KERJA JAUH DARI KELUARGA?

by - September 04, 2020

Firstly aku mau ngaku dulu. Sewaktu habis lahiran, aku sempat kangen dengan yang namanya kerja kantoran. Kenapa? Karena jadi freelancer itu memang menyenangkan, tapi kalau di rumah terus? Ya membosankan. Apalagi aku baby blues, mastitis, belum benar-benar ngerti gimana ribetnya ngasuh anak plus harus menyisihkan waktu buat kerja, and so many other problems. Ribet deh! Intinya, aku ngerasa enggak cocok menjadi seorang Ibu Rumah Tangga. Ibu Rumah Tangga itu butuh kesiapan yang luar biasa, walaupun pada akhirnya, aku mau enggak mau menerimanya selama hampir 2 tahun, selama itu pula lah, mood ku naik turun. 

Enggak banyak yang tahu, aku sering ngelamar kerjaan sebagai orang kantor dan menerima job dari mana pun asal pas dengan kondisi. Kok kurang kerjaan? Ya jelas, semua karena kebutuhan, siapa sih yang enggak pengen upgrade level kehidupan? Cara mengatur waktunya memang enggak gampang. Tapi aku berusaha banget buat pintar mengatur waktu. Semua deadline aman, bahkan ngeblog sekalipun. Aku jarang ngerjain sesuatu dengan mepet, karena aku sangat suka sesuatu yang tertata. Aku yakin, misal suatu saat kerja kantoran, kehidupanpun juga menyelaraskan.

Dan akhirnya, doa itu terjawab dengan: AKHIRNYA AKU KERJA KANTORAN.


Ceritanya begini. Sejak pertengahan maret, aku terhitung sebagai karyawan tetap. Waktu itu masih WFH sih, aku bisa kerjain naskah dari mana saja, yang penting sesuai deadline. Perusahaan animasinya memang baru, tapi langsung melesat tajam bak roket. Yang tadinya di platform Youtube saja, sekarang bisa tayang daily di salah satu stasiun TV. Awal aku mengiyakan tawaran ini, karena aku pikir hanya akan membuat Film Layar Lebar, tapi makin ke sini, malah jadi PH animasi yang bakal banyak banget bikin tayangan, hitungannya episode. FYI, yang nawarin kerjaan itu temen deket dan sering kerja sama bareng. Jadi yah, boleh dibilang, misalpun kudu dari nol kita berjuang untuk membesarkan perusahaan, aku siap. 

Untuk kerjaannya sendiri, enggak mengharuskanku kerja 8-5. Kadang aku garap di rumah, kadang aku garap di kantor. Pokoknya aku bantu hal-hal yang berhubungan dengan ide kreatif, sampai naskah. Aku bisa datang ke kantor siang dan pulang malam. Bisa juga datang pagi dan pulang sore, ya walaupun jarang. Permasalahannya, kantorku sekarang ada di Semarang, padahal, rumahku di Magelang. Joss bukan? 

Semua hal rasanya menyenangkan. Baik lingkup pertemanan, dukungan keluarga, dan excited-nya aku sendiri karena balik lagi ngurusin animasi. Namun sebagai seorang Ibu yang lebih sering ngurusin Alya ketimbang ngurus kerjaan di luar, ada hal-hal yang bikin aku mellow tentu saja. Yang katanya dulu pengen kerja kantoran, pengen jadi wanita karir, walaupun sudah berkeluarga tetap semangat kerja, kini terasa: WAAA BERAT JUGA YAAA TERNYATA!!

Bagi sebagian orang, Ibu bekerja mungkin hal yang biasa saja. Meromantisasi keadaan seperti ini sudah enggak zaman, dan enggak usah didramatisir karena banyak orang mengalaminya. Aku sendiri memang sudah sejak lama mempersiapkan Alya dan Suami agar bisa kompak dan kerja sama walaupun enggak ada aku. Terbukti misal sehari dua hari kerja waktu freelancer dulu, mereka it's okay saja tuh. Los dool, nyaris enggak rewel. Tapi sekarang kondisinya aku ke luar kota 4-5 hari loh dan itu menurutku lama. Pokoknya semua sudah kami bicarakan baik-baik, dan semua menerima. Cuma pada prakteknya, ternyata aku yang malah drama.

Aku enggak menyangka ternyata memang seberat ini ninggalin keluarga. Walaupun semua aku siapkan dan baik-baik saja, rasanya tetap ada yang kurang. Kerjaan sih tetap kelar, tapi begitu sendirian? Aduh kumat lagi meweknya. Buat nyiasatinnya, aku berangkat pagi dan pulang malem sekalian enggak apa-apa, ketimbang aku kepikiran dan sedih kalau sendirian. Untungnya, di Semarang aku ngekost sama adekku, jadi lumayan lah ya, ada temannya. Kami berdua sama-sama kerja, sampai kost, capek, langsung istirahat.

Ritmenya aku bikin begini: tiap pagi, aku menerima tugas dari sekolah Alya, dan aku forward ke Suami. Di situ aku pantau terus, pokoknya gimana caranya Alya harus kelar ngerjain tugasnya. Kalau semua sudah selesai, baru aku berangkat kantor. Suami juga jadi enak kerjanya, karena urusan Alya sudah beres. Nah perkara dia mau main di komplek, mau ke rumah Mama pun, monggo, yang penting tugas utamanya kelar dulu.

Aku kantor biasanya ke-distract sama kerjaan dan riweuhnya ngurusin animasi. Memang ada kalanya aku ditelpon Alya atau voice note karena dia kangen, tapi ya enggak sering. Alya sudah bisa main sendiri. Sudah ngerti kalau Mamanya sibuk. Sebenernya bersyukur sih. Biasanya kan pada takut di-judge, "walah kok ninggalin anaknya kerja sih?". Nah, aku tuh enggak, karena waktu aku minta maaf sama Alya, jawabannya simple, "Ngapain Mama minta maaf, kan Mama enggak salah" Hahaha. Ya memang, Mamanya yang drama.

Aku berusaha deal with this situation kok. Sambil berusaha cari jalan keluar yang terbaik. Baik keluarga maupun karir, sedang sama pentingnya buat aku. Bohong kalau aku bilang enggak butuh duit. Lihat ATM minim saldo saja langsung keringet dingin. Aku enggak mau bokek lagi lah pokoknya. Jadi, yaaa dilakoni saja dulu.

Selama ini memang nyaris aman. Enggak ada yang ngata-ngatain aku di depan, ya enggak tahu sih kalau di belakang hehe. Selama enggak nyenggol aku sih, aku santai. Tapi kalau sampai aku dengar, aku berani loh datangin orangnya. Memangnya ikut ngurusin rumah tanggaku apa? Lagian menulis sekarang sudah menjadi passion aku. Maunya tetap aku kembangkan dan jadi bermanfaat agar otak enggak mandeg sampai segini-gini doang. Maunya aku selalu produktif sampai aku tua. 

Kerja jauh dari keluarga memang kadang menyiksa. Tapi aku ambil positifnya dulu: bahwa ini enggak akan lama. Aku lagi banyak-banyakin discuss tentang kerjaanku ini sama Suami dan Alya. Alya aku libatkan dan aku butuh suara dia karena dia adalah anggota keluarga, dan yang pasti, aku kerja untuk siapa kalau bukan untuk Alya juga haha.

Jadi, sambil aku curhat di sini, aku juga pengen nyampein terimakasih banyak buat kalian yang mendukung kami. Makasih doa-doanya. Kami semangat untuk kehidupan yang lebih baik. Manusia berusaha dan berdoa, hal-hal yang enggak bisa kita jangkau, biar urusan Gusti Maha Kuasa. :)




You May Also Like

0 komentar