KOK REWEL TERUS SIH?

by - July 18, 2018

Beberapa minggu belakangan ini level rewel Alya dapat dikatakan sering. Sering banget malah. Ngak ngeknya enggak ketulungan. Mau bangun tidur, mau di pasar, mau di tetangga, mau pas ikut kerja, pokoknya begitu ada kesempatan, ngeeek. Kadang tanpa alasan jelas pun ngeeek. Cukup lama aku bujuk rayu dan kasih pengertian, dari kontak mata, bicara dari hati ke hati, sampai kadang harus kurung di kamar belakang sendirian. Alhamdulillah, pelan-pelan nemu solusinya. 

Tapi tahukah kalian, Alya rewel itu bukan sekali dua kali terjadi. Ada banyak fase di mana aku harus beneran sabar dan legowo. Harus merawat anak dengan hati ikhlas dan tanggung jawab. Enggak sak dek sak nyet, langsung bisa diatasi. Semua itu tergantung treatment-nya sodara..sodara...


Dulu, Alya sering banget dicap sebagai anak rewelan, terlebih waktu masih bayi sampai berumur kira-kira dua tahunan. Karena dia sering merasa enggak nyaman berada di hiruk pikuk orang. Banyak sih yang bilang kalau kami kurang mengajak Alya bersosialisasi dengan banyak orang. Padahal mah, sudah sering banget kami lakukan. Setiap minggu, pasti aku ajak Alya bertemu dengan orang baru. Setiap ada kesempatan, aku mengakrabkan Alya dengan teman sebayanya.

Tapi itu enggak jaminan bikin Alya jadi anak yang sumeh dan mudah kenal. Sumpah aku enggak tahu deh salahnya dimana. Beberapa orang bahkan terang-terangan nyarain buat periksain ke dukun, kan siapa tahu dikuntit dhemit, mana kita tahu. Buktinya, anak-anak zaman dulu anteng-anteng. Enggak pernah rewel, kalau rewelpun dikasih jampi-jampi hilang. Dibilangin sama orang tua mah jangan ngeyelan, pamali loh pamali.

Oke siyaaap.

Aku jadi inget moment waktu Alya masih bayi, belum genap sebulan. Alya pernah nangis reweeel terus TIAP HABIS MAGRIB. Hal itu terjadi selama seminggu. Wah sudah deh, segala macam bawang dibakar terus ditaruh di depan rumah biar si 'pengganggu' hilang. Segala macam do'a dilantunkan biar anaknya jadi tenang. Segala macam cara pokoknya diajak jalan-jalan tiap malam agar pulang tinggal tidur nyenyak. Tapi lagi-lagi begitu sampai rumah, anaknya nangiiiis lagi enggak berhenti. Berhentinya ya sampai dia tertidur, kira-kira jam 9 ke atas. Gile lu ndro.


Kebayang kan, kami silih berganti gendong dari habis magrib sampai jam 9 malam? Ya untung ada banyak saudara, artinya banyak yang ngebantuin. Pengennya gitu, tapi nyatanya justru itulah yang kadang malah bikin banyak buah pikiran. Banyakan oh ini karena ini, oh itu karena gitu. Oh harusnya begini, oh jangan dikasih itu.

Sebagai orang tua, kalau kita enggak bisa mengkomunikasikan dengan baik dan benar, pasti akan jadi petaka. Percaya deh. Susah loh ngatur jalan pikiran banyak orang supaya sepaham. Mana kita baru saja jadi orang tua, seharusnya kita belajar dari pengalaman pribadi biar tahu sendiri. Bukan dari pengalaman orang tua yang pada zamannya enggak sama dengan kondisi saat ini.

Jadi, setelah aku browsing dan tanya beberapa ibu yang anaknya sudah agak gedhe, ternyata, Alya ini mengalami kolik sodara..sodara...

Kolik itu apa, buat yang belum tahu, Kolik adalah suatu kondisi di mana bayi sehat di bawah 5 bulan mengalami kondisi tidak nyaman yang membuat dia menangis selama berjam-jam. Hal ini sebenarnya wajar, tapi bisa kita waspadai dan bisa diatasi. Salah satunya ya dengan menenangkannya. Dengan nyanyian boleh, dengan dekapan oke, dengan do'a lebih baik lagi. Tapi kalau sampai dijampi-jampi ya enggak nyambung sob.

Kasus kolik pada Alya terjadi karena Alya kebanyakan minum ASI dan belum bersendawa. Alhasil perutnya sebah, dan bikin dia enggak nyaman. 

Kenapa waktunya magrib atau malam hari?
Karena biasanya, pada jam-jam tersebut semacam jam akumulasi bayi terlalu kebanyakan susu dari pagi. Semacam puncaknya di malam hari lah. Begitu mau istirahat, waktunya jadi keganggu gara-gara perutnya sakit.


Terus, di umur 3 bulan sampai 2 tahun, Alya rewel karena sering kegerahan dan lapar. Enggak heran sih, Alya ini memang susah makan. Dia maunya nenen terus, sampai kadang aku kewalahan. Sayangnya, waktu itu aku kurang pas memberinya jadwal makan. Kadang belum lapar sudah aku sodorin makanan, atau kadang sudah lapar tapi makanan belum siap. 

Baca juga: GTM Pasti Berlalu

Soal Alya rewel di tempat keramaiaan, itu ternyata bisa disiasati dengan Alya harus sudah kenyang dan kondisinya enggak bikin dia pengap. Kedua hal tersebut sangat berpengaruh Alya rewel atau enggak. Pelan-pelan hal ini aku imbangi dengan sounding dan kasih pengertian. Kita mau ke acara apa, siapa saja di sana, ngapain saja, dan berapa lama. Aku juga sudah masukin ke Playgroup supaya lebih banyak teman dan terbiasa berinteraksi.

Oiya satu lagi, Alya mood-nya masih sering berantakan. Ini pakai tenaga ekstra juga sih buat ngademinnya. Sering kok waktu main, dia tiba-tiba minta pulang rumah karena bete. Sering juga dia enggak mau pergi-pergi dengan alasan... ya karena lagi malas gitu saja. Hoah, kayak orang dewasa ya. Hahaha.

Time flies, perlahan Alya jadi anak yang sumeh, jadi anak yang gampang dekat sama orang. Rasanya semua keluarga berubah jadi bangga. Sedikit lega, tapi ternyata fase rewel, seperti enggak ada habisnya. 

Sekarang Alya umur 3 tahun, dan rewel itu datang kembali. Cuma bukan yang tantrum terus gulung-gulung juga sih. Dia rewel yang nangis terus MINTA PERHATIAN. Kok minta perhatian, itu karena dia lagi enggak ada teman bermain. Alias aku dan Suami lagi sama-sama banyak kerjaan.

Agak susah sebenarnya menjelaskan kepada Alya, walaupun kami di rumah, tapi kami juga butuh konsentrasi tinggi. Kadang kalau lagi sama-sama banyak deadline, kami harus tega membiarkan Alya main sendiri. Memang sih, di komplek banyak anak. Tapi kalau waktu istirahat siang, waktu pagi? Ada jam-jam tertentu Alya harus main di rumah sendiri. Enggak setiap saat bisa ada temennya juga.

Sebisa mungkin kami gantian momong Alya. Soalnya misal sudah ketemu rewelnya, bisa terjadi berhari-hari. Kayak enggak tuntas tuntas gitu. Mamanya kurang stress apa coba? T.T

Alya rewel biasanya karena:
👉 Sakit
👉 Kecapekan
👉 Gerah
👉 Lapar
👉 Lagi bad mood
👉 Butuh perhatian

Kayaknya ya seputar itu-itu doang loh. Cuma misal enggak cepet ngatasin ya makin menjadi rewelnya.

First, yang perlu kita sadari rewel anak adalah hal yang biasa. Bukan yang.. kalau anak enggak rewel itu jaminan pinter jadi presiden. Atau anak yang rewel itu nantinya bakalan nge-punk di jalanan. Semua itu adalah tentang bagaimana treatment dan cara mengatasinya. Tentu akan ada alasan jelas kalau kita mau mencarinya dengan sabar. Cuma masalahnya kan kadang orang tua enggak sabar dan main marah saja. Ya kan ya. 

Aku ngaku deh, aku dulunya juga begitu kok. Sering jadi marah begitu anak enggak mau diatur. Padahal kalau habis marah terus sedih, terus mellow, terus sadar kalau anak jadi niru. Memang penyesalan datang di akhir sih ya. Hahaha. 

Yang kedua, komunikasikan dengan tepat. Lakukan kontak fisik semacam kontak mata agar bisa mendapat perhatian anak. Ngomong sama anak harus sabar. Jarang deh, ada yang bisa sekali diomongin langsung ngerti, langsung paham. Butuh waktu juga intinya.

Yang ketiga, pentingkan logika ketimbang perasaan enggak enak semata, semua hal kudu dipikir dengan akal sehatnya. Pokoknya gimana caranya aku harus kelihatan lebih pintar, biar Alya enggak lebay dan enggak nganggep aku lemah. Gimanapun, aku kudu tegas tapi juga bisa merangkulnya. Sekali lagi kudu pelan-pelan banget ini.

Kalau sudah semua dilakukan, tapi anak masih rewelan, bisa jadi anak masih kurang perhatian. Sounding dari kita kurang lama dan kurang berkali-kali. Karena biasanya, anak akan nyaman apabila kita selalu tanggap dan sedia. Lagian kalau anteng terus malah nanti anak dikira enggak aktif. Serba salah kan hahaha.

Percaya deh, masa parenting selalu ada sampai akhir hayat kita. Kita bisa selalu belajar dan berusaha supaya lebih baik sama-sama. Do'aku, semoga kita selalu sehat dan bahagia. Sip ya!

You May Also Like

10 komentar

  1. Anakku juga mbak pas umurnya 2-3 bulan itu susah banget tidur malam. Jam 10 baru mau tidur. Trus pernah juga tidur cepat eh bangun tengah malam sampai subuh. Makan juga susah kalau sama aku. Huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya masih siklus menyesuaikan diri kalo bayi mah ya. Moga2 semakin ke depan anak kita tumbuh menjadi anak yang sehat dan bahagia hihi

      Delete
  2. Anakku tantruman Mbak.pe usia 6 tahun. Sampai aku ke psikolog berkali-kali. Dia memang sensitif, moody dan emosi mudah berganti. PR banget zaman dia kecil hiks banyak hal yang sudah kulalui

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe iya mbak, banyak yang sama ya ternyata. Ini sekarang anakku sudah gampang berbaur alhamdulillah :)

      Delete
  3. Skill yang harus dipunya ibu-ibu : skill cenayang. Menebak pikiran dan sikon anak. wkwkwk. Semangat mom :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahah ngakak bacanya. Kayaknya emang bener sih, begitu jadi ibu, beberapa orang jadi punya indera ke enam secara langsung :D

      Delete
  4. Ini anakku yg kedua banget :D. Agak lbh rewel drpd kakanya yg nuruuut banget. Ntah krn dia anak laki2 makanya lbh aktif dan banyak maunya kali yaaa :p. Tp memng handlenya hrs sabaaaar banget. Dikasih taunya ga bisa cm sekali, malah sampe skrpun aku msh sering hrs remind dan remind :p. Namanya anak batita... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak. Kitanya yang kudu legowo dan besar hati ya. Hihihi. Senang banyak yang semangatin nih.

      Delete