YOSA IRFIANA

Powered by Blogger.
Legowo? Siapa tuh? Apaan tuh?
Ah, ngga usah pura-pura ngga tahu guys. Kata ini makin hits gara-gara politik kemaren.


Seminggu yang lalu, kami sekeluarga abis makan malem di sebuah resto lumayan terkenal di magelang. Rasanya seneng karena biasanya kami masak atau makan itu itu aja. Sepanjang perjalanan pulang, Alya nyanyi nyanyi dan nyuruh kami ngikutin sambil tepuk tangan. Pokoknya suasananya lalala yeyeye.
Kami melewati jalan desa yang tidak ramai dan lampu jalan yang ngga terlalu terang. Jalan yang masih banyak sawah tapi sering buat jalan pintas orang-orang. Dan ya, di situ sering banyak mobil dan motor yang brutal saking lempeng dan lumayan sepinya jalan.
Di sebuah pertigaan, tiba-tiba dari belakang, sebuah mobil merek ternama menyalip dan menyerempet badan mobil kami sebelah kanan. Ekspresi kami yang tadinya bahagia berubah cepat menjadi bete dan masam, kecuali Alya. Dia cuma bisa melongo sambil nyanyi lirih.
Suami yang nahan emosi langsung klakson mobil seakan nyuruh berhenti. Sekitar 100 meteran setelah adegan serempetan terjadi, mobil itu menghentikan lajunya. Lalu turunlah pria yang ngga kami kenal sama sekali. Berumur sekitar 40 tahunan, berkacamata, dan petentang petenteng dengan gayanya sambil melihat body mobilnya. 
Hellaaaw body mobilnya dia sendiri lho, bukan mobil kami!
Kayak dia bener aja!
Suami turun dan ikut mengecek mobilnya. Dia pasang badan, aku udah deg-degan plus siap-siap kalo ada adegan tinju dalam hitungan menit. Sambil masih memangku Alya, kaca jendela aku buka dan mendengarkan percakapan sengit mereka. Suami meminjam handphone dan menyalakan senter untuk ngecek apakah ada goresan di body mobil kami ataupun blio. Sempat kepikiran mau merekam adegan ini tapi buat apa juga sih. Aku ngga ingin jadi makin drama, apa dikit direcord biar menuai pro kontra. 
Aku ngga nyangka, ternyata Suami sama sekali ngga merubah intonasi suaranya menjadi tinggi. Dia bisa ngomong baik-baik walopun si bapak terkesan ngga mau terima. Aku langsung buka pintu dan berdiri sambil tetap menjaga Alya. Si bapak ngueyel kalo dia sudah menyalakan lampu dimmer sebagai tanda blio mau menyalip. Mentang-mentang blio sudah berumur dan kami masih dianggap muda.
Aku yang ikutan naik pitam langsung nimpalin:
"Pak... kenapa ngga klakson?"
"Ya kan sudah saya dimmer!"
"Ini tikungan banyak terjadi kecelakaan lho pak, kenapa masih menyalip"
"Ya saya tahu... tapi kan saya bisa ngukur jalan".
Ngukur jalan palelu! Aku tahu banget ini tempat, bahkan sering ada truk angkut pasir yang lewat. Punya mobil gorjes kenapa otak masih tumpul sih nih! 
FYI aja, ini ada artikel di kaskus tentang etika menggunakan lampu dim. Haha nyolot.


Iyalah, di otakku saat itu cuma mikir misal Suami jotos tuh orang, aku bakalan keprok keprok hore aja deh sambil nyanyi twinkle-twinkle sama Alya. Tapi takdir berkata lain sodara-sodara, ketika ada suara kecil nan merdu bertanya:
"Kenapa Ma?"
Ya Tuhan, si anak kecil ini melihat semua percakapan kami. Seketika aku melihat Alya langsung meleleh dan amarahku terhenti bagai panas kerontang disiram air hujan. Muka galakku berubah jadi senyuman manis dan menjawab pertanyaan Alya: 
"Ngga papa, Nak! Ayo kita nyanyi lagi"
Aku masih dengar Si Bapak masih ngga terima dan Suami udah pengen nonjok aja. Aku kode Suami supaya cepat selesaikan, karena aku ngga mau si anak yang cepat merekam kejadian ini melihat orang tuanya terlibat kekerasan. Toh, walopun si bapak ngotot, sebenarnya ia telah mengakui kesalahan. 
Bahwa mulutnya benar-benar bergetar dan tidak berani menatap mata Suami.
Bahwa dia bilang bisa compound body mobil kami apabila lecet padahal kami tidak minta ganti rugi.
Bahwa dia bilang buru-buru karena ada tetangganya yang meninggal.
Bahwa tanpa kita mengenali orangnya, kita sudah tahu sifat aslinya.
Bahwa masalah dipaksa clear dan suami tetep ngomel.

Terakhir si bapak bilang kalo masalah udah selesai dan jangan ngomong lagi, tapi sebenernya dia ngga sadar telah memulai segala caci maki kami untuknya di dalam hati. Kami berjalan pulang dengan hati yang remuk redam seakan menerima kekalahan.
Case closed? No!
"Aku cuma pengen dia minta maaf"
Suamiku masih mengincarnya walopun si bapak ngga bakalan bisa minta maaf. Dalam hati aku yakin, si bapak kebingungan, tapi mulutnya terkunci mengandalkan gengsi persis sama pejabat katro di negeri ini. Brengsek pokoknya!
Aku cuma bisa menghibur diri dan suami. Aku masih nyanyi nyanyi sama Alya dan berharap cepatlah esok hari. Aku sempat menghibur suami dengan kata-kata bijakku seperti sudah ngga papa, sabar, atau legowo, tapi kata-kata itu ngga mempan membius emosi Suami. Hingga suami bilang "cukup" baru aku diam dan nunggu waktu yang tepat.

Sampai rumah, aku mengganti baju Alya, mencuci kakinya, menggosok gigi dan mengajaknya tidur. Aku melihat suami menutup pintu kamar belakang. Aku tahu dia lagi sholat, memohon pada Tuhan agar teriakannya berubah menjadi doa doa suci yang lebih bermanfaat. Aku yakin jiwa maskulinnya ingin menghentak keras melampiaskan kekesalannya.


Lalu setelah anak tidur, adalah saat yang tepat dan kamipun pillow talk. Tepatnya mereview, ngobrol ngalur ngidul tentang emosi muda, tentang dunia luar yang makin gila, tentang masa depan Alya. Kami sadar bukan hal mudah lagi untuk memanjakan emosi. Kami punya anak, dialah pemersatu dan harapan kami. Generasi yang akan kita bangun agar tangguh namun bertanggungjawab. Merekalah doa doa kami agar dunia damai walo kalian ngetawain bahwa itu cuma imaji.
Aku bilang sama Suamiku, kalo aku pernah baca status fesbuk temen sekantor dulu yang sedang dinyinyirin orang yang bahkan baru dia kenal. Seseorang yang ngga tahu siapa kita tapi seakan mengetahui semuanya. Lagi-lagi orang yang ngga kita kenal sama sekali sebelumnya.


Dia Vistya, teman kantor lama kami yang beda ras, agama dan suku, tapi kami satu pikiran. Catat!
Ada hal yang tidak dia blow up tentang anaknya.
Ada hal yang harus dia perjuangkan demi buah hatinya.
Ada peraturan yang dia buat dari segala haknya menjadi orangtua yang tak lupa dengan kewajibannya.

Oke, i know, different case but have the same conclusion. Ngga kenal siapa orangnya, tiba-tiba punya masalah, dan kita sendiri yang harus menerima. Yes, disitulah letak Legowo. Apakah kita harus menerima kenyataan pahit tentang sikap orang yang berbeda pendapat?
Apakah kita akan selalu kontra dan selalu merasa tidak nyaman dengan perbedaan?

Iya, jawabannya kita berbeda. Legowo adalah sikap multifungsi nan sakti dalam banyak hal,
pertama dari diri kita supaya kita bisa siap menerima,
kedua, dari pihak pencetus amarah supaya kita menjadi legowo, biar bisa seenaknya melempar tanggungjawabnya.
Dan aku pikir orang waras bakalan kalem memilih yang pertama. Banci kaleng pilih nomor dua! Sayangnya, banyak juga yang pilih. Haha seraah.

Di status Vistya tadi, menuai bermacam-macam komentar. Tak jarang yang ikutan marah, tapi aku lihat komentar penyejuk paling jitu dari salah satu temen kantor lamaku juga. Mas Wahyu namanya, dia pernah satu divisi sama aku dalam membuat program televisi berupa game show. Orangnya asik, kebanyakan becanda daripada seriusnya. Apapun yang dikatakannya mengandung lelucon yang sering crispy. Jadi hampir mustahil dia memberikan kata bijak, namun...


Gotcha!
Kalimatnya bener-bener biasa, tapi ngena! Kita lupa, Tuhan punya sejuta rencana.
Aku yang abis punya kasus dan kudu berdamai dengan kata legowo, jadi adem dengernya. Aku ngga nyangka, seorang yang biasa ngelucu tapi ngga banget ternyata punya pemikiran yang memotivasi diri.
Bukan menyalahkan, seperti halnya orang-orang kebanyakan, tapi menetralkan. Memberikan ruang pada kita untuk selalu menerima dan mengambil hikmah positif demi kebaikan bersama. Apa yang kita harapkan baik kepada seseorang belum tentu disambut manis. Mengharap belas kasih dan memaksa permintaan maaf adalah hal yang bias, dan cuma melahirkan dendam.
Tidak ada yang sempurna, semua benar-benar berbeda. Ayolah, hidup ini penuh warna kok. Sikap baik itu dimulai dari diri kita.

Kasus ini menjadi perbincangan yang sangat jauh buat aku dan suami. Membuat kami semakin kuat dalam menghadapi hari. Menanamkan sifat rendah hati pada si buah hati. Memberikan hal yang terbaik walopun diterpa cobaan.
Demi siapa? Demi masa depan kita bersama.

Jadi, sudahkah kamu legowo hari ini?
Semoga.
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Ya ampooon, di umurnya yang udah 2 tahun, Alya mulai suka dandan masa! Apalagi pake lotion dan minyak telon. Minta terus dipakenya sendiri di tangan sama kaki, duh makenya plus sama pijit-pijit kaki sendiri. 
Nurun siapa sih? Ya masak Bapaknya?
Dari Alya lahir, sebenernya perawatannya udah ribet banget. Ya kan dulu aku ngga tahu, cuma manut aja sama orang tua, pakein ini pakein itu. Acara mandiin Alya sampe kelar bisa makan waktu setengah jam lebih lho.
Siapa yang ngerasa samaan?
YHA ku tida sendiri...

Ritual perawatan abis mandi yang aku skip cuma bedak. Butiran halusnya bikin batuk karena Alya cukup sensitif. Jadi big NO NO buat pakein bedak, bedak-bedak Alya dari kado temen-temen masih utuh. Eman yak. Dududu.

Alya tahu banget kalo ada salah satu perawatan hariannya habis. Trus abis itu dia bilang mau ke mal, beli lotion kek, beli sabun lah, atau beli minyak telon. Dan ketika udah di rak perawatan bayi, dia bakalan milih sendiri variannya. Sering bener ngambil kebutuhannya sendiri, tapi ngga jarang salah. Kadang aku juga lupa ngecek sih, begitu sampe rumah baru nyadar, woladalah yang keambil malah sabun, bukan lotion. Balik lagi dia minta ke supermarket buat beli yang bener-bener habis. 
Dari semua merek produk bayi, yang sering aku pake itu merek Cussons.


Kenapa Cussons?
Formulanya lembut, ringan di kulit dan ngga bikin iritasi. Yang jelas, Cussons ngga mengandung paraben. Tau kan paraben itu merupakan bahan pengawet yang banyak digunakan di salam produk perawatan kulit. Bahaya kalo kita pake terus-terusan. Buat bayi jangan ah! Nah, Cussons terbukti aman dan teruji klinis oleh Dokter Kulit. Harganya masuk akal banget, ngga pake mehong, dan banyak diburu mahmud gawl kayak kita gini. 
Ntap surantap!

Cussons ini paling banyak nempatin Top Brand Award kategori Babycare lho. Terlebih shampoo, baby oil, bedak, sabun, body lotion, dan cologne. Waaaah... habis produknya lengkap sih. Mau perawatan bayi apa aja ada!

Ini dia koleksi perawatan Alya dari Cussons Baby. Mulai dari Baby Oil ya guys.


Baby oil Cussons adalah salah satu produk wajib buat dibawa pas traveling. Kemasannya apik, gampang dipegang, dan baunya ngga eneg. Selain melembabkan kulit Alya, Mamanya pun bisa pake buat sekadar hapus sisa make up.
Azeeg!


Terbuat dari minyak mineral murni yang diperkaya aloe vera, olive oil dan Vitamin E. Komposisinya dikenal melembabkan dan menutrisi kulit bayi yang sensitif. Baby Oil ini juga bisa membersihkan kotoran telinga bayi dan kekeringan di kepala bayi. Tinggal dituang ke cutton but atau kapas, usap perlahan lalu bilas.


Yang kedua, Hair Lotion. Lha, emang Alya punya rambut? Hush! Sembrono.
Ya ngga lah! Wkwkwk.

Makanya aku beliin dia hair lotion, supaya baunya ngga kecut, guys. Kepala gundul lebih gampang terkena sinar matahari langsung. Trus nanti kepalanya kinclong tapi rambutnya tipis tapi kering. Bisa bayangin?
Ngga usah bayangin aja deh, kasihan anaknya. 
Muehehehe.


Aku udah gonta ganti wangi hair lotionnya sih. Yang tutup ungu, ijo, kuning, oranye, pernah semua. Fungsinya mengharumkan dan menghaluskan doank sih menurutku, kalo melebatkan ngga usah banyak berharap deh, rambut Alya tetep gundul dari lahir. 
Hahaha.


Yang ketiga, Minyak Telon Plus. Tau ngga kalo abis lahir, kulit Alya ngga bisa menerima minyak telon? Dipakein langsung bruntusan sebadan. Kayak panas gitu, kasihan ngelihatnya. Tapi masa bayi ngga bau minyak telon si? Bayi siapa nih, pasti bayi hollywood. 
Hahaha.

Dulu sempat pakein telon cream, dan cocok. Tapi aku ngga suka karena lengket. Perlahan aku kenalin minyak telon dari berbagai macam merek, pakenya tipis-tipis aja. Alhamdulillah tambah gedhe kulitnya bisa menerima. Dan Telon Oil plus dari Cussons ini jadi andalan aku.


Selain menghangatkan, minyak telon ini bisa banget buat meredakan perut kembung dan memberikan perlindungan 8 jam nonton terhadap gigitan nyamuk. Cihuy abiz kan guys! Aku juga pake di perut tiap abis mandi.


Yang keempat, lotion Cussons soft and smooth. Wangi bunganya dan formulanya mild banget, teksturnya cair tapi cepet meresap. Mengandung almond oil dan rose oil yang dapat memberikan rasa nyaman pada kulit bayi.

Bahkan buat yang udah berumur macam aku ini, lotionnya bisa banget dipake buat pelembab wajah. Apalagi kadang aku kelupaan bawa cream wajah, jadi comot-comot punya Alya, selesai. Ku memang mama cerdas. 
Sip!


Alya seneng banget pake lotion, mungkin gara-gara lihat emaknya lenjeh usap usap lotion mulu kali ya. Untung lotion Cussosn ringan dan gampang nyerap. Kulitnya jadi kenyal dan sehat, ya donk, kan anti paraben. Diingat ya.
Sebenernya Alya masih punya produk Cussons berupa sabun sama shampoo, tapi nanti ah, aku bahas sendiri di perawatan mandi. 
Pokoknya produk Cussons sama sekali ngga mengecewakan buat kami. Aman di kulit anak, aman di kantong. Abis ini aku bisa beli ginchu. 
Leh uga. 
Hahaha.

Nih, bonus foto tangan gempal pake lotion. Tumben dia mau difoto gini lho, katanya biar kayak mama. 
YHA nak, YHA!


REPURCHASED : YES.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Sist, serius di Magelang ada Yamie enak?
Eiiits... situ nyepelein kota aku nih. Ada donk. ADA. Lumayan banyak malah. Ada yang jadi satu sama Chinese Food, ada yang terkenal dan mahal, ada pula yang buka sendiri di sekitaran pecinan.
Tapi sorry guys, aku bakalan merekomendasikan kuliner blusukan. Disamping sekarang mending nabung daripada kuliner mahal, lagian ngapain susah susah aku review kalo udah pada tahu? Pan ku ingin jadi trensetter. Halah!


Langsung aja deh, yamie asin favoritku ada di Mie Bandung Jalan Tentara Pelajar 126, sebelah Laboratorium Cito. Lokasinya emang strategis abis guys, tapi warungnya persis sebelah trotoar. So, kalo kamu bawa mobil kesini, ada baiknya parkir di Lab Cito atau sekitaran situ yang tersedia lahan parkir.

Aku pernah lihat sih, ada pelanggan bermobil, mereka minta dibungkus, ngga dimakan disitu. Mungkin karena susah parkirnya. Aku jadi merasa beruntung punya vespa. Vespa memang yang terdepan.

Heee apa hubungannyaaa?


Kamu ngga perlu khawatir soal rasa, ini enak banget!
Nama Chefnya Bu Indri, blio udah sekitar 9 tahun buka Mie Bandung, setelah sebelumnya kerja di resto orang.

Tahu ngga, yang aku suka, pangsitnya bikin sendiri lho. Tahu dari mana jeng? Ketika blio tanya, mau yang basah atau goreng, aku intip pangsitnya masih berbentuk lembaran gitu, tinggal sesuaiin pesanan dan dimasak pas ada yang pesen. Jadi bukan udah ready gitu.


Trus nih, daun bawangnya kerasa banget, kuahnya badai, udah gitu bumbu ayamnya bener-bener klimaks! Duhai, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan.
Seporsi gini harganya Rp 15.000. Aku ngga bisa bilang ini mahal, karena rasa itu adalah segalanya. Rasa, Tahta dan Wanita.
Hahaha.


Mas Suami ngga banyak komen saking enaknya ngunyah, dan Alya sibuk sama mienya. Seporsi lumayan mengenyangkan kok. Kami ngobrol ngobrol bentar sama Bu Indri ini, walopun nampak judes, blio baik banget lho. Waktu aku mau pulang Bu Indri nanya: 
"Cocok ngga Mbak?"
Aku cuma senyum sambil bilang:
"Saya pasti kesini lagi njih, Bu" 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Tinggal di kota kecil yang banyak dilirik para wisatawan, bikin masyarakatnya semakin sadar akan kebudayaan. Kalean pasti tahulah, borobudur itu dimana? Yes, im proud of Magelang, Magelang is my life. 

Di Magelang, kamu bakalan seneng dengan kondisi kota yang resik, sejuk dan nyaman. Selain wisata, kuliner juga menjadi daya tarik karena banyak pilihan. Coba bayangkan, nama Magelang sering lho dibawa-bawa buat nama makanan, contohnya Nasi Goreng Magelangan atau Tahu Kupat Magelang. Yak, bener, dua jenis makanan itu merupakan makanan khas yang rasanya tiada banding. 

Tapi sebagai pribumi asli Magelang, aku menyebut kota ini dengan Kota Sejuta Kuliner Bakmi Jowo. Gimana engga? Di setiap sudut kampung atau daerah, pasti ada barang gerobak atau warung mie jowo. Di kawasan aku tinggal pun, ada sekitar 6 Bakmi Jowo yang pernah aku icip, yang belum aku icip... wosaaah.... masih banyak lagi guys. Mau nemenin?
HAHAHA.

Perlu bertahun-tahun buat icip semua warung Bakmi Jowo di Magelang. Kalo kamu tahu bahwa di sekitarmu ada Bakmi Jowo atau ngga, gampang kok. Cium aja bau baceman bawang, nah, di situ Bakmi Jowo berada.

Udah deh, kamu ngiler kan, aku kasih tahu yang terkenal dulu aja ya, namanya Nasi Goreng Spesial Pak Yatno. Tapi aku ngga bakalan bahas Nasi Gorengnya lho. Lho kenapa? Karena dengan banyaknya pilihan di sini, aku cuma cinta sama Bakmi Jowonya.



Ada dua lokasi, satu di depan Armada Karoseri dan satunya di seberang kantor Departemen Agama Kabupaten Magelang, Mertoyudan. Aku langganan yang di japunan, soalnya deket banget sama rumah. 

Buka dari jam 11.00 sampai habis. Pernah ya, aku dateng jam 7 malem, udah disuguhi tulisan HABIS! Makanya kalo ada temen ke sini minta anter kuliner ini, pasti aku suruh berdoa dulu, hahaha, supaya apa? supaya kebagian. Tapi tenang... kalo hari biasa, tutupnya malem kok, sekitar jam 23.00.



Tempatnya sederhana sih, ngga wow banget tapi yang dateng macem-macem. Dari yang bermotor sampe bermobil, dari yang berkaos hingga berdasi, dari yang suami isteri sampe yang penikung sejati. Ebusyet, artikel kulineran malah jadi bahan ghibah.


Mau antri seberapapun, masaknya tetep satu per satu, katanya sih biar rasanya pas. Tapi tenang, masaknya cuma perlu waktu 2 menitan aja. Cepet banget kan? 
Pokoknya Pak Yatno pantang memasak besar dan dibagi porsinya. Pembeli di sini rata-rata pada ngerti dan rela antri berjam-jam demi sebuah cita rasa yang tiada duanya. Pak Yatno juga ngga pelit kasih suwiran daging ayam kampung kok. Bumbu dasarnya sama aja sih, bawang dan merica, tapi denger-denger Pak Yatno nambahin ebi yang ditumbuk bersama baceman bawang tadi. Biar rasanya makin cihuy cint.


Nanti ada pilihan buat yang pilih bakmi goreng, nyemek atau garing. Kalo aku suka yang garing, lebih kerasa bumbunya. Kalo nyemek geli sendiri ngunyahnya. HAHAHA. Kalean juga bisa nambah balungan, ceker, atau apalah pernak-pernik ayam yang aku ngga hafal. Karena buatku, daging aja lebih dari cukup.

Buat yang tanya rasanya, duh guys, ke sini aja deh langsung coba. Apalagi kalo kamu doyan pedes, rasanya makin cetar membahana.
Harga per porsi Rp 15.000.


Rica-rica ayamnya bisa buat berdua. kata suami sih, terlalu manis. Jadi kalo kamu ngga suka eneg, tinggal bilang supaya kecapnya dikit aja. Aku ngga bisa kasih rekomendasi banyak-banyak di menu ini, maklum aku ngga suka balungan. Maafin yah? Yeheheh.
Harga per porsi Rp 30.000




Ssssst... Pak Yatno bisa ngabisin 20 ekor ayam lho tiap harinya. Dan hebatnya, dia meramu resep ini secara otodidak. Beuuuhh. Padahal rasanya bener-bener bikin ngga bisa move on. Sampai kamu pulang rumah, lezatnya bakmi jowo bikinan Pak Yatno masih terasa di lidah dan bikin perut kenyang.
So, kalo kalean ke Magelang tapi belum pernah nyobain Nasi Goreng Pak Yatno, dijamin kamu belum merasakan nikmatnya hidup di Magelang.

Nasi Goreng Pak Yatno
Jl. Mayjen Bambang Soegeng Magelang, Jawa Tengah 
(depan New Armada)
Map


Cabang
Depan Kantor Departemen Agama
Blondo, Magelang
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Udah lama sih sebenernya mau cari day cream yang teksturnya super ringan. Soalnya menurutku, fungsi day cream kan melembabkan, nah, kalo muka berminyak plus hidup di musim tropis, apa malah ngga semakin bikin muka kek gorengan? 

Aku pernah baca obrolan di forum Female Daily, seorang Dokter Kulit di jakarta bilang, kita yang hidup di Indonesia, sebenarnya cukup minum air putih 8 gelas per hari sebagai pelembab kulit alami. Aku jadi merasa ohyes bener juga, kadang kalo pelembabnya terlalu moist kan malah jadi jerawat. So, kalo mau keluar rumah tinggal dipakein sunblock aja lanjut make up.


Tapi ternyata, abis aku berhenti perawatan di klinik-klinik dan gonta ganti perawatan sampe rajin bikin DIY skincare, kulitku malah jadi timbul kerutan. Ini juga mungkin disebabkan karena aku pake lotion jerawat yang terbukti cocok di kulitku. Kekeringan akibat komposisi sulfurnya mengharuskan aku mengaplikasikan pelembab pada siang maupun sebelum tidur.

Tadinya, aku milih brand Gizi Super Cream karena terkenal herbal dan ringan abis, tapi pas belanja bulanan kemaren, iseng aku uplek di rak skincare, dan menemukan brand Viva lengkap dengan cream creamnya. Ebusyetdah, baru tahu aja kalo varian viva ngeluarin daycream, sunscreen, dan anti wrikle. Udah ngga banyak tanya, aku ambil ketiganya sekalian milk cleanser dan face tonic varian lemon.


Sebenernya ada satu lagi yaitu collagen night cream, tapi aku belum merasa penting. Begitu sampe rumah, baru deh browsing di web Viva langsung. Dan ketika tahu bahwa anti wrinkle ini dipake sebelum collagen night cream, aku merasa kecewa kenapa tadi ngga ambil sekalian. Padahal harganya lumayan murah to the max.
Huuhuuu!!!

Ngga sampe Rp 50.000 lho, udah bisa beli macem-macem varian skincare Viva yang terkenal aman dan ringan. Yeay, i love Viva very mucho!


Kalean pasti tahu lah, duo pembersih dari viva ini udah jadi idola sejak jaman siti nurbaya. Tinggal sesuaiin aja sama jenis kulit. Kalo aku suka banget sama varian lemon, seger di kulit sih, ngga menyebabkan iritasi, dan yang jelas wanginya netral. Penting ish, buat idung sensi kayak punyaku. Pesek pesek, hidungku sensitif lho. 
Nyahahaha.

Harga milk cleanser Rp 5.700.
Harga face tonic Rp 4.500.
Pakainya 2 kali sehari, pagi abis mandi dan malem sebelum ritual cream-cream-an. Trus pembersih ini juga aku pakai sebagai rangkaian home treatment seminggu dua kali.


3 cream viva ini aku pakai rutin tiap hari. Packagingnya simple sih, tapi nyimpennya kudu rapi ya, karena gampang pecah juga. Dan kalopun kita bawa di tas, abis itu kita buka tutupnya, pasti creamnya udah kemana-mana.

Yuk kita bahas satu-satu:

1. Anti wrinkle cream
Dipake pas malam hari sebelum tidur. Jadi abis aku bersihin wajah pake milk cleanser dan face tonic, aku aplikasikan cream anti wrinkle ini ke seluruh wajah terutama daerah bawah mata. Garis senyum yang rentan kerutan pokonya wajib dipakein cream ini. Abis cream ini meresap, trus aku totol acne lotion di jerawatnya aja.


Komposisinya ringan guys, ngga perlu khawatir berlebihan sih. Karena viva kan emang dikhususkan untuk kulit tropis. Udah deh, aku buang aja skincare mahal-mahal tapi ngga berkhasiat. Tuh ada ekstrak walnut seed, olive oil, jojoba oil dan vitamin E yang bener-bener dikenal sebagai bahan anti kerut. 
Harga Rp 10.900.


2. Special Day Cream
Please jangan nanya aku kenapa namanya spesial, karena aku juga bingung sendiri. Hahaha. Tapi asli, cream ini juga ngga kalah cepet meresap dan ngga bikin oily. Aplikasinya tipis-tipis aja. Dipake pagi hari setelah cuci muka.


Cream ini udah ada anti UV A dan B nya. Kandungan squalane dan vitamin E berfungsi untuk menjaga kelembaban dan kelembutan kulit. Cihuuuy, komplit!
Harganya Rp 5.700 aja.


3. Sunscreen Foundation
Highly recommended udah deh. Aku sampe ngga bisa bilang apa-apa lagi, hahaha. Teksturnya oke punya, tapi begitu diratain, efeknya matte. Beneran bisa jadi dasar make up. Mau dilanjut pake bedak tabur atau compact powder, bakalan lebih nemplok. Sehari-hari, abis pake sunscreen aku udah berani langsung cus. Eh, alisan dulu denk. Teteeeup.


Yang perlu dicatat, produk ini ngga ngejelasin SPFnya, jadi aku enggak tahu seberapa hebat dia melindungi dari efek buruk sinar matahari. Kalo kita kerja ourdoor, cream ini kudu tetep diimbangi sama sunblock. Karena aku sekarang jarang kerja lapangan, jadi ya sudah cukup ngebantu lah.

Harga Rp 6.700.


Cream viva se pot gini, bisa aku abisin dalam jangka waktu sebulan. Setelah aku pakai sekitar 3 minggu pemakaian, kulit aku jadi bener-bener lembab, kerutan berkurang, dan yang pasti, ngga bikin jerawatan.

Point minus cream viva terletak di tutup jarnya. Ringkih banget! Apalagi yang jar sunscreen, ngga tau kenapa tiap aku beli kok pasti retak hingga akhirnya rompal. Mungkin karena sunscreennya yang paling sering aku pake.

Ini perbandingan teksturnya. Walopun creamnya agak cair tapi lembut banget pas ditemplok di muka. Kalo yang sunscreen, teksturnya kental dan padat. Sebenernya aku males sama skincare berlayer layer, makanya aku pake seminim mungkin, biar ngga lama-lama juga dandannya. Maklum didikan tinggal di kota militer kudu serba cepet. Lhooo apa hubungannyaaaa... Hahaha.


Sebagai Ibu, perawatan itu penting. Selain biar diri kita seneng, suami ngelihatnya juga ngga bosen. Kasihan kalo tiap hari disuguhi muka kucel dan cemberut.

Beli kosmetik itu lihat harga lihat rupa. Ada yang murah, sikat aja. Ahahahaha. Alhamdulillah cocok juga sih! Kenapa ngga dari dulu sih tahu cream ini. Lihat nih, aku ngga pake bedak sama sekali, abis ritual cream-creaman, bentuk alis, eyeliner, langsung cuuus. Biar kata kosmetik murah, tapi mana orang tahu kalo yang pake setara raisa gini.

Yooo siap-siap dilemparin bata orang se nusantara.


Apapun lah, yang pasti suami aku pasti makin cinta. Secinta aku sama produk bikinan Indonesia. Duit belanjanya aman dan kerutan hilang. Muka dijamin nduselable.
Woooaaa, seneng bosque.

REPURCHASED : YES.
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Tadinya ketikan ini cuma draft yang entah kapan mau aku kelarin. Isinya tentang curhatan doank sih, maklum, temen ku banyak, jadi yang nyamber chat atau ke rumah juga silih berganti. *baru prolog udah sombong*

Yang mau aku obrolin di sini, banyak dari temenku tuh yang punya tipikal kepo tingkat dewa melebihi wartawan infotainment. Masih mending kalau tanyanya seputar kesehatan atau kerjaan. Nah ini? Pertanyaan yang sensitif abis loh.

Memangnya apa sih pertanyaannya? (Pret, sudah jadi judul, pakai basa-basi segala).


Okay aku jelasin dulu ya, yang namanya hidup, pasti akan mendapat banyak pertanyaan. Baik pertanyaan dari diri sendiri maupun dari orang sekitar. Sekali kita bertanya tentang personal orang, akan datang pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Temen deket sih tau banget tentang kehidupan kita tanpa kita minta, dan pasti jadi tempet curhat dengan sendirinya.  Tapi ada kalanya kita jengah sama pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan, lalu menimbulkan perdebatan. Wah sengit banget deh, sudah mending dijawab, eeeh malah dibantah, seakan jawaban kita kurang memuaskan mereka.

Coba deh, dipikir-pikir lagi pertanyaan seperti: "Kapan lulus?"

Lanjut setelah lulus: "Kapan kerja?"

Setelah kerja: "Kapan nikah?"

Setelah nikah: "Kapan punya anak?"

Setelah punya anak satu, masih juga ditanyain: "Kapan nambah lagi?"

Giliran punya anak banyak dirasani: "Wah kalau itu ternak!"



Sadeeeessss.



Gini loh, mas, mbak, pak, bu.
Aku ini baruuu saja kelar nyusuin Alya selama 2 tahun dan bisa bobok nyenyak semalem. Lah kok malah nanya punya anak lagi. Mau ngejawab, nanti jatuhnya sinis, mau ngga dijawab dikira lebih sinis. Serba salah kan? T.T

Jujur saja, pertanyaan seperti ini lama-lama bikin bosan dan tertekan loh. Iya kalau aku lagi legowo, lagi happy, lagi sehat. Aku bisa jawab dengan tenang dan jelasin keadaan. Lah kalau aku lagi strees, suntuk, capek sama kerjaan? Mau aku damprat apa! 

Menyandang gelar Mama itu ngga semudah bisikin gosip ke tetangga lho. Banyak tanggung jawab yang belum aku kasih ke Alya, banyak janji manis yang kudu aku tepati untuk masa depannya. Aku masih seneng banget sama kehadiran Alya, membelai dan menciumnya, main pasaran atau masak-masakan. Dan aku ngga mau nantinya rasa ini jadi amburadul, gara-gara aku buru-buru ngasih Alya seorang adik.

Beneeer! Bener banget! Manusia berkehendak dan Tuhan yang menentukan. Aku setuju. Tapi manusia toh diberi akal sehat, naluri dan memilih jalannya untuk dipertanggungjawabkan kelak? Jadi, manusia boleh memilih sendiri jalannya.

Aku lebih pengen well-prepared. Apalagi kalau kalian tahu gimana baby blues menyerangku dan sempet bikin aku krisis percaya diri. Beneran enggak enak loh. Aku berjuang buat bertahan dan kembali bahagia dengan cara ku sendiri. Aku butuh waktu yang enggak sebentar supaya aku bisa berdamai dengan diri sendiri. Dan tentu saja, aku enggak pengen itu terjadi lagi, 

Yang kita rencanakan saja sering meleset kok, apalagi yang tidak terencana. Soal anak itu urusannya panjang, bukan cuma soal rejeki yang sudah ada yang mengatur. Soal anak itu kita hubungannya sama masa depan. Bisa enggak kita mendidiknya dengan benar, bisa enggak kita memberinya asupan yang bergizi, bisa enggak kita menyekolahkan sampai tinggi, dan menjadikannya orang yang bermanfaat dunia akhirat?

Jangan sampai kita cuma bisa beranak doang, tapi giliran disuruh tanggungjawab ngeles kemana-mana.

Oh enggak, aku ngga mau berdebat soal semua pemberian Tuhan. Bagiku, akan merasa nyaman apabila aku melakukan apa yang sudah aku rencanakan. Biarkan nikmat ini aku jalani dulu, sambil menata diri lebih baik lagi, sambil menambal kekurangan hidup. Toh kalian enggak tahu gimana berdarah-darahnya kami selama ini.

Iya, kami sedang berbenah. Supaya apa? Supaya siap lahir batin dengan apa Tuhan beri. Karena, Tuhan memberi kita bukan hanya kesenangan tapi juga cobaan. Dan cara termudah untuk bahagia adalah bersyukur, niscahya, kekuatan akan kita dapatkan dari semua ujian kehidupan. Sekali lagi aku sedang berbenah, dan belajar.

Fiuh, cukup panjang kan.

Intinya gini, kalau pengen ngerasa dekat sama orang, sebaiknya tidak dilakukan dengan banyak bertanya. Ice breaker enggak cuma pakai pertanyaan yang bersifat personal. Kita bisa pakai cara lain seperti bertanya kesehatan anak, kesehatan keluarga, kegiatan yang sedang kita lakukan, atau kita bisa ngobrol lelucon garing zaman masih SMA.

Yang enak-enak saja deh, biar sama-sama nyaman. Lagian kalau misal kalian ditanya balik "Mau nambah anak kapan?" Padahal anak saja sudah 3, gimana tuh perasaannya. Bingung kan! Makanya, jangan ceramahin apapun soal pernikahan dan planning anak kecuali dari dia yang bertanya duluan. Pernikahan dan anak itu sifatnya sensitif. Ada yang susah nikah karena perbedaan, ada yang enggak nikah karena enggak pengen ribet, ada yang pengen punya anak tapi belum dapat-dapat, ada yang memang enggak pengen punya anak dulu karena lagi fokus karir.

Bagiku tetep, aku bukan pabrik. Memutuskan punya anak harus menimbang kesiapan karena lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas. Punya anak bukan cuma soal rezeki, ada tanggungjawab besar yang diemban. Nanti punya banyak anak terus malah jadi beban gimana?

Beneran, kita enggak akan pernah tahu apa perasaan orang lain yang sebenarnya. Misal pengen ngobrol enak, ya ajak ngobrolin hal-hal yang umum dan enggak menyinggung siapa-siapa. Jangan lantas punya anak banyak jadi patokan keluarga harmonis sejahtera. Ingat, tiap orang berbeda-beda. Aku juga berusaha memahami dan berdamai dengan situasi, pun kamu juga. Jangan sampai berdebat hanya karena mencampuri urusan orang lain yang bukan ranahmu.

Karena sejatinya, apa yang kamu pikirkan, belum tentu benar. Dan apa yang orang lain pikirkan, belum tentu salah.

Sekian dan jangan ada pertanyaan personal di antara kita lagi. Bye.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

Well done!
Finally aku kelar juga menyapih dan memberikan ASI full 2 tahun. Rasanya pengen lompat-lompat di trampoline trus teriak horeeee. 

Oh wow, prestasi banget karena aku bisa berhasil menyelesaikan tantangan Suami, buat memberikan Alya ASI EKSLUSIF selama 2 tahun. Mungkin terdengar cincay ya, tapi yang jadi masalah adalah: Alya enggak bisa ngedot, dan didukung oleh Suami yang memang enggak suka sama dot. Katanya, dot adalah salah satu penyebab gigi rusak. 

OKE. Mengingat ini kewajiban juga kan, kalau ASI kita lancar dan harus diberikan ke anak, jadi yaaa, sebagai istri dan Ibu yang gercep dan kompetitif, gimana caranya aku selesaiin tantangan tanpa paksaan. Selama 2 tahun menyusui, aku berusaha untuk senang, makan makanan yang disukai nan bergizi, serta memanfaatkan moment menyusui sebagai salah satu bentuk bonding pada anak.

Ternyata memang asik sih. Apalagi kalau pas menyusui jadi ikutan ketiduran. Wah itu paling asik tuh! (Getok!)

Tapi, enggak jarang juga aku ngerasa enggak bisa kemana-mana, karena si monster susu dikit-dikit nen, nangis nen, bingung nen, sedih nen, gabut nen. Beneran, aku sampai susah kalau mau lama-lama di kamar mandi. Boro-boro luluran, sabunan saja pakai dimenitin kok. Paling sudah agak mendingan ketika sudah berumur setahun. Di bawah itu, bentuk Mama ambyar!

Nah, setelah merasa memberikan cukup ASI selama 2 tahun, maka menjelang Alya ulang tahun kemarin, aku memutuskan untuk menyapihnya.

Awalnya aku malah yakin sendiri, kalau bakalan susah, penuh haru biru, seribu drama. Memangnya ada ya, weaning with love? Memutuskan tali kasih anak dengan nenen kesenengannya itu emang bisa dengan cinta? 
Dan dijawab sendiri dengan membatin gini: "Halah, paling juga ujung-ujungnya tragedi brotowali" Hahaha.

Karena sifat pesimisku itu terus aku tanya-tanya orang terdekat dan baca-baca blog pengalaman menyapih anak. Tiap orang punya ceritanya sendiri, banyak yang asik, tapi ngga sedikit juga yang bikin mual karena terpaksa. Aku rangkum deh, mungkin ada yang berpikir samaan?
"Jangan pake brotowali, mbak. Pahitnya malah bikin anakku muntah, aku sampe kasihan ngelihatnya. Aku ganti pake kunir" 
"Aku ke dukun di deket pasar, tsay. Syaratnya telor rebus aja trus nanti dijampi-jampi sama dukunnya. Besoknya blas ngga nenen" 
"Aku kasih PD ku pake lipstick sist,ngomong ke anak kalo nenennya lagi sakit. Kasihan sih, tapi aku kuat-kuatin"  
"Aku keluar kota ninggal anakku sama neneknya. Eeeeh, anakku berhari-hari nangis tiap mau bobok malem. Minta keliling komplek sambil digendong baru bisa tidur. Ya gimana lagi, kalo deket sma aku hawanya nenen terus"  
"Lho Alya masih nenen to, kenapa ngga disambung sufor aja sih? Susah lho menyapih" 
"Diganti dot aja biar gampang nyapihnya" 
Eaaaak... makin aku banyak bertanya, makin banyak pula komentar timbul saking ngerasa akrabnya. Dan masih banyak lagi saran yang syarat dengan drama. Udahlah, fix, aku benar-benar siap menghadapi tangisan Alya.

Tapi guys, menyapih tetaplah menyapih. Menyapih tetep kudu dilakukan. Ogah ah nunda-nunda, aku kan enggak bisa kemana-mana. 2 tahun loh stay tune di rumah mulu. Mau me time ke salon saja enggak bisa. Lagian, PD ku sudah kendor dan bentuknya sudah tidak ((MBEJAJI))) gini. Padahal ku ingin PD kencang seperti Ariel Tatum (ealah siang-siang ngimpi).

Oh iya, Alya pernah kok ngedot sebentar, waktu umur sebulanan. Enggak lama sih, sekitar 2 mingguan, karena waktu itu sering aku tinggal. Nah, enggak tahu kenapa, setelah itu enggak bisa lagi. Dia nolak ngedot dengan sendirinya. Ini sih enggak bingung puting, tapi bingung dot kali ya hehe. Ya sudah, setelah itu, disamping ngerasa kerjaan bisa disambi di rumah, aku juga enggak maksa Alya buat ngedot lagi. KLOP!

Sekarang misal aku harus balik ngenalin dot lagi kayak dulu, ya sori lah ya. Apa enggak mbaleni lagi dari awal? Toh bakal lebih susah, melepas dot daripada menyapih. Pengalaman pribadi nih ya guys, kecilku ngedot sampe umur 4 tahun. Entah mengapa aku suka banget sama dot yang udah gokil parah bentuknya. Itu dot sampe kuning dan bolong gedhay. Cara melepaskannya, mama kudu acting jalan bawa dot tiba-tiba ngga sengaja kebuang di sungai. Dan tangisan lebayku bikin demam berhari-hari.

Parah ya, iya.

Mari kita bandingkan sama pengalaman Suami. Dari dulu dia ngga ngedot, eventhough mertuaku itu kerja kantoran, kalau wayahnya nyusuin ya tetep pulang. Dan itu sebabnya pula, kenapa gigi suami rata ketimbang aku. Walopun urusan gigi berantakan adalah misteri, namun paling enggak, aku udah berusaha menghindari. Ya kan, ya dong?

Lanjut cerita menyapih Alya ya. Umur 2 tahun menurutku udah bener-bener diajak komunikasi dasar. Termasuk ngejelasin kalo anak itu udah gedhe dan nenen itu adalah saru. Kok saru sih, iyalaaah mboknya kan yang malu. Hehehe.

Alya sudah aku sounding sejak umur satu setengah tahun. Tapi ya gitu, kayak enggak didengerin. Malah yang ada, Alya makin sering nenennya. Harusnya kan makin berkurang ya karena sudah makan, lah ini enggak tuh.

Sampai tibalah saatnya harus tega-tegaan. Biarlah, kalau Emaknya drama, nanti anaknya ikutan drama. Jadi aku hadapi proses menyapih dengan hati yang senang. Dalam hati harus batin gini "Enggak usah nangis, nanti PDmu makin kendor, baru tahu rasa". Maka, dengan hati yang tenang, kesehatan maksimal, ini dia step by step menyapih Alya.

Hari 1
Senin, 20 Maret 2017

Pagi itu aku tanya sama Suami:
"Jadi kapan kita mulai menyapih Alya?" 
"Abis ulang tahun aja"
Aku cuma batin, "kok kelamaan?" Dan akhirnya aku putuskan sendiri. Ketika Alya minta nenen, padahal pas jadwalnya makan. maka dengan tega dan tegas aku bilang kalau mau nenen pas mau bobok aja. Tanpa persiapan apapun, tiba-tiba aku langsung mengawali proses menyapih ini. Dan benar, dia langsung nangis sejadi-jadinya. Kami berusaha tidak menolongnya sampai dia tenang sendiri. Sekitar setengah jam, akhirnya Alya menyerah dengan sikap cuek kami lalu dia mau makan dengan lahap, catat ya! Lahap!

Tahap ini, Alya nenen kalau mau tidur saja dan pas ngelilir.

Hari 2
Selasa, 21 Maret 2017

Aku udah berhasil nih, bikin Alya nenen pas mau bobok aja. Tantangan selanjutnya kudu kasih pengertian kalo dia udah besar, kudu rela ngga nenen lagi. Nenen diganti makan dan minum yang sehat. Alhamdulillah tahap ini Alya makan selalu habis, ngemil makin banyak, minum jus dan susu makin seneng. 


Tahap ini, siang Alya sudah enggak nenen, sedangkan, malam pas mau bobok, masih aku nenenin. Dan ketika ngelilir malam minta nenen juga, masih aku turutin.

Hari 3
Rabu, 22 Maret 2017
Wohooo di hari ketiga ini, Alya officially ngga nenen lagi. Dia sudah mulai berkurang minta nenennya, karena mau ngrengek gimanapun tetap enggak aku turutin. Tentunya, step by step ini berhasil. Yas!

Nah, lucunya nih, pas mandi bareng donk, tiba-tiba dia megang PD ku sambil bilang:
"kangen nenen, hihihi"
Denger dia tertawa cekikan rasanya geli plus lega, berarti dia udah mudeng kalo dia udah besar. Dalam tahap ini, cara tidur Alya berubah, misalnya dengan nonton TV, dinyanyiin, atau elus elus. Sempat beberapa kali ngelilir minta nenen, tapi sudah kekeuh enggak aku turutin lagi. Untungnya dia mau ngerti. Pokoknya asal perut kenyang, capek, gampang tepar.

Ternyata pesimisku malah berbuah suprise ya! Yang tadinya mikir kalau bakalan drama, ternyata ya enggak juga tuh. Proses menyapih ini cuma memakan waktu total 3 hari saja. Gimana, keren kan? Bangga dong yaaa.

Enggak perlu pakai brotowali, jampi-jampi dukun sapih, atau plester. Aku enggak mau nyusahin diri sendiri dan bohongin Alya. Wong anaknya saja mudeng kok, ngapain kudu dibohongin? Alih-alih nangis karena bangga atau nangis sedih karena sudah enggak nyusuin lagi, yang ada aku malah bahagiaaa!!! Yeay. Akhirnya aku bisa ke salon juga hahaha.

Eits, aku juga berusaha tetap dekat sama Alya kok. Menyapih bukan berarti aku terus jauh dari Alya gitu kan? So, 2 hari setelahnya, tanggal 24 Maret 2017, kami merayakan ulangtahun Alya kecil-kecilan di rumah. Moment ini kami jadikan sebagai reward buat Alya karena bisa disapih tanpa drama. Yea, you did it, girl!

Beda Ibu beda pengalaman sih sebenernya. Aku ngga nyalahin siapapun kalo sampe ada yang kesusahan menyapih anak. Mungkin aku lagi bejo saja, bund. Bejo kan melebihi segalanya yak hehehe.

Masalah lain yang aku hadapi adalah PD merengkel keras. Kira-kira berlangsung selama seminggu. Yang paling sakit itu pas hari kelima, aku sempet takut kalo ada benjolan lagi dan bikin meriang ngga bisa ngapa-ngapain. Setiap mandi, PD yang merengkel itu aku pijat perlahan. Air susunya dikeluarkan sedikit aja, ngga usah banyak-banyak, biar PD kerasa longgar dan badan ngga demam. Tapi inget, jangan dikeluarkan terus ya sist, nanti kalo produktif lagi, ngga kelar-kelar deh. Kita jadi kek sapi perah, PDnya nggelambir oh entah kemana. Haha.

Seminggu sesudahnya, PD ku kempes dengan sendirinya. Aku jadi tenang banget abis itu. Enggak perlu ke dokter cukup minta pijit punggung sama Suami, capeknya kelar. Dan yang jadi PR ku saat ini adalah bentuk PD yang kayak cakwe kemaren sore. Sudah kempes pes. Kalau mau digoreng juga enggak bakal ngembang bagus lagi, ampun deh. Nantilah, aku cari perawatan khusus PD, atau barangkali ada yang nawarin pengencang PD dalam waktu 5 menit, sini aku review. Haha.

Jadi kalau ada yang minta tips dari aku supaya lancar menyapihnya, jujur aku ngga punya banyak saran sih. Mungkin kalian cuma perlu fokes. Kayak aku, fokes supaya PD ArielTatumable. Teteeeup.
Share
Tweet
Pin
Share
9 komentar


Aku masih inget banget rasanya menikah dengan orang yang aku cintai dan mencintai aku. Cinta perlahan tumbuh sempurna seiring dengan suka cita hidup bersama. Orang bilang, menikah itu bikin hepi, kita akan dihadapkan pada sebuah tahap berbagi untuk apapun setelahnya. Dan ya, benar! Hepi sekali bahkan.
4 tahun pacaran menurutku adalah waktu yang sangat cukup untuk proses pengenalan. Awalnya, aku mengenali suamiku sebagai seorang teman, sering kerja 1 tim, cocok ngobrolin musik dan film, juga klop dalam suatu pemikiran. Maka ngga salah jika sampai hari ini kami sering kerjasama dan gabung bareng di beberapa komunitas.
Aku menyebut hubungan ini Fulltime Partner and Partime Lover.

*Shooting sebuah program yang tayang di televisi nasional

Sebuah hubungan saling membutuhkan dalam sehari-harinya, berbagi dan saling melengkapi. Memang kadang kami harus ngotot-ngototan ide, atau kadang masing-masing harus berjalan sendiri, demi untuk bisa kembali lagi dengan hati yang lebih tenang. Iya, kadang kami juga bosan, tapi kami tahu cara untuk bisa tetap hepi. Temen-temen sampe bilang kalo kami pasangan yang pas lahir batin. Cieee.

*Satu komunitas di Kreativity Meet Designer 

Kami berdua kerja sebagai freelancer yang sama-sama bisa kerja dari rumah. Suami memutuskan untuk bisa selalu dekat dengan kami dan mengejar impiannya menjadi Online Graphic Designer. Tadinya, pekerjaan ini dianggap oleh orang tua kami sebagai kerjaan yang tidak tentu, tapi aku meyakinkan bahwa akan selalu ada jalan atas usaha kita. Kerjaan utama Online Graphic Designer ini adalah mencari kontes desain dan memperoleh klien baik lokal maupun dari luar negeri. Mulai dari desain brand identity seperti logo, stationary, packaging, hingga social media pack. Deskripsi kerja yang cukup menyimpang dari jurusan kuliahnya ini, membuat suami harus ekstra belajar lewat online juga. Jadi walopun di rumah, aslinya kami sedang sibuk luar biasa. Dalam 24 jam sehari, aku berbagi tugas dengan suami. Suami jaga anak, aku mulai bikin draft. Aku masak, suami nyuci dan ngepel. Aku setrika, suami nggambar. Nah, supaya hari-harinya tetap hepi, suami selalu mengajak kami jalan-jalan menikmati hawa luar dengan membawa bekal atau makan di pinggiran. Ngga mewah, ngga wah tapi hepi.
Suami tahu cara menyenangkan kami, terutama aku dan anakku. Banyak yang bilang, Isteri sekaligus Ibu, adalah orang paling baperan sejagad raya. Ngga salah! Bener banget! Haha. Aku tahu kalo sifatku itu perasa tingkat dewa, pemarah, keras kepala, dan bikin bingung. Aku sendiri aja bingung, apalagi suami yang setiap saat ada di dekatku.
Ibu yang baperan, Isteri yang mudah emosi, sebenarnya lumrah terjadi. Untungnya sih, aku punya suami yang pengertian. Hore kan, hore donk! Suami sering menyuruhku melakukan apa yang aku mau, memberi waktu untuk 'me time' entah dengan creambath ke salon atau belanja baju baru. Dan dia ngga segan ngemong anak selagi aku asik dengan waktuku. Asik banget ya sist, disenengin suami terus.
Haha, iya Mas, aku bangga, seneng, hepi. Pokoknya cintaku klepek-klepek sama kamu.
Sebenernya males banget mengakui kalo suami itu paket komplit. Bisa maen musik, suara OK, jago futsal, kalo masak enak, bisa benerin genteng bocor, sampai mbengkel sendiri. Dia juga bersedia mengasuh anak, menjadi koki di keluarga kami hingga tukang pijet pribadiku. Iyes, aku beruntung dapet suami kayak gini. Yeaaa, he's the man!
Tapi tenang Mas, sebagai isteri yang sering kamu bikin hepi, aku ngga akan pernah berjalan di belakangmu. Aku selalu berjalan berdampingan di sebelahmu. Menyemangatimu, mengokohkan tegapmu dan ngga akan pernah berhenti mengusap peluhmu. Akulah orang nomor satu yang selalu mendukungmu diantara hujatan dan makian ketika kamu memutuskan kerja dari rumah. Kamu orang terbaik di lingkar hidupku.
Kini giliran aku yang berusaha bikin suami hepi, maka demi mendukungnya menjadi Graphic Designer yang profesional, sebenernya, aku pengen banget ngasih suami sebuah Tablet Grafis Intuos supaya lebih semangat berkarya. Biasanya, dalam pembuatan logo grafis, suami menggambar manual dengan mouse biasa, yang artinya kurang cepat dan lebih susah. Jadi, aku yakin performanya dalam menekuni dunia grafis makin meningkat berkat WACOM Intuos Pro Small PTH-451. 


Di Elevenia, banyak menyediakan produk pendukung kebutuhan kerja. Selain itu, beragam kategori seperti fashion, beauty, perlengkapan anak, food, electronic hingga hobby, semua tersedia. Elevenia ini adalah produk dari PT XL Planet yang merupakan joint venture antara PT XL Axiata, Tbk. dan SK Planet Co., Ltd. 
Marketplace kece tempat sesuka kita untuk belanja barang murah dan High Quality! Wacom Intuos standart profesional ini tersedia juga donk di Elevenia.



Elevenia sering banget ngasih diskon yang pasti bikin kita selalu membeli dengan hepi. Nah, sebagai pembeli ada banyak banget kelebihan Elevenia yang bisa kita dapet, antara lain:
  1. Produk dan Kategori yang up to date
  2. Beragam pilihan pembayaran
  3. Online delivery tracking
  4. Customer Support 24 jam
  5. Mobile apps untuk kemudahan berbelanja
  6. Tersedia fitur pembatalan dan pengembalian barang
Masih kurang apalagi coba? Banyak promo keren dari Elevenia yang bisa kita pantengin setiap saat. Bahkan, menjelang ulang tahunnya yang ketiga, Elevenia juga mengadakan lomba blog CERITA HEPI dengan hadiah total 30 juta! Wow.
Yok, buruan ikutan, tuliskan cerita hepi kamu dan menangkan hadiahnya yang bisa bikin kita makin hepi. Yeay!




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

HELLO!


I'm Yosa Irfiana. A scriptwriter lived in Magelang. Blog is where i play and share. Click here to know about me.

FIND ME HERE

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook
  • Google Plus

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  January 2023 (1)
  • ►  2022 (14)
    • ►  December 2022 (1)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  August 2022 (2)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  March 2022 (2)
    • ►  February 2022 (3)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (60)
    • ►  December 2021 (1)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  October 2021 (3)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  June 2021 (3)
    • ►  May 2021 (15)
    • ►  April 2021 (21)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  February 2021 (2)
    • ►  January 2021 (5)
  • ►  2020 (44)
    • ►  December 2020 (5)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  October 2020 (4)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  August 2020 (3)
    • ►  July 2020 (7)
    • ►  June 2020 (6)
    • ►  May 2020 (1)
    • ►  April 2020 (4)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (2)
  • ►  2019 (89)
    • ►  December 2019 (5)
    • ►  November 2019 (7)
    • ►  October 2019 (6)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  August 2019 (6)
    • ►  July 2019 (6)
    • ►  June 2019 (9)
    • ►  May 2019 (9)
    • ►  April 2019 (8)
    • ►  March 2019 (7)
    • ►  February 2019 (7)
    • ►  January 2019 (9)
  • ►  2018 (135)
    • ►  December 2018 (21)
    • ►  November 2018 (17)
    • ►  October 2018 (9)
    • ►  September 2018 (9)
    • ►  August 2018 (10)
    • ►  July 2018 (9)
    • ►  June 2018 (12)
    • ►  May 2018 (9)
    • ►  April 2018 (9)
    • ►  March 2018 (9)
    • ►  February 2018 (10)
    • ►  January 2018 (11)
  • ▼  2017 (116)
    • ►  December 2017 (8)
    • ►  November 2017 (7)
    • ►  October 2017 (8)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  August 2017 (8)
    • ►  July 2017 (11)
    • ►  June 2017 (8)
    • ►  May 2017 (11)
    • ▼  April 2017 (8)
      • SUDAHKAH KAMU LEGOWO?
      • REVIEW PERAWATAN BAYI CUSSONS
      • REKOMENDASI KULINER MIE BANDUNG DI MAGELANG
      • MENIKMATI RASA MAGELANG DENGAN KULINER BAKMI JOWO ...
      • Perawatan Harian Dengan VIVA - REVIEW VIVA CREAM
      • JAWABAN KAPAN PUNYA ANAK LAGI
      • MENYAPIH TANPA DRAMA
      • GANTIAN BIKIN SUAMI HEPI BERSAMA ELEVENIA
    • ►  March 2017 (12)
    • ►  February 2017 (15)
    • ►  January 2017 (11)
  • ►  2010 (9)
    • ►  November 2010 (9)

CATEGORIES

  • HOME
  • BABBLING
  • BEAUTY
  • FREELANCERS THE SERIES
  • HOBBIES
  • LIFE
  • PARENTING
  • BPN 30 DAY BLOG CHALLENGE
  • BPN 30 DAY RAMADAN BLOG CHALLENGE 2021

BEAUTIESQUAD

BEAUTIESQUAD

BLOGGER PEREMPUAN

BLOGGER PEREMPUAN

EMAK2BLOGGER

EMAK2BLOGGER

Total Pageviews

Online

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose