yang lembut. Nah, kalau kalian ingin tahu tipe alcohols ini cocok enggak di kulit kamu, kamu bisa test dulu di pergelangan tangan, atau tanya pada Dokter kulit yang lebih berkompeten yah.

Bahan-bahan lain yang aku notice: bold kuning punya potensi comedogenic, yang bold merah potensi fungal acne, dan yang hijau adalah fragnance yang bisa memicu alergi kalau enggak cocok.

ARIUL WATERMELON HYDRO GLOW CREAM

PACKAGING
Oh iya lupa, dari tadi belum ngomongin soal packaging ya. Mungkin terkesan biasa, tapi aku suka banget karena desainnya yang cute. Mostly informasinya berbahasa korea, dan hanya ada beberapa info singkat lewat sticker tambahan dari pihak distribusi, seperti klaim, cara pakai, tempat produksi, dan platform distribusinya siapa. Tapi buatku, ini udah cukup membantu kok, aku paham manfaat dan kegunaan produk ini.

Ariul punya box dari kertas cukup tebal berbentuk kotak. Lalu ada jar kaca yang tebal juga berisikan tekstur produk yang penuh. Ketika dibuka, setelah tutup masih ada filter supaya produk tidak beleberan kemana-mana. Beberapa orang menyayangkan enggak ada spatulanya, karena di iklannya ada, hahaha. Tapi... karena aku emang terbiasa pakai tangan buat aplikasiin, jadi ya it's not a big deal for me.

ARIUL WATERMELON HYDRO GLOW CREAM

TEXTURE AND SCENT
Untuk wanginya, menurutku enggak seperti watermelon, tapi justru kayak melon. Juicy, dan terkesan artificial, which is aku enggak terlalu suka. I mean, kalau enggak usah pakai fragnance aja gimana sih? Toh cuma buat wangi-wangi doang, yang penting kan hasilnya cocok apa enggak. Soalnya aku yakin sih, buat yang berhidung agak sensitif, wangi ini pasti termasuk yang semerbak. 

ARIUL WATERMELON HYDRO GLOW CREAM

Sedangkan teksturnya, menurutku bukan cream yang terlalu lengket gitu, tapi lebih ke gel to lotion. Warnanya putih susu dengan butiran kecil-kecil warna merah, yang katanya ini merupakan kapsul kecil untuk melembapkan dan mengunci kelembapan kulit wajah kita setelah diaplikasikan. Butiran ini enggak sakit, tapi cukup terasa dan mudah pecah. Beruntungnya, kulitku bisa menerima sih, karena tipenya bukan buat scrub melainkan cuma aksen seperti kapsul kecil aja gitu. Nah, karena teksturnya termasuk ringan, Ariul ini sangat mudah dibaurkan, langsung meresap ke kulit dan bikin kulit tampak halus dan bercahaya.

ARIUL WATERMELON HYDRO GLOW CREAM

RESULT
Untuk kulitku yang berjerawat, Ariul Watermelon Hydro Glow Cream ini termasuk enak dan nyaman di kulit. Kulit enggak engap, tapi juga kerasa banget kalau lembap dan kenyal. Ada rasa kulit jadi lebih kehidrasi juga ketika pakai. Lebih seger gitu. Efek glowingnya pun kelihatan, and fyi, ketika aku pakai ini, kulitku jadi enggak berminyak secara berlebihan lho. Mungkin karena sebelumnya aku juga pakai toner dan essence, yang ngebantu kulit siap untuk menerima moisturizer ini.

Oh iya, soal klaimnya yang mencerahkan, mungkin belum kelihatan ya. Tapi yang jelas, sebagai dasaran makeup juga bagus. Makeup jadi nempel dan lebih awet. Terbukti ketimbang aku enggak pakai sama sekali.


ARIUL Watermelon Hydro Glow Cream ini berisi 55 ml, dengan harga Rp 145.000. Bisa kalian dapetin di Sociolla, Shopee, atau Tokopedia. Saranku, cari seller yang trusted dan asli ya!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

HELLO!


I'm Yosa Irfiana. A scriptwriter lived in Magelang. Blog is where i play and share. Click here to know about me.

FIND ME HERE

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook
  • Google Plus

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  January 2023 (1)
  • ►  2022 (14)
    • ►  December 2022 (1)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  August 2022 (2)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  March 2022 (2)
    • ►  February 2022 (3)
    • ►  January 2022 (1)
  • ▼  2021 (60)
    • ►  December 2021 (1)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  October 2021 (3)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  June 2021 (3)
    • ►  May 2021 (15)
    • ▼  April 2021 (21)
      • KEGIATAN DI KALA LIBUR
      • AKUN RESEP MASAKAN FAVORIT
      • LEARNING SOMETHING NEW
      • BAHASA YANG INGIN DIKUASAI
      • THE BIGGEST PLAN
      • 7 THINGS TO DO TO STAY HAPPY
      • LAGU MAINSTREAM FAVORIT
      • KALAU JENUH NGAPAIN AJA?
      • 5 BUKU TERFAVORIT
      • CURRENT MOISTURIZER: ARIUL WATERMELON HYDRO GLOW C...
      • MUST HAVE TO CARRY-ON
      • 5 TEMPAT LIBURAN FAVORIT!
      • RESOLUSI TAHUN 2021
      • 5 ACARA TV FAVORIT!
      • 7 FACTS THAT YOU DON'T KNOW ABOUT ME
      • I AM JUST ME - THE WAY I AM
      • GREAT EXPECTATION
      • THE REASON WHY I AM BLOGGING
      • HI! MY NAME IS YOSA IRFIANA
      • HAIL TO HALE STAY TONED BALANCING ESSENCE TONER!
      • MUDIK DI KALA PANDEMI
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  February 2021 (2)
    • ►  January 2021 (5)
  • ►  2020 (44)
    • ►  December 2020 (5)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  October 2020 (4)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  August 2020 (3)
    • ►  July 2020 (7)
    • ►  June 2020 (6)
    • ►  May 2020 (1)
    • ►  April 2020 (4)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (2)
  • ►  2019 (89)
    • ►  December 2019 (5)
    • ►  November 2019 (7)
    • ►  October 2019 (6)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  August 2019 (6)
    • ►  July 2019 (6)
    • ►  June 2019 (9)
    • ►  May 2019 (9)
    • ►  April 2019 (8)
    • ►  March 2019 (7)
    • ►  February 2019 (7)
    • ►  January 2019 (9)
  • ►  2018 (135)
    • ►  December 2018 (21)
    • ►  November 2018 (17)
    • ►  October 2018 (9)
    • ►  September 2018 (9)
    • ►  August 2018 (10)
    • ►  July 2018 (9)
    • ►  June 2018 (12)
    • ►  May 2018 (9)
    • ►  April 2018 (9)
    • ►  March 2018 (9)
    • ►  February 2018 (10)
    • ►  January 2018 (11)
  • ►  2017 (116)
    • ►  December 2017 (8)
    • ►  November 2017 (7)
    • ►  October 2017 (8)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  August 2017 (8)
    • ►  July 2017 (11)
    • ►  June 2017 (8)
    • ►  May 2017 (11)
    • ►  April 2017 (8)
    • ►  March 2017 (12)
    • ►  February 2017 (15)
    • ►  January 2017 (11)
  • ►  2010 (9)
    • ►  November 2010 (9)

CATEGORIES

  • HOME
  • BABBLING
  • BEAUTY
  • FREELANCERS THE SERIES
  • HOBBIES
  • LIFE
  • PARENTING
  • BPN 30 DAY BLOG CHALLENGE
  • BPN 30 DAY RAMADAN BLOG CHALLENGE 2021

BEAUTIESQUAD

BEAUTIESQUAD

BLOGGER PEREMPUAN

BLOGGER PEREMPUAN

EMAK2BLOGGER

EMAK2BLOGGER

Total Pageviews

Online

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose