YOSA IRFIANA

Powered by Blogger.
Di suatu malam yang dingin dan nyaman berselimut, tiba-tiba Alya merengek sambil garuk-garuk kaki "Ma, semut. Ma, semut". Yang maksudnya adalah "Ma, gatel".

Masih dengan rasa ngantuk dan lebih nyaman meringkuk, tadinya aku pikir cuma kena nyamuk,. Tapi kok enggak habis-habis. Dipakaiin lotion gatel juga enggak mempang, sedangkan kalau digaruk bisa lecet. Jadi aku cuma sebatas elus-elus kakinya sambil kasih nenen. Rasa ngga nyaman akibat gatal yang makin digaruk makin jadi ini bikin Alya merengek semaleman. Terpaksa deh aku bangunin Suami buat garukin kedua kakinya. Gantian gitu kan enak hehe.

Pagi harinya, waktu teman-teman Alya main ke rumah, aku baru ngeh ternyata bentol-bentol merah di telapak kaki. Bentol kecil itu samar dan nyaris terlihat. Alya pernah kayak gini juga, dan ya, pas dia terkena flu singapura! Hiyaaa... masa' flu singapura lagi sih? Memangnya bisa? Ya bisa. Flu singapura bukan kayak cacar air, dia bisa terkena lagi tergantung virus di sekitar dan kondisi badan si penderita. Flu Singapura juga bukan hanya bisa diderita anak kecil saja, tapi juga orang dewasa.

Waaaaaa....

Seketika itu juga kami mengisolasi diri supaya tidak menular disusul dengan para tetangga yang menutup gerbang mereka rapat-rapat. Baiklah, aku paham, takut ketularan kan ya. Hiks.

Pengalaman Flu Singapura pertama waktu Alya berumur 14 bulan. Ini gara-gara aku ajak Alya ke Rumah Sakit untuk periksa gigi. Maklum Alya belum bisa aku titipin. Eeeeh, sehari kemudian timbullah gejala panas disusul bentol-bentol bagian kaki, dan langsung menjalar ke tangan dan mulut.

Maafin Mama, Al. Mama ngga tahu kalo Rumah Sakit bisa menyebarkan virus juga.

Yang paling aku khawatirkan sebenernya adalah dehidrasi, gara-gara mulutnya dipenuhi sariawan. Alya nenen aja ngga mau, apalagi makan sama minum. Terpaksa banget cekokin air putih dan bubur. Pokoknya jangan sampai perutnya kosong dan daya tubuhnya makin lemah.

JANGAN!

Nah, sewaktu Alya kena Flu Singapura untuk kedua kalinya ini aku ngga panik sama sekali. Bener-bener ngga kayak yang pertama. Salah satunya memang karena Alya tidak mengalami demam dan tetap doyan makan, jadi ngga terburu-buru mengajaknya ke Dokter.

Aku sama Mas Suami memang tidak "dikit dikit ke Dokter" juga sih. Karena jujur, kami benci dikasih resep antibiotik. Ada kan ya, Dokter yang lebay banget sama obat.

Di moment ini kelihatan banget Alya terganggu dengan rasa gatalnya. Dia selalu minta garuk di bagian kaki dan minta diberi lotion. Aku akalin aja makein dia kaos kaki. Trus aku alihkan perhatiannya dengan bermain supaya paling ngga lupa sama rasa gatalnya.

Tapi sayangnya, aku dan Suami malah ikutan gatal.  Di telapak kaki, bentolnya juga samar, dan akan terlihat jika kita sering menggaruknya. Asli gatalnya minta ampun lah.


bentol nyaris tidak terlihat 

Kalo aku dan suami sih gampang ya cara nanganinnya. Pakein gel penghilang rasa gatal, mandi air anget dan banyakin istirahat, KELAR. Hahaha.

Yang jadi masalah kan anak-anak, yang kalo sakit kitanya juga makin capek. So, di Flu Singapura kedua ini yang aku lakukan adalah:

1. Memberi produk pereda rasa gatal

Produk bayi diganti dengan produk khusus kulit sensitif, lotion khusus pereda gatal, dan menambahkan cairan antiseptik pada air mandi. Agar kulit bayi juga tidak luka dan bekas gatal tidak berbekas, usahakan jangan menggaruk dengan keras. Aku memilih mengalihkan perhatian atau cuma di usap-usap bagian yang gatal.

2. Tetap memandikannya sehari minimal 2 kali

Kenapa dua kali? Iya biar bersih donk! Mamaku pernah bilang sih "ngga usah dimandiin aja, kena air kasihan gatalnya" 

GENGGONG! Ya keleus gatal malah makin jadi gara-gara kuman numpuk. Aku cuma dengerin sambil nyengir alias masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. 

3. Asupan gizi yang seimbang

Ketika sadar Alya kena Flu Singapura (lagi) aku langsung minta Mas Suami belanja jambu, buah naga, jeruk, wortel, dan brokoli. Aku juga rutin menawarinya berbagai macam olahan makanan, mulai dari bubur, jus buah dan roti. 

Dokter menyarankan pemberian vitamin pada anak supaya daya tubuhnya kuat. Setiap harinya memang aku usahakan, semua anggota keluarga mengkonsumsi buah dan sayur, makanya aku prefer makan buah langsung. 

Oiya, satu lagi, konsumsi air kelapa muda yang berkhasiat membunuh dan melawan toksin penyebab alergi.


 bikin bubur supaya makanan gampang ditelan
Jus buah yang kaya vitamin C untuk mengembalikan stamina

4. Penting! Jangan sampai dehidrasi

Kalo anak ngga mau makan, kita jangan sampai menyerah. Pemberian asi juga tetap harus dilakukan. Konon, nenen itu adalah pereda segala penyakit bayi. Kalo ngga mau nenen kayak kasus Alya yang pertama? Ganti dengan media lain seperti sendok atau pipet. Ribet?

Iya, demi anak sob, so please.


5. Penggunaan obat

Ini juga ribetnya minta ampun. Alya sering memuntahkan obat langsung. Mungkin karena obat yang selama ini pernah dia konsumsi tidak user friendly ya. Hehehe.

Obat itu identik sama tekstur kental dan rasanya pekat. Jangan lupa, pokoknya selalu sedia Paracetamol di setiap rumah. Dan harus banget ya, setiap 3 bulan diganti karena setelah 3 bulan kandungannya tidak bekerja lagi.

Selanjutnya, kompres anak dengan handuk biasa atau kompres instan. Ini ngebantu banget mengatasi demam anak, gunakan saat anak tidur akan lebih efektif.


6. Menciptakan suasana bermain asyik di rumah

Walaupun sedihnya bukan kepalang kalo anak sakit, tapi tetap harus dijaga dan diisolasi di rumah. Biar ngga menular, biar cepat sembuh, biar ngga memperparah penyakit. Soalnya pernah waktu Alya kena Flu Singapura pertama kali dan aku sempat bawa keliling komplek, eeeh... tetangga depan langsung kena. Ngga enak hati donk, bisa-bisa Alya jadi biang kerok penyakit ini sekomplek. Bisa-bisa kami didepak dari paguyuban RT. Kraaay.

Di rumah, toh kita masih bisa mengerjakan hal-hal asyik seperti menggambar, mewarnai, main air, petak umpet, atau karaoke. ((Mamanya yang karaoke))

Yang perlu diingat, zaman sekarang penyakit lebih variatif dan bisa datang dari mana saja. Selalu tenang dan bekali diri kita dengan wawasan.

Sekian sharing dari aku, semoga selekasnya Flu Singapura bisa dicegah dengan imunisasi tambahan dan imun anak kita terbentuk kuat.

Can i hear ameen?
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sebelum aku mau posting ini, aku kudu berani jujur bahwa sebenernya punya kulit super sensitif dan bikin trouble dimana-mana. Udah puluhan kali ganti produk, konsultasi ke dokter kulit dan rutin ke klinik kecantikan, tapi hasilnya ZONK kalo ngga diterusin. Aku sempat "ya udah deh, mau gimana lagi?" 

Benar-benar putus asa menghadapi kenyatan pahit dan cuma impian semata punya kulit mulus berseri kayak Bunga Citra Lestari. Lain kali aku janji deh, bakal jabarin kenapa aku berjerawat dan jerawat betah nangkring di muka aku.

Aku pernah menggunakan produk La tulipe ini sewaktu pertama kali kerja. Kesibukan mengurus shooting kejar tayang jadi alasan kenapa pilih brand ini: PAKET LENGKAP! Ada Acne Total Care Lotion (obat totol), Acne Care Freshener, Acne Facial Cleanser, Acne Cleansing Lotion, Acne Sun Protector Gel, Acne Evening Gel.

Perawatan sehari-hari tanpa embel-embel suruh treatment setiap minggunya dan tentu saja, aku memakai semua itu tanpa bedakan.

Dengan kegiatan penuh peluh dan sering terpapar sinar matahari langsung, kulit yang berminyak jadi makin berminyak gara-gara Acne Sun Protector Gel nya. Jerawat ngga ada peningkatan untuk pergi dan ngga kembali. Sedih rasanya hati adek, bang!

Sekarang gara-gara getol baca-baca soal kulit dan makin paham jenis kulit pribadi, aku uda berani menentukan produk yang cocok untuk kulit aku sendiri. Kulitku ternyata berjenis kelamin perempuan, yang kalo sudah cinta, susah move on. 

OK serius donk yos!

Kulit saya ini tumbuh whitehead dan berpori besar, pori besar ini makin menggila akibat aku sering facial di klinik kecantikan dan Tempat Praktek Dokter Kulit. Pori besar harus banget dibasmi dengan asupan gizi yang teratur, perlindungan ekstra terhadap matahari dan memakai masker wajah bersamaan dengan treatment minimal seminggu sekali. Sedangkan whitehead dilenyapkan dari muka bumi dengan rutin peeling, memakai pembersih wajah dan lotion anti bruntusan yang tepat.

Yang Tepat? Gimana cara tahu yang tepat? Situ Dokter?

Tenang, aku bukan Dokter, aku cuma seorang Ibu yang suka pakai kaos dan jeans. Aku cuma pede karena banyak pengalaman.

HAHAHA.

Bruntusan itu disebabkan oleh tumpukan kotoran dari wajah yang tersisa dari cara pembersihan wajah yang kurang tepat ATAU pemilihan pembersih yang salah. Dari dulu, setiap aku memakai Facial Wash untuk jerawat, kulit malah ngga ada perubahan. Lalu setelah paham itulah aku baru sadar, bahwa seharusnya saya memakai Pembersih yang benar-benar membersihkan sampai ke dalam pori-pori alias Deep Cleanser.


Untuk perawatan harian, tiap malam aku pakai Acne Lotion dari Latulipe.

Kenapa bukan Acne Total Care?

Alasan pertama, dulu pernah pakai Acne Total Care, kondisi jerawat bukannya makin membaik tapi malah makin besar. Dan pagi hari kulit bakal jadi kering bak padang pasir.

Alasan kedua, kulit aku bukan jenis berjerawat besar, kulit ini bruntusan punya. Jadi benar-benar seperti pasir kalo diraba Suami. Duh kasihan deh Mas Suami.

Aku memilih La tulipe gara-gara di toko depan perumahan ada brand ini dan iseng beli siapa tau cocok. Setelah sekian lama saya tidak memakai perawatan berbahan kimia, kulit sempat berasa cekit-cekit dan gatal. Waktu itu udah yakin "ngga cocok nih..?"

Tapi masak mau buang percuma dengan isi yang lumayan banyak? Rutinlah aku pakai seminggu, dan JENG JENG... Hasilnya sudah kelihatan. Bruntusan kering dan mengelupas. AHAAAA!!! Mengelupas, artinya saya kudu rajin peeling juga.

Harganya affordable banget, aku beli Rp 23.000 an.

Satu botol berisi 60 ml ini bisa dipakai selama 2 bulanan. Ini botol kedua dan makin mantep beli karena ngerasa manjur. Packagingnya ngga ribet, dibuka juga ngga langsung tumpah kayak merek sebelah. 


Aku cinta mati sama Produk Dalam Negeri. Selain gampang didapetnya, harganya murah, kandungannya disesuaikan sama jenis kulit beriklim tropis disini. Mungkin soulmateku adalah Sulfur dan Salicylic Acid, tapi di kasus beberapa orang, bahan aktif ini malah ngga bekerja maksimal. Bau belerangnya khas, jadi kalo yang ngga suka bisa mengganggu.

*ingredients yang cocok untuk kulit orang Indonesia

Dipakai malam sebelum tidur, kocok dahulu, oles pakai tangan bersih, cotton bud atau kapas. Ratakan di daerah kening dan pipi, cara applynya tipis aja soalnya kalo kebanyakan jadi kering. Oiya, Acne Lotion ini juga bisa mengontrol minyak berlebih lho. Saking kontrolnya, pagi harinya kulit emang jadi kayak ngelupas dan tandus. Makanya, harus diimbangi juga dengan pelembab. PEW!

*tekstur lotionnya pas

Lhaaa ini dia yang ditunggu-tunggu. Before-afternya jelas banget. Awalnya aku bruntusan yahud di kening dan pipi, lengkap sama bekas jerawat yang merah-merah. Setelah rutin pemakaian, jerawat memang masih sering datang namun ngga bertahan lama kemudian hilang. Yang asik nih, ngga berbekas di kulit aku, yeaay!

*warna kulit tidak merata adalah PR juga

Dimaafin ya, yang kiri selfie dan yang kanan di fotoin Mas Suami. 
Aku sering selfie karena memang pengen lihat perubahan wajah dari hari ke hari. Dan yang kanan, aku minta difotoin biar bisa lihat detail aslinya. Biasanya, kamera depan lebih bikin cantik rupawan. 
Hehehe.

Aku mulai pakai Acne Lotion ini sekitar bulan november, jadi baru 2 bulanan hingga hari ini. Juni 2016 itu kulit bruntusan banyak dan berminyak abis. Cuma berbekal sabun bayi sama treatment alami yang membutuhkan kesabaran dan pengorbanan waktu. 

Dan ini foto terbaru tanpa bedak. Pori-pori masih lumayan besar, bekas jerawat masih ada. Pelan-pelan deh sambil masih cari produk apa yang klop sama La tulipe Acne Lotion ini. Moga-moga di umur saya yang menjelang 30 tahun, aku masih bisa berharap wajah secantik Nadya Hutagalung. ya. 
PREEET!!!


Repurchased : YES.
Share
Tweet
Pin
Share
17 komentar
Hari minggu kemarin, secara tiba-tiba temen ngajak ke pantai biar pikiran fresh lagi. Masing-masing kami membawa semua anggota keluarga kecil nan muda. Jadi wisata dadakan ini dibikin sesantai mungkin, mengingat anak-anak kami dibawah usia 5 tahun semua. Berangkat ke pantai sekitar jam 1 dan mobil berjalan dengan kecepatan pelan. Ditambah kami harus mengisi perut yang sehat serta bergizi di jalan arah pantai. Sambil kami bayangkan sejuknya dan indahnya awan menjelang sunset.

Sebenarnya kami kebingungan menentukan tujuan. Berbekal mencari wisata lewat foto yang Instagram-able, awalnya kami memilih pantai pandansari, yang terkenal dengan Mercusuarnya. Mercusuar setinggi kurang lebih 30 meter didirikan tahun 1997 untuk navigasi laut. Di tahun 2006 setelah gempa, Mercusuar mengalami keretakan di bagian temboknya dan sempat ditutup beberapa lama, namun saat ini pengunjung dapat memasuki wisata ini hanya dengan membayar Rp 5.000,- 

Sayangnya, ketika kami sampai Pantai Pandansari, gerbang sudah ditutup. Mungkin karena hari minggu atau sudah hampir sore. Lalu kami turun ke pantai dan mendapatkan pemandangan ini. 

Miris ya, kami membawa anak-anak yang pasti ingin berlariaan dan mengenal keindahan alam. Tapi ternyata sampah berserakan dimana-mana. Sedih campur geram karena tidak bisa berbuat banyak dan ya, cuma bisa prihatin.


Seketika itu kami melanjutkan menyusuri jalan ke arah pantai lain sambil berharap kawasan lain lebih baik. Ketemulah kawasan pantai (saya ngga tau namanya apa) di dekat Tempat Pelelangan Ikan dan dekat juga dengan Goa Cemara.

Saya yakin jika pantai ini dikelola dengan baik, potensi wisatanya pasti meningkat. Suasana yang nyaman dan hutan cemara membuat pantai ini teduh dan nyaman. Pelestarian ekosistem pohon jenis cemara udang dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk mencegah pengikisan pantai. 


Lagi-lagi sampah berhamburan dan membuat pemandangan tidak sedap di mata. Terlihat beberapa pemancing berada di sekitar pantai yang ombaknya sudah hampir pasang. Sementara itu, banyak juga muda mudi nongkrong di semak semak pohon dan parkir di sekitar pantai. 





Demi apapun spot daerah ini seharusnya terasa mewah dan bisa menjadi set film dengan nuansa romantis atau tragis sekalipun. Saya merasa kecewa dengan apa yang sudah kita lakukan untuk pantai ini. Sebagai wisatawan, menjaga dan melestarikan alam adalah salah satu kewajiban serta bentuk respek kepada bumi pertiwi. Namun apalah daya, jika mental memang sudah cupet duluan. 

Dengan masih merasa geram, langsung saya googling dan mencari tau apa yang sudah Pemerintah serta kalangan Pemerhati Lingkungan lakukan untuk pantai ini.



Dari berita yang saya temukan, mulai tahun 2015 kasus sampah ini sudah mulai meresahkan sejuta umat. Dan upaya revitalisasi pun sudah berjalan mulai dari inisiatif warga sekitar dengan pengerukan Pantai Laguna untuk keperluan dermaga hingga Pemerintah yang masih fokus dengan penataan potensi wisata ini.




Kawasan Goa Cemara agaknya masih lebih mendingan daripada yang lainnya, mungkin karena daerah ini sudah menjadi fokus wisata. Fasilitas kamar mandi, kolam renang, sewa ATV dan warung makan rata-rata dipadati oleh wisatawan setiap minggunya.

Di kawasan ini juga dikenal dengan konservasi penyu nya. Sampah plastik harusnya dikurangi untuk kelestarian Penyu. Populasi Penyu makin tahun makin turun, sampah plastik yang ikut hanyut ke laut bisa dimakan Penyu dan menyebabkan mati. Habitat Penyu ini layak mendapat perhatian lebih dari Pemerintah, warga dan wisatawan.

Beberapa gerakan seperti Pasukan Earth Hour Jogja pernah melakukan aksi bersih sampah di pantai samas. Forum Konservasi Penyu Bantul juga terbentuk agar populasi Penyu tidak punah. Sayangnya beberapa kegiatan tidak didukung dana oleh Pemerintah, mereka mengandalkan donasi dari para pemerhati lingkungan.

Sampah yang ada di sekitar pantai dianggap persoalan klasik oleh warga. Sampah akan makin menumpuk saat muara opak sedang banjir. Seharusnya gerakan menanggulangi sampah ini ditanamkan dari masing masing individu. Semua kalangan harus berdampingan dan dengan tegas mengambil tindakan aksi bersih pantai. Upaya Pemerintah untuk membangun Pengelolaan Sampah di dekat Laguna Pengklik kudu segera direalisasikan dan didukung dengan perhatian warga dan wisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan. Pembersihan sampah oleh Pemerintah dan aktivis lingkungan hidup sudah berjalan dan sepantasnya digerakkan rutin. Kawasan ini bisa menjelma menjadi surga dari pantai selatan. Tak menutup kemungkinan pula daerah ini menjadi wisata besar nantinya.
Merubah gaya hidup ini tidaklah sulit, hanya dengan sedikit dorongan dan kesadaran akan lingkungan kelak. Saat ini saya cuma bisa berbagi lewat bentuk donasi. Lain kali, saya ingin menyaksikan pantai ini sore hari sambil melihat anak menari-nari.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Apakah kalian merasa ribet pake pelembab, serum, sunblock yang berlayer-layer trus pengen yang praktis-praktis aja? Sebagai seorang Ibu yang dituntut serba cepat dan memilih yang mudah, aku adalah salah satu orang yang kalau dandan pagi pengennya yang wes ewes ewes, langsung cling. Lalu, adalah produk yang bisa bisa menjadi pelembab, sunblock, sekaligus foundation ringan untuk kulitku yang berjerawat? DD Cream dari Wardah ini mampu menjawabnya. 

Pertama kali tau BB cream dan CC Cream, aku mah ngga terlalu antusias beli. Karena yaaa... aku kan punya kulit sensitif. Jadi aku ngerasa belum perlu pake inovasi yang kabarnya dari korea ini. Namun hati berkata lain sewaktu aku kebingungan mau meeting dan kok rasanya kurang ciamik kalo cuma pake pelembab, tabir surya dan bedak doank. 

Seketika itu juga aku langsung masuk ke sebuah Toko Kosmetik dan mencari foundation yang pas untuk kulit, padahal mah sebenarnya tahu bahwa tidak ada foundation yang ringan. Secakep-cakepnya foundation buatku tetap terasa palsu (halah).

Tapi, namanya juga perempuan, makhluk paling gampang dirayu. Walopun aku tahu, kulit sensitif sepertiku kalau dipakein foundation seharian, apalagi di luar ruangan, pasti bakal numpuk jadi kotoran hingga nantinya menimbulkan jerawat. Entah itu bruntusan atau yang besar sekalian. Pokoknya terserah jerawatnya deh.

Balik lagi di Toko Kosmetik, aku mah orangnya penurut begitu ada mbak-mbak yang menyapa dengan riang gembira. Mbak itu kemudian menanyakan apa kebutuhanku. 

Aku langsung bilang: "Mbak, aku lagi nyari foundation ringan buat kulit dan hati yang sensitif"

Mbak BA itu nampaknya tahu banget lah, kalo aku orang yang rapuh karena punya kulit wajah yang penuh dosa tapi ingin terlihat cantik bagai puteri raja. Menawarkanlah dia sebuah benda yang dari packagingnya terlihat fresh namun elegan. DD Cream keluaran Wardah!

Sebenernya ini adalah penyempurnaan dari BB cream dan CC cream. DD cream berfungsi ganda untuk menyamarkan redness, kerutan dan pori-pori besar. Mendengar kata sempurna, aku langsung teringat sosok Christian Bale, yang bikin kita langsung jatuh cinta! (apeu)


Pake DD cream ini benar-benar ngga perlu skincare berlayer-layer. Cukup sekali oles dan ratakan. Udah dapet bonus kandungan vitamin C yang berfungsi mencerahkan wajah. 

YAS!

Ada dua pilihan warna yaitu Light dan Natural. Aku pilih Light. *Pede* 

Teksturnya asik, ringan ngga nggedibel dan mudah dibaurkan. Tapi di pori-pori besar dan bruntusan sepertiku, nampaknya DD cream ini kudu lumayan kerja keras.

*Teksturnya ringan

*perbandingan di tangan

Cuma butuh colek dikit untuk mengaplikasikan ke wajahku yang bulat bak bulan purnama yang buletnya ampun ampunan. Pake DD cream ini kalau kebanyakan malah bisa bikin pucet dan kelihatan ndemplong-ndemplong. 
Emang kudunya pas, jadi pori-pori besar bisa ketutup dan terlihat alus.

*Maafkan wajah saya yang dramatis ini, sodaraku

Mengandung tabir surya dengan SPF 30 itu cukup tinggi dan cocok untuk keluar ruangan dan kerja lapangan. Tutupnya fliptop yang mudah sekali dibuka tutup. Bentuknya pratis imut bisa diselipin pula di antara pakaian ganti anak.

Hahaha.

Aku pakai beraktivitas di bawah sinar matahari langsung selama 2 jam, masih terlihat OK. Namun setelah 3 jam kedepan, kulit cenderung oily dan DD cream sukses menjelma menjadi minyak terutama di daerah pori besar. Mungkin karena aku cuma pake DD cream doank tanpa lanjut pake powder atau bedak padat.
Yang terpenting adalah DD cream ini tidak membuat kulit break out.

*dibawah terik sinar matahari 

Yang ngga aku  suka:
  • Cream ini agak greasy di wajah saya karena mengandung banyak pelembab. Cocoknya untuk kulit normal kering.
  • Isi cream tidak full, bikin saya terharu.
  • Buat kulitku, vitamin C yang berlebihan juga tidak baik. Bisa numbuh jerawat.
  • Cream ini juga tidak mengandung UV A nya, jadi aku harus tetep pake sunscreen. 
Dengan harga sekitar Rp 30.000,- untuk 20 ml, DD cream pantas didaulat sebagai produk kece untuk semua umat. Aku sih pakenya kalau pas ada acara aja, sehari-hari prefer milih pake sunscreen dan bedak, selesai. 
Kalau tiap hari dipake aku rasa ngga perlu mengingat bahannya comedogenic dan kimianya agak berlebihan. DD cream ini hanya akan menjadi teman baik kalau lagi ada acara ketemuan banyak teman.
Repurchased: YES.

*bonus foto manyun dan sok sangar pake kaos design temen yang dijual di situs DesignByHumans
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Setiap anak punya keunikannya. Ada yang bisa kalem, rajin, dan gampang menerima pelajaran. Ada juga yang lebih suka kegiatan outdoor nan menguras tenaga. Sedari kecil bisa dilatih dan diarahkan kok, supaya mereka punya aktivitas sesuai dengan apa yang diminati. 

Punya batita yang tenaganya berlebih, tentu bikin seorang ibu harus punya double kesabaran dan ekstra tenaga tujuh belas kali lipat. Aktivitas yang melulu itu-itu saja di dalam rumah dan dilakukan secara rutin bisa membuat anak bosan. Beragam mainan, mendengar musik, video dan games ngga lantas membuat anak akan merasa puas. Gimanapun harus tetep ada kegiatan yang bermanfaat baik itu untuk menguras tenaganya, melatih kepekaan, dan stimulusnya.

Nah, aku mau cerita soal anakku ya. 

Alya tuh begitu melihat mamanya ngganggur nonton TV atau main game bakal teriak-teriak "mama neeeen mama neeen". Bener-bener minta ditemenin terus-terusan.

Iya, sebenarnya Alya adalah tipe anak yang senang main di luar. Kesenangannya beraktivitas fisik membuat kami mencari cara agar setiap hari dia selalu bisa menjaga mood, kalo moodnya berantakan bakal bisa tantrum. 


Tantrum Alya itu dengan menangis guling-guling dan ngga jelas mau minta apa. Kalau sudah begitu paling aku diemin sampai akhirnya dia capek sendiri dan berlari minta pelukan dengan masih sesenggukan.
SELAMAT!



Ya, aku emang sengaja membiarkan Alya menghabiskan energinya sendiri. Aku juga usahakan ajak dia ikut berkegiatan, misalnya ke pasar, memasak, bersih-bersih rumah, dll. Pokoknya kata kunci dalam mengasuh Alya itu : Kenyang dan capek. 

Wah, bayanginnya aja udah bikin kita sebagai seorang Ibu pusing duluan. Mana Alya dikenal sebagai anak yang malas makan. 

Urusan makan, aku lebih sering membiarkan Alya makan sendiri. Tapi kami juga kudu makan bareng juga, biar moodnya senang dan makannya lahap. Sewaktu Alya mengenal MPASI, aku pernah mengajarinya BLW selang seling dengan metode suap. Biar ngga bosen aja sih. Alya jaraaaang banget makan sambil digendong atau sambil jalan-jalan dan kalau sudah lebih dari setengah jam, habis ngga habis, makan selesai! 

Karena Alya makannya sedikit, jadi aku harus rutin menawarinya makan setiap 1 jam sekali, diselingi dengan buah/jus, snack, dan makan berat.

Sehari-hari aku dan Suami bekerja dari rumah, kecuali ada hal-hal yang mewajibkan untuk turun ke lapangan. Maka kami usahakan setiap hari ajak Alya keluar rumah untuk bersosialisasi langsung dan mengenal alam secara nyata. 

Belajar lewat aktivitas outdoor bagi kami adalah hal yang bisa dengan cepat melatih kemampuan panca inderanya. Bergerak di alam bebas juga bisa meluapkan emosi anak untuk hal-hal yang lebih baik.

  
Kami lebih senang mengajaknya ke desa. Mengenalkannya pada berbagai macam jenis tumbuhan, hewan, dan berlarian di tanah lapang. Alya seneng banget menyentuh langsung binatang, memberinya makan, dan kejar-kejaran. Saraf motoriknya bekerja agar menjaga keseimbangan gerak dan pikiran.

Dengan selalu kami awasi, kami berusaha tidak melarangnya untuk berkotor-kotor ria. Toh, nanti juga bisa mandi lagi.


 *kasih makan kambing 

  *kasih makan rusa 

 *memetik buah stroberi di kawasan ketep

Memetik buah di kawasan wisata selalu bisa jadi andalan main dan jajan secara bersamaan. Pengetahuan mengenal sayur dan buah didapat secara langsung. Secara kognitif hal ini bisa melatih konsentrasi dan membuka peluang lebih luas untuk menemukan minat anak.

Setidaknya sebulan sekali kami ajak ke kawasan agrowisata, selain anaknya puas main keluyuran di semak-semak, emaknya juga happy belanja sayur dan buah segar. Sekali mendayung seribu pulau terlampaui.
Hahaha.


 *di teluk bogam

Salah satu aktivitas favorit Alya adalah main di air. Kalau di rumah, aku biasa mengajaknya mencuci karpet, sepeda dan siram tanaman. Kegiatan ini bisa bikin dia tertawa-tawa dan moodnya stabil.

Sedangkan, moment lebaran adalah salah satu moment yang paling aku suka, ikut Mas Suami mudik ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Cuaca yang panas dan suasana daerah yang jauh dari kesan metropolitan malah membuat kami asyik menikmati daerahnya, begitu juga dengan Alya. Bahasa daerah yang berbeda, teman dan area bermain yang baru melatihnya berkomunikasi dengan baik. Alya dikenal sebagai anak yang malu malu kucing. Kalau diperhatikan, malah bisa menjerit dan ngga mau kenal. Lain jika kita cuek, dia akan datang minta diperhatikan.

Melalui cerita-cerita masa kecilnya, Mas Suami membawa kami dan memperkenalkan beberapa area bermain dan markas genks nya dulu. Alya sangat antusias menelusuri kota kecil ini, melihat sungai di pinggir dermaga, dan berlarian di jembatan yang disusun dari kayu ulin.

 *pagi hari di tepian sungai arut

Berenang di sungai menjadi memori yang tak terlupakan buat Alya. Iya, dia senang sekali menikmati jernihnya air alami dan berwarna merah yang timbul dari akar pohon. Walaupun ternyata airnya dingin dan bikin saya menggigil, Alya justru ngga mau udahan dan sempet nangis di mobil. Kalau Alya lihat foto-foto waktu dia berenang di sungai, pasti hawanya pengen nyemplung ke kolam, dan kalau lihat sungai, dia kira pasti bisa buat mandi. Sayangnya, di jawa kami masih susah menemui sungai alami yang masih bagus dan belum tercemar.

*berenang di sungai pasir panjang

Sebagai orang tua baru, kami justru lebih banyak belajar dari anak. Dia mengajari kami untuk selalu peka dan tidak membuang waktu secara percuma. Setiap detik waktu adalah berharga. 
Jika anak diberi kelebihan untuk beraktivitas fisik, kita memang lebih letih dan rentan stress dalam menghadapi semua ini. Belum lagi dengan kerjaan rumah yang ngga selesai-selesai atau bisnis sampingan yang kudu berjalan berdampingan.


Tidak dapat dipungkiri, kadang kita malas untuk mengajaknya bermain kotor karena capek ngebersihinnya. Padahal dengan membiarkannya bermain, sistem imun anak akan kebal dengan sendirinya. Jangan larang anak dalam mengekspresikan kegemarannya, anak dapat mengerti salah atau benar, baik atau buruk, iya atau tidak. Bagaimana dia mengerti yang baik kalau tidak tahu yang buruk? Bagaimana dia paham yang benar kalo belum tahu dimana kesalahannya?

Hal lain yang harus diperhatikan adalah kekompakan anggota keluarga. Saling mengerti dan memahami. Suami punya peranan sangat penting disini. Aku sering kok bilang capek ke Suami. Paling-paling malemnya dapet bonus pijetan di kaki doank sambil ngantuk-ngantuk. Itu udah Alhamdulillah banget lho. 




Menjadi orangtua adalah rejeki lain dari hanya sekadar uang. Ingat, anak adalah lebih dari sebuah investasi. Dia adalah generasi. 

Kami berusaha sebisa mungkin tidak mengeluh dan tidak hitungan dalam soal mengasuh anak. Jadi suami harus siap diri, jadi istri harus dari hati. Semoga anak kita jadi anak yang berbakti dan baik hati. :)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pagi-pagi bagi sebagian besar orang indonesia, paling pas adalah makan soto. Di setiap daerah, terdapat soto khas nya sendiri, misalnya soto betawi, soto lamongan, soto banjar, soto boyolali, dsb. Satu yang sama: berkuah dan menawarkan resep rempah yang berbeda di tiap daerah.
Kadang, kalo males masak, Mas Suami pasti ngajakin saya mruput pagi-pagi buat berburu makanan. Pilihan makanan di pagi hari paling sekitar soto, nasi uduk, bubur ayam, atau nasi kuning.
Di Magelang, karena saya sekarang tinggal di kabupaten, kami justru lebih sering berburu makanan jawa yang bener-bener ke ndeso. Misalnya beli bubur blusukan ke kampung-kampung, atau beli gorengan ke daerah borobudur. HAHA
Soto Pelajar 99 ini terletak di Jalan Mayor Unus, Deyangan, Mertoyudan. Tepatnya di depan SMA N 1 Mungkid. Jam bukanya dari jam 07.00 s/d 16.00 WIB



Menunya variasi soto, dari soto ayam, soto balungan, soto ceker dan soto sapi. Harganya jangan ditanya, aman di kantong, mulai dari Rp 5.000,-
Sedangkan temen makannya banyak, dari teh panas, jeruk panas, tempe, sate usus, sate telur puyuh, tempe mendoan, dll.



Yang saya suka di sini adalah rasa dan aroma rempah dari kuah yang sangat terasa. Kunyit, bawang, serai, merica, kemiri yang benar-benar aduhai dan pas! Ngga berlebihan sama sekali. Warung soto ini juga dilengkapi wifi gratis. Tapi saya jarang juga lihat orang nongkrong pake laptop sambil yang-yangan. HEHE


*soto balungan

*soto ayam

Total bayar makan kami bertiga sekitar Rp 20.000,-
Saya paling mentok pesen soto ayam, tapi sotonya kadang ngajak temen, rame-rame pula jadi ya hitungannya bengkak.



Ini Totally recommended bagi kamu yang pengen nyoba kuliner magelang. Warung soto yang menawarkan kesederhanaan, ngga muluk-muluk. Tapi sekalinya kamu lewat jalan mayor unus depan SMA 1 Mungkid dan mencium bau enak kuah rempah, ya pasti dari warung SOTO PELAJAR 99 ini!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ditakdirkan berbibir tebel dan kering cukup bikin ngga pede dan jadi sorotan publik lho. Seriusan! Pernah ada, temen yang udah lama banget ngga ketemu tiba-tiba nyapa dan bilang: "Duh, bibir kamu masih kering ya?" 

Bagiku, saat itu dunia terasa berhenti berputar. Tadinya mau haha hihi dan ngobrolin tentang jaman SMA, berubah jadi manyun doank. Lha wong biasanya kalo udah ketemu teman lama kan banyak yang berubah. Paling demen kalo dibilang "Eeeh tambah cantik aja kamu" atau "Wah sekarang udah sukses ya". 

Tapi ngga papa, doski adalah temen deket waktu SMA dan apa yang dikatakannya adalah benar-benar dari lubuk hati yang terdalam. 
OKE AKU TERIMA. Walopun ekspektasi masih merasa mirip bibir Angelina Jolie.

Segala treatment bibir adalah hal yang penting. Minum air putih pun sudah minimal 8 gelas per hari, scrub bibir, dan Lip care seperti Lip Balm atau Lip Butter merupakan salah satu must have things di kehidupan. Bibir ini kalo ngga dirawat bisa menyebabkan racun bagi masyarakat, sosialita terganggu, kemanusiaan terlupakan, dan komoditi eksport menurun. (Yang terakhir tolong diketawain aja)
Aku sih jarang pake lipstick, tapi kalo pake pun, sebelumnya wajib pake lip care duluan.



Kali ini aku mau review Nivea Lip Butter Raspberry Rose.
Terlihat nangkring cantik di sebuah supermarket, lip butter ini menarik perhatian. Harganya cukup murah sekitar Rp 32.000,-. Di segel rapi dan kemasannya imut.

Aku pakainya sesering mungkin termasuk sebelum tidur. Kalau abis bangun tidur, lembabnya bibir benar-benar kerasa, tapi pas dipake di siang hari, di bibir ku malah mudah ilang. Kalo urusan wangi sih enak dan ngga nyegrak. 

Jujur, aku kurang suka aplikasinya pake tangan, kurang higienis. Buka tutupnya susah pula! Tapi mungkin karena ini butter, jadi emang harus dikemas secara jar, kalo berbentuk stick bisa berabe kalo leleh.


Ada kandungan Shea Butter dari pohon Shea Africa yang membuatnya menjadi cream yang baik untuk kulit. Sedangkan Almond oilnya mengandung Vitamin C, jadi begitu dipake di bibir, terasa sekali moist-nya. Bibir langsung lembab tapi ngga lengket asal pakenya ngga lebay. Kalau mau pake lipstick, tunggu beberapa saat dan timpa aja. Apalagi Lipstick matte, lumayan jadi ngga crack.


Saya berkali-kali nyobain ina inu soal lip care. Lip butter jelas lebih moist dibanding lip care yang terasa ringan. Lip butter ini jadi andalan dan selalu ada di tas deh. 

Kelemahannya adalah bagi saya lip butter ini ngga tahan lama, padahal di banyak orang it stays well more than 4 hours lho. 


Please, bibir aku ini keringnya luar biasaaak! Jadi emang susah cari produk yang pas.

Trus kalo aplikasinya berlebihan dikit, bibir jadi putih mengkilat kayak orang sakit makan gorengan. Padahal kalo aplikasi tipis kadang masih terlihat bibir yang pecah. Huh, susah punya bibir kering.



Overall, ini masih jadi andalan kemana-mana sih. Lip butter memang dikhususkan untuk bibir kering dan pecah-pecah. Cara makenya abis mandi dan gosok gigi saya tunggu sampe bibir kering dulu, lalu dioles secukupnya. Kalo masih terlihat bibir yang pecah, yang penting tidak luka. Bibir keringnya aku biarkan aja mengelupas dengan sendirinya.
Kalo lip butter ini habis paling ya ganti lip care juga atau varian lain dari nivea. 

Repurchase : MAY BE.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Beberapa orang tua takut memulai-mengajarkan anak BAB dan BAK pada tempatnya. Termasuk aku! Padahal setelah dijalani, hal tersebut sama sekali bukan beban lho. Serius. Habis gimana ya, pilihannya cuma dua, toilet training sekarang atau tertunda-tunda dan makin susah. Aku sih pilih yang lebih gampang ngaturnya. Masa' mau terus-terusan ngompol kan enggak?

Kalo lagi mood pakein popok, aku selang selingin dengan clodi berbagai merek seperti pipiku, bebibum, pempem, dan cluebebe. Untuk pemakaian clodi, aku kok merasa “podo wae ya?” Mengganti insert aja bisa 1-2 jam sekali, apa tidak mendingan ditatur sekalian?

Sedangkan merek disposable diapers aku fanatik Goon, tapi kalo ada diskonan juga mamypoko, sweety, merries ngga papa deh. (Namanya juga emak-emak).
Sebenernya, baik orang tua sendiri maupun mertua mengajarkan untuk membiasakan bayi ditatur alias toilet training langsung. Tapi kan itu metode orang tua zaman dulu sewaktu belum ada disposable diaper. Aku pakein Alya popok instan, karena aku enggak pengen capek, pengen ngurus hal lain, karena aku sama suamiku berdua sendiri loh ngurus rumah tangga.

Konon, pada jaman dahulu walaupun kecapekan, mereka masih bisa sigap mengganti popok anak. Dan nyucinya pake tangan, ngga pake mesin cuci. Ingat! Mereka lantas menyebut orang tua jaman sekarang pemalas. Oh, andai disposable diapers umum digunakan sejak masa penjajahan belanda, tentu mereka lebih legowo. 


Alya memakai disposable diapers sejak umur 1 bulan, dengan alasan aku capek dan pengen praktis. Suami yang bertugas mencuci popok akhirnya sambat juga. Bayi boowwk, sehari bisa pipis puluhan kali, bikin nambah cucian dan nambah encok pegel linu. 

Sehari bisa menghabiskan 4-5 popok instan, tergantung juga dengan pola makan minum anak dan cuaca. Ukuran popok Alya waktu umur 1 bulan udah ganti ke M. Umur 3 bulan pake L sampai kira-kira umur 9 bulan, dan sempat ke XL selama kurang lebih 2 minggu, lalu balik lagi ke L.

Sebelum mau ngajarin Toilet Training pada Alya, aku punya target waktu yaitu saat Alya umur 18 bulan. Waktu yang menurutku sangat tepat karena anak sudah bisa berkomunikasi. Tapi iseng sih, aku mempercepatnya saat Alya umur 15 bulan.

Ketika tahu Alya kehabisan popok, aku bilang sama suami: "Toilet training sekalian aja yuk!". Eeeeh tak disangka, ajakanku langsung diiyakannya. Tanpa cacicu, tanpa pikir panjang, toilet training ini terjadi langsung gitu aja. Yas! Dimulailah Toilet Training ini. Untuk yang pengen tahu, step by step toilet training Alya kira-kira seperti ini:
  • Dengan tidak ada kesiapan apapun, hari itu juga Alya mengenal rasanya ngompol di celana. Sempat dia merasakan kebingungan dengan celananya yang basah, dan minta ganti celana. Disitulah tahap awal mengenal pipis. 
  • Kemudian, aku juga rutin tatur 2 jam sekali. Namun jika lalai sedikit dan cuaca nampak dingin, ngompol itu terjadi lagi. Fase ngompol ini berjalan sekitar 1 bulan.
  • Alya pernah beberapa kali terpeleset pipisnya sendiri. Pernah juga sewaktu bermain masuk ke dalam container, dia pipis di dalamnya. Sesegera mungkin aku bersihkan dan pastikan baju dan mainan yang terkena ompol juga jangan sampai terlewatkan.
  • Tahap selanjutnya, yang paling lucu adalah ketika aku mengajaknya pipis. Aku ajak ke toilet dan ngobrol sambil melihat mata bulatnya, tak lama kemudian pipislah dia. Surprisingly terharu waktu kali pertama Alya pipis di toilet. Aku sampai cium dia berkali-kali dan bilang terimakasih. Alya tidak langsung duduk di ring potty sih, karena dia sempat mencoba berbagai cara untuk pipis: berdiri dan jongkok.
  • Pernah pakai sprei waterproof, tapi Alya ngga suka karena suaranya berisik dan mengganggunya. Bahannya juga ngga nyaman, dingin ikut dingin, kalau panas tambah panas. DUH
  • Paling gampang adalah tanda-tanda BAB. Begitu tanda BAB keluar, saya langsung mengangkatnya ke kamar mandi dan duduk di ring potty. Tetap ya, sambil diajak ngobrol biar dia merasa nyaman.
  • Cucian menggunung itu pasti. Aku sih pakai mesin cuci, biar kata orang pakaian bayi harusnya dicuci pake tangan. Hellaaaw... 2017 seeuuus..
Sekarang bisa minta poop dan pipis. Ke luar kota juga Alhamdulillah sudah bebas dari pakai popok. Asal ditawarin terus dan diingetin agar ngga ngompol. 

Aku cuma bilang gini: “Al, kalau mau pipis ngomong ya”



Kalau masih ngompol ya dimaafin. Mungkin dia khilaf dan bikin aku nggrundel 
"Alya...alya... udah besar kok ngompol sih?”
Anaknya cuma diem, bingung mau jelasin gimana juga enggak paham hahaha.

Nah, bagi orang tua yang mau mempersiapkan toilet training bagi anaknya, aku punya beberapa tips yang berbekal dari pengalaman pribadi. Barangkali bisa dipraktekkan ya, tapi ingat, beda anak beda pola. 

1. Relaks
Mood orang tua sangat berpengaruh dalam segala acara momong bayi. Kalau orang tuanya tidak happy duluan, dijamin mood bayi ikut terpengaruh. Toilet training bukan hal yang menakutkan dan pipis adalah hal yang wajar. 
Biarkan dia ngompol terlebih dahulu supaya mengenal pipis. Tenang, ngga perlu khawatir, bayi biasanya refleks risih dan segera meminta ganti. Yang perlu diperhatikan adalah sewaktu dia asyik beraktivitas misalnya sedang berlari-lari atau berdiri dan mengompol, air yang mengalir harus segera langsung dibersihkan.

2. Sekarang atau nanti
Kita sering menunda-nunda apa yang bisa kita lakukan sekarang, termasuk toilet training ini. Aku sering ditakut-takutin kalau kelamaan pake popok, anak bisa ngompolan sampai dewasa. Ya, mungkin salah satunya. 

Nyatanya, berdasarkan kabar dari orang dekat yang ngompol sampai dewasa, mereka mengompol karena: malas bilang atau malas ke kamar mandi. Jadi kalo udah dewasa terus ngompol, itu tergantung pada individunya.

3. Kesiapan anak dan orang tua
Kalau aku pribadi lebih mementingkan kebersihan dan aku ngga suka bau pesing. Apalagi ngelihat anak pake popok terus itu kok rasanya kasihan ya. Jalan kemana mana bawa ompol. Hahaha. Dan alasan lain adalah, aku pengen nanti kalau Alya sekolah, dia sudah siap dengan kemandiriannya.

4. Percaya pada anak
Apapun yang terjadi, pastikan mood stabil dalam keadaan tenang. Jangan banyak berharap anak langsung bisa bilang minta pipis dan poop. Jangan ngamuk, biar ngga dikira singa sama anak yang lagi mengenal jenis-jenis hewan. Jangan bingung juga, biar anak cekatan bagaimana cara mengatasi sebuah masalah. Suami dan orang terdekat di rumah juga menjadi orang penting disini. Gantian bersihin ompol anak, jaga-jaga biar ngga stress juga.

Aku sih percaya setelah dia bisa berjalan dan mengkomunikasikan sesuatu, dia pasti mengerti segala kewajibannya. Anak itu pinter kok, ngga diajarin aja pasti udah tau sendiri. Semua anak unik, semua anak asik.

5.  Say hurraaay then
Yakinlah, sewaktu toilet training ini mulai berhasil, dunia terasa lebih indah. No more sampah popok, no more pusing cari diskonan, duit bisa buat beli lipstick yeaay!

Jadi buibu, ngga perlu risau dan harus sabar. Tenaaaang. Ada saatnya kok. Alya aja kadang masih ngompol, padahal udah lama banget lho. Ya namanya juga anak-anak, mereka juga berbeda. Makanya aku juga ngga bilang Alya sudah berhasil toilet training, takut nanti kalo bilang gitu, eeeh malah ngompol lagi. 

Ngga sumbut namanya bikin postingan penyemangat tapi anaknya masih ngompolan. Hahaha.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

"Ibu adalah guru pertama dan segala contoh bagi anaknya"

Kalimat yang saya buat itu saya tanamkan sejak mengetahui positif hamil. Menjaga, merawat dan membesarkan adalah naluri normal ketika menjadi seorang Ibu. Segala pikiran dan tenaga tecurahkan dengan ikhlas demi melihat tawa si buah hati.

Komik saya ini berjudul "Regenerasi".

Melihat maraknya media sosial yang awalnya menjadi sarana curhat, lalu beralih ke saling share hingga sekarang berubah fungsi sebagai adu pendapat, saya merasa jengah, ingin santai dikit ke pantai. -__-"

Facebook bagi saya saat ini adalah media sosial paling hits untuk urusan psy war ini. Sarana bertemu alumni dengan fasilitas chat dan group, diminati segala kalangan. Mungkin dikarenakan oleh akses gratis yang sering diberikan oleh banyak provider. Jumlah karakter di status dan kolom komentar facebook juga banyak. Berbeda dengan twitter yang praktis dan mengharuskan orang lebih kreatif dengan 140 karakter. Path lebih private, instagram cuma pamer foto doank.

Mulanya ingin sekedar lihat kabar teman-teman, ngikutin trending topic, dan saling komentar, tapi malah seringnya lihat perdebatan sengit tentang politik. Bahayanya, beberapa teman masih percaya berita hoax tanpa mencari tau lebih lanjut. 

Mau unfriend kok "nanti kalau ketemu pas reuni gimana?", mau ngasih tau kalo itu bohong tapi kok "siapa tau nanti ketemu pas beli martabak", mau nyidir? yang kerasa pasti banyak.

Nah, serba salah!
Untungnya, Facebook punya fasilitas unfollow. Jadi, saya ngga perlu ikutan reseh ina inu dengan ikut-ikutan emosi. Saya lebih seneng berteman dan mencari persamaan sih. 
Trus, apa hubungannya dengan regenerasi, buk?

Jadi ya, sebagai Ibu yang kece dan dituntut serba bisa, cara menyikapi segala macam karakter orang dengan masalah besar yang dihadapi dunia saat ini adalah:

1. Tetap tenang, bersyukurlah
Kita punya Tuhan, pemilik semesta. Kita masih diberikan kesehatan dan kekuatan untuk mengerjakan apa yang kita mampu. Banyak orang dengan segala keterbatasan saat ini malah semangat berkarya dan tidak perlu dipandang sebelah mata. Dekap anak setiap kita mau, supaya mereka tau, Ibu selalu ada untukmu.

2. Keluarlah
Banyak hal yang perlu kita ajarkan untuk penerus kita. Bekali diri dengan ilmu. Ibu dituntut supaya lebih jeli, lebih peka dan setiti. Hati-hati dan cari tahu, bertemanlah dengan banyak keberagaman. Di luar lebih hangat dan nyata untuk saling berbagi. Rangkul anak dengan berbagai macam kegiatan positif dalam masa tumbuh kembangnya. Ajak dengan menjadikan ia sahabat sejati.

3. Mengenali Semesta
Kadang kita harus mematikan koneksi internet, menjauh dari televisi, dan melupakan sejenak teknologi. Bermain dengan hujan, belajar bercocok tanam, dan mengenal langsung hewan-hewan adalah pengetahuan yang berharga bagi anak-anak. Selain mengetahui bentuk visual secara nyata, anak akan peka terhadap lingkungan sekitar.
Kira-kira itulah yang ingin saya sampaikan. Kitalah guru dan contoh terbaik mereka. Kalau kita tidak membekali diri dengan ilmu pengetahuan, bagaimana mereka kelak?
Bukankah masa depan di tangan mereka?
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

HELLO!


I'm Yosa Irfiana. A scriptwriter lived in Magelang. Blog is where i play and share. Click here to know about me.

FIND ME HERE

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook
  • Google Plus

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  January 2023 (1)
  • ►  2022 (14)
    • ►  December 2022 (1)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  August 2022 (2)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  March 2022 (2)
    • ►  February 2022 (3)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (60)
    • ►  December 2021 (1)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  October 2021 (3)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  June 2021 (3)
    • ►  May 2021 (15)
    • ►  April 2021 (21)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  February 2021 (2)
    • ►  January 2021 (5)
  • ►  2020 (44)
    • ►  December 2020 (5)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  October 2020 (4)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  August 2020 (3)
    • ►  July 2020 (7)
    • ►  June 2020 (6)
    • ►  May 2020 (1)
    • ►  April 2020 (4)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (2)
  • ►  2019 (89)
    • ►  December 2019 (5)
    • ►  November 2019 (7)
    • ►  October 2019 (6)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  August 2019 (6)
    • ►  July 2019 (6)
    • ►  June 2019 (9)
    • ►  May 2019 (9)
    • ►  April 2019 (8)
    • ►  March 2019 (7)
    • ►  February 2019 (7)
    • ►  January 2019 (9)
  • ►  2018 (135)
    • ►  December 2018 (21)
    • ►  November 2018 (17)
    • ►  October 2018 (9)
    • ►  September 2018 (9)
    • ►  August 2018 (10)
    • ►  July 2018 (9)
    • ►  June 2018 (12)
    • ►  May 2018 (9)
    • ►  April 2018 (9)
    • ►  March 2018 (9)
    • ►  February 2018 (10)
    • ►  January 2018 (11)
  • ▼  2017 (116)
    • ►  December 2017 (8)
    • ►  November 2017 (7)
    • ►  October 2017 (8)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  August 2017 (8)
    • ►  July 2017 (11)
    • ►  June 2017 (8)
    • ►  May 2017 (11)
    • ►  April 2017 (8)
    • ►  March 2017 (12)
    • ►  February 2017 (15)
    • ▼  January 2017 (11)
      • FLU SINGAPURA KEDUA KALINYA
      • BERTEMU DENGAN LOTION JERAWAT YANG COCOK - REVIEW ...
      • YANG MEMBEKAS DARI KAWASAN PANTAI SAMAS
      • REVIEW DD CREAM WARDAH UNTUK KULIT SENSITIF
      • CERITA KAMI MENGASUH SI (ANAK) TENAGA LEBIH
      • KULINER SOTO PELAJAR 99 UNTUK SEMUA KALANGAN - MAG...
      • REVIEW NIVEA LIP BUTTER RASPBERRY ROSE
      • TOILET TRAINING BUKAN BEBAN
      • Regenerasi
      • MOM(my)
      • SEMBUH DARI MASTITIS DAN BABY BLUES
  • ►  2010 (9)
    • ►  November 2010 (9)

CATEGORIES

  • HOME
  • BABBLING
  • BEAUTY
  • FREELANCERS THE SERIES
  • HOBBIES
  • LIFE
  • PARENTING
  • BPN 30 DAY BLOG CHALLENGE
  • BPN 30 DAY RAMADAN BLOG CHALLENGE 2021

BEAUTIESQUAD

BEAUTIESQUAD

BLOGGER PEREMPUAN

BLOGGER PEREMPUAN

EMAK2BLOGGER

EMAK2BLOGGER

Total Pageviews

Online

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose