YOSA IRFIANA

Powered by Blogger.
Waktu aku nge-post bitter ballen yang dimasakin suami di instastory, aku enggak nyangka yang respon banyak banget. Semuanya kompak tanya resepnya. Karena mungkin dilihat dari fotonya saja sudah meyakinkan ya. Bentuknya bisa bulat banget dan kayak chruncy gitu. Memang, rasanya juga enggak kalah nikmat kok. Aku enggak bohong. Buktinya baru masak dari penggorengan saja, sudah ludes tak bersisa. Ya masih untung sih, aku sempat foto. Jadi niat pamer, sudah terlaksanakan. Yes!

Bitterballen adalah kudapan praktis yang berasal Netherlands. Biasanya terdiri dari campuran keju, tepung, daging ayam, beef, sampai ragout. Kita tinggal sesuaikan saja dengan apa yang kita punya dan kita suka.

Nah, biar lebih efisien ketimbang aku kasih kalian resep satu-satu, sekalian bikin blogpost yang isinya Resep Bitter Ballen Simple. Yang masak Suami, yang makan aku, yang posting aku. Istri macam apaan ya. Haha biar. Yang penting kami senang. Maklum sehari-hari aku sudah terpatok masak sayuran.

Dan karena kalau yang bikin Suami, itu jadi luar biasa, jadi yok, contek resepnya.


WHAT


- 3 sdm mentega/butter
- 3 siung bawang putih cincang halus
- 300 ml susu UHT kurleb (pake 1 1/3 gelas belimbing, dikira-kira saja)
- 1 buah paha/ dada ayam (rebus, potong dadu)
- 3 sdm tepung terigu
- 1 sdt garam
- 1 sdt totole/ royco
- 1 sdt merica bubuk
- 1/2 sdt gula
- 1/3 atau 1/2 bagian keju cheddar potong dadu.
- Tepung terigu buat nguleni
- Tepung panir
- 1 butir telur kocok

Sejujurnya, kami menyontek resep bitter ballen pada bungkus keju. Namun karena memanfaatkan bahan yang ada di rumah, maka resep ini dibikin se-simple mungkin. Buat jadi peluang usaha boleh juga, karena nyatanya, kami enggak keluar duit banyak buat dapetin makanan yang cuma ada di cafe tertentu ini. 

So, ini dia step by step nya.

HOW TO


1. Rebus ayam, sampe mateng trus potong-potong.
2. Panasin mentega
3. Masukin bawang putih cincang, gongso sampe wangi.
4. Masukin tepung terigu dikit-dikit, aduk cepet sampe kalis (jangan sampe ngegumpel)
5. Masuk susu dikit-dikit, aduk rata.
6. Masukin ayam, aduk lagi sampai rata.
7. Masukin garam, totole, merica, gula. Aduk terus pokoknya.
8. Matiin api (sampe sini boleh langsung camputin potongan keju trus diaduk, atau tunggu adonan dingin dulu, keju nya ntar dimasukin pas bikin adonan jadi bulet).
9. Ambil adonan pake sendok makan (besar sesuai selera).
10. Masukin ke tepung terigu, buletin adonan di tangan.
11. Masukin ke telor kocok (balurin sampe rata)
12. Cemplungin ke tepung panir.
13. Setelah adonan jadi bulet boleh masukin ke kulkas dulu atau langsung goreng.



Walaupun dilihat memang gampang, tapi ternyata ada trik khusus biar bentuknya enggak ambyar. Bisa bulat sempurna. Do check this out.


TRICK


- Makin banyak susu, makin lembut adonannya. Asalkan enggak kebanyakan, soalnya nanti malah adonan jadi encer kayak bubur. Usahakan teksturnya lembut tapi juga masih gampang dibentuk. Dikira-kira saja, faktor kebiasaan ini mah.

- Kalau step 11-12 tadi diulangi 2 kali, nanti bagian luarnya jadi lebih tebel, keras dan crispy. Penting sih ini buatku. Karena bitter ballen akan lebih enak kalau garing di luar, lembut di bagian dalam.

- Kalau mau bikin adonan bulat sempurna, step ke 12 adonan panirnya pake rantang. Buletan bitter ballen diayak pelan biar membulat sempurna dengan sendirinya.

Over all, bitten ballen ini beneran terasa pas. Ayamnya masih kerasa kesatnya, kejunya mantap, dan enggak terlalu manis. Bisa juga ditambahkan kentang rebus, yang nantinya bakal jadi kayak kroket. Atau keju dalamnya diganti mozarella kayaknya endeus juga.

Yok ah, sudah dapet resepnya, kudu langsung nyoba. Biasanya anak-anak doyan juga. Jadi enggak heran kan, kalau menu ini jadi favorit keluarga!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Usaha Pemerintah Daerah baik Kota maupun Kabupaten Magelang dalam rangka mempromosikan wisata unggulannya, nyaris selalu berhasil. Mulai dari kuliner, wisata religi, wisata budaya, sampai wisata dadakan baru, menjadi daya tarik wisatawan dari manapun. Aku sebagai orang asli Magelang jelas bangga. Nama Magelang kini bukan hanya dikenal lewat Candi megah Borobudur saja, tapi berikut juga kawasan disekelilingnya. 

Bukan orang Magelang namanya kalau enggak kreatif. Buktinya para warga juga turut berpartisipasi dan urun ide dalam membangun daerahnya. Pemerintah Daerah tentu didukung penuh oleh warganya guna pembangunan yang merata. Nah, bicara soal wisata dadakan yang aku sebut tadi, salah satunya yaitu wisata insiatif warga. Mereka merencanakan, membangun, lalu mengelola bersama. Beberapa tempat lantas jadi ngehits karena dukungan dari social media. Tak heran, karena tujuan utama dibuat tempat seperti ini adalah untuk puas berfoto ria.

Yas, mari mengenal Taman Ramadanu.



WHERE

Taman yang bertempat di Dusun Danurojo, Desa Jamuskauman, Ngluwar, Kabupaten Magelang ini berlokasi di daerah yang sangat gampang dicari. Aku sendiri mengandalkan googlemap, tinggal ketik Taman Ramadanu, sudah langsung diarahkan tanpa ribet. 

Dari rumahku sendiri, yang terletak di batas kota Magelang, jarak tempuhnya hanya sekitar 35 menit. Melewati jalur utama Semarang-Yogyakarta, nanti kita akan bertemu daerah Salam, tepatnya di Semen. Pokoknya sign utama adalah traffic light berupa pertigaan yang ada pos polisinya di kiri jalan. Lalu belok kanan, luruuus terus sampai nemu lapangan yang digunakan untuk tempat parkir wisata ini. 

Boleh dibilang, Desa Ngluwar ada dipertengahan antara Magelang dan Yogyakarta. Jadi berarti, misal dari arah Yogyakarta, juga akan menempuh jarak yang sama, yaitu sekitar 35 menit. Begitu ketemu Pertigaan Semen, ingat, kalau dari arah Yogyakarta, beloknya ke kiri. Setelah itu, ambil jalan lurus terus saja, enggak usah ragu.

Nanti akan bertemu para warga yang akan menghadang untuk bertanya apakah mau ke Taman Ramadanu atau bukan. Mobil akan diparkir di lapangan, sementara motor akan diarahkan ke parkiran sebelah kiri.


STORY BEHIND


Melihat banyaknya potensi wisata daerah di Magelang, ditambah daerahnya yang asri, maka Pemerintah setempat didukung dengan para pemuda dan warga, turut berembug untuk membuat taman bunga. Di sekitar situ juga, telah dikenal Taman Bunga Dewari terlebih dahulu. Taman Dewari adalah pekarangan yang berisi Bunga Matahari, milik personal.

Berbeda dari Taman Dewari, Taman Ramadanu adalah hasil binaan Aparat Teritorial untuk memotivasi warga sekitar agar turut serta menjaga, dan juga melestarikan Taman tersebut. Ada juga yang bilang bahwa ide awal justru muncul dari musyawarah Pemuda Danurojo, mereka bersama-sama menggagas untuk membuat taman wisata. Lalu taman ini didanai murni dari swadaya pemuda dan masyarakat Dusun, mereka bekerja secara gotong royong untuk mengerjakannya.

Nama Desa Danurejo kini langsung melejit karena ada Taman Ramadanu. Selain Taman yang dijaga, wargapun juga turut memberikan service terbaik dengan menyajikan warung-warung tenda dan toilet agar pengunjung nyaman dan kerasan. Nanti, begitu kalian sampai di sini, baru kerasa banget warganya sangat terbuka dan ramah-ramah. 


WHAT

Arah masuk ke Taman Ramadanu, kita diharuskan berjalan kaki dari parkiran di lapangan, yang berjarah 100 meteran. Enggak jauh kok. Di sekitar situ juga banyak yang berjualan aneka makanan ringan ala tempat wisata. Seperti misalnya, es kepal (ini lagi), mie instan, aneka jus, sosis bakar, dan bakso-baksoan.

Toilet ada di rumah warga di dekat area parkir motor. Cuma lihat satu ini sih, Mungkin agak kelewatan toilet lain.

Masuk ke area taman, aku menggandeng Alya dengan pandangan mata langsung ke hamparan bunga. Sejenak aku amati bunga di sekitar Taman yang tumbuh mekar sebelum aku memutuskan hendak foto dimana. Karena kawasannya benar-benar cantik dan menawan. Bunga rimbun, tertata rapi, dan sangat terjaga. Enggak ada deh yang berani petik atau dengan sadar diri merusak si bunga ini.

Oh iya, ada dua jenis bunga yang sengaja sengaja di tanam di sini, dia adalah bunga celosia dan zinnia. Orang jawa bilang, Bunga Celosia itu ya bunga jengger ayam, karena bentuknya yang tinggi seperti jengger ayam. Di Taman Ramadanu, warna Bunga Celosia selaras kuning dan merah.


Sedangkan satunya lagi adalah Bunga Zinnia. Konon, Bunga Zinnia mudah sekali ditumbuhkan dan dirawat, hanya, dia juga rentan terkena hama. Tapi di Taman Ramadanu kedua jenis bunga ini bener-bener diperlakukan dengan baik. Bisa dilihat kan foto-fotonya.

Selain di Magelang, ada kawasan lain yang menyajikan hamparan bunga celosia seperti ini, kalau enggak salah, di Gunung Kidul dan di Bandungan juga ada. Katanya sih, jenis bunganya memang gampang tumbuh subur, dan enggak perlu perawatan khusus. Jadi kenapa enggak dijual pembibitan dan tanamannya sekalian ya. Kan siapa tahu pengunjung bisa membudidayakannya di rumah.


DON'TS


Ada satu spot paling diminati diantara bunga-bunga tersebut, yaitu kincir angin yang terletak di tengah-tengah hamparan bunga. Demi mencapai spot ini, pengunjung kudu rela antri apalagi pas musim liburan.

Namanya juga spot wisata untuk foto, jadi begitu sampai Taman, pengunjung langsung asik sama gadget-nya sendiri-sendiri. Cepet-cepetan milih spot foto, gantian, giliran, sampai kadang macet di tengah jalanan setapak. Saran saja sih, jangan ijig ijig foto, ijig ijig preview. Pose-lah sebanyak mungkin, jepret like crazy, baru melipir buat preview. Enggak pede boleh lah, tapi jangan terus enggak tahu diri. Kasihan orang yang nunggu soalnya. 


Saking riweuhnya para pengunjung di kala liburan, waktu aku kesini, Mertuaku sampai dimintai tolong untuk memotretkan grup ibu-ibu muda. Padahal di sebelahnya ada aku juga, kenapa bukan aku saja yakan ya?

Memang maklum, menyewa jasa fotografer enggak murah. Cuma yaaa... sopan santunnya sama orang tua gimana. Ayolah, sikapnya dijaga, termasuk unggah ungguh dan menjaga keramahtamahan yang sudah warga Danurojo tanamkan. 

Begitu tahu Mertuaku pegang handphone tersebut, aku sama Suami langsung rebutan ambil handphonenya, biar Mama engga kerepotan menjepret mereka. Beruntung Mertua easy going, jadi enggak menganggap itu adalah suatu hal yang enggak sopan. Malahan, Mertua jadi asik mengarahkan foto dan membaur sama mereka. 


THINGS TO DO

Almost selfie of course ya, hahaha. Sesuai judulnya, puas banget lah pokoknya.

Asal enggak merepotkan itu tadi. Di sini ada jasa fotografer plus cetaknya sekalian. Sayang, aku lupa bertanya range harganya. 

Untuk masuk ke Taman ini, pengunjung dikenakan biaya Rp 8000 per orang. Alya yang berumur 3 tahun enggak dihitung. Cukup murah mengingat kita bisa memanfaatkannya sebagai sarana wisata keluarga dan ruang untuk foto bersama.

Taman Ramadanu juga bersih, pengunjung tampaknya sudah tahu aturan agar enggak buang sampah sembarangan. Lagian di dalam Taman, pengujung yang selfie sudah enggak kepikiran mau makan yakan. Paling baru nyari makan setelah kelar.


Hal yang agak kusesalkan adalah ke Taman ini di siang yang terik. Cuaca di Magelang memang sedang kemarau, yang artinya dingin tapi juga panas. Hasilnya kulit bisa kering tapi kemerahan.

Bukan cuma itu saja sih, siang terik adalah musuh bagi para fotografer, karena warna foto akan berwarna mentah. Di foto-foto yang aku tampilkan di sini, aku menambahkan sentuhan Photoshop untuk sedikit mengkoreksi warnanya.

Makanya sebagai saran, cobalah ke tempat ini di golden hour. Pagi pukul 06.00 sampai jam 08.00 atau sore jam 17.30 (area Magelang) sampai sebelum matahari terbenam. Tapi yang perlu diingat, Taman Ramadanu buka dari jam 07.00 sampai jam 18.00.


Oiya, yang mau ber OOTD ria, di sini temanya ceria. Kalian bisa sesuaikan dengan baju dan outfit kalian. Jujur saja, awalnya aku enggak berniat ke sini. Aku memang mau ke yogyakarta, langsung terbesit Taman Ramadanu begitu berangkat. Jadi bajunya bener-bener kok ya pas kuning. Mertuaku juga pas merah. Kebetulan banget kan.

Kalian tertarik foto di sini? Jelas donk ya. Nah, segera agendakan ke Taman Ramadanu, kalau perlu ambil cuti pas weekdays sekalian ke wisata lainnya di Magelang. Karena Magelang enggak akan cukup kamu habiskan dalam sehari. 

Boleh deh kontak aku kalau kalian lagi di sini, siapa tahu kita bisa berjumpa. Senang rasanya ketemu teman dari berbagai kota! See ya!
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Ternyata begini ya, kalau sudah lama enggak pegang make up, tangan bakalan kaku kayak lupa gitu. Paling banter, aku dandan kalau ada kondangan, selebihnya ya sudah, aku mah berani bareface kemana-mana. Lagian di lingkungan dan kerjaanku enggak nuntut aku buat tampil full make up kok. Jadi ya, kalau dandan mah cuma event tertentu. Baiklah, kayak gini kok berharap bisa jadi MUA, kebangetan memang ya. Hahaha.

Dandan buatku bukan kebutuhan, melainkan adalah panggilan. Halaaaah. Biarin deh, yang penting aku dandan, aku senang. Jadi, demi menyenangkan hati sendiri, aku kembali ikut collab yang diadakan oleh Beautiesquad. Seperti biasa, dengan tema yang menantang, kali ini mengusung: ASIAN GAMES MASCOT MAKE UP COLLABORATION.

Sudah lama enggak make up, sekalinya disuruh make up karakter? Syukurin deh lo!


Sudah tahu donk ya, Asian Games tahun 2018 ini, akan diadakan di Indonesia tepatnya di Jakarta dan Palembang. Ada 3 maskot yang turut memeriahkan hype-nya acara ini. Mereka adalah Bhin Bhin si burung cenderawasih, Atung si Rusa dari Bawean, dan Kaka si Badak Bercula satu. Kesemua hewan tersebut adalah hewan asli Indonesia yang ekosistemnya harus dijaga banget. Makanya, menjadikan karakter mereka sebagai icon Asian Games, juga merupakan salah satu usaha untuk menggaet daya tarik warga Indonesia sendiri maupun wisatawan. 

Oke, sekarang kita ngomongin ke make up nya ya. Banyak sekali influencer dan beauty vlogger/blogger yang turut memeriahkan acara 4 tahunan ini. Wih make up nya keren-keren dan sangat terlihat meriahnya.

Mengingat aku sendiri keterbatasan alat perang make up, jadi aku bikin tampilan yang simple tapi cukup ngena bahwa itu adalah karakter dari Mascot Asian Games. Pilihanku adalah Atung The Deer. 

Kenapa Atung? Karena Atung sangat menggemaskan uwuwuw. Si Bhin Bhin sama Kaka juga lucu, tapi susah cin buat new bie kayak aku.

Eits tapi bikin Atung juga enggak gampang loh! Hahaha, sotoy sih.

Gini, gini. Yang pertama aku pikirkan justru bukan make up, tapi adalah elemen pendukungnya, yaitu, tanduk dan telinga rusa. Tampilanku sebelumnya kan biasa-biasa saja tuh, nah, pengen donk sekali-kali all out biar kelihatan makin gorjes. Biar makin nambah juga skill-nya dalam membuat karakter make up.

Aku bikin elemen ini dari kardus bekas yang tebel dan dibentuk menyerupai tanduk dan telinga rusa. Dibantu sama Mas Suami, yaelah siapa lagi sih hahaha, niatnya nanti habis aku pakai, biar bisa buat mainan anak. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Cerdas kan. Eiym.

Setelah dipotong menyerupai tanduk, kemudian diwarnai bagian luar dan dalam dengan style gradasi. Ketimbang pakai spidol yang kalau enggak pinter ngarsir malah jadi enggak rata, aku warnainnya pakai crayon anak. Lebih cepet selesai dan warnya enggak ndemplong.

Kedua tanduk dan telinga yang sudah jadi, lalu kami pasangkan memakai lem tembak di bando yang enggak terpakai. Taraa lihat hasilnya. Ternyata kebesaran ya sodara sodara. Hahaha.


Ya sudah kebesaran enggak apa-apa ya. Biar kalian tahu bahwa yang berat bukan rindu, tapi tanduk rusaku. Hahaha. Becanda sih. Oke, langsung saja aku kasih bocoran produk yang aku pakai.

FACE

Avoskin Hydrating Treatment Essence 
Wardah Luminous Foundation Shade Natural
Wardah Luminous Two Way Cake Shade Ivory
Pond's BB Powder
Mustika Ratu Oxygenated Spray

EYEBROW
Viva Eyebrow Pencil Brown mix Black

CHEEKS
Lip And Cheek Brun Brun Paris shade Exposed

EYES
Inez Venice
Inez Vienna

LT Pro Eyeliner Pencil in Black
Maybelline Volum Express 

LIP
Wardah Lipcream shade Choco Town
Ombre with Lip And Cheek Brun Brun Paris Shade Exposed


Oke next kita bahas make up. Aku enggak banyak main warna. Cuma mengandalkan dua eyeshadow andalan yakni Inez Venice dan Inez Vienna. Kedua eyeshadow ini aku aplikasikan ke mata, berikut juga bikin shading di pinggir hidung dan bikin bulatan luar di pipi. 

Bagian mata nih yang harus terlihat tajam. Aku baurkan dulu eyeshadow warna cooper dan gold di bagian dalam mata, lalu aku tambahkan garis luar di kelopak mata supaya tampak tegas. Jangan lupa tambahkan eyeshadow warna putih di bagian pinggir mata.

Aku juga bikin garis tebal di pinggir hidung menyesuaikan hidungku. Sedangkan hidung hitam Si Atung, aku bikin dengan memoleskan eyeshadow warna hitam secara merata. Enggak susah sih yang bagian ini, asal percaya diri saja.


Agak failed-nya adalah bagian pipi. Kenapa tadinya aku bikin garis bulat luar dulu ya hahaha. Ya niatnya sih biar bulatnya sempurna, eeeh malah jadi seperti kusam di pipi. Duh maafkan ya, ya, ya. Ya oke sip. Makasih.

Setelah semua selesai, aku oles lipstick wardah yang warna choco town, diombre dengan Lip Cheek Eye Colournya Brun Brun. Sudah deh selesai. Honestly, aku masih ngerasa banyak kekurangan, tapi aku yakin sih, bisa dilatih kalau mau terus belajar. *pede biar*


Yang penting, hasilnya lumayan kan ya? Hihihi.


Oiya, for another inspiration make up, please kinda check this picture bellow. Punyanya Titah, cakep bowk. Dia bikin karakter Kaka si Badak Bercula Satu. 


And, seperti biasa, yang pengen lihat karya temen-temen yang lain, berikut kolasenya. Gila ya, pada all out semua ternyata...



Gimana? Sudah merasa terinspirasi apa belum? Boleh loh kalian coba sendiri di rumah. Atau jangan-jangan kalian sudah pada bikin tapi belum pede buat upload ke media sosial nih? Mana? Mana? Lihat donk! Hehehe.

Anyway, senang sekali aku bisa collab kali ini. Yah walaupun masih harus banyak latihan, tapi its truly an honour buatku bisa gabung sama Beauty Blogger yang lain. Semoga selalu bisa ikut collab ya girls. See ya!
Share
Tweet
Pin
Share
9 komentar
Hah, pelembap buat kulit berjerawat? Serius butuh?

Pertanyaan semacam ini sering kali mampir bagi kita yang memiliki kulit berminyak dan rentan berjerawat. Rata-rata pada bingung sama step by step perawatan yang berjibun jumlahnya. Mana PR pula buat mencari ingredients yang cocok di kulit. Sungguh memakan waktu yang lama ya genks hahaha.

Tapi tahukah kalian, kalau semua jenis kulit itu sesungguhnya perlu yang namanya pelembap supaya tidak terjadi dehidrasi. Wow, ternyata bukan cuma tubuh saja ya yang bisa dehidrasi, kulit juga! Nah, walaupun kulit kita berminyak sekalipun, itu hanya akan membuat kulit terlihat oily. Padahal oily tidak sama dengan lembap. Oily enggak bisa bikin kulit tetap terjaga kekenyalannya.

Intinya, separah apapun kulit kita berminyak, kulit kita rentan jerawat, kulit kita tetap butuh pelembap. Pertanyaannya kemudian diganti menjadi, pelembap yang seperti apa yang dibutuhkan oleh kulit berjerawat?


Ada banyak pilihan pelembap buat kulit berjerawat yang tersedia. Manfaatnya pun beraneka ragam, mulai dari yang cuma melembapkan saja, menutrisi, meminimalisir iritasi, sampai ada yang plus kandungan mencerahkan. Cara memilihnya bagaimana? Ya tentu dilihat dari kandungan yang ada di dalamnya.

Sudah tahu kan, kalau aku ini penggemar Brand Gizi sejak zaman belum kenal make up? 

Baca juga: Cream Wajah Paling Cocok: Gizi Super Cream

Ternyata, karena makin banyaknya peminat, ditambah demand, dan mengikuti tren, kini Gizi Super Cream juga mengeluarkan varian baru bernama Beauty Active dengan Lotus Essence, tersedia dalam bentuk Facial Wash dan Cream. Yeay!

Karena aku hanya nemu Day and Night Cream-nya, jadi produk ini hanya sebagai tambahan dalam ritual basic skincare-ku. Untuk facial wash-nya sendiri aku masih pakai facial wash merek lain yang sudah cocok di kulit. Setelah itu baru pakai toner, baru si cream dari Gizi ini. Pengen tahu cocok enggaknya, keep scroll donk! Haha.

Gizi Beauty Active Lotus Essence memang dikhususkan untuk kulit berjerawat. Yah, walaupun kita tahu, Gizi Super Cream yang klasik itu pun juga bisa dipakai buat siapa saja. Mungkin karena ingin memberikan berbagai pilihan varian kali ya, jadi Gizi yang legendaris ini makin bisa merangkul banyak kalangan.

KLAIM

Seperti biasa, mengusung tema herbal, Brand Gizi kini diproses melalui teknologi modern. Varian Beauty Active memiliki kandungan ekstrak daun bunga Lotus yang ampuh melawan bakteri penyebab jerawat. Eits, bukan cuma itu saja loh, karena ada kandungan teh hijau yang efektif mengangkat kotoran yang menumpuk di wajah. Wah, kecil-kecil gini tapi lengkap yah.

Kabar gembiranya lagi, cream Gizi bisa dipakai baik pagi maupun malam hari. Cuma bentar nih, Gizi Beauty Active Lotus Essence, konon sudah punya kandungan SPF 18 yang bisa banget buat menangkal efek buruk sinar matahari. Nah, tapi kok juga bisa dipakai malam hari sih, apa enggak mubazir tuh. Kan matahari adanya siang, kalau malam adanya bulan dan bintang. ((DIJELASKAN))


INGREDIENTS

Aku kutip dari sebuah situs terpercaya untuk kandungan sebuah kosmetik, klik: http://www.cosdna.com/eng/cosmetic_8123292514.html

Brand Gizi ini enggak mengandung Paraben maupun bahan lain yang cukup berbahaya bagi kulit. Beneran mikirin kulit untuk jangka panjang. Ya deh, enggak apa-apa misalpun enggak langsung kelihatan hasilnya, asal muka baik-baik saja ya sudah terusin napa. Hahaha.


PACKAGING

Beralih ke packaging. Jauuuh berbeda dari kemasan zaman baheula, kini Gizi makin memperhatikan penampilannya. Iya donk, namanya juga sudah melegenda, jadi kudu beneran dijaga kualitasnya. Sekarang semua kemasan Gizi sudah bener-bener modern. Cream-nya apalagi. Ditambah plastic sealed di kardusnya, bikin tampilan Gizi sudah enggak kayak produk emak-emak lagi.


Botol cream-nya juga enggak kalah imut dengan tutup botol berbentuk flip top. Ini penting sih, karena biasanya yang berbentuk botol kecil gini, tutupnya kan diputer. Gizi berbeda loh. Kusuka!



TEKSTUR

Tiba giliran ngomongin yang paling aku suka, yaitu tekstur. FYI, usiaku sudah diatas 30 tahun, jadi misalpun butuh pelembap, aku juga harus mempertimbangkan teksturnya, supaya bisa pas di kulit. Ya gimana sih ya, umur 30 tahun tapi muka kayak puber, minyakan dimana-mana. Terus yang parah, ketambahan pori besar dan flek bekas jerawat.

Salah pelembap, wah kiamat!

Salah satu yang aku suka dari Gizi Beauty Active Lotus Essence Cream adalah tekstur yang lembut dan waktu diaplikasikan ke wajah, beugh beneran langsung bikin lembap. Yakinlah, ada banyak pelembap untuk kulit yang berjerawat di luar sana, tapi begitu ditemplokin ke wajah jatuhnya keset set!

Tampilan matte memang kadang oke. Tapi kalau pelembap bikin kulit keset plus ninggalin stain putih di wajah, wah ya berabe. Dibedakinpun malah kayak topeng monyet. Hahaha.


Enggak perlu susah payah membaurkan cream ini ke wajah. Asli cakep. Enggak bohong deh. Cream-nya cepet meresap, bikin kenyel, tapi juga enggak bikin wajah makin terlihat berminyak. Bingung kan? 

Minus-nya, menurut aku, terletak pada baunya yang... agak kejamu-jamuan. Ya khas Gizi sih. Enggak menganggu kok. Tapi misal kamu sensitif dan enggak suka sama bau yang ala herbal, ya bye. Makanya, cobain sendiri deh biar enggak penasaran. Hahaha. 

Di kulitku cocok banget. Aku pakai Gizi ini tiap hari, cuma prefer untuk cream pagi saja. Karena kalau malam tiap habis membersihkan wajah, aku masih pakai obat jerawat. Baru paginya aku libas habis pakai pelembap biar enggak kekeringan.

Ohiya, aku sudah pakai Gizi Lotus Essence selama 2 minggu, hasilnya masih belum terlihat. Pas awal pakai, aku sempat ada jerawat satu dua di bagian pipi. Cream Gizi Lotus bisa langsung masuk ke kulit tanpa bikin break out dan nambah parah jerawat. Jerawatnya jadi agak kering, cuma mungkin ini karena diimbangi dengan obat jerawat di malam hari.

Jadi, seperti klaim-nya bahwa cream ini bisa merawat kulit berjerawat. Artinya, dia bisa mencegah se-optimal mungkin apalagi kalau dibarengi dengan gaya hidup sehat. Jerawat yang mau datang pun terlihat lebih santun. Enggak yang gradakan dan besar gitu. Pokoknya muka lebih sehat terawat dan kenyal. 

Mau beli lagi? Jelas donk. Mungkin buat cream malamnya, aku mau cari yang seri Anti Aging. Lihat umur kan sis, nanti dipikir aku enggak tahu diri. Hahaha. Oke ya, segitu dulu review-nya. Sampai jumpa lagi di review selanjutnya. Sip ya!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pro kontra anak usia dini agar mempunyai minat baca memang kadang bikin bingung ya buibu. Ada yang bilang enggak bagus, nanti takut anak malah bosen dan belum tentu ke depannya jadi orang pintar seperti yang diharapkan. Dan sebaliknya, ada juga metode lain yang memberikan target 1000 buku sebelum anak berusia 5 tahun. Paling enggak, minat baca sudah tumbuh di usia balita.

Oh wow, mana yang benar ini? Mana yang harus dipraktekkin ini? Yuk kita obrolin.


First of all, aku orangnya enggak suka banding-bandingin. Seperti: eeh anak kamu oke, aku jadi minder. Atau anakku da bestlah, kalian kalah. 

Enggak. Sama sekali enggak. Dalam parenting, aku selalu melihat kondisi orang tua dan anak. Tepatnya, aku dan suami adalah tipe orang tua yang... ya mending ambil jalan tengahnya aja lah, jangan lupa lihat kesiapan anak juga. So, aku dan suami sepakat plus sepaket untuk selalu monitoring perkembangannya, melihat bakatnya, kemudian mendorong semangatnya TANPA PAKSAAN APAPUN. Jangan pernah memaksakan kehendak, biar anak juga terlatih mengerjakan sesuatu dengan ikhlas.

Aku membiarkan Alya tumbuh sesuai usianya. Misal dia harus bisa ngapain saja diumur 3 tahun? Kalau ada yang dia belum bisa, itulah yang aku kejar. Pokoknya asal normal dan standar, aku mah sudah lega.

Ngomongin soal membaca, sejak kecil, aku dan suami tipe orang yang hobby baca. Kacamata kami kurang membuktikan apa coba ya hahaha. Kami baca apapun, mulai dari majalah, koran, berita online, sampai koleksi buku.

Waktu hamilpun, setiap malam, kami enggak pernah absen bacain buku cerita ke janin. Untuk apa, ya biar bisa interaksi saja, biar janin di dalam perut mengenali suara orang tuanya. Masalah nanti janin jadi pintar, kami mah yakin semua anak bakalan pintar dengan sendirinya. Hehehe.

Bukunya sendiri macem-macem, pokoknya segala yang aku baca, aku bacain keras-keras. Yang paling aku ingat, buku yang tuntas dibacain suami secara rutin tiap malam adalah Sherlock Holmes "Kutukan Keluarga Baskerville" karya Sir Arthur Conan Doyle yang terjemahan. Duh sampai lengkap nyebutnya hahaha.

Moment baca buku jadi hepi ketika si janin merespon suara kita dengan tendangan. Beugh, it was really amazing. 

Memasuki usia bayi, aku justru lupa buat ngenalin buku ke Alya. Ya enggak lupa banget sih, tepatnya, malas. Lagian anaknya kayak lebih suka main di luar dan di alam gitu. Jangankan buku, mainan saja dia bosen kok. Disodorin mainan biasa cuma dilempar, disodorin mainan edukatif melengos. Oalah, kurang usaha apa coba. Jadi aku yang ngerasa.. ya sudah deh, nanti toh ada saatnya dia bakalan suka buku dengan sendirinya.

Ada juga yang bilang kalau Alya enggak suka buku karena kadung lebih dulu kenal dengan yang namanya gadget. Hmmm oke, mungkin ada benarnya.

Tapi sebagai pembuat film, aku ngerasa bahwa script itu adalah yang utama. Semua kru harus baca! Yang artinya, minat baca itu adalah keharusan sebelum kamu bikin video. Wong bikin video saja harus baca loh, lha kok takut anaknya enggak suka baca cuma gara-gara asik nonton youtube.

Anaknya temanku ada loh yang gadget freak tapi JUGA SUKA BACA. Jadi letak masalahnya adalah PORSI. Bukan masalah lebih kenal gadget duluan. Kan main gadget seharusnya juga dibatasin. Harus tegas nentuin screentime. Harus berani bilang "sudah".

Maksudku di sini, gadget bisa jadi salah satu masalah anak kurang minat baca, tapi bukan satu-satunya. Mengenalkan buku pada anak, bisa loh dilatih terus dikenalkan pelan-pelan. Alya itu bukan gadget freak, nonton TV saja kadang cuma buat rame-rame kok. Jadi lebih gampang kasih dia pengertian.

Ya deh, sebelum semua terlambat, eh kapan sih terlambatnya hahaha, mendingan kita beli buku atau majalah daripada buat beli kuota. Gadget-nya disimpen dulu, sodorin buku kemudian. Oke, seperti biasa, aku enggak akan ngasih tips dan trik supaya anak gemar membaca, aku cuma kasih pengalamanku dan step by step Alya jadi suka baca buku. Cus.

👉 Dasarnya, Alya ini suka banget diceritain. Dari bayi sambil nenen sudah aku ceritain ngalor ngidul. Sejak kecil sudah dibiasain ngobrol sampai tertidur. Cerita tadi ngapain saja. Sampai cerita dongeng yang sering aku karang sendiri. Hahaha. Nah, inilah yang jadi dasar awal untuk mengenalkannya pada alur cerita. Gimana caranya agar dia bisa memahami lalu memvisualkan sendiri apa yang aku ceritain. Aku pastiin Alya mudeng dulu ketika aku ajak ngobrol. Jangan lalu sudah diceritain tapi dianya enggak minat dan pikirannya kemana-mana.

👉  Setelah dia bisa menangkap maksud cerita, dia agak tertarik nih sama buku. Umur setahun, aku mulai buka  koleksi majalah NatGeo lawas, kenalin dia ke berbagai macam hewan, bangunan, sampai berbagai suku. Habis gimana ya, koleksi buku kami yang bisa dicerna ke Alya cuma majalah itu. Yang lain buku-buku kuliah tentang fotografi, videografi, teori sosial dan beberapa majalah fesyen. Ya keles mau dibacain filsafat atau dikasih tahu tren warna kuku. Cucok cin.

👉 Wah sudah suka sama bentuk dan visual nih, semacam aku dapet hatinya! Awalnya, aku beliin Alya buku-buku pengenalan bentuk, warna, angka, dan huruf. Standart banget. Pokoknya asal tebel biar enggak disobek.

👉 Aku mulai mengajaknya ke toko buku di umur dua tahun. Aku milih buku sendiri, suami sendiri, dan kami juga tawarin Alya buat milih sendiri. Yang pertama ditujunya pasti princess. Sudah deh, terserah Alya, yang penting mah ada ceritanya yekan hahaha. Selain buku tentang princess, aku tawarin buku lain yang bergambar karakter hewan yang lucu. Dia pasti enggak nolak. Dan agenda ke toko buku, kini jadi lebih sering.

👉 Umur tiga tahun, ketika Alya sudah mulai bisa memilih buku, buku yang dia ambil selalu buku yang banyak gambarnya. Klasik memang. Karena kalau kebanyakan tulisannya kan dia belum bisa baca juga, hahaha. Nah, fase suka buku ini, Alya sudah paham betul gimana memperlakukan buku dengan baik dan benar. Enggak disobek lagi even itu bukunya tipis. Tolong dicatet bahwa ini  lumayan penting apalagi pas lagi bokek. Buku tebel kan harganya juga berbunyi. ((BERBUNYI))

👉 Cara efektif kalau lagi enggak punya duit tapi kehabisan bahan buat dibacain cerita adalah: dateng ke perpustakaan kota! Yeay. Senang sekali sekarang banyak perpustakaan yang makin bersih, bagus, ramah anak pula. Buku-buku anak pun variatif abis. Dari yang tebel sampai yang majalah mingguan semua ada. Jadi enggak ada alesan kalau lagi bokek, kan ada perpustakaan. Hahaha.

👉 Entah ini ilmu parenting dari mana, tapi aku selalu nyuruh Alya buat mengulang cerita yang aku ceritain. Misalnya nih, aku habis ceritain tentang Rumah Sakit, setelah beberapa kali aku ceritain, aku lalu nyuruh Alya menceritakan ulang sesuai dengan gambar. Ya enggak tahu ngefeknya buat tiap anak sih, cuma itu ngaruh banget ke Alya. Sekarang Alya makin pede bercerita dan pede ngomong di depan kelas.

Oiya, aku selalu membeli buku yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya nih, kami mau naik pesawat, aku beli donk buku yang tentang bandara. Sudah aku bacain jauh hari sebelum hari H. Dia kebetulan excited banget. Nah, tiba giliran naik pesawat, dia anteng gitu, beneran. Enggak rewel sama sekali padahal sempat delayed. Terus sepanjang berangkat sampai tiba di lokasi, ceritaaaa enggak berhenti. Seneng kan.

Terus misalnya lagi, aku kan pengen Alya ini selalu baik sama temannya, aku belikan Alya buku tentang anak nakal yang nanti dapet efeknya gitu. Asli ini pengaruh banget. Alya bisa jaga sikap ke teman-temannya. Cuma nih, efek lainnya, Alya jadi suka negur temannya yang salah. Ya enggak apa-apa sih, tapi kan cara berkomunikasinya yang dia belum paham. Karena negurnya yang masih ektrim dan ala bawel gitu loh. Masih PR besar juga ini.

Setiap aku bacain buku, aku juga selalu ekspresif. Nge-dongeng yang bener-bener macam dubbing di radio LOL. Habis gimana ya, kalau ceritanya lempeng ala narator berita mah, dia bisa bosan. Kadang aku selipin tanya jawab di tengah-tengah cerita. Supaya apa? Ya supaya mastiin dia mudeng enggak. Hahaha. Sayang kalau sudah menggebu bercerita tapi anak enggak fokus. Yekan.

Buku koleksi Alya belum banyak dibanding dengan punya anaknya teman-temanku. Woogh, jauh deh. Mereka senang baca buku, bahkan beberapa orang tua mengaku suka beliin buku anak karena kalap. Tapi monmaap nih, karena urusan kantong, aku mending kasih Alya agenda beli buku bareng saja. Daripada cuma nurutin nafsu emaknya doang kan. Nanti mubazir engga kebaca. *padahal kalau berduit paling juga beli*haha*

Jadi intinya apa?
Begini. Menumbuhkan minat baca itu bisa dilakukan sejak dini tapi enggak usah ngoyo dan dipaksa. Kalau anak lebih suka main di luar, explore sama alam, ya enggak papa. Semua anak punya keunikan. Tenang, nanti kan pas sekolah ada masanya dia juga baca. 😜

Lain kalau anak memang bakat kutu buku, suka sama hal-hal yang berbau ketelitian dan ketenangan. Kita dukung dan sukseskan. Siapa tahu jadi Gubernur yekan haha.

Jangan anggap anak yang enggak suka baca itu mutlak enggak pintar. Orang membaca memang cenderung bisa lebih banyak ilmu. Tapi belum tentu yang enggak suka baca enggak bakal bisa jadi orang sukses. Beneran. Kanye West saja menerbitkan buku tapi mengaku enggak gemar membaca. Nah loh!

Yang penting kita harus jeli dan sabar untuk melihat bakat anak. Ingat, jangan telalu memaksakan kehendak kita sendiri, yang nantinya malah berdampak buruk pada anak. Sekarang saatnya kita tarik nafas panjang, dan lanjutkan perjuangan masa depan. Jalan masih panjang, masih banyak hal lain yang bisa dikejar.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Beberapa minggu belakangan ini level rewel Alya dapat dikatakan sering. Sering banget malah. Ngak ngeknya enggak ketulungan. Mau bangun tidur, mau di pasar, mau di tetangga, mau pas ikut kerja, pokoknya begitu ada kesempatan, ngeeek. Kadang tanpa alasan jelas pun ngeeek. Cukup lama aku bujuk rayu dan kasih pengertian, dari kontak mata, bicara dari hati ke hati, sampai kadang harus kurung di kamar belakang sendirian. Alhamdulillah, pelan-pelan nemu solusinya. 

Tapi tahukah kalian, Alya rewel itu bukan sekali dua kali terjadi. Ada banyak fase di mana aku harus beneran sabar dan legowo. Harus merawat anak dengan hati ikhlas dan tanggung jawab. Enggak sak dek sak nyet, langsung bisa diatasi. Semua itu tergantung treatment-nya sodara..sodara...


Dulu, Alya sering banget dicap sebagai anak rewelan, terlebih waktu masih bayi sampai berumur kira-kira dua tahunan. Karena dia sering merasa enggak nyaman berada di hiruk pikuk orang. Banyak sih yang bilang kalau kami kurang mengajak Alya bersosialisasi dengan banyak orang. Padahal mah, sudah sering banget kami lakukan. Setiap minggu, pasti aku ajak Alya bertemu dengan orang baru. Setiap ada kesempatan, aku mengakrabkan Alya dengan teman sebayanya.

Tapi itu enggak jaminan bikin Alya jadi anak yang sumeh dan mudah kenal. Sumpah aku enggak tahu deh salahnya dimana. Beberapa orang bahkan terang-terangan nyarain buat periksain ke dukun, kan siapa tahu dikuntit dhemit, mana kita tahu. Buktinya, anak-anak zaman dulu anteng-anteng. Enggak pernah rewel, kalau rewelpun dikasih jampi-jampi hilang. Dibilangin sama orang tua mah jangan ngeyelan, pamali loh pamali.

Oke siyaaap.

Aku jadi inget moment waktu Alya masih bayi, belum genap sebulan. Alya pernah nangis reweeel terus TIAP HABIS MAGRIB. Hal itu terjadi selama seminggu. Wah sudah deh, segala macam bawang dibakar terus ditaruh di depan rumah biar si 'pengganggu' hilang. Segala macam do'a dilantunkan biar anaknya jadi tenang. Segala macam cara pokoknya diajak jalan-jalan tiap malam agar pulang tinggal tidur nyenyak. Tapi lagi-lagi begitu sampai rumah, anaknya nangiiiis lagi enggak berhenti. Berhentinya ya sampai dia tertidur, kira-kira jam 9 ke atas. Gile lu ndro.

Baca juga: Sembuh Dari Mastitis Dan Baby Blues

Kebayang kan, kami silih berganti gendong dari habis magrib sampai jam 9 malam? Ya untung ada banyak saudara, artinya banyak yang ngebantuin. Pengennya gitu, tapi nyatanya justru itulah yang kadang malah bikin banyak buah pikiran. Banyakan oh ini karena ini, oh itu karena gitu. Oh harusnya begini, oh jangan dikasih itu.

Sebagai orang tua, kalau kita enggak bisa mengkomunikasikan dengan baik dan benar, pasti akan jadi petaka. Percaya deh. Susah loh ngatur jalan pikiran banyak orang supaya sepaham. Mana kita baru saja jadi orang tua, seharusnya kita belajar dari pengalaman pribadi biar tahu sendiri. Bukan dari pengalaman orang tua yang pada zamannya enggak sama dengan kondisi saat ini.

Jadi, setelah aku browsing dan tanya beberapa ibu yang anaknya sudah agak gedhe, ternyata, Alya ini mengalami kolik sodara..sodara...

Kolik itu apa, buat yang belum tahu, Kolik adalah suatu kondisi di mana bayi sehat di bawah 5 bulan mengalami kondisi tidak nyaman yang membuat dia menangis selama berjam-jam. Hal ini sebenarnya wajar, tapi bisa kita waspadai dan bisa diatasi. Salah satunya ya dengan menenangkannya. Dengan nyanyian boleh, dengan dekapan oke, dengan do'a lebih baik lagi. Tapi kalau sampai dijampi-jampi ya enggak nyambung sob.

Kasus kolik pada Alya terjadi karena Alya kebanyakan minum ASI dan belum bersendawa. Alhasil perutnya sebah, dan bikin dia enggak nyaman. 

Kenapa waktunya magrib atau malam hari?
Karena biasanya, pada jam-jam tersebut semacam jam akumulasi bayi terlalu kebanyakan susu dari pagi. Semacam puncaknya di malam hari lah. Begitu mau istirahat, waktunya jadi keganggu gara-gara perutnya sakit.

Baca juga: Gejala Depresi Post Partum? Saya Pernah!

Terus, di umur 3 bulan sampai 2 tahun, Alya rewel karena sering kegerahan dan lapar. Enggak heran sih, Alya ini memang susah makan. Dia maunya nenen terus, sampai kadang aku kewalahan. Sayangnya, waktu itu aku kurang pas memberinya jadwal makan. Kadang belum lapar sudah aku sodorin makanan, atau kadang sudah lapar tapi makanan belum siap. 

Baca juga: GTM Pasti Berlalu

Soal Alya rewel di tempat keramaiaan, itu ternyata bisa disiasati dengan Alya harus sudah kenyang dan kondisinya enggak bikin dia pengap. Kedua hal tersebut sangat berpengaruh Alya rewel atau enggak. Pelan-pelan hal ini aku imbangi dengan sounding dan kasih pengertian. Kita mau ke acara apa, siapa saja di sana, ngapain saja, dan berapa lama. Aku juga sudah masukin ke Playgroup supaya lebih banyak teman dan terbiasa berinteraksi.

Oiya satu lagi, Alya mood-nya masih sering berantakan. Ini pakai tenaga ekstra juga sih buat ngademinnya. Sering kok waktu main, dia tiba-tiba minta pulang rumah karena bete. Sering juga dia enggak mau pergi-pergi dengan alasan... ya karena lagi malas gitu saja. Hoah, kayak orang dewasa ya. Hahaha.

Time flies, perlahan Alya jadi anak yang sumeh, jadi anak yang gampang dekat sama orang. Rasanya semua keluarga berubah jadi bangga. Sedikit lega, tapi ternyata fase rewel, seperti enggak ada habisnya. 

Sekarang Alya umur 3 tahun, dan rewel itu datang kembali. Cuma bukan yang tantrum terus gulung-gulung juga sih. Dia rewel yang nangis terus MINTA PERHATIAN. Kok minta perhatian, itu karena dia lagi enggak ada teman bermain. Alias aku dan Suami lagi sama-sama banyak kerjaan.

Agak susah sebenarnya menjelaskan kepada Alya, walaupun kami di rumah, tapi kami juga butuh konsentrasi tinggi. Kadang kalau lagi sama-sama banyak deadline, kami harus tega membiarkan Alya main sendiri. Memang sih, di komplek banyak anak. Tapi kalau waktu istirahat siang, waktu pagi? Ada jam-jam tertentu Alya harus main di rumah sendiri. Enggak setiap saat bisa ada temennya juga.

Sebisa mungkin kami gantian momong Alya. Soalnya misal sudah ketemu rewelnya, bisa terjadi berhari-hari. Kayak enggak tuntas tuntas gitu. Mamanya kurang stress apa coba? T.T

Alya rewel biasanya karena:
👉 Sakit
👉 Kecapekan
👉 Gerah
👉 Lapar
👉 Lagi bad mood
👉 Butuh perhatian

Kayaknya ya seputar itu-itu doang loh. Cuma misal enggak cepet ngatasin ya makin menjadi rewelnya.

First, yang perlu kita sadari rewel anak adalah hal yang biasa. Bukan yang.. kalau anak enggak rewel itu jaminan pinter jadi presiden. Atau anak yang rewel itu nantinya bakalan nge-punk di jalanan. Semua itu adalah tentang bagaimana treatment dan cara mengatasinya. Tentu akan ada alasan jelas kalau kita mau mencarinya dengan sabar. Cuma masalahnya kan kadang orang tua enggak sabar dan main marah saja. Ya kan ya. 

Aku ngaku deh, aku dulunya juga begitu kok. Sering jadi marah begitu anak enggak mau diatur. Padahal kalau habis marah terus sedih, terus mellow, terus sadar kalau anak jadi niru. Memang penyesalan datang di akhir sih ya. Hahaha. 

Yang kedua, komunikasikan dengan tepat. Lakukan kontak fisik semacam kontak mata agar bisa mendapat perhatian anak. Ngomong sama anak harus sabar. Jarang deh, ada yang bisa sekali diomongin langsung ngerti, langsung paham. Butuh waktu juga intinya.

Yang ketiga, pentingkan logika ketimbang perasaan enggak enak semata, semua hal kudu dipikir dengan akal sehatnya. Pokoknya gimana caranya aku harus kelihatan lebih pintar, biar Alya enggak lebay dan enggak nganggep aku lemah. Gimanapun, aku kudu tegas tapi juga bisa merangkulnya. Sekali lagi kudu pelan-pelan banget ini.

Kalau sudah semua dilakukan, tapi anak masih rewelan, bisa jadi anak masih kurang perhatian. Sounding dari kita kurang lama dan kurang berkali-kali. Karena biasanya, anak akan nyaman apabila kita selalu tanggap dan sedia. Lagian kalau anteng terus malah nanti anak dikira enggak aktif. Serba salah kan hahaha.

Percaya deh, masa parenting selalu ada sampai akhir hayat kita. Kita bisa selalu belajar dan berusaha supaya lebih baik sama-sama. Do'aku, semoga kita selalu sehat dan bahagia. Sip ya!
Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Dari dulu Indonesia memang dikenal dengan ragamnya budaya, yang artinya, ini juga termasuk soal cita rasa. Belum habis ngicip satu per satu rasa di setiap wilayah, datang silih berganti resep makanan dari manca negara. Alhasil, menu kuliner pun makin hari makin beragam jumlahnya. Diimbangi dengan geliat tren makanan yang berkembang di tanah air, kuliner adalah tujuan wisata baru yang bisa menjalar dimana saja. Buat para penggemar kuliner, ini adalah kesempatan besar untuk bisa explore dan memanjakan lidah donk ya. Termasuk...aku. Eh iya enggak sih ya? Hahaha.

Postingan ini adalah #KEBCollab Grup Siti Nurbaya, dengan post trigger dari Mak Ucig yang berjudul Kuliner Kekinian Yang Hits, Berani Coba?


Buatku pribadi, definisi makanan enak mungkin agak random. Dulu ya, aku dikenal sebagai orang yang picky eater, temen kuliah tahu banget ini. Aku susah diajak makan yang aneh-aneh, mentok ayam, telor, daging sapi, atau sop. Soal ngemil juga gitu, aku cenderung milih tempat yang nyaman dan bersih. Ribet memang, tapi ya enggak susah-susah amat sih, wong diajak ke warung burjo saja tetep mau kok. Yang penting makanannya enggak neko-neko dan tempatnya oke. 

Tertarik icap icip makanan, justru ketika aku mulai bekerja. Ya, aku agak sedikit berbeda. Aku mulai tertarik sama yang namanya pete which is dari kecil aku benci banget. Terus aku juga sudah berani kenal makanan yang agak mahalan, semacam resto japanesse food sampai pizza tradisional italia. Semua itu didukung karena aku banyak teman dan...punya duit sendiri. Jujur amat sih. LOL.

Melihat perkembangan kuliner saat ini, ada perasaan love-hate saking bingungnya sama cita rasa yang dibuat. Yes, kita akan bahas "Makanan Kekinian" yang bisa kita temukan di sekeliling kita. Aku yang tinggal di kota kecil saja gampang kok nyari makanan hits, apalagi kalian yang tinggal di kota besar, yakan?

Beberapa makanan dan minuman kekinian itu seringnya adalah hasil kreasi dari resep jadul. Misalnya nih ya, Ais Kepal. Dari bentuknya saja kita tahu bahwa es ini mirip sama es gosrok zaman sekolah dulu. Bedanya es gosrok itu dikasih cairan sirup warna-warni. Nah, Ais Kepal yang awal mulanya dari Malaysia ini es nya dibentuk bulatan, lalu dituangin milo kental dan topping di atasnya. Sekarang bukan hanya Milo, tapi berurut-turut Ais Kepal Dancow, Ovaltine, Mactha, Nutella dan banyak lagi deh. Kalau bukan karena Alya, mungkin aku enggak bakalan mau nyoba. Hahaha. Tapi serius, rasa Ais Kepal milo ya gitu-gitu saja kok, nothing special, palingan yang anak-anak suka itu karena ada macam-macam topping.

Contoh lain adalah telur gulung zaman SD. Wow itu kayaknya selalu punya penggemarnya ya. Jadi bingung kan, itu makanan kekinian atau makanan lama yang dikini-kini-in. Apasih hahaha.

Selain itu, yang enggak kalah viral, yaitu Donat Indomie. Sejak pertama kali dipopulerkan oleh toko donat di Sydney bernama Donut Papi, aku sudah nebak, pasti bakalan heboh se-indonesia raya. Guys guys...Indomie itu enggak diapa-apain juga sudah enak. Penyukanya sudah sampai berbagai belahan dunia. Jadi misalpun mau dibikin macem-macem, kita yang nebeng nama besarnya. Sayang, sampai saat ini aku belum tertarik nyoba. Semacam sudah tahu rasanya duluan, jadi ya mending hunting kuliner lain.

Sebelumnya ada kan Chitato yang rasa Indomie. Kata adekku gini: "mending makan indomie langsung kenapa sih, malah kenyang." Haha bener juga sih  ya, mana harganya mahalan snack ketimbang seporsi indomie di warung burjo. Mental mahasiswa mana suaranya???

Ketimbang makanan kekinian, sebenarnya aku lebih suka akan makanan khas dan legend dari suatu daerah. Makanan tradisional lebih tepatnya. Selain harganya murah, bisa ditemukan juga di pasar terdekat. Sedangkan makanan kekinian, biasanya bikin stand di pinggir jalan, mal, atau di keramaian.

OK, ngomongin kuliner kekinian, ada beberapa kesamaan dan tentunya hal ini bisa dipetakan menjadi beberapa kategori. Duile macam award nihye. Maksudku begini, kalau sudah dipetakan, nanti kan ketemu kalau makanan kekinian ya ngolahnya bakal ke itu-itu saja. Apa sajakah kategori kuliner tersebut, so here we go.

Serba Level

Rasa pedas pastinya menjadi sensasi buat para penikmatnya. Mayoritas penduduk Indonesia adalah penyuka pedas. Dari pulau sumatra sampai papua, semua punya menu sambalnya. Wah sumpah, yang enggak suka pedas, sungguh sayang seribu sayang deh, Indonesia kaya akan bumbu rempahnya loh.

Ini salah satu kuliner kekinian favorit. Aku sudah njamani mie level sejak beberapa tahun silam, sejak belum menikah, sekitar tahun 2014. Cukup girang bisa nemu makanan yang pedasnya bisa kita sesuaikan. Dari mie, lalu berturut-turut ke ayam geprek. Ini juga sempat menjamur pakai banget. Aku pertama kali kenal malah ketika pindah ke Yogyakarta. Di setiap sudut kayaknya beneran ada Ayam Geprek deh, mana mungkin penyuka pedas kayak aku enggak nyoba.

Waktu aku hamil pun, kayaknya keranjingan makan yang berbau level. Mau pakai bon cabe mau pakai cabe setan beneran yang diuleg aku tetap suka. 

Serba Keju


Selain pedes, aku juga penyuka keju garis keras. Makanya kalau ada ayam geprek keju level 5, aku ratunya. Hahaha.

Keju ini bisa dipakai dalam berbagai jenis menu masakan. Dari pasta, mie instan, aneka katsu, bakso, sampai telur gulung loh hallooo. Semuanya tentu menggiurkan. Apalagi cheese cake dari jepang itu loh yang lembut bangeeet. Terus makannya pakai sendol lumer sendiri. Aduuuuh aku jadi ngiler ini gimana. Kraaay.

Jenis keju yang digunakan juga merambah ke mozarella. Parah. Aku bisa makin kalap. Rasanya dusta kalau aku enggak tertarik sama makanan berlapis mozarella. Keju asal italia dengan cita rasa gurihnya dijamin bikin nambah enak apapun makanannya. Mana bentuknya kalau panas jadi molor-molor gitu kan. Makin nikmat oh dunia. Btw, jangankan makanan yang dicampur mozarella, aku ya, makan mozarella digoreng saja sudah sangat berbahagia. Beneran. Kalau enggak mikir diet, aku pengen deh makan mozarella tiap saat. Bahaya ini bahayaaa.

Serba Buah (Pisang, Mangga, Alpukat)


Ini nih yang juga hits. Kalau pisang biasanya dibikin nugget, pisang rasa, cake, sampai sale beraneka rasa. Sedangkan Mangga dan Alpukat bisa kita temukan dengan sajian juice, ditambahin float dan topping. Semua enak, semua aku suka, tapi lama-lama kubosan juga. Habis... rasanya terlalu manis sih. Mending aku bikin jus buah sendiri.

Terus pisang nugget. Waktu awal-awal hits sih, aku demen banget beli yang varian greentea. Tapi, karena di rumah cuma aku yang doyan, jadi aku enggak sanggup menghabiskannya sendirian. Mana Alya juga sering eneg dan enggak suka rasa pekat. Sip mantap, aku sadar diri, daripada enggak kemakan. Mubazir kan.

Serba Artis

Aku enggak perlu menyebut nama di balik menggelegarnya kue artis bertajuk "oleh-oleh kekinian". Semua orang rasanya sudah tahu apa itu Jannah Corp. Pantesan, walaupun kue tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, namun macam dan rasanya hampir semua mirip. Paling banter beda di bentuk dan variannya.

Boleh dibilang, bentuk dari berbagai merek kue artis, cuma ada tiga elemen dasar, yaitu pastry, brownies/sponge cake, dan satu lagi topping. Otak atik ketiga elemen itulah yang bikin bentuknya jadi berbeda. Mau pastry di tengah, di dalam, di luar, ditaburi rasa, sampai dibalut cake. Enak sih enak, tapi lama-lama eneg juga loh. Aku baru nyoba beberapa kue artis, oke aku sebut ya, antara lain Jogja Scrummy, Malang Strudle, Wingko Rolls, Wife Cake, Mamahke Jogja, dan apalagi lupa namanya. Semuanya dikasih hahaha.

Menggaet nama besar artis memang bikin gampang tenar. Denger-denger, sekarang menjamur lagi kue artis yang tanpa nama besar Jannah Corp. Seperti punya Jedar, Ariel Tatum, sampai Luna Maya. Konsep yang diusung mereka masih ala daerah tempat mereka membuka gerainya. Ya enggak papa sih enggak. Ada kesempatan kan sikat saja. Tapi apakah semua itu bisa konsisten tetap ada? Lagian sekarang kue artis sudah enggak seramai dulu loh cara ordernya. Dulu kan pakai ngantri segala sampai habis enggak bersisa. Nah, melihat semakin ke sini kok makin lempeng, ini membuktikan bahwa konsumen cuma memanfaatkan tren semata. Rasa? Jelas jadi nomor dua.

Serba Saus & Topping

Aku bingung mengkategorikannya gimana, yang jelas, sekarang apapun makanannya pasti ada pelengkap di atasnya. Apalagi sih selain saus dan topping? Ini aku temukan bukan hanya di makanan saja loh, tapi juga minuman, Busyet semua kok ada taburannya. Mana rasanya sering kemanisan pula.

Untuk saus, yang lagi ngehits saat ini adalah saus telur asin dan sambal matah. Memang sih ya, rasanya mantep dan bisa disandingkan dengan berbagai jenis makanan. Kalau kebetulan nemu yang enak ya aku bilang enak, tapi kalau enggak ya enggak usah kembali ke situ lagi.

***

Paham kok, bisnis kuliner memang super menjanjikan. Tapi satu hal yang utama adalah, apakah makanan kekinian bisa jadi legendaris dan selalu dinantikan. Atau hanya...sekadar tren latah semata. Buat konsumen mungkin gampang, enggak suka, besok enggak usah beli lagi. Lha kalau buat pebisnis? Akan ada jumlah laba dan rugi yang harus dipertimbangkan. Misal besok sudah enggak booming lagi, apakah sudah balik modal. Karena pada akhirnya, banyak yang memanfaatkan kuliner viral sebagai penghasilan. Do'anya sih jelas agar lama bertahan, agar jangan sampai gulung tikar.

Aku jadi ingat obrolanku dengan salah seorang chef, dia bilang "sekarang ada makanan hits dikit, orang bukan cuma pengen beli, tapi juga pengen jual. Enggak ada rasa cinta buat masak, yang penting laku, sudah gitu aja"

Dipikir-pikir enggak salah juga. Membuat resep masakan, pasti butuh waktu dan riset yang lumayan lama. Bisa diterima enggak, sesuai lidah enggak, selalu dinanti enggak. Kalau enggak, jatuhnya  jadi makanan angot-angotan. Easy come, easy go. 

Buat perbandingan saja deh, lapis legit itu resep jadul, tapi penikmatnya dari mana-mana. Aku lihat  beberapa toko roti yang sudah berdiri lama, tetap digemari kok. Banyak yang ketagihan dan balik lagi karena cita rasanya yang benar-benar istimewa. Kalau kata aku sih, yang original memang sudah sempurna. Nanti kalau kebanyakan topping malah rasanya berubah amburadul. 

Lihat deh, semua makanan yang berlebihan, sepi penggemar bukan?

Jadi intinya begini. Menurutku, cita rasa juga kudu didasari oleh rasa suka dan bahagia. Ada passion yang terselip di dalamnya. Sebagai pebisnis, mohon sangat mempertimbangkan tren semata, tapi juga soal kualitas dan konsistensi. Dan kita sebagai konsumen, aku yakin, kita enggak bisa membohongi lidah kok. Ikuti tren boleh, tapi enggak usah lebay. Jangan maksa ikut-ikutan yang lagi hits. Antri cekrek, makanan upload, review enak, sebar ke social media, padahal ya rasanya biasa saja. 

Kita justru seharusnya menularkan kecintaan terhadap warisan nusantara. Suka sama makanan kekinian boleh, tapi ingat, makanan jadul dan makanan legend adalah treasure tiada duanya. Oke donk? Oke mantap.

Buat kalian yang pengen nambahin kategori, silahkan tulis di kolom komentar ya. Thank u!
Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Ya enggak gimana-gimana sih sebenarnya hahaha.

Oke oke, aku akan bikin blogpost yang read-able dan cucok buat dijadiin wawasan. Biar kalian bisa dapat sudut pandang yang berbeda, dari aku mantan ibu rumah tangga, 24 jam sehari stay tune di rumah mulu. Sekitar 2 tahun, i was here, i was doing nothing but okay alright.

Because i already have other plans. And it can happen now!


Salah satu pertanyaan yang sering mampir saat aku bekerja keluar kota adalah "Alya gimana? Rewel enggak?" Mau jawab rewel, tapi kadang malah dia bahagia. Mau jawab dia aman, tapi kok sering nanyain kapan pulang mulu?

Jadi, demi menjawab pertanyaan dengan jelas, dalam postingan kali ini aku bakal ngasih tahu kalian yang pengen tahu banget soal Alya ketika ditinggal kerja. Ada dua tipe kerjaan, satu kerjanya bisa disambi di rumah, dan dua, kerjaan yang harus meninggalkan rumah. Nah, buat bisa kerja keluar rumah itulah yang butuh usaha ekstra. Usahanya siapa, ya usaha bersama, baik itu diri sendiri, suami dan Alya tentunya.

Boleh dibilang, aku memang sudah lama mengidam-idamkan agar bisa kembali bekerja. Capek juga loh di rumah, siapa bilang enggak, sini panco dulu hahaha. Kalau mau bilang aku enggak bakat jadi ibu rumah tangga, monggo, aku bisa legowo. Aku pernah menikmati masa-masa itu kok, ya walaupun aku banyak stress-nya kalau di rumah. Jujur boleh donk?

Aku memang sudah merencanakan suatu saat akan kembali bekerja. Suatu saat akan kerja keluar rumah. Keluar kota. Bukan hanya karena butuh, tapi karena aku juga senang. Ketemu banyak orang, brainstorming, negosiasi, sampai menikmati sebuah karya itu adalah puncak kepercayadirianku. Aku pengennya ya Suami, ya Alya, ya keluarga, semua bangga akan hasil kerjaku. Makanya, aku tetap harus bekerja. Suatu saat nanti aku percaya, kalau film selesai, Alya akan melihatnya sampai credit title bener-bener fade out. LOL

Menilik kerjaku sebelumnya yang cukup menyita waktu, di mana jam 5 pulang itu sudah ruarrr biasa, kerjaanku saat ini tergolong win win solution. Freelancer bikin aku bisa kerja dari manapun, cuma masih tetep harus ketemuan kalau lagi breakdown naskah, ketemu klien, recce, casting, dan lain sebagainya. Dari yang tadinya scriptwriter, aku juga kadang dipercaya pegang Creative Producer, sebuah pekerjaan yang mengharuskanku dari pra sampai paska mikirin proses dan hasil secara keseluruhan. Disuruh bersyukur? Sudah setiap hari.

Untuk ikut shooting sendiri, Alhamdulillah kru-nya sangat kooperatif. Boleh ikut, boleh juga enggak. Asal aku ready kalau misal di lapangan mereka menemukan kendala, aku bantu memikirkan solusinya juga. Kadang mereka malah nyuruh aku ikutan shooting loh, katanya biar aku enggak stress di rumah terus. Kan kalau ketemu dunia luar bisa buat selingan. Terus habis ikut shooting ternyata malah stressnya double hahaha.

Ngomong-ngomong soal kru yang baiknya kebangetan tersebut, banyak juga yang mikir kalau aku juga bisa kerja sambil momong Alya. Mungkin maksudnya, daripada aku ninggal Alya kelamaan, apa enggak lebih baik diajak. Toh misal mau istirahat atau makan, aku bisa ninggal shooting bentar, Toh aku enggak tiap saat harus ada di lapangan. Kerjaanku kan fleksibel, dan enggak pressure-pressure amat.

Ya baiklah, itu bisa. BISA AMBYAR MAKSUDNYA!

Kalau cuma sebatas meeting, bisa lah aku ajak. Tapi kalau shooting, walaupun aku ajak sekalian keluar kota, Alya tetap mending di penginapan atau main sendiri sama Bapaknya. Aku enggak bisa konsen kalau Alya ikutan aku kerja terus. Nah, kalau shooting-nya lama, ya mending Alya tetap di rumah saja, enggak perlu ikut keluar kota.

Ada banyak moment di mana aku harus tega menitipkan Alya di rumah Mama. Ada banyak pertemuan yang kudu kuat ninggal Alya lama. Lagian aku enggak tiap hari loh ninggal rumah. Aku masih banyak di rumahnya. Kerja keluar kota itu palingan seminggu beberapa kali doang, enggak lebih.

OK, sekarang kita petain lagi ya. Dua orang yang sangat sangat berjasa ketika aku kerja ninggal Alya. Aku enggak pakai nanny, enggak juga nitipin di daycare. Karena ada Mama dan Suami.

Kenapa Mama dan Suami?

Alhamdulillah yaaa Mama sudah pensiun. Dan jarak rumah Mama dengan rumah kami hanya sekitar 500 meter saja. Jadi kalau Alya bosan main di komplek, bisa ke tempat Mama. Lagian di rumah Mama ada adekku juga. Sementara itu, Suami aku kerjanya di rumah. Kami gantian kalau mau keluar kota. Enggak sambat soal Alya? Enggak donk, justru katanya kalau momong lebih gampang ketimbang ngurusi cucian. Hahaha. Nitipin Alya ke mereka berdua bikin nyaman deh pokoknya.

Semua hal tersebut sudah aku pertimbangkan masak-masak sebelum aku meng-iya-kan tawaran project. Jadwalnya gimana nih, jadwal suami padet juga enggak, Mama lagi selow enggak, kulkas sudah penuh makanan belum, terus sekolah Alya siapa yang antar jemput. Agak ribet memang, tapi kalau semua sudah siap, aku bisa kerja dengan hati tenang.

Gimana awalnya mempersiapkan semuanya?

Awalnya, aku mulai dengan sounding ke Alya sudah jauuuuh hari. Bahkan sebelum ada tawaran kerjaan lagi. Itu aku lakukan sejak menyusui loh. Aku sudah bilang ke Alya "Al..Pokoknya nanti kalau Mama kerja, mama itu bukan buat ninggalin Alya. Tapi biar kita bisa bertahan dan berubah lebih baik lagi" 

Panjang ya sounding-nya, hahaha. Mbuh Alya tahu atau enggak, yang jelas step pertama sudah aku lakukan supaya meminimalisir Alya enggak terima. Alya kudu terima kalau Mamanya kerja. Selain biar Mamanya kembali percaya diri, juga penting bagi kesehatan bersama. Ya tho?

Jadi memang walaupun dulu dia mbok-mbok-an, nenen terus, habis disapih ya mandiri gitu saja. Misal mau ditinggal, asal kita ngomongnya baik-baik, dia akan paham kok. Aku kerja ya kerja, cari uang, demi masa depan. Bukan terus ngomong pakai bohong terus nglimpe anak biar enggak lihat waktu aku berangkat. Enggak! Aku tetap pamit dan kasih tahu pulangnya kapan.

Kedua, aku memang sudah sepakat sama Suami. Misal aku balik kerja dan hectic lagi, ya itu kudu dilakoni bareng-bareng. Saling berbagi saling mengisi. Di sini mungkin bisa jadi kecemburuan sosial ya, karena Suamiku tipe orang yang sangat komunikatif dan baik banget ngasih kepercayaan ke istrinya ini. Oh sungguh love. 

Misal ada project yang bikin dia enggak berkenan, dia juga berhak ngasih larangan kok. Mostly enggak ngelarang sih, tapi semua dia utarakan gimana kalau aku terima dan gimana kalau enggak. Karena dia juga yang bakal momong Alya plus tetap kerja desain selama aku tinggal. Paling dia hanya kesusahan soal jadwal kerjanya kalau lagi padet.

Ketiga, Alya harus tetap ada kegiatan. Ini enggak boleh enggak. Aktivitasnya jangan sampai bikin boring. Dari pagi misalnya dia harus sekolah, terus ke tempat eyang sekalian tidur siang. Nanti sore dia bangun lalu mandi, lalu ngaji. Malam dia main di komplek atau diajak pergi jalan-jalan. Pokoknya dari bangun sampai tertidur dia jangan sampai lapar dan istirahatnya kecukupan. Biar semua lancar, aku juga enggak terlalu kepikiran. Mood Alya terjaga, Insyaallah lancar jaya.

Karena aku kalau kerja itu pasti keluar kota, jadi pulang minimal malam. Alya biasanya sudah makan, sudah siap mau ganti baju piyama. Aku ngajakin main bentar, terus sambil aku kelonin, aku ajak cerita dia habis ngapain saja, aku kerja gimana, tadi nangis enggak. Standar ibu-ibu yang kangen anak lah. Hehehe.

Baru kalau dia udah tidur, aku ciumin pipinya. Makin bahagia karena dia bisa diajak kerjasama. Semoga seterusnya ya. Karena makin dia besar dia kudu makin mandiri. Gimanapun, ada saatnya kami harus berpisah sejenak, demi mendapatkan rasa kangen agar kami bisa kembali.

Jadi biar aku simpulkan:
- Kalau aku kerja di rumah, palingan aku agak kesusahan manage jadwal. Waktu siang Alya kadang aku titipkan ke Mama, terus kalau banyak deadline, mati-matian deh aku begadangan. Kerjanya nunggu Alya bobok duluan. Hahaha.

- Kalau aku kerja keluar kota, aku lihat dulu, Alya bisa diajak enggak, Suami selow enggak. Kira-kira oke, aku cuss ajak sekeluarga.

- Kalau enggak bisa, ya aku pergi sendirian seperti orang berangkat perang. Minimal granary harus penuh my lord! Stock lauk kudu sudah ada, bumbu komplit, pakaian kering tetap aku yang urus, sampai aktivitas Alya yang padet itu tadi. Semua kudu well prepared.

Apapun. Semua pekerjaan tetap ada konsekuensinya. Sebelum dapat project rundingan dulu sama Suami dan orang-orang terdekat. Karena kerja kan juga butuh kenyamanan, jangan sampai sudah kerja tapi kepikiran anak terus. Jangan sampai ketika nolak kerja dan memilih momong anak, tapi hati enggak plong.

Segitu dulu ya, kira-kira sudah cukup menjawab pertanyaan apa belum ya? Misal ada pertanyaan lagi, bisa lewat DM instagram atau bisa juga kirim email. 

Yang terpenting, mau apapun pilihan kamu, mau kerja mau di rumah, asal kamu ikhlas dan bahagia, insyaallah tujuan hidupmu akan terlaksana.

Yang bahagia ya buibu semua!
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Selama ikut mudik di kalimantan, aku berusaha dapetin banyak pengalaman, buah ide, sampai temen baru. Masa' cuma sibuk hunting kuliner wae, bisa nambah kolesterol aja yakan? Sayang, agak lama liburan di sana, sampai sini kok enggak ada perubahan. Aku mau dimanapun berada, aku ingin tetap sehat baik itu jiwa maupun pikiran.



Satu hal yang aku sadari selama mudik 3 mingguan, aku dan Alya sama sekali enggak merasa harus pulang rumah. Enggak homesick berlebihan. Enggak merasa harus beli tiket balik secepatnya. Enggak merasa jenuh stadium akhir dan merasa bahwa Magelang selalu punya jalannya untuk pulang.

Disebut betah ya betah-betah aja. Tapi ya enggak ada yang spesial banget. Kayak kehidupan biasa aja gitu. Spesialnya karena ini moment kumpul keluarga yang bener-bener jarang kumpul.

Kami menyebut pangkalan bun itu ya "balik ke pangkalan bun", sedangkan ke Magelang ya "balik ke magelang". Bukan pulang pangkalan bun, bukan pulang magelang. Atau yang lebih parahnya, pergi ke pangkalan bun, pergi ke magelang. Jadi kami beneran menganggap dimana-mana itu asal bareng, kami nyaman, kami sama-sama pulang.

Aku sama sekali enggak ada komplain soal cita rasa, cuaca, atau yang seperti orang kebanyakan kalau enggak betah: rindu kampung halaman. . Cuaca memang panas karena semakin mendekati garis katulistiwa, di rumah mertua juga enggak ada AC, tapi kami udah biasa. Lagian yaelah cuma 3 minggu doang kan

Kalau toh kami memang harus kembali ke rutinitas, itu karena ada kerjaan. Ada yang harus ditemui, ada yang harus dibahas secara bersamaan yang enggak bisa hanya dengan video call semata. Kebetulan semua itu ada di jawa tengah dan sekitarnya. Kata orang mah, emang rezekinya udah di Jawa ya gimana.

Pekerjaan digital nomad seperti kami ini memang sering dikatakan banyak enaknya. Bisa kerja dimana aja dan kapan aja. Aku enggak memungkiri kok. Kami senang akan pekerjaan ini. Impian lama soalnya. Cuma kami merasa agak kesusahan kalau lama-lama di Pangkalan Bun.

Pertama, kami enggak bisa konsentrasi kalau tinggal di rumah mertua karena perbedaan aturan. Yang kedua, orang di sana selalu menganggap kami nganggur alias kerjaan bisa nanti-nanti saja. Ketiga,  susah manage waktu karena kami belum punya laptop sendiri-sendiri. Jadi kerjanya gantian. Mana Alya di sana enggak banyak teman sebayanya. Intinya, ketika tiba di Pangkalan Bun, walaupun kami tetap bawa kerjaan, tapi masih banyak orang yang mengira kami sedang li-bu-ran.

Mantap surantap euy!

Bagi kami, liburan itu memang bisa dilakukan tanpa planning sekalipun. Kalau kalian ada yang kesusahan ngatur waktu, kami berbeda. Jujur aja deh, liburan yang kami rencanakan tentunya berkaitan dengan uang, bukan masalah waktu lagi. Ada uang ya langsung jalan, kalau enggak ya sudah di rumah aja enggak apa-apa. Yang penting mah bersama. So sweet ya? Tampaknya. Hahaha.

Makanya, kami menikmati moment mudik ini seperti liburan pada umumnya. Ya walaupun harus dikit-dikit nyari spot wifi id biar cepet ngirim file-file gedhe, atau sering susah sinyal seperti yang ketika di desa. Lagian para klien nih kenapa teleponnya lewat whatsapp sih, mbok ya langsung telepon via GSM gitu napa?

Alhamdulillah kota asal suamiku ini bukan kota pelosok seperti yang orang kira. Serius, di sini aku bahagia karena makanan dan banyak barang yang enggak aku temui di Magelang. Ya ampun, minyak zaitun aja ada yang botolnya dari plastik dan berbentuk spray loh. Gimana enggak bahagia ya hahaha.

Aku baru booking tiket balik setelah dua minggu di sana. Selain cari yang mendekati harga normal, aku juga masih agak pengen lama-lama di kalimantan. Enggak ada capeknya deh aku ngider kuliner dan plesir ke desa-desa. Kebetulan Alya juga sama. Palingan cuma kangen temen-temennya yang ada di Magelang. Biasalah bocah. Tapi begitu ketemu temen sebayanya, ya dia lupa. Dia beneran butuh temen dan main bareng aja. Kasihan gitu kalau udah sendirian dan bingung nyari temen.

Kalau udah gitu, kamilah yang harus mengalah. Gimana caranya Alya enggak bete dan tetap senang. Jalan kemana oke. Kenalin dia sama banyak orang. Ajak renang di sungai, naik gethek, pergi ke pasar yang dari kayu, ke pelabuhan, ke hutan sawit. Kemana aja biar dia punya banyak pengalaman baru.

Kuncinya Alya harus senang duluan. Aku juga berusaha biar enggak bete, tapi dasarnya aku memang gampang bertemen dan gampang hepi sih ya. Jadi hampir enggak masalah. Terus Suami juga kooperatif banget. Misalpun mau pergi reuni atau kongkow sama temen-temennya ya memilih ketika Alya udah tidur. Atau kalau siang, kami diajak sekalian.

Setiap malam kami masih pillow talk bertiga sampai tertidur. Ada apa-apa ngomong. Butuh apa minta. Punya masalah apa enggak dipendam.  Kami berusaha dekat satu sama lain bukan cuma karena tiap hari ketemu. Tapi juga dekat di hati seperti enggak ada sekat. Asal komunikasi lancar semua jadi sama-sama nyaman. Kenyamanan itulah yang bikin kami betah ngapain aja dimana aja asal bertiga.

Buat kami, pulang bukan hanya berarti soal kampung halaman. Bahwa rumah, bukan hanya berbentuk fisik untuk berteduh. Pulang dan rumah bisa berbentuk sosok yang selama ini kita sayangi, yang kita butuhkan.

Lain kali mungkin aku bukan bertanya pada kamu kemana kamu akan pulang, tapi kepada siapa kamu akan pulang?

:)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

HELLO!


I'm Yosa Irfiana. A scriptwriter lived in Magelang. Blog is where i play and share. Click here to know about me.

FIND ME HERE

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook
  • Google Plus

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  January 2023 (1)
  • ►  2022 (14)
    • ►  December 2022 (1)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  August 2022 (2)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  March 2022 (2)
    • ►  February 2022 (3)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (60)
    • ►  December 2021 (1)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  October 2021 (3)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  June 2021 (3)
    • ►  May 2021 (15)
    • ►  April 2021 (21)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  February 2021 (2)
    • ►  January 2021 (5)
  • ►  2020 (44)
    • ►  December 2020 (5)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  October 2020 (4)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  August 2020 (3)
    • ►  July 2020 (7)
    • ►  June 2020 (6)
    • ►  May 2020 (1)
    • ►  April 2020 (4)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (2)
  • ►  2019 (89)
    • ►  December 2019 (5)
    • ►  November 2019 (7)
    • ►  October 2019 (6)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  August 2019 (6)
    • ►  July 2019 (6)
    • ►  June 2019 (9)
    • ►  May 2019 (9)
    • ►  April 2019 (8)
    • ►  March 2019 (7)
    • ►  February 2019 (7)
    • ►  January 2019 (9)
  • ▼  2018 (135)
    • ►  December 2018 (21)
    • ►  November 2018 (17)
    • ►  October 2018 (9)
    • ►  September 2018 (9)
    • ►  August 2018 (10)
    • ▼  July 2018 (9)
      • #RESEPSUAMI BITTER BALLEN SIMPLE
      • PUAS FOTO DI TAMAN RAMADANU
      • ASIAN GAMES MASCOT MAKE UP COLLABORATION
      • REVIEW GIZI BEAUTY ACTIVE - LOTUS ESSENCE CREAM
      • MENUMBUHKAN MINAT BACA PADA ANAK
      • KOK REWEL TERUS SIH?
      • TREN LATAH KULINER KEKINIAN
      • KALAU KERJA, ANAK GIMANA?
      • PULANG
    • ►  June 2018 (12)
    • ►  May 2018 (9)
    • ►  April 2018 (9)
    • ►  March 2018 (9)
    • ►  February 2018 (10)
    • ►  January 2018 (11)
  • ►  2017 (116)
    • ►  December 2017 (8)
    • ►  November 2017 (7)
    • ►  October 2017 (8)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  August 2017 (8)
    • ►  July 2017 (11)
    • ►  June 2017 (8)
    • ►  May 2017 (11)
    • ►  April 2017 (8)
    • ►  March 2017 (12)
    • ►  February 2017 (15)
    • ►  January 2017 (11)
  • ►  2010 (9)
    • ►  November 2010 (9)

CATEGORIES

  • HOME
  • BABBLING
  • BEAUTY
  • FREELANCERS THE SERIES
  • HOBBIES
  • LIFE
  • PARENTING
  • BPN 30 DAY BLOG CHALLENGE
  • BPN 30 DAY RAMADAN BLOG CHALLENGE 2021

BEAUTIESQUAD

BEAUTIESQUAD

BLOGGER PEREMPUAN

BLOGGER PEREMPUAN

EMAK2BLOGGER

EMAK2BLOGGER

Total Pageviews

Online

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose