YOSA IRFIANA

Powered by Blogger.
Pada heboh bener ya aku ikut yoga, hahaha. Mungkin dikira ini lagi anget-angetnya demen olahraga, palingan nanti hempas juga. Ya kali euforia ASIAN GAMES masih kerasa, padahal mah sudah agak lama aku rutin olahraga. Kalau ditanya kenapa rutin, ya jelas jawabannya karena pengen sehat dong. Usia sudah menua kok masih leyeh-leyeh saja. 

Biar enggak dikira tipuan belaka, beberapa bulan yang lalu aku sudah: Memulai Hidup Sehat Kembali. Btw, enak juga ya punya blog, kalau kita rutin menulis jurnal gini, bisa jadi track record, sekalian jurnal biar kita enggak lupa apa yang sudah terjadi (apeu).

Sebelum angka timbangan makin geser ke kanan, marilah tahu diri. Ingat bahwa jeans sesak itu enggak enak. 2 kg saja susah sesek gini yekan, apalagi nambah lagi. Wah enggak kebayang ngos-ngosannya. Dari yang awalnya olahraga cuma buat dapetin keringet doang, kini sedikit berubah ke arah "ngebentuk badan".

Nah, karena waktu itu aku olahraganya masih dalam batas olahraga sendirian di rumah alias enggak ada instruktur, maka makin ke sini, aku memutuskan untuk lebih serius berolahraga. Enggak tanggung-tanggung, diantaranya: senam, jalan sehat, renang, dan yoga. Wow banyak juga ya. Mantul cin.


Suamiku sudah terlebih dulu rutin olahraga. Makanya jennifer bachdim juga harus menjaga kesehatannya. Loh loh malah ngelantur kemana-mana. Oke, serius. Iya, Suamiku dari dulu kayaknya cinta olahraga. Banyak kok yang dia bisa, cuma kalau yang rutin sih lari pagi sama futsal. Katanya sejak SD dia tiaaap hari sepak bola di lapangan besar. Dia juga dari kecil sudah bolang banget, mau koprol sampai sikap lilin juga bisa. Makanya pas aku bilang aku kesusahan pose yoga, dia ngeledek dong: "Wah gini doang masa' enggak bisa. Aku ni puas mainan waktu kecil kayak gini" Lalu pose yang susah payah aku lakukan itu dia lakukan dengan cengengesan. Siap. Mantep.

Bisa dibilang, aku termasuk awam sama yang namanya yoga. Ya paling kalau mau praktek lewat youtube, cuma gitu-gitu saja. Aku selalu pilih gerakan yang ringan dan yang penting atur nafasnya harus dijaga. Banyak kok kalau mau nguplek youtube, cuma kan kalau enggak ada temen plus instruktur, biasanya lebih santai dan enggak tahu gerakan tersebut benar atau enggak. Aku cuma lihat dan praktekkan langsung tanpa awasan dari ahlinya.

Berbeda dengan yoga yang aku ikuti sekarang. Jadi ceritanya, kok ya ndilalah, ada instruktur yoga di komplek. Tahunya pas event tujuhbelasan kemarin. Sempet tanya-tanya doang sih awalnya, lalu berujung ke loooh banyak juga yang minat. Dan terbentuklah grup yoga yang setiap kelas diisi dengan 4-5 anggota. Jadwalku seminggu dua kali, kamis malam sama sabtu pagi.

Aku sudah terus terang sejak awal ikut yoga, kalau aku punya problem asma. Di setiap sesi aku selalu diwanti-wanti biar nafasnya dijaga terus, jangan sampai ngos-ngosan. Konsentrasi dan fokus juga dibutuhkan. Tahu enggak rasanya gimana? Wah beneran deh, ini olahraga paling susahnya tak terkira. Padahal mah kayaknya gerakan cuma gini doang, eh lha kok keringetan! Beberapa pose susah banget diikutin. Susah yang model badan kita ditarik gitu loh. Terus gerakannya bikin batin "oh pantes badanku kaku-kaku, habis selama ini kurang gerak sih ya". Padahal sejatinya badan kita kan didesain supaya gerak terus. Ya pantes deh kalau kaku!

Mana tadinya aku beranggapan bahwa mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan momong anak itu juga termasuk olahraga pula. Hahaha. Padahal mah bukan olahraga, tapi namanya bergerak. Kalau olahraga kita bener-bener dituntut menggerakkan badan secara tepat agar sehat. Ya kali kalau nyuci sambil momong sambil masak itu olahraga, yang ada malah bikin stress yekan hehehe.

Salah satu yang aku suka dari yoga adalah, yoga bisa membentuk postur tubuh kita supaya tegap dan berbentuk. Coba deh lihat postur instrukturku, wadaw, minder abiiis. Usianya boleh dibilang enggak lagi muda, tapi bodynya wooow... gitar spanyol seus.

Tubuhku kan pendek ya, terus kalau jalan kayak bungkuk gitu. Begitu aku ngikutin yoga, posturku pelan-pelan membaik. Jalannya sudah lebih tegap, ngatur nafasnya lebih oke, dan yang pasti otot-ototku yang kaku ketarik semua. Cuma PR besarnya adalah kakiku susah lurus dan ada rasa ketakutan besar ketika mencoba pose yang lumayan ekstrim. Aku kayak enggak percaya diri dan enggak bisa kontrol tubuh sendiri. Cukup fatal sih, tapi pelan-pelan deh sambil dipelajari di rumah juga. Buat bisa punya tubuh lentur kan butuh ekstra latihan dan keberanian.


Oke, move to renang. Niatnya cuma mau ngajarin dan les in Alya sih sebenernya. Cuma lama-lama kok mupeng juga. FYI, dulu aku juga les renang loh, jadi ketika dewasa sudah hafal betul tinggal prakteknya doang. Aku cuma sliwar sliwer beberapa kali saja kok, enggak yang pakai target berapa kali. Pokoknya asal masih kuat, oke lanjut. Tapi kalau sudah ngos-ngosan, enggak usah ngoyo, stop, lanjut makan soto. Eh lah, ya gimana mau langsing ini hahaha.

Renang juga bagus buat penderita asma. Kalau sudah pemanasan, lalu nyemplung di air, sumpah ya, nafasku kayak lebih enteng gitu. Mungkin karena pengaruh oksigen dan kesan segar ya, jadi lebih enak. Misal aku bener-bener rutin, pasti deh asmaku berkurang. Nah, aku juga berharap seperti itu pada Alya.

Alya sudah lumayan berkurang jauuuh ngik-ngiknya. Sekarang mana kalau mandi pakai air dingin pula. Alhamdulillah banget ada perubahan yang lebih baik.


Next stop. Aku juga rutin senam. Yeay beruntung banget di komplek orang-orangnya kompak demen olahraga. Jadi yang enggak suka olahraga pun kayak kepaksa ikut gitu loh hahaha. Bukan cuma ibu-ibu kok, bapak-bapaknya juga. Malahan, awalnya bapak-bapak duluan yang rajin. Serius, mulai dari badminton, futsal, volly, basket, renang bareng juga ada. Woaaa... masa' ibu-ibu kalah sih, ya enggak mau lah.

Makanya giliran ibu-ibu rutin senam, tolong ya pak... nitip anak bentar. Hahaha. 

Kami ngundang instruktur senam dua minggu sekali di komplek. Di lapangan gitu, lalu dipasang speaker milik warga. Senamnya enggak tahu sih jenisnya apa, kayaknya campuran antara zumba, body language, sama aerobic. Wes, pokoke goyang dan gobyos. Kalau sudah mulai, wah sudah deh, anak-anak biasanya malah ikutan. Halloooo paaak.. ini anaknya kesampluk gimana??? T.T

Dan misal kalau minggu enggak ada senam di komplek, kami larinya ke sanggar. Bagiku senam masih cincai lah, mau ngos-ngosan model apa tetep dijabanin. Lain kalau yoga. Hitungan detik saja sudah kram boyok sama kaki. Hahaha.


Yang terakhir adalah yang paling jarang: jalan kaki. Iya, jalan kaki doang padahal kan. Tapi susah sih mau ngepasin waktunya kapan. Tiap pagi rempong, sore lebih rempong. Pilihannya kan tetep ngajakin Alya. Cuma jatuhnya bakal lebih lama dan nanti sampai tengah jalan minta macem-macem. Dia ikut itu pilihannya: gendong, pakai stroller dan lebih rempong, atau ngajakin Alya sama-sama jalan. Yang terakhir nyaris impossible sih, mengingat anaknya diajak jalan agak jauhan sudah ngeluh. Malah minta sepedaan. Beberapa kali diajakin jalan, polanya gitu terus sampai akhirnya Suami sendirian deh lari pagi. Aku? Tetep di rumah dong sama Alya. Ya daripada rempong itu tadi.

Aku pribadi kalau jalan kaki sendiri agak aneh ya. Mengingat jalanan di sini desa abis. Alias kalau kita lewat gang blusukan dan bertemu orang di jalan, bakal ditanya kritis macam orang asing. Wkwkwk. Ya enggak apa-apa sih, cuma akunya saja yang enggak nyaman sendirian. Lebih asik sama Suami plus anak cuy. Kalau sama Suami nanti dikira pacaran soalnya haha.

Jalan sehat aslinya penting juga buat jantung. Apalagi ditambah udara pagi. Waktu puasa aku malah cukup sering sih, karena setelah sahur kan jarang tidur lagi, jadi mending olahraga sekalian. Alya kok ya waktu puasa bangunnya lebih pagi, mungkin karena pengaruh aktivitas di rumah kali ya. Dia jadi ikut kebangun.

Sekarang malah jarang jalan sehat ini gimana? Huhuhu. Masih memikirkan cara sih supaya rutin lagi. Entah itu ngajakin Alya lagi, atau nitipin Alya ke Mama. Yaaah...paling enggak seminggu sekali deh, sekalian ke pasar atau car free day. Biar kaki gerak terus enggak cuma duduk-duduk depan laptop doang. 

Untuk jalan pagi sendiri, aku belum tertarik ke tahap selanjutnya yaitu lari. Waaaah ini mah olahraga paling bikin kram segala-galanya buat aku. Aku sering sakit di bagian perut setelahnya, kata orang jawa sih sudukan. Padahal mah Suami sudah wanti-wanti kalau semua harus dilakukan bertahap, enggak yang mau langsung bisa lari berpuluh kilometer. Terus pemanasannya juga musti tepat. Aku mah ho'o ho'o wae, daripada ribet yekan, hehehe. Aselik, buatku lari itu susah. Walaupun aku kalau lari cukup kenceng juga, tapi beneran nanti ngaruhnya ke nafasku. Jadi sementara ini aku kekeuh maunya jalan saja. Ya kecuali... dibeliin Nike Running Odyssey (toyor).

Enggak dink! Aku percaya bahwa olahraga adalah yang penting niatnya kok, bukan pada alatnya. Selama aku konsisten dan percaya bahwa olahraga itu penting buat kesehatan, aku enggak akan putus harapan. Kudu seserius itu. Support systemku sudah oke: Suami doyan olahraga, anak tertarik olahraga, masa' aku kalah set? Kan enggak mau.

Aku maunya bisa menghirup nafas yang panjang sepanjang usia. Amiiiin ya. Amiiin.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Hai, jumpa lagi dengan postingan make up, barengan sama grup mana lagi kalau bukan BEAUTIESQUAD. Wih openingnya mirip sama penyiar radio yah hahaha. Oke langsung saja ya, aku kasih tahu kalau collab kali ini rada gokil. Karena jujur, temanya sangat menantang sekali, yaitu GLOSSY MAKE UP.


Namanya juga tertantang, jadi tema apapun tetep dijabanin (azeg songongnya enggak kira-kira). Tapi, masalah terbesarnya adalah kulit wajahku berpori besar dengan flek hitam dimana-mana. Jerawat sih Alhamdulillah sudah agak berkurang, enggak kebayang juga sih kalau lagi jerawatan terus make up ala-ala glossy, wah wajah bisa makin kayak kilang minyak.

Iya, kondisi wajahku juga tipe oily, which means cukup susah buat bikin kreasi make up ini. Nanti jatuhnya gimana ya, bakal kelihatan glossy beneran, atau malah bikin wajah kayak gorengan. Maka, hal ini harus disiasati, jangan sampai nanti kesan berminyaknya malah menonjol. Glossy kan identik sama glass skin, alias kondisi wajah harus diusahakan sebisa mungkin terkesan bersih duluan. Dalam hati batin gini terus: "glossy tapi enggak berminyak. Enggak berminyak tapi glossy".

((ENGGAK BERMINYAK TAPI GLOSSY))

Sudahlah, pokoknya asal dicoba sajaaa!!!

Curhat sedikit ya, waktu aku bikin make up ini, aku sendirian loh huaaaa... Biasanya kan dibantu sama Suami buat motretin supaya dapet angle yang pas dan cahaya yang oke, nah ini enggak ada bantuan sama sekali. Aku cuma pakai kamera handphone ku saja dan berbekal golden hours bagian Magelang, yakni jam 06.00 sampai jam 09.00. Nah, untungnya mama mau nganter anakku sekolah, jadi kondisi rumah aman. Hahaha.

Cuma aku jadi bingung mau minta pendapat siapa dan gimana ngatur pose nya. Capek juga, karena ternyata pada akhirnya hasil fotonya banyak enggak sesuai ekspektasi. Iya kalau bagus semua, waini ternyata ada yang enggak fokus, blur, sampai cahayanya kebangetan. Giliran sudah bagus nih kondisi cahaya dan dapet kesan glossynya, eeeh pose nya malah merem. Ya selamet, kudu ngulang ngulang terus sampai keringetan.

Oiya, aku disini pakai kamera belakang ya, karena kamera depan biasanya resolusinya lebih dikit plus biasanya yang depan enggak bisa disetel manual. Bayangin deh, sumpah pegel motret pake tangan kayak zaman masih pake Blackberry. Tripod mana tripod, ya Tuhan dibawa Suami. Kraay.


Baiklah supaya kalian enggak penasaran, aku kasih list make up yang aku pakai. Enggak pakai macem-macem kok. Yang penting menurutku kesehatan kulit dulu. Karena, aku putuskan bikin make up kali ini dengan judul: Natural Glossy Look.

FACE
Avoskin Perfect Hydrating Treatment Essence
Grapeseed Oil Casa Di Olivia
Wardah Luminous Liquid Foundation
Pond's BB Powder
Mustika Ratu Oxygenated Spray

EYEBROW
Viva Eyebrow Shade Brown

CHEEKS
Lip Cheeck Eye Colour Brun Brun Paris
Focallure Trio Blusher & Highlighter Palette Original

EYES
Vaseline Petroleum Jelly Mix With Eyeshadow Wardah Seri G
Maybelline Magnum Volume Express

LIP
Looke Lipcreme Shade Irene Mix With Vaseline Petroleum Jelly

Dari samping kelihatan bekas jerawatnya
Begitu dapet jadwal deadline make up ini, sebenarnya selain ngepasin jadwal, aku juga nunggu jerawat bulanan enyah duluan. Karena jerawatku biasanya datang mendekati period, bukan pas period. Nah loh bingung kan ya. Hehehe. Kondisi kulit yang sehat bikin kita lebih gampang mengaplikasikan make up.

Pertama-tama, aku bersihkan wajah pakai ritual double cleansing, eventhough ini pagi hari. Yang penting komedo dan sisa cream malamnya bener-bener hilang. Wajah terasa bersih dan segar. Setelah itu aku pakai Avoskin Perfect Hydrating Treatment Essence, tunggu bentar baru olesin Grapeseed Oil merek Casa Di Olivia tipis-tipis. Aku enggak punya face oil soalnya. 


Jadi si Grapeseed Oil ini sebetulnya biasa aku pakai buat bersihin muka alias sebagai cleansing oil. Tapi di sini si Grapeseed Oil juga aku jadiin primer atau semacam face oil biar kesan glossynya dapat. Enggak tahu sih ini bagus atau enggakbuat kulit, tapi menurutku selama enggak beraktivitas di bawah sinar matahari langsung, its okay. 

Selanjutnya, aku pakai Wardah Luminous Liquid Foundation kesayangan. Sudah berkali-kali pakai foundation ini dan cocok buat riasan dewy. Baru setelahnya aku tap tap Pond's BB Powder tipis-tipis supaya enggak terlalu kelihatan noda hitamnya. Plus buat nyetting si foundation biar enggak beleber.

Semua yang bikin berkesan glossy aku pakai deh, termasuk si Vaseline Petroleum Jelly. Setelah aku selesai ritual bedakan, baru deh lanjut ke bagian mata. Eyeshadownya aku campur sama Vaseline Petroleum Jelly ini biar enggak matte banget.


Aku enggak banyak main warna dan macem-macemin daerah mata. Konsisten sama yang namanya Natural Glossy Look lah, ya alasan juga sih sebenarnya karena make up nya terbatas. Hahaha peace dong!

Khusus bagian cheeck, aku sengaja enggak pilih blush on yang model sapuan. Aku pakainya Lip Cheeck Eye Colour Brun Brun Paris. Ini super bagus buat yang pengen make up dewy. Dia bisa nyatu ke kulit tapi juga kayak basah gitu. Suka deh!

Lalu aku tambahkan Focallure Trio Blusher & Highlighter Palette Original. Warnanya cukup netral walaupun highlighternya enggak bisa yang gonjreng banget. Aku suka sih, karena match sama natural look. Aku sapukan beberapa kali dan koreksi terus di bagian ini. Apalagi waktu sudah mulai foto-foto, kudu telaten touch up biar make up nya enggak hilang dan bubar.

Kalau terlalu dekat make up nya malah failed hahaha
Untuk bagian bibir. Aku mix Looke Lipcreme Shade Irene sama Vaseline Petroleum Jelly. Karena kalau pake gloss, bibir aku yang kering, malah jadi ngelupas gitu. Oiya, lupa, sebelumnya aku scrub bibir terlebih dahulu pakai gula dan madu, biar bibirnya lebih sehat dan bisa didandanin gimana-gimana.

Yang terakhir, aku semprotkan Mustika Ratu Oxygenated Spray sebagai finishnya biar lebih lembap dan basah. Kayaknya setting spray seperti ini penting banget sih buat yang suka dandan. Dan sekarang kan lebih banyak ya macamnya, cuma punya ku masih, jadi aku ngabisin yang ada dulu.

HDR setengah mati
Oiya, make up collab kali ini menuai banyak pengalaman. Ada beberapa hal yang aku catat:

1. Jangan lupakan double cleansing setidaknya sekali sehari biar bisa dapetin kulit sehat bersih terawat.

2. Musti punya face oil nih kayaknya. Kalian bisa rekomendasiin aku face oil yang biasa kalian pakai di kolom komentar ya.

3. Pencahayaan yang bagus akan berpengaruh pada hasil foto. Mau pakai kamera apapun, lighting termasuk elemen penting loh. Misal belum punya ringlight kayak aku, ya jangan malas buat foto di golden hours. Cahaya keemasan natural ini sangat bagus kok aselik! Mumpung belum musim hujan juga ini kan, jadi manfaatkan cahaya matahari sebagai pendukung kalian berfoto ria. Ingat ya, walaupun cahaya matahari bagus, tapi usahakan foto tetap konsisten cahayanya. Kalau sudah nemu satu spot oke, langsung pasang tripod dan secepat mungkin jeprat jepret, jangan sampai matahari keburu tinggi. Kalian bisa lihat foto-foto ku di atas kan, warnanya beda-beda karena spotnya juga berpindah-pindah. 

4. Nonton America Next Top Model atau yang sekarang lagi tayang: Asia's Next Top Model, beneran. Hahaha. Kita bisa cari-cari pose yang oke dan dipraktekkin buat koleksi foto kita. Dan yang terpenting, ketahui angle yang terbaik dari diri kita, karena siapa tahu aku foto lagi sendiri gini tanpa ada yang ngarahin yekan. Sambil belajar juga sih foto di depan kamera, masa' jadi orang di belakang layar terus hehehe.

5. Cari-cari highlighter yang lebih oke. Kayaknya harga agak berbicara ini. Kalau konsumsi pribadi dan buat sehari-hari cincai lah. Enggak terlalu kelihatan mah enggak apa-apa. Tapi kalau buat foto, wah yas udah, kudu pakai yang warnanya menyala.

6. Ringlight kayaknya penyelamat juga ya. Hahaha. Masa' mau foto di pagi/sore hari terus. Mana make up nya model yang keburu gitu, mengejar matahari. Nah, kalau ada lighting yang pas, kan mau kapanpun bisa foto-foto yekan.

Alisnya beda ya hahaha
Okey, aku akui, walaupun kalau dibandingin temen-temen yang lain aku masih awam, tapi foto ini definitely bakalan gantiin profile picture ku di Instagram maupun Whatsapp. Habis aku suka banget sih, gimana. Make up ini juga bisa aku pakai sehari-hari, ceritanya ketagihan make up glossy. But yeah, skincare first lah ya. Hahaha.

Baiklah, kayaknya sudah cukup panjang juga blogpostnya. Jangan lupa cek juga kreasi make up yang lain, kayak punyanya si Tulipakasia berikut ini. 


Dan ini dia banner collab kami kali ini. Wah seruuu, yang ikutan makin banyak. Aku jadi makin banyak referensi make up nya. Aku enggak bohong kan, semua kreasi make up nya ciamik semua.




Buat kalian yang pengen gabung buat ikutan collab, bisa banget. Pantengin terus sosial media BEAUTIESQUAD seperti Facebook Page, atau Instagramnya untuk info updatenya. Okey ya, see you on next collab! Daboom!
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Agak nekad juga sih ini judulnya, karena bener-bener enggak direncanakan matang. Awalnya cuma  iseng bilang "yok ke jogja besok" dan berlanjut di pagi harinya "kita motoran saja gimana?". Mengingat kami keluarga yang asal komplit semua hore, jadi ya, enggak pikir panjang langsung gas ke Jogja.


Jarak Magelang ke Jogja sendiri sebenarnya enggak terlalu jauh, sekitar 45 km dan bisa ditempuh dengan 45 menit perjalanan. Eh tapi ini buat aku sama suami sendiri loh ya, yang memang kerap bolak balik ada kerjaan di Jogja. Cuma masalahnya kan sekarang kami ngajakin Alya, ngeri ngeri sedep juga loh aslinya hahaha.

Bukan ke kota Jogjanya sih, tapi tujuan utama ke Sleman, yang jaraknya setara sama ke kota juga pada akhirnya. Kali ini dalam rangka nengokin bayinya adek sepupu. Rencananya memang sudah beberapa hari lalu, tapi karena kemarenan itu Suami masih sibuk syuting, ya sudah, kami memutuskan supaya syutingnya kelar terlebih dahulu. Begitu kelar dan sudah sempat istirahat alias golar goler sehari, maka ke Jogja enggak perlu beribu rencana. 

Mong ngomong ke Jogja doang kok heboh bener?

Hahaha. Iya dong, karena ini motoran! Lain kalau naik mobil, tinggal selonjor wes ewes ewes langsung sampai. Mau pulang malem mah cincai, kehujanan enggak masalah. Lah kalau motoran? Alya memang terbiasa naik motor, bahkan kalau dihitung-hitung tiap hari bisa loh total naik motor kayak perjalanan ke Jogja. Cuma ya kalau bolak balik ya kesel juga. Perlu effort lebih dan suasana perjalanan pun kudu dibikin sesenang mungkin, biar Alya juga ngerasa enggak bosen. Kalau kerasa capek istirahat bentar sambil ngemil di minimarket, atau sesekali selingi berjalan di area persawahan, karena kami seneng ih sama suasana yang ijo-ijo. Seger gitu, jadi perjalanan kayak asik dan enggak kerasa sudah sampai Sleman (enggak kerasa apanyaaaa).

Tapi yang namanya anak-anak mah tetep anak-anak ya. Mereka kadang susah diajak kompromi bareng soal waktu dan keinginan. Pokoknya mah yang penting hatinya senang dulu, urusan lain-lain nyusul. Kayak waktu sudah sampai Sleman, Alya nunjukkin wajah bete. Wah sudah deh, langsung aku ajakin makan, walaupun sebelum kami berangkat, amunisi perut sudah  full tank. Cuma ya belum tentu jaminan kalau kenyang hati senang. Namanya juga capek.

Sekalian nostalgia zaman dulu tinggal di Jogja, paling sering mampir ke Bubur Syarifah. Mantep loh, sayang yamie nya sudah enggak ada.

Bubur Syarifah Tajem
Aku inget banget, waktu aku kecil. Aku cukup sering diajak motoran sama Papa Mama keluar kota. Paling jarak tempuhnya mentok di satu jam perjalanan dan satu tujuan saja. Begitu selesai, langsung balik. Ya maklum, zaman dulu mah transportasi enggak banyak pilihan. Mau naik angkutan juga terbatas. Mau naik mobil sendiri juga belum berani beli. Jadi motoran sudah paling yoi sih. Tapi kalau dipraktekkin sekarang, waduh kayaknya kok enggak match ya. Kecuali saat-saat tertentu dan enggak punya pilihan lain gitu. Hehehe.

Tiba di rumah sepupu, kami langsung selonjoran sambil ngobrol santai. Enggak berani pegang adik bayinya langsung karena kebayang kan, kotornya kami habis motoran. Alya kami biarkan main dan sampai terlelap tidur siang, lama pula. Mau kami angkat kok ya kasihan. Padahal di luar sana ternyata sudah mendung dan mau hujan. Wah baru nyadar waktu keluar rumah. Kraaay.

Alya bangun jam 3 an, main bentar sama saudara-saudara yang lain, lalu bergegas pulang. Iya, beneran langitnya sudah hitam gitu. Belum yang pekat banget sih, tapi kan horror karena imun Alya juga masih lemah. Sudah deh, banyakin doa sambil niat jalan pelan-pelan. Dan eng ing eng, baru sepersekian kilo jalan, rintik hujan sudah turun. Mana dari arah yang berlawanan banyak yang terlihat mantolan dengan kondisi basah kuyup pula. Fix ini mah sepanjang jalan balik Magelang hujan deras. Kami langsung pakai mantol saat itu juga.

Pakai mantol kok ya ndadak drama. Alya nangis sejadi-jadinya karena ngerasa pengap. Habis gimana ya, kesehatan Alya tetep yang utama. Jangan sampai kepalanya kena air hujan dan seminim mungkin kebasahan. Kebetulan kami memang selalu sedia mantol. Ada dua di bagasi motor. Satuan tapi yang besar gitu, jadi anaknya muat masuk ke dalamnya. Sepanjang jalan rewelnya minta ampun. Bilang mau pulang, gitu terus. Nyesel sih pada akhirnya, mau mewek tapi kok ya enggak pas. Nanti malah perjalanan bawaannya sedih terus kan kerasa lebih lama. Yang bisa aku lakukan cuma bilang ke Alya "Dek, maafin mama ya. Mama janji besok enggak gini lagi". Terus aku ceritain macem-macem sambil kuatin Alya biar anaknya enggak patah semangat sampai tiba di rumah dengan selamat. Perjalanan 45 menit terasa lebih lama cuy.

Kira-kira sampai muntilan, hujan sudah agak reda. Tapi mantol belum kami lepas. Alya masih ngak ngek dan sedih. Dia sampai teriak pengen dicopot tuh mantol. Bayangin deh, kayak apa rempongnya pakai motor gini ternyata haha. Agak kapok juga kalau inget. Beneran mending naik mobil deh biar nyaman dan aman.

Akhirnya sampai rumah setelah menempuh perjalanan selama 1 jam. Pelan-pelan banget kok jalannya. Wah sampai rumah Alya seakan bahagia banget nget nget. Kayak kangen dan happy akhirnya bisa juga sabar selama satu jam hahaha. Aku juga proud loh Al. Tapi enggak lagi-lagi deh ya huhuhu. Selama Alya imunnya belum kuat betul, aku enggak berani lagi ajakin naik motor lama. Apalagi ngajakin touring. Duh, nunggu Alya gedhe saja deh.

Saat ini, kami prefer naik mobil buat keluar kota. Misal pun kepepet banget naik motor, lain kali ya preparenya lebih rinci dan nginep saja ya Tuhan huhuhu. Enggak kebayang capeknya kalau pulang pergi. Ngajak anak mending yang pasti pasti saja ya kan ya? :D
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Walaupun kayaknya aku anyep tiap ada produk luar yang masuk ke indonesia, sebetulnya dalam hati pengen tahu juga. Apalagi kalau sudah menyangkut skincare soal jerawat. Fiuh, masalah wajah satu ini tiada habisnya ya. 

Beberapa waktu yang lalu, aku menerima paket dari sociolla berupa #socobox yang berisi skincare COSRX khusus untuk kulit berminyak dan berjerawat. Sengaja agak lama reviewnya karena beneran pengen buktiin: ngaruh enggak sih ke wajahku yang super minyakan dan komedoan. Kebetulan, produk yang sociolla kirimkan ini termasuk basic skincare dan bisa aku mix pakai produk yang sedang aku pakai sekarang.

Salah satu yang sangat enggak disangka dan ternyata wow gila sengaruh itu ke kulit wajah adalah COSRX ONE STEP ORIGINAL CLEAR PAD.


WHAT


Buat yang belum tahu, COSRX bacanya Cos-er-ex, skincare dari korea selatan yang sedang banyak digandrungi. COSRX merupakan singkatan dari Cosmetic dan RX yang berarti prescription atau resep dalam dunia farmasi. Semua produk COSRX diformulasikan untuk membantu mengatasi masalah kulit seperti menghilangkan jerawat, blackhead dan whitehead. Jadi COSRX bisa digunakan siapa saja, sekalipun kita tinggal di Indonesia. Wah ya pantes kalau kulitku menerima, karena memang dikhususkan untuk kulit yang bermasalah.

Produk COSRX ada banyak banget variannya, mulai dari gel cleanser, toner, cream sampai ampule. Aku banyak baca reviewnya dari beberapa blogger dan vlogger, mostly bilang, cocok! Beneran deh, jarang yang bilang enggak suka. Makanya, waktu pertama kali pakai, aku sama sekali enggak ragu.


KLAIM


Original Clear Pad boleh dibilang adalah kunci buat menghasilkan kulit yang halus dan lembut. Mengandung salix alba (willow) bark water dan betaine salicyate (BHA) yang sangat cocok untuk kulit kusam maupun acne prone. 

Cara pakainya, cukup ambil satu lembar kapas lalu usapkan dengan lembut ke seluruh kulit wajah terutama dahi, hidung, dan dagu. Oiya, hindari daerah mata ya.


INGREDIENTS


Salix Alba (Willow) Bark Water, Butylene Glycol, Glycerin, Betaine Salicylate, 1,1-Hexanediol, Arginine, PEG-60 Hydrogenated Castor Oil, Panthenol, Allantoin, Ethyl Hexanediol, Citrus Aurantium Dulcis (Orange) Peel Oil, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Oil, Sodium Hydroxide, Sodium Hyaluronate.


PACKAGING

Salah satu yang aku suka dari produk ini adalah jar nya yang besar dan desainnya lucu, unik. Ada gambar Mr RX yang so cute. Aku demen sih model karakter/karikatur begini. Karena icon sebuah produk itu bikin kita lebih gampang mengingat sesuatu. Tul enggak?

Karena produk ini isinya kapas yang sudah mengandung toner, jadi jar nya cukup kuat dan gampang ditutup rapat-rapat. Buat tipsnya, jangan buang sealed aluminiumnya, cukup dibuka setengah saja biar nanti kapasnya enggak gampang kering.

Satu jar berisi 70 kapas. Karena One Step Original Clear Pad termasuk exfoliating toner, aku sendiri biasa gunakan dua kali seminggu, jadi cukup lama habisnya.



TEKSTUR & SCENT

Beralih ke tekstur ya. Setiap kapasnya mempunyai dua sisi, satu sisi polkadot yang cenderung kasar, gunanya untuk mengekfoliasi kulit, dan satu lagi yaitu sisi lembut untuk melembapkan kulit. Cuma sayangnya nih, kapasnya cuma lembaran satu saja gitu. Enggak yang ada tambahan sisi buat pegangan jari-jari. Misal kita pakai kapas yang bagian polkadot kan menekan bagian baliknya, nah ketika bagian baliknya tersebut lalu kita gunakan, kan tadi sudah kena jari tangan. Mmm penjelasanku mudah dipahami enggak sih? Hehehe.


Nah biar lebih mudah, aku kasih gambarannya saja ya. Jadi aku pakai kapasnya ini dengan melipatnya menjadi dua bagian supaya bagian yang lembut enggak kena tangan alias kepakai duluan. Sayang cuy, tonernya cukup banyak loh satu kapas gini. Kalau semua kena jari, jarinya malah yang kena basahnya. 

Aku enggak menekan kapasnya, cukup diusap lembut karena agak sedikit perih di kulit wajahku. Pelan saja sampai merata dan kapas benar-benar kepakai di semua bagian polkadotnya. Walaupun awalnya ngerasa perih, tapi kulitku ternyata enggak berefek kemerahan. Serius, malah lembap dan enakan gitu.


RESULT

Setiap aku pakai Clear Pad ini, aku selalu cuci muka terlebih dahulu. Ya namanya saja exfoliating toner ya kan ya, jadi pakainya ya setelah kita cuci muka pakai facial wash kesayangan kita. Dan tahu hasilnya, ternyata kurang bersih ya cuci mukanya hahaha. Sekarang baru sadar kalau cuci muka doang mah enggak bisa bener-bener ngebersihin wajah secara tuntas tas.

Buktinya ada di foto berikut ini. Hiyaaa... cukup coklat loh bagian polkadotnya. Komedo kecil keangkat, jerawat mimpes, bakal jerawat batal kemerahan, dan enggak bikin berbekas. Wih sedep. Bakalan repurchased terus nih, selama belum ada produk lain yang lebih cocok.


Setelah bagian polkadot selesai, aku tap tap pakai tangan sebentar hingga bener-bener meresap. Kemudian lanjutkan ke bagian kapas yang lembut. Menurutku ini semacam menghabiskan sisa tonernya saja sih ya. Biar kulit makin seger dilihat.


Hasil akhir, kulitku terasa pliket. Tapi pliketnya yang enak gitu dan ringan, bukan yang bikin wajah jadi makin kayak kilang minyak. Lagian pliket kan katanya bagus buat hidrasi kulit wajah. Karena produk yang akan kita gunakan setelahnya jadi lebih terasa hasilnya. 

Hingga saat ini, aku sudah menghabiskan sekitar 7 COSRX ONE STEP ORIGINAL CLEAR PAD. Kadang kalau lagi sering keluar kota gitu, aku tambahin jadi seminggu 3 kali. Habisnya aku lagi malas pakai peeling dan maskeran. Mungkin besok mau aku beli sheet mask saja ya biar enggak capek ngaduk dan bilas. 

Sekarang mah baru kerasa kalau lagi banyak kerjaan, bahwa skincare yang praktis-praktis bisa jadi andalan. Yang penting kulit tetap terawat, bersih, dan segar. Itu dulu sih goals nya. Hehehe.

Oiya lupa, ada sih yang pake Clear Pad ini sebagai make up remover, mengingat daya bersihnya oke punya. Tapi aku pribadi ngerasa sayang ih, sebagus ini cuma buat ngapus make up doang. Mending tetep rutinin pakai cleansing oil lanjut facial wash. Baru nantinya pakai clear pad sebagai ritual cleansing terakhir.


Buat kalian yang pengen beli COSRX ONE STEP ORIGINAL CLEAR PAD, kalian bisa beli ekslusif di sociolla. Harganya Rp 256.500. 


Cukup sekian dulu reviewnya, semoga membantu dalam memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit kalian. Harap diingat, setiap orang punya tingkat kecocokan produk yang berbeda. Bagaimana supaya tahu produk tersebut cocok atau enggak, ya satu-satunya cara adalah mencobanya. Kalau cocok lanjutkan, kalau enggak hentikan.

Seneng banget karena COSRX ONE STEP ORIGINAL CLEAR PAD, super cocok buat kulit rewel yang aku punya! Yeay.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Kata siapa freelancer sebebas merpati? Jam terbang boleh tinggi, nama boleh dipuji, tapi kalau sudah berhubungan sama klien, wah beneran deh, apalah arti idealisme tinggi. Sama saja kok, ujung-ujungnya tetap berasa pegawai. Apa yang diminta, ya mau enggak mau dituruti. Cukup horror loh ini, mengingat niat awal jadi freelancer itu biar enggak pressure-pressure amat. Eh begitu dijalanin, ternyata sami mawon. Ntaps ya sistur.

In fact, enggak ada yang bener-bener bebas sampai kita merasakan punya klien yang asoy, loyal, ganteng (eh apa), dan satu selera sama kita. Butuh proses panjang kayaknya ya, mengingat susah amat sih dapetin klien yang sesuai harapan. Alias mending enggak usah berharap banyak deh, sudah bisa dapat klien saja Alhamdulillah kok!


Baiklah, ngobrolin soal tipe klien memang ngeri-ngeri sedep. Bukan bermaksud menakut-nakuti, cuma wanti-wanti. Mati-matian menjelaskan ke klien biar kerjasamanya berakhir enak, syukur-syukur... bisa lanjut terus. Soalnya jujur deh, enggak sekali dua kali ada klien yang bikin nyesek plus mengeluarkan kata sumpah serapah. But, the show must go on kan, boleh deh ngampet tapi project ya harus jalan terus. Setelah kelar, baru bisa mikirin: mau mempertahankan hubungan atau cukup sekian dan terima kasih. Kudu teges ya, iya!

Begini, hak dan kewajiban dalam dunia bekerja, harus balance dimanapun berada. Yang pegawai biasanya lebih banyak suara sama, jadi mudah mengkoordinirnya. Sementara yang freelancer begini, ya mending dipersiapkan mateng sebelum project jalan. Gimanapun kita kudu pegang yang namanya memorandum of understanding atau yang lebih dikenal dengan MOU.

MOU yang gimana sist? Susah amat bikin perjanjian di atas kertas? Hehehe. Paham kok kita pun anti ribet ribet club. Cuma perjanjian kudu tetap ada atau kamu bakalan sama gondoknya kayak kasus aku maupun Suamiku. Eits, jangan stereotype dulu, klien model nyak-nyak an ada loh di belahan dunia manapun. Salah satu klien tetapnya Suamiku ada tuh, dia punya resto di negara A. Beneran sak'klek, enggak jelas hitungan fee nya, plus kalau bikin revisi seenak udelnya sendiri.

Dapetin klien ini dari kontes, terus berlanjut sering order desain. Sebenarnya sudah beberapa kali Suamiku sambat soal ini klien, tapi karena cukup sering kerja sama, ego nya kudu dinomorduakan. Suatu kali, Si Klien minta desain menu, sudah minta gitu saja, tanpa ada brief yang jelas. Suamiku bikin deh tuh desain kasarnya, sesuai apa yang dipikirnya. Eh begitu disodorin, minta ganti. Bilang pengennya model begini bukan begitu tanpa ngasih apa alur yang jelas. Diganti lagi desainnya, enggak sreg lagi, sampai berkali-kali. Akhirnya Si Klien ngasih Suami contoh desain menu yang dia harapkan, setelah sekian lama revisi. Feenya pun jatuhnya enggak fair juga, karena dari awal memang enggak jelas gambarannya bakal kerja kayak gimana. Oh hell, definisi kerja keras bagai keledai mah. Yang lalu terus enggak dianggap apa-apa. Sebagai istri aku sedih dong, kerjanya sudah intens sama satu klien doang, tapi pemasukan enggak sepadan. Aselik nyesek, tapi misal mau nuntut ya kitanya yang lemah. MOUnya saja not clear enough loh kak!

via GIPHY

Satu cerita lagi dari aku sendiri yang juga pernah kena getahnya gara-gara ketidakjelasan itu tadi. Jadi, aku pernah punya klien yang mau ngajakin bikin film pendek. Wah excited donk, kapan lagi ya kan, lagian aku pengen cukup intens bikin skenario, bukan cuma naskah program televisi saja. Pengennya naik grid sedikit-sedikit lah.

Nah, karena mindset ku aku 'masih belajar' dan haus pengalaman, aku jadi lempeng nih soal harga dan nyaris enggak mikirin gimana nantinya revisi akan berjalan. Padahal urusan MOU adalah urusan urgent, bakalan jadi bumerang ke depan kalau dari awal kerja sudah enggak jelas duluan. Klienku minta cerita langsung skenario pokoknya tema besarnya ini, sudah ditentukan gitu. Cuma ya sama kayak Suamiku, briefnya enggak jelas. Mau dibikin alurnya bagaimana, karena sebelum masuk jadi skenario kan harusnya sudah ada konsep dan scene plot dulu kan. Biar kalau sudah fix aku enak ganti-gantinya. Tapi si klien berusaha mastiin kalau aku kudu pede, bikin dulu saja, urusan revisi belakangan. Saking buru-burunya si Klien bahkan iming-iming aku dibayar separuh dulu biar aku percaya. Sayangnya aku bilang enggak, so sad! 

Dan sudahlah aku bikin. Ternyata enggak sreg, dia bilang mintanya alurnya kudu cepet, enggak usah bertele-tele. Mampus, aku ubah lagi, enggak ubah lagi sih, tapi bikin lagi dari awal karena cukup merubah konsep. Revisi kedua masih belum oke, sampai entah revisi keberapa sampai aku jengkel sendiri. Dan akhirnya... dia ini bikin naskah sendiri baru aku yang melengkapin. Lah bukan salah ku dong ya, wong aku sejak awal minta brief dan konsep mateng dulu. Ternyata sudah dikerjakan seoptimal mungkin, tetep wae salah.

via GIPHY

Makanya, MOU itu tidak boleh berazaskan kepercayaan saja. Ya kalau temen masih mending lah, tapi kalau sudah kerja ya tetep jadi temen kerja sih. Kalau ada apa-apa kan kitanya sendiri yang rugi. Aku enggak mau kasus-kasus seperti ini terjadi terus. Kebayang enggak perihnya kayak apa kalau selalu diulang-ulang? Nah, beranjak dari pengalaman super pahit tersebut, kini aku dan Suami kompak bikin formula. Setiap dihubungi klien, tiga hak kita sebagai kaum penyedia jasa yang harus diperjelas adalah: FEE, BRIEF, DAN REVISI. Titik enggak ada koma.

Ketiga hal ini adalah saling berhubungan, aku enggak tahu yang paling penting yang mana dulu, karena bisa saja tergantung dengan kondisi orang, Tapi yang jelas, kalau pengucapannya sendiri lebih enak nyebutnya fee brief dan revisi, gitu. Ya kan? Hahaha (getok).

1. FEE

Bukan hal yang paling mendasar sebetulnya kalau kita sudah cinta sama kerjaan dan butuh orderan. Sayangnya, fee selalu akan menjadi tolok ukur gimana sih kerja kita ke depan. Mau yang lempeng-lempeng saja atau yang semangat 45? Berani ninggal rumah lama atau ditolak saja? Nah ini nih, fee yang berbicara.

Beberapa klien yang cukup pengertian misal ada budget pas-pas-an pasti dari awal perjanjian bilang "fee nya segini, masuk enggak kira-kira?"

Di sini aku bakal melihat dulu, worth it apa enggak. Kalau ngerjain naskah di rumah doang kan bisa lah ya, tapi kalau untuk project keluar kota, aku kudu melihat kesiapan di rumah before say yes. Ayam ungkep ready banyak, stock keju oke enggak, nanti antar jemput anak gimana, tukang cuci setrika bisa enggak jadwalnya. Semua itu butuh uang lebih sih. Soalnya aku sama suami beranjak dari pengalaman, apabila ada salah satu yang keluar rumah buat kerja, otomatis biaya rumah tangga bakalan bengkak beberapa kali lipatnya. Kalau fee nya cocok, enggak masalah. Kalau enggak cocok tinggal saja. Jangan sampai nanti malah jadi rugi sendiri. Realistis tapi sambil doa, semoga ada project ke depan yang sesuai dan lebih banyak manfaatnya.

Oiya, fee ini juga kudu jelas perhitungannya dan kapan harus dibayarnya. Jangan sampai nunggak dan gimana kompensasi kalau apa yang kita sudah kerjakan enggak dihitung. Karena kalau enggak begini, ada loh kasus yang enggak dibayar sampai sama sampai lupaaa. Terus dihitung ikhlas dan amalnya besar di surga. Ya keleus, kalau kita beneran ikhlas. Kalau dalam hati masih ngganjel, lantas apa jadinya? Makanya daripada spekulasi enggak jelas dan berujung malapetaka, mending beneran sesuai realita saja. Tagih kalau itu memang hak kamu. Tagih terus sampai ujung dunia kalau perlu.

Tapi kalau sudah ikhlas, benar-benar relakan. Jangan berharap apapun dari si Klien, tapi carilah jalan lain yang lebih lapang dan nyata.

via GIPHY

2. BRIEF
Faktor penting ini! Hubungannya sama komunikasi dan menghindari kesalahpahaman kedua belah pihak. Semacam kalian lagi pacaran, terus jalan, dan kelaperan. Kamu tanya nih sama pasangan kamu, dia bilang "oke, terserah". Ditanya lagi, mau bakso apa mau nasi goreng, jawabnya lagi "sembarang deh, yang penting hepi". Sudah deh, cari yang paling terdekat saja daripada sakit perut, dapatlah nasi goreng magelangan. Eh begitu turun si pasangan bilang: "Ah di sini kayaknya enggak enak deh. Mending cari bakso saja apa ya?"

Kemungkinannya kan 2:
1. Kita bilang: "Enggak ah, di sini saja, sudah keburu laper". Akhirnya ngambek. Putus. Cari yang lain.
2. Kita bilang: "Ya sudah, cari dimana? Kamu yang pilih ya?" Berujung ke: "Kok kamu gitu sih, kan aku bilang terserah kamu. Aku kan enggak tahu jalan"

Oke lebay, tapi bayangannya gitu lah. Kalau sama pacar kan mikirnya, untung aku sayang hahaha. Well, negosiasi memang susah susah gampang ya. Karena nanti beneran ngaruh ke revisi demi revisi yang akan kita kerjakan. Setiap bikin project gimanapun kudu jelas briefnya. Misal karakternya bagaimana, modelnya seperti apa, simple atau butuh gambar macem-macem. Kalau dari segi naskah sendiri, aku selalu pengen tahu dulu, budget film/program besar atau enggak, treatmentnya mau yang gimana, alurnya cepat atau lambat, dan banyak lagi listnya.

Misal si klien bilang kita cerewet ya enggak apa-apa sih, itu hak kita, daripada susah payah dibuat tapi nanti enggak sesuai konsep awal, ya mending dijelasin sampai mudeng duluan. Asal ngobrolnya enak dan enggak terkesan menyudutkan, aku yakin sih, klien pasti mau terbuka soal apa keinginannya.

via GIPHY

3. REVISI
Sesuai pengalaman, revisipun kudu diperjelas, kita sanggup berapa kali revisi. Jangan sampai kerjaan numpuk karena ngerjain revisi saja loh. Yang kasus Suamiku tuh revisinya enggak cuma berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Lagian sering denger kan omongan kerja di industri kreatif itu banyak tantangannya. Dikasih brief  A, setelah selesai diganti B, nanti direvisi lagi sampai Z, dan hasil akhirnya A dengan style C. Sumpek euy lama-lama. Mending cari kerjaan lain saja yang lebih pasti.

Sudah kapok! Makanya kita sekarang batesin tuh revisi. Aku sendiri ngasih batasan 3 revisi setiap project, lebih dari itu kena charge. Dianggep kayak overttime sewa mobil juga enggak apa-apa. Mobil saja butuh perawatan, masa' kitanya enggak. Mana biaya kalau freelancer sakit itu ya kitanya sendiri yang nanggung. Jadi bener-bener kudu dipertimbangkan masak-masak.

Ada loh temennya yang hitungan kerjanya per hours, dan kayak argo gitu saja. Kok ya ndilalah bisa dapatin klien yang cucok meong? Apa enggak mupeng!

Jadi seperti yang aku bilang, jadi freelancer harus bisa lebih tegas, jelas, dan berani menghadapi tantangan. Aku sendiri enggak punya rate khusus karena belum seterkenal itu sistur hiks. Belum berani pasang tarif gokil dan bikin kebijakan sendiri. Masih agak fleksibel apalagi nyangkut soal harga temen. Mana di sini tuh, kalau sudah bilang, "maaf budgetya segini", itu berarti... "tolong ya yos, hitung-hitung kamu kan ngebantu temen". Tetapi setelah itu temen hilang dan foya-foya sendiri. Oke bye. Aku mah dicalling pas butuhnya doang kan ya. Pret.

Btw, tulisan ini mah dalam rangka #hempaskansajaeuy. Biar enggak mbateg di isi kepala doang. Ya doanya siapa tahu bermanfaat bagi kalian yang sama-sama sedang berjuang menjadi diri sendiri dan kekeuh pokoknya seneng jadi freelancer. Yok berdoa dan berusaha terus yok, supaya kita bisa mendapatkan pekerjaan yang lancar dan bikin hati senang.

Tabik!
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Ceritanya kebagian daging kurban nih. Kebetulan tahun ini enggak dapet kambing, dapetnya daging sapi. Seneng deh. Karena jujur, selain aku enggak bisa masak segala macam menu kambing, juga enggak suka dan belum bisa dimakan Alya. Cukup beralasan kan? Hehehe.

Baiklah, daripada bingung mau bikin apa, kita langsung eksekusi saja. Di kulkas nemu nanas, wah cocok ya, bisa dimasak bareng biar daging makin empuk dan berasa fresh.


BAHAN 

👉 1/4 Kilogram Daging Sapi Potong Sesuai Selera
👉 10 Buah Cabai Merah/Paprika lebih baik, Lalu Iris Tipis
👉 1 Buah Nanas Kupas Dipotong Sesuai Selera
👉 3 Butir Bawang Putih Cincang
👉 1 Buah Bawang Bombay diiris tipis
👉 Kecap Secukupnya
👉 Tepung Maizena Secukupnya
👉 Gula
👉 Garam
👉 Lada Putih/hitam
👉 Penyedap Rasa 
👉 Minyak Untuk Menumis

CARA MEMASAK

👆 Panaskan minyak goreng secukupnya, lalu goreng bawang putih cincang hingga kecoklatan. Tambahkan air dan tunggu hingga matang.
👆 Masukkan daging sapi yang sudah dipotong, beri sedikit garam dan lada. Kemudian tutup wajan hingga bumbu meresap dan daging bener-bener empuk. Sisihkan bersama sisa air di tempat berbeda.
👆 Panaskan minyak goreng lagi untuk menumis bumbu lada hitam. Siapkan bawang bombay yang sudah dicincang dan tumis hingga harum.
👆 Tambahkan cabai lalu tumis sebentar.
👆 Masukkan daging sapi beserta air kaldunya. Aduk perlahan sampai merata.
👆 Masukkan garam, lada, dan sedikit bumbu penyedap rasa. 
👆 Lalu tuang kecap dan aduk sampai semua tercampur. Koreksi rasa. Kira-kira kurang apa, kalau aku suka sama lada jadinya lada lumayan banyak.
👆 Masukkan nanas pada bagian terakhir, supaya nanasnya masih terasa segarnya. 
👆 Larutkan tepung maizena ke air, aku kira-kira saja sih enggak pakai takaran hehe. Tuang air maizena tersebut ke masakan. Campur semuanya deh biar nanti airnya mengental.


Aku sekali masak sapi lada hitam seperti ini bisa buat makan berkali-kali. Enggak habis tinggal manasin sampai habis bis. Karena semakin lama kita masak, semakin empuk pula daging sapinya. Maklumlah, umur sudah mendekati tua, jadi ya makan apa-apa harus yang empuk dan jangan yang keras-keras amat, biar enggak sakit gigi. (Polos amat ngakunya)

Oke deh, sekian resepku kali ini. Sekarang aku lebih sering masak juga sih, tapi selalu lupa foto dan lupa masukin blog. Huhuhu so sad. Padahal lumayan berguna loh, karena begitu masak aku seringnya lupa resepnya. So, blog yosairfiana berguna juga buat jurnal pemiliknya. Hehehe, peace yo!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Karena terlalu konsen sama jerawat, kadang aku sampai melupakan urusan anti aging. Mindset ku, yang penting jerawat kelar dulu baru yang lainnya. Eh giliran jerawat sudah berkurang, aku malah cenderung pengen cepat-cepat mutihin kulit. Serius deh, aku jarang kepikiran gimana kulit jangka panjang, termasuk perawatan agar kulit enggak cepet menua. Padahal konon, anti aging adalah salah satu perawatan pokok. Wah harus diubah ya supaya enggak terlambat.

Beberapa waktu lalu, aku lumayan terkejut begitu dapat paket dari Beautynesia Blog. Memang sih, sebelumnya aku di email buat ngelengkapin data di akun Beautynesia. Terus lupa dan enggak banyak berharap dapat hadiah apa. Tiba-tiba saja ada paketan cantik mendarat yang berisi SAKURA COLLAGEN ANTI AGE'S CREAM. Ditanya senang ya jelas senang, hanya permasalahannya, cream ini cocok dan sesuai jenis kulit aku enggak? 


Awal aku dapat paket ini, aku enggak yang langsung pengen nyobain, dengan alasan: kulitku kan berminyak, sensitif, dan kalau sedang datang bulan timbul jerawat. Pilah pilih skincare boleh donk, melihat kulitku sekarang sudah agak mendingan. Aduuuh takut kalau salah pilih produk. Tapi... packaging dari Sakura Collagen ini sangat menggoda banget. Aselik, cantik dan elegan. Enggak ringkih yang gimana gitu, enggak yang gampang pecah. Karena jarnya tampak kuat dan kokoh. 

Sip, goyah dikit enggak apa-apa, doa'nya semoga cocok ya kan ya?

Baiklah, kita bahas kolagen dulu ya biar kita sama-sama paham kegunaannya. Mungkin banyak dari kita yang bertanya, apa sih fungsi kolagen itu? Dan apa manfaatnya untuk tubuh dan kulit kita?

Jadi begini. Kolagen adalah jenis protein yang ada di tubuh dengan presentase sekitar 75%-80%. Wow banyak juga ya. Protein ini bukan cuma ada di kulit saja loh, tapi juga di tulang, dan jaringan ikat. Pokoknya hampir seluruh tubuh ada si kolagen ini. Kolagen dapat dikatakan sebagai bahan dasar untuk mempengaruhi elastistias kulit, memperkuat bentuk tulang dan otot, melindungi organ tubuh, hingga member bentuk pada otot dan tendon. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, produktivitas kolagen menurun. Makanya harus diimbangi dengan asupan dari luar tubuh seperti makanan, suplemen, maupun cream untuk kulit. Catet, kolagen itu penting ternyata.

WHAT


Sakura Collagen adalah cream anti aging produksi PT Meiji Indonesia yang punya kandungan utama yaitu ekstrak bunga sakura dan Hydrolyzed Fish Collagen type 1. Ekstra bunga sakura berfungsi untuk menghambat penuaan, sedangkan Hydrolyzed Fish Collagennya berfungsi untuk menambah produksi kolagen dan menjaga elastisitas kulit.

Bedanya dari skincare biasa, Sakura Collagen bisa bekerja dari dalam kulit untuk menjaga dan melindungi kulit dari proses penuaan. Jangan khawatir, karena produk ini sudah teruji klinis, aman serta enggak bikin kulit iritasi. 


KLAIM


Dalam satu jar Sakura Collagen, juga diperkaya dengan ekstrak sakura, pro-vit B5, vitamin E dan Sodium Hyaluronat untuk menutrisi, melembapkan kulit, dan membantu menyamarkan tanda-tanda penuaan. Wih kurang lengkap apa coba. 

Pemakaian Sakura Collagen secara teratur sejak muda bisa membuat kulit senantiasa sehat dan memesona. Gunakan dua kali sehari, yakni di pagi hari sebelum penggunaan sunscreen, dan malam hari setelah wajah dibersihkan. Diinget-inget, cream ini enggak mengandung SPF sama sekali, jadi harus dilapisi sunscreen setelahnya. Karena sayang banget, sudah dapet kolagennya, tapi enggak proteksi dari sinar matahari.


INGREDIENTS


Aqua, Isopropyl Palmitate, Glycerin, Isododecane, Hydrogenated Tetradecenyl/Methylpentadecene, Behenyl Alcohol, Propylene Glycol, Triethylhexanoin, Polyglyceryl-10 Pentastearate, Sodium Stearoyl Lactylate, Polycrylamide, C13-14 Isoparaffin, Laureth-7, Collagen, Prunus Serrulata Flower Extract, Panthenol, Phenoxyethanol, Chlorphenesin, Fragrance, Triethanolamine, Sodium Hyaluronate, Tocopheryl Acetate, Disodium EDTA, CI 45430.


TEKSTUR & SCENT

Bohong sih, kalau bilang wanginya enggak enak. Hehehe. Apalagi yang dasarnya suka bau-bau kalem semacam sakura begini, dijamin deh bakalan seneng sama Sakura Collagen. Mana teksturnya super lembap pula. Mungkin akan lebih cocok buat yang punya kulit kering.


Warna creamnya sendiri adalah pink, mmm mungkin biar notice kalau bahan dasarnya sakura ya. Kan sakura identik dengan warna pink keunguan. Ya apapun lah yang penting pink nya masih dalam batas wajar, bukan yang cream lebay khas abal-abal.

Kalau kalian colek sedikit saja, cream akan mudah meresap dan merata pada kulit. Teksturnya cukup tebel, jadi enggak perlu banyak-banyak, nanti malah kayak ladang minyak, terlebih buat kulit oily kayak aku. Setelah itu baru ratakan ke seluruh kulit wajah dan tepuk-tepuk biar makin meresap. 

So, ketimbang memakai kulit ini di pagi hari, aku prefer pakainya di malam hari untuk menutrisi kulit. Pagi harinya, kulit jadi kenyal dan super lembap, suka deh. 


RESULT


Di kulitku, Sakura Collagen sukses enggak bikin kulit break out ataupun nambah jerawat. Yeay finally, lega juga. Kulit jadi makin lembap dan kerutan cukup memudar. Aku pakai di seluruh kulit wajah dan leher. Produk ini bagus kok buat perawatan sehari-hari, untuk efek lebih baik ke depannya. 


Oiya, lupa bilang, produk ini katanya bisa menghambat penuaan hanya dalam 56 hari. Selain itu juga bisa menghilangkan flek hitam. Aku sih memang pengennya supaya meminimalisir kerutan saja, enggak berharap lebih. Dan benar saja, belum sebulan sudah cukup lumayan loh hasilnya. 

Sebagai saran, misal ada yang enggak cocok pakai cream ini di wajah, bisa juga pakai di tangan atau leher. Karena sayang banget kan, sudah beli dan creamnya enak, tapi nganggur begitu saja. Nanti baru nyesel kalau sudah kadaluarsa. Jangan ya.


Point plusnya lagi, satu jar produk ini lamaaa banget habisnya. Selain penggunaannya yang dikit saja sudah oke, juga kemasannya besar banget. Suamiku sampai bilang, wah ini pasti mahal harganya ya?

Oke,
yang 10 gram harganya Rp 130.000 an.
Sedangkan yang 30 gram harganya Rp 400.00 an.

Bisa dibeli Ranch Market, AEON, dan beberapa e-commerce kayak Tokopedia, Lazada, dan Shopee.

Mengingat fungsi dan hasilnya, i think it's worth a try!
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Ya baru sekali sih, tapi patut ditulis sebagai blogpost atas nama kebanggaan karena sudah berhasil bikin Alya manut tanpa paksaan. Pres-ta-si ya kan bun? 


To be honest, Alya ini gigi depannya geripis sejak umur 2 tahun disusul dengan gigi geraham yang bolong. Karena enggak ada efek sakit apapun dan mikirnya "ah masih gigi susu", aku jadi agak menyepelekan permasalahan gigi (jangan ditiru ya hehe). Enggak menyepelekan banget sih, masih mau kok baca-baca artikel sama tanya saudara yang kebetulan sudah berprofesi sebagai Dokter Gigi. Sayangnya, saudaraku ini jauh, dan ya sebatas tanya jawab gitu saja, belum ke praktek dan tindakan ke gigi Alya langsung.

Sudahlah, kami pikir begini: yang penting besok pas pergantian gigi susu ke gigi permanen itu beneran diawasi dan baru ke Dokter Gigi. Jadi sekarang mah santai-santai toh 2 tahun lagi gigi Alya berganti.

Tapi akhirnya cerita berubah dan bikin aku tersadar, bahwa memang mencegah lebih baik daripada mengobati. Apalagi yang berhubungan dengan gigi, seeeebisa mungkin harus dirawat sejak dini. Seperti kasus gigi Alya yang bikin aku harus segera mengatasinya. Mumpung belum terlambat dan masih bisa diperbaiki.

Cerita awalnya bermula dari Alya yang selama dua hari berturut-turut mengeluh sakit di dalam mulut. Malam pertama, kebetulan aku cuma berdua sama Alya di rumah, jadi ya aku enggak punya temen buat memprediksi sebenarnya Alya ini sakit apa. Dipikir sariawan biasa kan, lalu aku tetesin saja obat sariawan di pipi kanannya. Tapi setelah aku cek lebih lanjut lagi, ternyata kok sariawannya enggak ada.

Malam kedua, waktu Suami pulang, kami berdua ngecekin bareng dan merunut kejadian apa yang menyebabkan Alya sampai sakit di bagian dalam mulut. Terus aku inget, kemarin Alya mengeluh sakit itu akibat makan keripik sukun yang agak keras sambil pecicilan. Mungkin keripik tersebut nusuk bagian gusi yang bolong, dan cuma hitungan jam saja, malamnya begitu tidur, sakitnya makin terasa. Mana dia kalau tidur pakai acara nendang yang ada di sekitarnya pula.

Seketika itu juga kami lalu memeriksa giginya yang bolong, menyentuhnya dan bertanya sama Alya: "Bagian ini sakit enggak?". Alya langsung jawab "Iya"

FIX SAKIT GIGI. Permasalahannya adalah waktu itu sudah malam dan enggak ada Dokter Gigi yang jaga. Kami langsung kasih paracetamol biar sakitnya agak reda dan bikin agenda biar besok pagi langsung ke Dokter Gigi. 


Enggak berpikir lama, pagi itu kami milih ke Puskesmas karena yakin sih, di situ ada Poli Gigi. Plus, Puskesmasnya memang dekat sama rumah. Di sana kami langsung daftar dan cuma antri bentar. Sempet sih kepikiran, Alya rewel enggak ya nanti. Mau enggak ya dia diperiksa giginya. Tapi hal itu kami abaikan, wes pokoknya percaya saja sama Alya. Karena dari dulu kami doktrin dia kalau Dokter itu baik, ngobatin orang sakit. Dokter itu pintar. Dokter itu enggak menakutkan. 

Beneran donk, sampai ruangan periksa, Alya disuruh duduk di kursi diam saja. Anteng gitu padahal kalau ketemu sama orang baru biasanya kan agak ngak ngek ya. Nah ini yang manut gitu. Sampai Dokter nyuruh Alya buka mulut yang agak lama, dia cuma nurut saja sampai prosesnya selesai.

Dokter bertanya pada kami "apakah Alya masih ngedot? Apakah suka makan permen?" Kami jawab kalau Alya ini ASIX tanpa dot. Dan minim banget makan permen. Palingan makan coklat, itu saja kami batasin. Serba bingung kalau ditanya kenapa gigi Alya geripis begini. Dokter cuma bilang kalau ini perlu ditambal. Ya sudah, kami mah manut, yang penting jalan yang terbaik.

Cuma sayangnya nih, si Dokter enggak cukup informatif dan minim bicara euy. Kalau enggak kami tanya, ya diam saja. Waktu kami izin mau foto pun, Si Dokter terkesan agak gimana gitu. Diaaam beberapa lama kemudian baru memperbolehkan foto anak saja. Si Dokter jangan. Kami mah misalnya enggak diperbolehkan juga enggak sembarangan kok Dok. Hehehe.

Well, karena kami masih ngerasa minim penjelasan, kami pun berusaha bertanya pada orang-orang terdekat dan sharing via IG dan Whatsapp. Aku angkat dengan kasus: Alya kok bisa giginya geripis padahal makan manisan jarang dan rajin sikat gigi. Beberapa message masuk dan aku bisa tarik dua garis kesimpulan:

- Faktor turunan mempengaruhi struktur dan kondisi gigi. 
Ada temen Alya di sekolah yang giginya bagus even dia itu makannya coklat dan permen. Itu karena turunannya sudah bagus. Misalpun jarang sikat gigi, ya bukan jadi penyebab gigi jadi geripis. Lain dengan Alya, aku sendiri struktur giginya amburadul, jadi ya berpengaruh buat Alya. Kalau kondisinya seperti ini, seharusnya sikat giginya dengan cara yang benar.

- Kebutuhan kalsium yang cukup.
Sedikit enggak percaya kalau gigi geripis karena ASI. Ada sih yang bilang, kalau Dokternya Si L bilang giginya geripis gara-gara ASI. Padahal mah ASI better than susu lainnya kan. Nah, mungkin bukan karena ASI, melainkan cara nyedotnya yang salah. Enggak langsung ditelan, malah bikin ASI berubah jadi asam sehingga gigi bisa hancur. 

Kalau logikanya, misal ASI diganti yang lain, jadi sufor gitu, apakah asam tersebut jadi lebih baik. Nah! Kan enggak. Konon, sufor kandungan gulanya lebih banyak loh. 

Aku percaya kebutuhan kalsium sejak dari kandungan lalu beralih ke MPASI. Ya walaupun aku dulu penganut MPASI homemade, tapi siapa yang tahu kalau kalsium Alya tetep kurang ya kan. Kandungan kalsium enggak cuma dari susu dan olahannya, tapi juga buah sayur seperti bayam, brokoli, kangkung, alpukat, sampai kacang-kacangan.


Jadi waktu Dokter Gigi bilang bahwa gigi bawah Alya bolong 4 dan kami manut buat ditambal, adalah langkah yang tepat. Beruntung loh masih bisa ditambal, karena kalau enggak terus dicabut sebelum waktunya, nanti akan menyebabkan gigi permanen tumbuh secara tidak tepat. Alias bertumpuk atau berjejalan. Gigi susu memiliki fungsi untuk membimbing gigi permanen supaya tumbuh di tempat yang semestinya.

Di sini dapat kita simpulkan, bahwa makin lama gigi susu bertahan, makin besar pula harapan gigi permanen tumbuh bagus dengan posisi yang benar. Harapannya jangan sampai gigi anak-anak kita jadi berantakan, cukup biar aku saja yang berantakan. FYI, gigi bertumpuk itu enggak enak buat ngunyah. Serius.

Oiya, aku dapat tips lagi dari saudaraku, supaya nanti dicek-cek gimana tambalan gigi Alya, masih oke enggak. Usahakan agar tetap terjaga dan enggak bolong lagi. Cara sikat gigi pun harus yang benar-benar bersih. Kumur-kumur yang lama, supaya kotoran yang tersisa sudah enggak ada lagi.

Aku sih sekarang sudah enggak mau lagi nebak-nebak soal gigi sendiri. Saranku, ajak anak ke Dokter Gigi sedini mungkin. Jangan lantas ke Dokter Gigi pas sakit saja, biar nanti anak enggak takut. Rutin kontrol ke Dokter Gigi 6 bulan sekali itu beneran nyata loh, enggak bohong. Hasilnya enggak kita nikmatin sekarang, tapi waktu kita makin berumur makin tua. Siapa sih yang enggak pengen giginya cantik dan rapi?

Aku rasa enggak ada kan ya.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Pertanyaan lain yang tak kalah sering dilontarkan ketika momong Alya adalah: "Gimana kalau Suami kerja dan harus berdua sama Alya di rumah?". Pertanyaan ini sebetulnya muncul lantaran aku habis ngobrolin soal "Kalau Kerja Alya Gimana?". Ya anggaplah jadi balance, antara kerja dan momong itu sama porsinya. Biar enggak dikira terlalu anak papa juga. Hehehe.

Karena aku lebih terbiasa momong berdua sama Suami, ternyata momong sendirian itu juga banyak tantangannya. Tapi tenang, makin gedhe makin enak dan easier to follow the path (halah). Pokoknya mah enggak seseram yang aku bayangkan sebelumnya. Cincai lah, wong sudah less drama.


Namun kalau boleh milih, jujur saja deh, bagiku momong jelas lebih susah. Apalagi di rumah beneran yang enggak punya asisten dan tandem buat gantian jaga Alya. Ya bisa sih ke rumah Mama, tapi sekarang enggak tahu nih, kalau lagi berduaan sama Alya bawaannya malah beneran pengen ngerasain moment we time. Jadi ya, aku fokus momong dan beresin pekerjaan rumah sendirian. Kerjaan menulis pun lumayan aku abaikan. 

Paling kalau lagi ada deadline, aku usahakan menulis pas jatahnya Alya tidur malam. Itupun agak pilah pilih kerjaan, jangan sampai kan malah jadi beban. Sudah capek seharian momong, ketambahan pula disuruh mikir malam-malam sendirian. Lagian kami sudah komitmen, kalau ada salah satu yang kerja di luar, konsekuensinya adalah ada salah satu kerjaan rumah yang keteteran.

Sekali lagi jangan samakan aturan rumah tangga orang lain ke aturan kita ya, karena kondisinya pasti berbeda. Bagi kami, pikiran yang sehat jauh lebih penting daripada nurutin ego masing-masing yang mengharuskan semuanya serba perfect. Pakaian kudu disetrika lah, lantai harus dipel tiap hari lah, makanan harus serba homemade lah. Terserah sih kalau bisa, malah lebih baik. Tapi kami sadar, kalau terlalu kecapekan karena pikiran, yang ada bakalan stress dan bikin rumah hawanya panas. Maunya marah mulu, kan enggak enak.

Kami usahain biar semua kerjaan di rumah tetap keurus dengan catatan jangan terlalu dipaksakan. Kalau mau gojekin makanan ya monggo, mau laundry boleh, atau mau santai saja tidur di rumah Mama. Paling kan kerjaan rumah tangga ya itu-itu saja dan rutinitas itu lah yang kadang bikin kita bingung manage sendirian. Ada Suami mah, gantian. Capek dikit gantian pijetan. Azeg.

Aku mulai terbiasa berduaan sama Alya di rumah sejak Alya umur 2 tahun. Sudah enak dimomong sih di umur-umur segitu. Sudah bisa bilang ini itu, minta ini itu. Terus Alya juga bisa main sendiri. Lebih enak lah ketimbang dulu pas waktu masih bayi. Apalagi masih nenen, waaah jangan harap luluran dengan tenang di kamar mandi sendirian, yang ada pintu bakalan digedor karena anaknya kehausan. Pernah merasa samaan ya kan? Oke toss dulu kita.

Jadwal rutinitas harianku ketika momong Alya aku sesuaikan. Yang tadinya super malas bangun subuh, ya berubah mau enggak mau. Pokoknya tetep, sebelum Alya bangun, makanan sudah siap di meja makan. Misal telat bangun pun, seenggaknya sudah prepare roti atau granola sebagai sarapan. Agak beruntung lagi, karena Alya lagi gampang makan. 

Begitu Alya bangun, kami mandi bareng. Supaya lebih gampang dan asik saja sih, lucu gitu kayak kakak adik. Ya kan (azeg). Anehnya, Alya ini enggak rewelan kalau pas berduaan sama aku. Justu ketika lengkap formasi, malah gampang ngak ngek. Bingung euy. Padahal mah kompaknya sama loh.

Oiya, aku punya tips supaya kalian lebih semangat momong buah hati. Barangkali ada yang parnoan misal ditinggal Suami lama atau di rumah bingung mau ngapain berduaan? Ini ada 3 kegiatan yang aku sama Alya lakukan di rumah. Cukup bisa bikin dia anteng dan minim rewel. I hope this could help you buat yang terbiasa ada bala bantuan di rumah, tapi mendadak harus momong sendirian. 

Libatkan Dia Dalam Pekerjaan Rumah Tangga


Seumuran Alya itu pengennya mengerjakan apa-apa sendiri. Merasa bisa gitu. Nah, aku manfaatkan kesempatan ini sebagai alasan untuk mengajaknya di setiap aktivitas. Banyak juga kok yang bisa dia kerjakan sendiri, misalnya mencuci piring, jemur pakaian, menyapu lantai. Yaaah walaupun supeeer lama dan enggak tuntas tapi setidaknya bikin dia ada aktivitas yang seru. 


Eh ada lagi satu kegiatan yang bisa bikin dia anteng: mencuci boneka dan beresin mainan. Lumayan nguras tenaga juga kan. Dia bisa fokus merawat barang-barangnya. Paling enggak beberapa jam enggak yang lari-larian terus. Ada saatnya, dia harus bisa duduk dan mengerjakan hal-hal yag membutuhkan ketelatenan. Cara ini cukup efektif mengingat setiap Suami pulang, dia jadi ada bahan cerita dan bangga kalau selama ditinggal bisa bantu Mamanya. 

Bikin Permainan Yang Enggak Membosankan


Waktu Suami kerja keluar kota, hal yang aku takutkan adalah Alya mendadak bosan dan jadi cranky seharian. Maklum anaknya moody banget, PR besar dari dulu ini mah. Makanya aku siap-siap alat tempur biar aku bisa bikin mainan ala montessori di rumah. Yang paling sering aku lakukan adalah bikin mainan yang sifatnya kreatif, aku selalu mengajarkan Alya supaya dia bisa bangga dengan hasil karyanya. Pokoknya jelek enggak apa-apa, yang penting berusaha dan ada peningkatan ke depannya. Selain bikin bikin, aku juga beberapa kali ngajarin Alya menggunakan kamera manual. Wahyasudah pasti belum mudeng lah ya. Tapi dia suka sama proses memutar kokang dan dengerin suara jepretannya.

Habis bonekanya dicuci bersih, saatnya foto bareng pakai kamera manual.

Bulan ini waktu ditinggal Suami kerja, aku ngajakin bikin bando tanduk rusa. Eh enggak disangka temen-temen Alya di komplek pada pengen dan langsung ikutan. Mereka sampai bawa bando sendiri-sendiri loh. Seneng deh sampai hampir paruh siang rumah jadi rame. Alya jadi enggak bosan! Sayang lupa aku foto huhuhu. Padahal no pic hoax ya. Sedih.

Ajak Dia Belanja


Karena aku agak malas pergi jauh-jauh berdua, aku ajakin Alya belanja di tukang sayur dan belanja di toko terdekat. Sepele, aku suruh Alya buat hafalin apa saja yang habis di rumah, begitu di toko dia langsung cari sendiri. Aku pikir dia bakalan enggak mudeng dan menganggap angin lalu, tapiii ternyata sepanjang perjalanan Alya hafalin bener-bener apa saja yang tadi aku ucapkan: "Yang habis: sabun cuci, kecap, sama minyak" 

Heran juga. Tadinya cuma iseng, ternyata ada dampaknya juga. Sampai Toko pun dia langsung berhambur buat nyari barang-barang tersebut. Sempet sih batin, "Ih Alya pinter" wkwk. Padahal di luar sana banyak juga anak yang sama pintarnya. Hehe, peace ah.

Ketiga tips tadi intinya adalah: mood anak harus stabil senang. Jangan sampai kelaparan, jangan sampai kecapekan, dan jangan sampai dia bosan terus merusak mood seharian. Pastikan juga kita yang momong juga dalam kondisi yang oke. Komunikasikan selalu problem sama Suami yang sedang bekerja tanpa membebaninya. Kami sendiri biasa video call kalau kerjaan Suami sudah kelar. Baru ngobrol tadi ngapain saja dan apa kendalanya.

Jadi intinya, aku mah selalu oke sih kalau berduaan sama Alya. Enggak ketakutan soal mau ngapain saja kayak dulu pas Alya masih bayi. Sumpah kalau inget berduaan sama Alya doang, pasti bikin mendadak lemes. Parno Alya nangis seharian. Hehehe.

Oke itu tips dari aku, barangkali ada yang mau nambahin boleh share di kolom komen. Makasih sudah mampir ke sini. Ingat ya ibu-ibu, tidak ada masalah yang sendirian di dunia, kita hanya perlu kuat dan jangan lupa bahagia :)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

HELLO!


I'm Yosa Irfiana. A scriptwriter lived in Magelang. Blog is where i play and share. Click here to know about me.

FIND ME HERE

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook
  • Google Plus

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  January 2023 (1)
  • ►  2022 (14)
    • ►  December 2022 (1)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  August 2022 (2)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  March 2022 (2)
    • ►  February 2022 (3)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (60)
    • ►  December 2021 (1)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  October 2021 (3)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  June 2021 (3)
    • ►  May 2021 (15)
    • ►  April 2021 (21)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  February 2021 (2)
    • ►  January 2021 (5)
  • ►  2020 (44)
    • ►  December 2020 (5)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  October 2020 (4)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  August 2020 (3)
    • ►  July 2020 (7)
    • ►  June 2020 (6)
    • ►  May 2020 (1)
    • ►  April 2020 (4)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (2)
  • ►  2019 (89)
    • ►  December 2019 (5)
    • ►  November 2019 (7)
    • ►  October 2019 (6)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  August 2019 (6)
    • ►  July 2019 (6)
    • ►  June 2019 (9)
    • ►  May 2019 (9)
    • ►  April 2019 (8)
    • ►  March 2019 (7)
    • ►  February 2019 (7)
    • ►  January 2019 (9)
  • ▼  2018 (135)
    • ►  December 2018 (21)
    • ►  November 2018 (17)
    • ►  October 2018 (9)
    • ▼  September 2018 (9)
      • SERIUS OLAHRAGA
      • GLOSSY MAKE UP COLLABORATION
      • NAIK MOTOR SAMA ANAK KELUAR KOTA
      • REVIEW COSRX ONE STEP ORIGINAL CLEAR PAD
      • FEE, BRIEF, DAN REVISI
      • RESEP SAPI NANAS LADA HITAM
      • REVIEW SAKURA COLLAGEN (ANTI-AGE'S CREAM)
      • PENTINGNYA AJAK ANAK PERIKSA KE DOKTER GIGI
      • BERDUA SAMA ALYA DI RUMAH
    • ►  August 2018 (10)
    • ►  July 2018 (9)
    • ►  June 2018 (12)
    • ►  May 2018 (9)
    • ►  April 2018 (9)
    • ►  March 2018 (9)
    • ►  February 2018 (10)
    • ►  January 2018 (11)
  • ►  2017 (116)
    • ►  December 2017 (8)
    • ►  November 2017 (7)
    • ►  October 2017 (8)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  August 2017 (8)
    • ►  July 2017 (11)
    • ►  June 2017 (8)
    • ►  May 2017 (11)
    • ►  April 2017 (8)
    • ►  March 2017 (12)
    • ►  February 2017 (15)
    • ►  January 2017 (11)
  • ►  2010 (9)
    • ►  November 2010 (9)

CATEGORIES

  • HOME
  • BABBLING
  • BEAUTY
  • FREELANCERS THE SERIES
  • HOBBIES
  • LIFE
  • PARENTING
  • BPN 30 DAY BLOG CHALLENGE
  • BPN 30 DAY RAMADAN BLOG CHALLENGE 2021

BEAUTIESQUAD

BEAUTIESQUAD

BLOGGER PEREMPUAN

BLOGGER PEREMPUAN

EMAK2BLOGGER

EMAK2BLOGGER

Total Pageviews

Online

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose