YOSA IRFIANA

Powered by Blogger.
Ditulis sebagai blog post sekalian karena sayang euy, sudah bikin step by step-nya, kenapa enggak dijabarin sekalian. So yes, seperti biasa, masih ikutan blog challenge bulan september barengan Beautiesquad, kali ini collab makeupnya bertema: COFFEE INSPIRATION. 

Wow, siapa sih hari gini yang belum pernah icip kopi-kopi kekinian. Ya paling enggak cobain satu dua menu di sebuah kedai kopi kan enggak ada salahnya. Aku pribadi sebenernya suka kopi hitam, tapi untuk makeup kali ini, aku lagi enggak mau yang ribet. Boleh deh, mainstream saja enggak apa-apa. Karena jatuhnya kalau terinspirasi dari kopi hitam, bayanganku makeupnya bakal gothic, dan aku lagi enggak suka. Aku sukanya makeup manis manja. 

Well kita mulai saja ya makeup-nya!


Sebelum aku jabarin detail produk dan tutorial makeup, aku mau cerita dikit ya. Jadi, aku itu memang penyuka kopi sejak zaman kuliah. Kenapa kok sejak dari kuliah? Karena kalau di rumah, Papa Mama enggak freak sama kopi. Biasa saja gitu. Ada sih Mama sering beli kopi, tapi seringnya kopi sachet-an, dan aku enggak suka.

Aku mulai bisa icip berbagai macam jenis kopi, karena zaman dulu tuh mostly anak-anak film kalau pada begadangan minumnya ya kopi. Kopi yang aku konsumsi memang seringnya bukan yang 'sachet'an, tapi kopi tubruk, atau kopi lokal dari petani-petani. Nah, kopi jenis ini nih yang aku suka. Masuk di lidah, aman di perutku. Btw, kalau lagi pada nongkrong di rumah temen gitu, aku dapetnya gratis. Beberapa kali memang pernah ke kedai kopi atau kafe-kafe, tapi enggak sering, mahal!

Naaah, beralih ke zaman kerja, aku punya penyakit maag, lalu asam lambung. Tepat seperti dugaan kalian, tentunya aku sering telat makan. Dan sekalinya makan, makanannya sering enggak sehat. Aku mulai kurangi konsumsi kopi. teh, maupun makanan pedas. Hidupku sempet berubah drastis. Kalau yang biasanya nyari ide harus ada kopi dulu, nah ini tuh enggak. Pokoknya mending air putih saja deh.

Kira-kira sampai hamil dan menyusui, nyaris enggak pernah minum kopi. Sampai suatu ketikaaaa.. Suami nih tiba-tiba beli kopi arabica, gara-gara dia nyoba barengan tetangga katanya enak. Kopi ini belinya di Pabrik Kopi Bandung, nitip temen, karena memang enggak dijual online. Nah, aku nyoba dong, dan perutku aman! Ternyata, kata Suamiku, kalau mau enak minum kopi, apalagi yang punya riwayat asam lambung, pilih kopi arabica. Kandungan kadar kafein dan asam klorogenat punya Arabica lebih rendah dibanding dengan robusta maupun liberica. Tapiii, cara aman minum kopi, teteup ya, disarankan minum setelah makan.

Aku sekarang sudah mulai bisa minum macem-macem kopi, tentu saja mengingat takaran yang baik dan benar. Selama enggak kebanyakan, perutku aman. Begitu ceritanya.

Nah. sekarang kita mulai makeupnya yuk! Awalnya aku bingung, warna kopi susu apakah mirip dengan warna coklat? Lalu apa bedanya? Dibedain di mana? Lalu gimana step by step-nya? Duh kebanyakan mikir malah jadi enggak action nih! Yo wes lah, yang penting aku eksekusi dulu, soal hasil-nya biar kalian yang menilai haha. Sekarang aku jabarin produknya saja ya.


FACE
Pixy Make It Glow Beauty Skin Primer
Pixy Make It Glow Dewy Cushion Shade Neutral Beige
Purbasari Oil Control Matte Powder Shade Natural

EYE DECORATIVE
Just Miss Eyebrow (shade Brown)
Inez Color Contour Plus Eyeshadow - Venice
Purbasari Eye Liner Pen Daily Series
Essence  Waterproof Volume Mascara

CHEEKS
Viva Blush On Fin Touch - 05 Red Purple
Focallure Trio Blusher & Highlighter Palette Original

LIP
Emina Lip Cushion - Coffee Please


Mengusung tema makeup kopi susu kekinian, nuansa makeup-ku kali ini pastinya akan kecoklatan. Aku cenderung memanfaatkan alat makeup seadanya sih, kecuali Emina Lip Cushion yang memang aku inginkan sejak lama. Mana ada shade "Coffee Please" pula, jadi, kenapa enggak sekalian beli saja?

Untuk step pertama, aku bikin kulit wajah bersih dulu, karena aku pengen riasku dewy. Aku pakai Pixy Make It Glow Beauty Skin Primer lalu ditempa pakai Pixy Make It Glow Dewy Cushion Shade Neutral Beige, baru yang terakhir di set pakai Purbasari Oil Control Matte Powder Shade Natural tipis-tipis saja dengan kuas. Sampai sini hasilnya menurutku sudah natural sih, enggak terlalu kelihatan bedak banget.


Step selanjutnya aku pakai Just Miss Eyebrow (shade Brown) yang enggak habis-habis padahal murah banget hehe. Aku enggak pakai tambahan concealer untuk merapikan alis, karena malas hehehe. Oh iya, Just Miss Eyebrow ini aku pakai untuk daily makeup juga. Lumayan awet kok dari pagi sampai sore. Kecuali kalau dipakai wudhu, ya pasti agak luntur lah ya.


Sekarang beralih ke mata. Aku pakai Inez Color Contour Plus Eyeshadow - Venice yang bernuansa kecoklatan. Aku ambil warna dark brown, gold, dan creamy white. Blend sampai pegel deh biar kelihatan alus, because blend is the key rapi enggaknya sebuah makeup. Pakai brown dulu ke kelopak mata, baru ditimpa dengan warna gold di tengah, dan creamy white di bagian pinggir.



Step yang enggak kalah penting ketika kita enggak pakai bulu mata palsu adalah membingkai mata dengan eyeliner, dan membuat mata tampak seperti mata kucing. Bagian pinggir kelopak mata, aku bikin agak tebal, sedangkan makin ke arah hidung, semakin aku tipisin.


Setelah berhasil pakai eyeliner, aku pakai mascara yang sifatnya volumizing, karena bulu mataku tipis dan mudah rontok. Lalu aku pakai penjepit bulu mata agar bentuknya melengkung.


Awalnya aku ngerasa sudah cukupan sih. segini saja langsung lipstick-an. Tapi begitu ngaca, seperti ada yang kurang. Lalu aku tambahkan blush on di bagian pipi tipis-tipis saja dan merata. Ini kesannya biar ada cute-nya gitu. Jadi enggak terlalu sexy dan jatuhnya enggak inspirasi coklat hehehe.


Kemudian step yang aku suka nih, lip cushion. Guys, ini belum aku review loh, tapi spoiler saja nih ya. Buat kamu-kamu yang sedang nyari lipstick dengan tekstur yang nyaman dan hasil yang glossy tapi pigmented, cobain deh Emina Lip Cushion! Apa yang aku pengeni. tercapai sudah! Sesuai nama shadenya Coffee Please, warnanya coklat, tapi cenderung gelap dan kemerahan. Top deh!


Karena ada nuansa pink dan eyeliner hitam, aku ngerasa inspirasi kopi dapet di sini. Kalau blush on nya aku pilih warna kecoklatan, ya pasti akan cenderung ke inspirasi coklat ketimbang kopi. Hehehe. Sotoy enggak apa-apa ya, ketimbang enggak pede. Wkwkwk.

Nah, untuk mendukungnya, aku foto pakai kopi susu beneran yang aku beli di kedai kopi deket rumah. Sekarang dimana-mana ada soalnya. Dari yang pinggir jalan, sampai di kafe-kafe terkenal. Menu kopi susu dan latte selalu ada karena makin banyak penggemar. Kalau aku pribadi, sebetulnya biasa saja, tetep lebih enak arabica yang diseduh langsung dengan gula tipis.


Detail Mata



Semoga tutorial ala-ala kali ini bisa menginspirasi kalian ya. Aku pakai makeup kayak gini ke kedai kopi juga masih dalam tahap aman. Soalnya aku enggak pede pakai makeup yang tebal-tebal. Okay guys, see you next blog post ya!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sebelum membaca postingan ini, aku harap enggak ada yang baper. Ini murni curhatan doang, dan perlu diingat, enggak semua orang tua punya aturan yang sama. Enggak semua orang tua mampu, niat, plus telaten ngajarin atau mendampingi anaknya. Seperti yang kalian tahu, iya, aku tergabung dalam kelompok Ibu-Ibu enggak sabaran dan maunya gampang. Masalahnya, aku kadang enggak sadar, Alya juga sama ngeyelnya, sama banyak alasannya, sama moody-nya. Jadinya, hubunganku dengan Alya yang tadinya biasa saja, kini jadi renggang dengan segala macam drama. Semua gara-gara apaaa??? Yak! Kita salahkan CORONA!


Jauh sebelum corona, aku sudah punya banyak bayangan. Alya akan aku ikutkan les renang, les musik, les gambar, dan tiap hari sekolah sampai sore. Jadwalnya tampak penuh ya? Iya memang. Tapi ini berdasarkan kesepakatan karena ternyata, Alya lebih suka aktivitas yang melibatkan fisik dan banyak teman. Kalau sekolah full day, Alya bener-bener enjoy ketimbang harus pulang siang dan di rumah cuma main sendirian. Lagian, aku dan Suami juga sama-sama kerja, jadi ini win win solution lah. Alya pulang sore sudah pasti di sekolah bobok siang, sudah makan, sudah mandi sore. Sampai kompleks tinggal main dan ngaji. Nanti malam we time bertiga, dan kami jadi happy maen bersama.

Soal les renang? Alya pada dasarnya punya riwayat bronkitis. Banyak yang ngasih saran diajak renang rutin supaya paru-parunya bagus. Nah, kenapa enggak diseriusin aja sekalian. Sedangkan les gambar, ini lagi-lagi permintaan Alya. Awalnya kami ngerasa seneng karena Alya tuh kayak pinter nggambar gitu. Gambarnya punya karakter. Apa-apa digambar. Les gambarnya sudah berjalan sekitar 2 bulanan. Alya memang menunjukkan progres yang cukup signifikan. Cara mewarnainya rapi, ada gradasi. Enggak takut milih warna, dan punya pola. Les gambar harus aku hentikan sejak pandemi. Tapiii giliran aku telatenin sendiri di rumah, mlempem banyak alasan. Ck ck ck!

Sekarang Alya sudah TK B. Pelajarannya makin banyak, ya walaupun enggak sebanyak anak-anak SD. Deliver tugasnya masih pakai WA. Buat dokumentasinya, dikirim dalam bentuk foto, video, atau voice note. Pagi sekitar jam 9 Ibu Guru memberi tugas harian, lalu biasanya murid-murid mengerjakan sesuai kondisi di rumah, karena setiap rumah tangga kan punya aturan berbeda. Ada yang bisa langsung dikerjakan, tapi ada juga yang ngirimnya malam, atau dirapel satu hari sekalian ketika orang tuanya ada waktu untuk mendampingi belajar. Nah, untuk pengumpulan tugas fisik seperti kertas-kertas menggambar, menulis, dll, itu dikumpulkan ke sekolah setiap 2 minggu sekali. 

Satu dua minggu Alya termasuk aman mengerjakan tugas. Minim rewel. Pagi-pagi setelah pengumuman tugas, aku nemenin Alya belajar. Paling mentok jam 12, tugas pasti sudah terselesaikan SEMUA! Aku bangga! Tapi... ternyata hal itu enggak berjalan lama. Ada kalanya Alya semangat, ada seringnya dia sambat. "Kapan sekolahnya Mama? Aku bosaaan lama-lama!" Well, pastinya tiap anak berbeda. Ada yang tipe sampai lupa sekolah dan lebih suka di rumah. Ada yang menganggap sekolah itu sarana bermain yang menyenangkan. Beruntungnya, Alya tipe yang kedua. Bagus sih, tapi mengingat kondisi seperti ini, ya SELAMAT! 

Tugas-tugas Alya sebetulnya enggak terlalu rumit. Ibu Guru memahami jika tiap anak itu unik. Tidak semua anak bisa dengan mudah mengerjakan sesuatu, tiap anak punya karakter, dan ketertarikan yang berbeda. Senangnya lagi, di sekolah Alya ini enggak diajarkan memaksa. Kalau anak memang belum bisa, ya enggak apa-apa. Kita harus pakai cara halus supaya anak belajar dengan gembira. Aku awalnya menganggap Alya ini memang fokusnya ke hal-hal yang kreatif, seperti menggambar, membuat kreasi, olah raga. Tapi urusan mengeja dan ngaji, beuh, sampai berantem kita!

Sampai tiba saatnya aku lihat beberapa anak lainnya yang satu kelas sama Alya, ternyata banyak yang sudah jauh membaca dan mengajinya. Sebagai orang tua yang selalu ngejar standart milestone anak, aku berusaha mendorong dan membantu Alya agar jangan sampai ketinggalan. Kalau banyak temen-temennya bisa, kenapa Alya enggak? Karena menurutku, Alya ini termasuk anak normal dan kalau ditelatenin, ya bisa aja tuh. Nah, barang kali justru aturanku terlalu santai, sehingga bikin Alya semacam 'nggampangke'. Dan aku enggak mau itu jadi hal yang sepele. Aku maunya, kita bikin aturan bersama, dan kita bisa sesuai standartnya.

Mulai beberapa minggu kemaren, aku mulai telatenin lagi ngaji dan membaca. Bener-bener menguras tenaga, pikiran, waktu, kesabaran, kelaparan TINGKAT DEWA. "Alyaaaa besok kalau kamu baca ini, tolong ya naaak, diingat-ingat, Mama galak karena Mama memang sumbu pendek Nak. Mama enggak mau kamu ketinggalan di bawah rata-rata. Makanya Mama mau kamu sama-sama usaha T.T"

Alya menunjukkan hasil yang signifikan. Kalau ditelatenin dan aku sabar, dia akan mengikuti proses ini pelan-pelan. Aku enggak bisa maksa, tapi aku berusaha membujuknya dengan halus dulu. Kalau perlu, aku bikin diri sendiri nyaman dulu, dandan dulu, dan mood-ku stabil dulu, baru aku bisa membimbing Alya dengan tenang. Nah, kalau tugas Alya kelar, aku pun bisa kerja dengan lancar. Soalnya sesuai pengalaman, semakin ditunda, semakin ambyar. Kerjaku juga berantakan. Okay, put your hands up in the air! Mencoba chill dan dibawa santaaaaiiii...

Menurutku, misal kita mau anak yang rajin dan pintar, support systemnya pun kudu mendukung. Sedikit cerita. Aku dulu tuh ya, memang sering les karena Papa Mama sibuk. Apalagi anaknya 3. Lucunya, Mama Papa tuh tipikal orang tua yang memaksa anaknya pinter, dan sering banding-bandingin ke anak yang lebih cerdas. Kadang aku ngerasa enggak adil karena supportnya aja minim. Enggak pernah tuh yang namanya didampingin. 

Berdasarkan pengalaman tersebut, aku menyimpulkan bahwa, les memang adalah salah satu bentuk usaha. Tapi jangan lupa, peranan kita sebagai orang tua, sebisa mungkin dioptimalkan. Kadang anak memang lebih nyaman belajar sama orang lain, karena barang kali dia bosan. Gimanapun, kita tetap harus kasih dia dorongan untuk lebih baik, tunjukkan kita sayang dan perhatian, serta bangkitkan percaya dirinya dengan tidak membandingkan secara berlebihan.

Sulit memang. Tapi aku yakin kita sebagai orang tua yang baik, selalu belajar dari pengalaman, terlebih pengalaman yang enggak mengenakkan. Kita maunya anak bisa dengan nyaman belajar. Kita maunya bisa melewati ini bebarengan. Maka dari itu kita harus menemukan cara efektif yang cocok untuk karakter mereka. Daring memang bikin pening. Enggak usah banyak ngeluh aja deh. Suatu saat kita akan menemukan efek baik yang ditimbulkan, kalau kita melihatnya dengan baik dan benar. Semangat ya!





Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Badan boleh segini-segini saja. Enggak langsung menunjukan perubahan yang signifikan setelah melahirkan. Namun jangan salah, bagian perut sampai paha, sebetulnya sudah begitu kentara. Ditandai dengan bentuk yang enggak kencang lagi, perut bergelambir, sampai stretchmark yang enggak bisa hilang. Olahraga? Tentu sudah. Tapi bukankah memang stretchmark itu bisanya cuma disamarkan? Enggak perlu denial deh, cara terbaiknya adalah nikmatin 'hal yang biasa' ini, plus merawatnya.

Jadi, merawat supaya 'terasa' kencang itu pakai produk apa enaknya? Aku pilih produk Mustika Ratu varian Coffee. Yuk kita bahas di blog post ini!


Sebelum melahirkan, aku memang sudah punya bakat selulit di bagian paha, yang berwarna putih. Enggak tahu ini gimana awalnya, aku justru baru kerasa pas sudah kerja. Padahal perasaan, berat badanku enggak pernah naik turun drastis. Penyebabnya mungkin dulu jarang olahraga plus jarang dirawat kali ya. Aku pernah ngerasa enggak pede sih sama si garis putih ini, walau areanya termasuk tertutup. Singkat cerita, aku lalu mulai mengenal body butter dan rutin aku oleskan tiap habis mandi. Aku suka body butter karena lebih rich dan lebih kerasa melembapkan ketimbang lotion.

Nah, belum juga pudar, masalah kemudian bertambah pas hamil. Stretchmark muncul di bagian perut, bukan lagi berwarna putih saudara-saudara, melainkan merah! Waduh, aku kelabakan banget. Karena beberapa keluarga mikir aku garukkin perut yang konon bisa bikin stretchmark tersebut. Pakein minyak zaitun dong! Oh tentu sudah! Aku rutin ngolesin EVOO di area perut dan paha bahkan sejak tahu hamil. Tapi? Tetep enggak ngaruh tuh! Dan terbukti ketika Alya lahir, Alya ternyata termasuk bayi yang besar untuk tubuh Ibunya yang mungil. So, no debate lah ya! Wajar kalau perutku melar bukan kepalang.

Habis lahiran, aku beli body butter lagi kali ini milih varian coffee, lengkap dengan scrub dan body gel-nya. Tahun 2015 waktu Alya lahir, rasanya kopi-kopian belum se-hits sekarang, dan produk yang menawarkan varian kopi itu salah satunya adalah Mustika Ratu. Mengingat produk ini mudah didapetin, harganya terjangkau, dan cukup lengkap perawatannya, maka aku enggak perlu pikir dua kali, angkut saja! 

Sekarang, aku mau bahas body care ini: Satu Coffee Soap dan yang kedua Body Butter.

MUSTIKA RATU COFFEE SOAP


Sebenernya, ada Mustika Ratu Bath & Shower Gel yang berbentuk shower gel. Tapi pas aku beli ini enggak nemu euy. Nemunya Coffee Body Soap. Aku enggak terlalu suka sama sabun yang bentuknya batang begini sih, tapi tetap aku beli supaya lebih melengkapi body butternya.

Terus gimana efeknya? Sebelumnya, aku kasih daftar bahannya apa saja ya.

INGREDIENTS
Aqua, Cocos Nucifera (Coconut) Oil, Glycerin, Propylene Glycol, Sucrose, Stearic Acid, Palmitic Acid, Myrustic Acid, Sodium Hydroxide, Fragnance, Olive Oil PEG-7 Esters, Sodium Chloride, Coffee Arabica (Coffee) Seed Extract, Mannitol, Citric Acid, EDTA, Caffeine, Chondrus Crispus (Carragegeenan), Laminaria Digitata Extract, Ascophyllum Nodosum Extract, CI 19140, CI 16255, CI 28440, CI 42051


Mustika Ratu Coffee Body Soap punya kemasan yang cukup bagus karena dilengkapi dengan plastik wrap, baik di bagian kotak, maupun sabunnya. Menurutku, dengan harga sekitar RP 17.000, ini sudah oke! Sedangkan untuk ukurannya sendiri, standart ala sabun batang pada umumnya, pas di tangan mungil aku. Enggak terlalu kebesaran.

Sabun kopi ini enggak terlalu special pada dasarnya. Punya warna coklat transparant, dan bentuknya oval. Secara wangi, enggak terlalu kentara sejak pertama dibuka, beda dengan Mustika Ratu Bath & Shower Gel-nya yang lebih cukup kecium baunya.

Soal busa, aku orangnya enggak rewel sih. Enggak berbusa banyak juga enggak bikin aku malas mandi. Yang penting bagi aku sebetulnya soal wangi kopi yang bikin relaks, tapi ya sayangnya enggak ada. Aku busain dan apply ke bagian tubuh. FYI, aku belum pernah pakai buat kulit wajah karena ngerasa sabun ini cocoknya buat bagian-bagian tubuh yang membutuhkan efek lebih kencang.


Aku belum merasakan perubahan yang signifikan soal firming skin. Tapi untuk merontokkan kotoran dan bikin kulit lebih segar, aku yes. Biasanya nih, kalau aku enggak cocok sama sabun, efeknya bisa bikin kulit aku kurapan. Sounds so disgusting memang. Cuma ya memang begitu keadaannya. Kan enggak lucu, kalau kulit paha dan perut kencang tapi punggung penuh bercak kecoklatan?


Memangnya gimana sih tanda sabun yang enak di kulitku? Aku menandainya dengan cara, sabun tersebut enggak menimbulkan efek licin setelah pemakaian. Aku enggak suka yang terlalu moist karena kerasanya enggak bersih saja. Aku lebih suka bikin moist dengan lotion atau body butter yang tepat sasaran.

Nah, sekarang bahas body butternya yuk!

MUSTIKA RATU COFFEE BODY BUTTER 


Sebelum bahas produknya, aku enggak mau compare produk ini dengan produk varian kopi lainnya yang kalau harganya saja beda, mau dibandingin dengan cara apa tetap beda! Mustika Ratu Coffee Body Butter aku suka karena diperkaya dengan ekstrak kopi yang mengandung kafein sebagai anti oksidan. Bayanginnya, body butter saja sudah enak, apalagi yang pakai ekstrak kopi ya kan. Double deh lembapnya. 

Soal bahan-bahannya, mirip seperti sabunnya kok. Silangkan dicek di list di bawah ini ya.

INGREDIENTS:

Aqua, Glycerin, Cetyl Alcohol, Olea Europaea (Olive) Fruit Oil, Stearic Acid, Sodium PCA, Dimethicone, Cetearyl Olivate, Sorbitan Olivate, Triethanolamine, Theobroma Cacao (Cocoa) Seed Butter, Coffee Arabica (Coffee) Seed Extract, Mannitol, Fragnance, Imidazolidinyl Urea, Acrylates/Acrylamide Copolymer, Mineral Oil, Allantoin, Caffeine, Chondrus Cripus (Carrageenan), Laminaria DIgitata Extract, Ascophyllium Nodosum Extract, Polysorbate 85, CI 19140, CI 16255, CI 28440, CI 42051


Hal pertama yang aku notice dari Mustika Ratu varian kopi ini adalah, wanginya mirip cokelat, bukan yang kerasa kopi banget. Sebagai pecinta kopi, aku ngerti dong gimana bau kopi yang sesungguhnya, apalagi di ingredients list ada kandungan kopi arabica yang mana varian kopi paling aku suka. Kudunya kopi lebih pekat dan pahit, seperti kalau kita datang ke coffee shop. 

But, aku memamkluminya kok. Mungkin karena fragnance lokal yang kurang variatif dan setahuku sering sih, aku nemu beberapa produk dengan berbeda merek tapi baunya sama. 


Move to the texture. Aku enggak banyak komplain kalau ini. Moist-nya cakep, efek kencangnya dapet. Permasalahannya, saking seringnya aku pakai di bagian paha dan perut, aku enggak ngeuh kalau ternyata dia juga bikin kulit glowing lho. Aku buktikan dengan pemakaian di tangan. Beneran langsung kerasa lebih cerah. Kalian bisa lihat pada foto berikut ini.


Aku rutin menggunakan Mustika Ratu Coffee Body Butter pada bagian paha dan perut tiap habis mandi. Untuk bagian lain terutama tangan dan kaki, aku pakai body lotion yang ada SPFnya. Sedangkan malam hari, aku pakai khusus untuk mencerahkan tangan dan kaki. Kayak ribet ya, tapi aku fungsikan sebagaimana mestinya.

Oh iya, Mustika Ratu Coffee Body Butter ini kadang aku juga pakai pada telapak kaki sebelum tidur supaya enggak kapalan. Untuk efek mencerahkan atau menyamarkan garis selulit belum terlihat sih, tapi aku memang ngerasa jadi lebih kencang dan nyaman. Tapi, tentu aku imbangi dengan olah raga yang rutin dan fokus mengecilkan perut dan mengencangkan paha. Biar apa? Ya biar kerasa muda terus, walau umur sudah makin tua. Hehehe.

Aku yakin sih, semakin lembap kulit kita, otomatis akan meminimalisir potensi kendur. Menurutku, kulit adalah salah satu aset berharga. Merawatnya adalah bagian dari rasa syukur yang membuat bahagia. Bahagia atas apa yang kita punyai supaya lebih percaya diri meraih apa yang kita ingini. Ya kan ya kan?
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Akhir-akhir ini aku lagi banyak beraktivitas, baik pas kerja ke luar kota, Work From Home, maupun kala weekend tiba. Kalau pas kerja di Semarang, aku dari pagi sampai malam biasa di kantor saja dengan segala deadline-nya. Kalau WFH, dari pagi aku sudah nyiapin keperluan rumah tangga, mendampingi Alya sekolah daring, baru bisa kerja dengan nyaman. Sedangkan kalau weekend, aku biasa bersih-bersih rumah dan kadang pun masih ada deadline nulis naskah. 

Bukan bermaksud menyombongkan diri karena sibuk, tapi hal riweuh seperti ini jujur saja sering bikin capek dan mood berantakan. Kalau mood berantakan? Ya ngapain saja jadi enggak nyaman. So, pada postingan kali ini, aku mau sharing soal perawatan kulit. Kalau rekomendasi produk untuk usia 30 tahun-an dengan Jenis Kulit yang Berjerawat, bisa kalian lihat di artikel yang aku tulis di situs My Best berikut ini.

Baca: 8 Produl Skincare Untuk Usia 30 Tahun-an dengan Jenis Kulit Berjerawat

Sedangkan pada postingan kali ini. aku akan membahas My Current Body Care, karena bagiku, merawat tubuh enggak kalah pentingnya buat menaikkan mood, bisa bikin happy, dan percaya diri.


Body care bagiku adalah kewajiban dan selalu aku beli produknya tiap bulan. Berbeda dengan skincare, aku lebih sering gonta-ganti produk dan cenderung mupeng begitu lihat ada produk yang kece. Mulai dari lulur, body wash, body lotion, sampai parfum. Apalagi segala jenis body care termasuk banyak dijual di  pasaran, di supermarket, terdekat bahkan toko kelontong deket rumah. 

Sekarang kita bahas satu-satu ya!


CLEANSING THE BODY

Langkah pertama tentu saja dimulai dari mandi. Aku suka sekali mencoba berbagai jenis sabun mandi, terutama yang berbau mencerahkan, anti bakterial, sampai ada scrub-nya. Bagian tangan dan kakiku kadang terasa kering, tapi jangan salah, bagian punggungku lembap dan rentan kurap. Aku ya, kalau pas cuaca panas dan gerah, ditambah dengan kondisi air mandi yang enggak jernih, bisa dipastikan area punggung dan dada pasti akan merespon dengan cepat. Hal ini aku buktikan waktu di Semarang. Di beberapa tempat, apalagi Semarang bawah, air mandinya kan air payau tuh, jadi kadang bisa bikin gatal pada kulit sensitif seperti ku. Bagian wajah boleh lah cuci muka pakai air mineral, tapi kalau bagian badan? Ya apa aku mandi pakai air galon? Hahaha.

So, cara terbaiknya adalah memakai body wash yang sifatnya anti bacterial atau bisa juga mandi menggunakan shower puff buat gosokin kulit tubuh, terutama area punggung dan dada. Ribet sih, tapi gimana lagi? 

Biore Bright Body Foam Lovely Sakura Scent 
Price: Rp 13.000 - Rp 23.000 an

Klaim-nya bilang kalau ini adalah sabun mandi pertama di Indonesia dengan teknologi Japan Bright Micellar & Hyaluronic Acid, untuk kulit cerah, bercahaya. Bisa mencerahkan kulit dengan sensasi kelembutan Bunga Sakura yang mempesona, dan diperkaya dengan Hyaluronic Acid yang dikenal baik untuk jaga kelembapan kulit.

Biore adalah salah satu brand yang lumayan sering aku beli. Varian Lovely Sakura Scent ini punya busa yang cukup melimpah dengan wangi bunga yang soft. Baunya masih kecium kok begitu keluar dari kamar mandi. Cocok buat kalian yang suka wangi feminine. Yang mungkin akan di-notice sebagian orang adalah efek yang ditimbulkannya cenderung keset. Tapi kalau buatku, justru ini yang enak, area punggungku jadi kerasa lebih bersih. Kalau terlalu moist malah akan bikin jerawatan.

Herborist Lulur Tradisional Bali Greentea
Price: Rp 12.000 an

Aku beli ini di toko terdekat. Enggak ekspektasi macam-macam sih, karena menurutku lulur itu sama saja dengan harga yang segini-segini. Pokoknya bagiku buat merontokkan kotoran di kulit tubuh sudah cukup asal enggak bikin perih.

Varian greentea aku pilih karena aku suka greentea, tapi ternyata wanginya biasa saja. Tekstur scrub-nya enggak terlalu kasar, namun juga enggak creamy. Gampang di-blend walaupun dalam keadaan kering, dan gampang digosok tanpa bikin kulit kemerahan. Hasilnya kulit lumayan licin ketika dibilas plus terlihat lebih lembap.

Purbasari Lulur Whitening Bengkoang + Brightening
Price: Rp 16.000 an

Produk satu ini cukup legendaris dan eksis. Aku masih sering pakai Purbasari Lulur Whitening setiap 3 kali seminggu, terutama untuk area ketiak dan lipatan lainnya. Scrub-nya cukup besar, tapi masih aman. Efek brightening-nya enggak terlalu terasa kalau enggak diimbangi dengan sun protector tentu saja. Aku pakai Purbasari Lulur Whitening sejak gadis dan lumayan sering aku beli. Masih bertahan, tentu saja karena mudah dan gampang ditemukan.


PROTECTING

Beralih ke perlindungan badan. Apalagi kalau enggak deodorant haha. Melindungi dari malu kalau sampai ketek keringetan menodai baju dan baunya kemana-mana. Sama hal-nya dengan produk body care lainnya, aku juga gonta ganti merek deodorant. 

Rexona Shower Clean Roll On
Price: Rp 15.000 an

Rexona paling sering aku beli karena variannya banyak banget dan wanginya enak-enak. Aku pernah beli merek lain, ternyata enggak senampol Rexona. Aku enggak perlu efek whitening di kulit ketiak sih, karena lebih sering ketutup hehe. Aku lebih seneng kalau deodorantnya wanginya seger kayak habis mandi. Misalpun sore hari belum sempet mandi karena hectic kerja, yang penting keteknya aman dulu saja. So, Rexona Shower Clean Roll On ini aku anggap cukup membantu mengurangi bau badan dan meminimalisir keringat.

Wardah Scentsation Body Mist Joyful
Price: Rp 35.000 an

Pagi hari boleh lah aku pakai parfum, tapi yang aku bawa terus di tas adalah Body Mist. Aku sedang memakai Wardah Scentsation Body Mist yang Joyful. Wanginya manis, tapi enggak terlalu bikin pusing. Suami dan temen-temenku enggak ada yang komplain sama wanginya hahaha. Which is sebenernya ini hal yang krusial banget loh. Karena kalau sampai lebay pakainya, orang di sekitar kita justru yang enggak nyaman. Beruntungnya, wangi Wardah Scenstation Body Mist enggak nyegrak, namun urusan ketahanan ya biasa saja. Sudah cukup oke dengan harga yang cukup terjangkau.


MOISTURIZING

Body care pada step ini menurutku paling penting. Moisturizing! Aku sejak SMA enggak pernah melupakan lotion! Aku diajarin Mamaku supaya selalu memakai body lotion setelah mandi apapun mereknya yang penting aman. Biar apa? Biar meminimalisir kerutan. Tapi terbukti sih, kulit Mamaku masih kenceng dan glowing padahal umurnya sudah 60 an. Nah, aku juga mau ngikutin jejak Mamaku. 

FYI, kalau kalian mau tahu, kulit kakiku penuh bercak karena saat kecil aku sering bentol-bentol alergi. Makan udang sedikit alergi, kena rumput sedikit alergi. Efeknya waktu remaja aku sering nutupin kakiku saking enggak pedenya. Lalu aku memperhatikan perawatan kaki sama baiknya dengan perawatan wajah. Beneran, aku enggak bohong. Aku rajin scrub, dan pakai body lotion yang mengandung brightening. Bahkan kadang aku pakein minyak zaitun biar lebih nampol lembapnya. Tapi pada postingan kali ini aku bahas produk yang sedang aku pakai saja ya.

Scarlett Whitening Body Lotion Romansa
Price: Rp 70.000 an 

Body lotion ini sedang hits. Banyak yang nge-rave dan mostly bilang bagus. Aku pakai Scarlett Whitening Body Lotion setelah mandi di area tangan dan kaki. Selama ini aku doyan efek mencerahkan untuk kulit kakiku yang banyak noda hitam. Teksturnya cukup kental kalau mau dibilang lotion, perlu effort ketika dibaurkan karena jatuhnya mirip tone up cream yang dipakai di wajah. 

Soal wangi, yang konon pada bilang enak dan awet, ya memang awet kalau kita sedang enggak banyak aktivitas. Begitu hectic kesana kemari ditambah kena sinar matahari langsung, waduh say, sama saja gampang hilang. Namun begitu, aku suka sih, ada perbedaannya setelah kita pakai, apalagi kalau rutin. Teskturnya juga enak, melembapkan tapi seperti ada lapisan luar yang mencerahkan. 

Mustika Ratu Coffee Body Butter
Price: Rp 38.000

Seperti halnya sabun mandi, aku pun memakai 2 jenis moisturizer untuk kulit tubuh. Yang Scarlett Whitening aku pakai khusus untuk tangan dan kaki, sedangkan urusan stretchmark aku pakai body butter. Sejak aku melahirkan, aku pakai Mustika Ratu Coffee Body Butter. Teksturnya enak, super lembap dengan harga yang enggak mahal. Enggak mahal dalam artian kalau dibandingkan dengan Body Butter merek lain lho ya.

Oh iya, meski mengusung nama Coffee, tapi menurutku aromanya malah lebih ke coklat dan mirip dengan produk beraroma coklat merek lain. Lalu kenapa masih bertahan pakai produk ini? Guys, aku enggak bohong, dia bikin glowing dan bikin kulit jadi lebih kencang. Aku ngerasa nyaman dan kalau aku pakai di malam hari, mood-ku langsung membaik, terus pagi harinya kulit terasa lebih kenyal. 

Boleh dibilang mungkin ini sugesti. Aku pakai Body Butter di area perut dan paha, untuk menyamarkan guratan putih bekas hamil. Aku pakai dalam waktu yang cukup lama, tentu dengan pemakaian teratur, dan olahraga yang diperlukan. Produk ini semacam melengkapinya agar tubuh menjadi kencang.


HAND CARE

Ngomongin body care saat ini enggak bisa lepas dari handcare. Pokoknya sejak pandemi ini ya, kita kudu ekstra jaga kebersihan, termasuk urusan cuci tangan. Kalau di luar, aku 

Nuvo Hand Sanitizer Pink Blossom
Price: Rp 8.000 an

Kenapa pilih Nuvo? Ya jelas karena cukup murah dan wanginya enak. Aku dapetin di mini market waktu belanja dan sampai saat ini paling sering aku beli. Produk ini selalu aku sediakan di dalam tas. 

Body Lotion Nourishing Almond
Price: I don't know 

Produk ini dikasih adekku sih. Judulnya body lotion tapi aku pakai buat hand cream, karena sama saja sebetulnya haha. Soal melembapkan enak juga kok. Aku pakai setelah cuci tangan biar kulit enggak kering dan tetap nyaman.

******
Fiuh, selesai juga nulis body care-nya. Sebetulnya masih wajar dan enggak terlalu ribet kok kalau kita melakukannya dengan hati yang senang hehe. Kalian juga bisa baca body care punya Lia Melqa, temenku yang juga sama-sama menjaga bentuk tubuh secara sehat. Kulitnya glowing, cakep, banyak tips sehat yang Ia bagi melalui sosial media, maupun blog-nya. 

So, kalau ada yang bilang, "kok ngurusin badan saja sih, memang enggak ada kerjaan lain apa?". Jawab saja, "sorry, did I bother You?". Kita-kita ini merawat tubuh buat naikin mood booster, bukan untuk kamu-kamu. Karena dalam mood yang sehat, kita jadi semangat dan bodo amat. Hahaha.


Blog post ini adalah September Blog Challenge Sesi I barengan Beautiesquad. 

If You wanna join on this Beauty Community, make sure You have a beauty blog, join on Beautiesquad Facebook Group , also follow Beautiesquad Instagram to always get the latest information. Trust Me, You will get more fun here!
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Firstly aku mau ngaku dulu. Sewaktu habis lahiran, aku sempat kangen dengan yang namanya kerja kantoran. Kenapa? Karena jadi freelancer itu memang menyenangkan, tapi kalau di rumah terus? Ya membosankan. Apalagi aku baby blues, mastitis, belum benar-benar ngerti gimana ribetnya ngasuh anak plus harus menyisihkan waktu buat kerja, and so many other problems. Ribet deh! Intinya, aku ngerasa enggak cocok menjadi seorang Ibu Rumah Tangga. Ibu Rumah Tangga itu butuh kesiapan yang luar biasa, walaupun pada akhirnya, aku mau enggak mau menerimanya selama hampir 2 tahun, selama itu pula lah, mood ku naik turun. 

Enggak banyak yang tahu, aku sering ngelamar kerjaan sebagai orang kantor dan menerima job dari mana pun asal pas dengan kondisi. Kok kurang kerjaan? Ya jelas, semua karena kebutuhan, siapa sih yang enggak pengen upgrade level kehidupan? Cara mengatur waktunya memang enggak gampang. Tapi aku berusaha banget buat pintar mengatur waktu. Semua deadline aman, bahkan ngeblog sekalipun. Aku jarang ngerjain sesuatu dengan mepet, karena aku sangat suka sesuatu yang tertata. Aku yakin, misal suatu saat kerja kantoran, kehidupanpun juga menyelaraskan.

Dan akhirnya, doa itu terjawab dengan: AKHIRNYA AKU KERJA KANTORAN.


Ceritanya begini. Sejak pertengahan maret, aku terhitung sebagai karyawan tetap. Waktu itu masih WFH sih, aku bisa kerjain naskah dari mana saja, yang penting sesuai deadline. Perusahaan animasinya memang baru, tapi langsung melesat tajam bak roket. Yang tadinya di platform Youtube saja, sekarang bisa tayang daily di salah satu stasiun TV. Awal aku mengiyakan tawaran ini, karena aku pikir hanya akan membuat Film Layar Lebar, tapi makin ke sini, malah jadi PH animasi yang bakal banyak banget bikin tayangan, hitungannya episode. FYI, yang nawarin kerjaan itu temen deket dan sering kerja sama bareng. Jadi yah, boleh dibilang, misalpun kudu dari nol kita berjuang untuk membesarkan perusahaan, aku siap. 

Untuk kerjaannya sendiri, enggak mengharuskanku kerja 8-5. Kadang aku garap di rumah, kadang aku garap di kantor. Pokoknya aku bantu hal-hal yang berhubungan dengan ide kreatif, sampai naskah. Aku bisa datang ke kantor siang dan pulang malam. Bisa juga datang pagi dan pulang sore, ya walaupun jarang. Permasalahannya, kantorku sekarang ada di Semarang, padahal, rumahku di Magelang. Joss bukan? 

Semua hal rasanya menyenangkan. Baik lingkup pertemanan, dukungan keluarga, dan excited-nya aku sendiri karena balik lagi ngurusin animasi. Namun sebagai seorang Ibu yang lebih sering ngurusin Alya ketimbang ngurus kerjaan di luar, ada hal-hal yang bikin aku mellow tentu saja. Yang katanya dulu pengen kerja kantoran, pengen jadi wanita karir, walaupun sudah berkeluarga tetap semangat kerja, kini terasa: WAAA BERAT JUGA YAAA TERNYATA!!

Bagi sebagian orang, Ibu bekerja mungkin hal yang biasa saja. Meromantisasi keadaan seperti ini sudah enggak zaman, dan enggak usah didramatisir karena banyak orang mengalaminya. Aku sendiri memang sudah sejak lama mempersiapkan Alya dan Suami agar bisa kompak dan kerja sama walaupun enggak ada aku. Terbukti misal sehari dua hari kerja waktu freelancer dulu, mereka it's okay saja tuh. Los dool, nyaris enggak rewel. Tapi sekarang kondisinya aku ke luar kota 4-5 hari loh dan itu menurutku lama. Pokoknya semua sudah kami bicarakan baik-baik, dan semua menerima. Cuma pada prakteknya, ternyata aku yang malah drama.

Aku enggak menyangka ternyata memang seberat ini ninggalin keluarga. Walaupun semua aku siapkan dan baik-baik saja, rasanya tetap ada yang kurang. Kerjaan sih tetap kelar, tapi begitu sendirian? Aduh kumat lagi meweknya. Buat nyiasatinnya, aku berangkat pagi dan pulang malem sekalian enggak apa-apa, ketimbang aku kepikiran dan sedih kalau sendirian. Untungnya, di Semarang aku ngekost sama adekku, jadi lumayan lah ya, ada temannya. Kami berdua sama-sama kerja, sampai kost, capek, langsung istirahat.

Ritmenya aku bikin begini: tiap pagi, aku menerima tugas dari sekolah Alya, dan aku forward ke Suami. Di situ aku pantau terus, pokoknya gimana caranya Alya harus kelar ngerjain tugasnya. Kalau semua sudah selesai, baru aku berangkat kantor. Suami juga jadi enak kerjanya, karena urusan Alya sudah beres. Nah perkara dia mau main di komplek, mau ke rumah Mama pun, monggo, yang penting tugas utamanya kelar dulu.

Aku kantor biasanya ke-distract sama kerjaan dan riweuhnya ngurusin animasi. Memang ada kalanya aku ditelpon Alya atau voice note karena dia kangen, tapi ya enggak sering. Alya sudah bisa main sendiri. Sudah ngerti kalau Mamanya sibuk. Sebenernya bersyukur sih. Biasanya kan pada takut di-judge, "walah kok ninggalin anaknya kerja sih?". Nah, aku tuh enggak, karena waktu aku minta maaf sama Alya, jawabannya simple, "Ngapain Mama minta maaf, kan Mama enggak salah" Hahaha. Ya memang, Mamanya yang drama.

Aku berusaha deal with this situation kok. Sambil berusaha cari jalan keluar yang terbaik. Baik keluarga maupun karir, sedang sama pentingnya buat aku. Bohong kalau aku bilang enggak butuh duit. Lihat ATM minim saldo saja langsung keringet dingin. Aku enggak mau bokek lagi lah pokoknya. Jadi, yaaa dilakoni saja dulu.

Selama ini memang nyaris aman. Enggak ada yang ngata-ngatain aku di depan, ya enggak tahu sih kalau di belakang hehe. Selama enggak nyenggol aku sih, aku santai. Tapi kalau sampai aku dengar, aku berani loh datangin orangnya. Memangnya ikut ngurusin rumah tanggaku apa? Lagian menulis sekarang sudah menjadi passion aku. Maunya tetap aku kembangkan dan jadi bermanfaat agar otak enggak mandeg sampai segini-gini doang. Maunya aku selalu produktif sampai aku tua. 

Kerja jauh dari keluarga memang kadang menyiksa. Tapi aku ambil positifnya dulu: bahwa ini enggak akan lama. Aku lagi banyak-banyakin discuss tentang kerjaanku ini sama Suami dan Alya. Alya aku libatkan dan aku butuh suara dia karena dia adalah anggota keluarga, dan yang pasti, aku kerja untuk siapa kalau bukan untuk Alya juga haha.

Jadi, sambil aku curhat di sini, aku juga pengen nyampein terimakasih banyak buat kalian yang mendukung kami. Makasih doa-doanya. Kami semangat untuk kehidupan yang lebih baik. Manusia berusaha dan berdoa, hal-hal yang enggak bisa kita jangkau, biar urusan Gusti Maha Kuasa. :)




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

HELLO!


I'm Yosa Irfiana. A scriptwriter lived in Magelang. Blog is where i play and share. Click here to know about me.

FIND ME HERE

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook
  • Google Plus

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  January 2023 (1)
  • ►  2022 (14)
    • ►  December 2022 (1)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  August 2022 (2)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  March 2022 (2)
    • ►  February 2022 (3)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (60)
    • ►  December 2021 (1)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  October 2021 (3)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  June 2021 (3)
    • ►  May 2021 (15)
    • ►  April 2021 (21)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  February 2021 (2)
    • ►  January 2021 (5)
  • ▼  2020 (44)
    • ►  December 2020 (5)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  October 2020 (4)
    • ▼  September 2020 (5)
      • MAKEUP INSPIRASI KOPI
      • DARING BIKIN PENING
      • BODY CARE SETELAH PUNYA ANAK
      • MY CURRENT BODY CARE
      • KERJA JAUH DARI KELUARGA?
    • ►  August 2020 (3)
    • ►  July 2020 (7)
    • ►  June 2020 (6)
    • ►  May 2020 (1)
    • ►  April 2020 (4)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (2)
  • ►  2019 (89)
    • ►  December 2019 (5)
    • ►  November 2019 (7)
    • ►  October 2019 (6)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  August 2019 (6)
    • ►  July 2019 (6)
    • ►  June 2019 (9)
    • ►  May 2019 (9)
    • ►  April 2019 (8)
    • ►  March 2019 (7)
    • ►  February 2019 (7)
    • ►  January 2019 (9)
  • ►  2018 (135)
    • ►  December 2018 (21)
    • ►  November 2018 (17)
    • ►  October 2018 (9)
    • ►  September 2018 (9)
    • ►  August 2018 (10)
    • ►  July 2018 (9)
    • ►  June 2018 (12)
    • ►  May 2018 (9)
    • ►  April 2018 (9)
    • ►  March 2018 (9)
    • ►  February 2018 (10)
    • ►  January 2018 (11)
  • ►  2017 (116)
    • ►  December 2017 (8)
    • ►  November 2017 (7)
    • ►  October 2017 (8)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  August 2017 (8)
    • ►  July 2017 (11)
    • ►  June 2017 (8)
    • ►  May 2017 (11)
    • ►  April 2017 (8)
    • ►  March 2017 (12)
    • ►  February 2017 (15)
    • ►  January 2017 (11)
  • ►  2010 (9)
    • ►  November 2010 (9)

CATEGORIES

  • HOME
  • BABBLING
  • BEAUTY
  • FREELANCERS THE SERIES
  • HOBBIES
  • LIFE
  • PARENTING
  • BPN 30 DAY BLOG CHALLENGE
  • BPN 30 DAY RAMADAN BLOG CHALLENGE 2021

BEAUTIESQUAD

BEAUTIESQUAD

BLOGGER PEREMPUAN

BLOGGER PEREMPUAN

EMAK2BLOGGER

EMAK2BLOGGER

Total Pageviews

Online

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose