Regenerasi

by - January 10, 2017


"Ibu adalah guru pertama dan segala contoh bagi anaknya"

Kalimat yang saya buat itu saya tanamkan sejak mengetahui positif hamil. Menjaga, merawat dan membesarkan adalah naluri normal ketika menjadi seorang Ibu. Segala pikiran dan tenaga tecurahkan dengan ikhlas demi melihat tawa si buah hati.

Komik saya ini berjudul "Regenerasi".

Melihat maraknya media sosial yang awalnya menjadi sarana curhat, lalu beralih ke saling share hingga sekarang berubah fungsi sebagai adu pendapat, saya merasa jengah, ingin santai dikit ke pantai. -__-"

Facebook bagi saya saat ini adalah media sosial paling hits untuk urusan psy war ini. Sarana bertemu alumni dengan fasilitas chat dan group, diminati segala kalangan. Mungkin dikarenakan oleh akses gratis yang sering diberikan oleh banyak provider. Jumlah karakter di status dan kolom komentar facebook juga banyak. Berbeda dengan twitter yang praktis dan mengharuskan orang lebih kreatif dengan 140 karakter. Path lebih private, instagram cuma pamer foto doank.

Mulanya ingin sekedar lihat kabar teman-teman, ngikutin trending topic, dan saling komentar, tapi malah seringnya lihat perdebatan sengit tentang politik. Bahayanya, beberapa teman masih percaya berita hoax tanpa mencari tau lebih lanjut. 

Mau unfriend kok "nanti kalau ketemu pas reuni gimana?", mau ngasih tau kalo itu bohong tapi kok "siapa tau nanti ketemu pas beli martabak", mau nyidir? yang kerasa pasti banyak.

Nah, serba salah!
Untungnya, Facebook punya fasilitas unfollow. Jadi, saya ngga perlu ikutan reseh ina inu dengan ikut-ikutan emosi. Saya lebih seneng berteman dan mencari persamaan sih. 
Trus, apa hubungannya dengan regenerasi, buk?

Jadi ya, sebagai Ibu yang kece dan dituntut serba bisa, cara menyikapi segala macam karakter orang dengan masalah besar yang dihadapi dunia saat ini adalah:

1. Tetap tenang, bersyukurlah
Kita punya Tuhan, pemilik semesta. Kita masih diberikan kesehatan dan kekuatan untuk mengerjakan apa yang kita mampu. Banyak orang dengan segala keterbatasan saat ini malah semangat berkarya dan tidak perlu dipandang sebelah mata. Dekap anak setiap kita mau, supaya mereka tau, Ibu selalu ada untukmu.

2. Keluarlah
Banyak hal yang perlu kita ajarkan untuk penerus kita. Bekali diri dengan ilmu. Ibu dituntut supaya lebih jeli, lebih peka dan setiti. Hati-hati dan cari tahu, bertemanlah dengan banyak keberagaman. Di luar lebih hangat dan nyata untuk saling berbagi. Rangkul anak dengan berbagai macam kegiatan positif dalam masa tumbuh kembangnya. Ajak dengan menjadikan ia sahabat sejati.

3. Mengenali Semesta
Kadang kita harus mematikan koneksi internet, menjauh dari televisi, dan melupakan sejenak teknologi. Bermain dengan hujan, belajar bercocok tanam, dan mengenal langsung hewan-hewan adalah pengetahuan yang berharga bagi anak-anak. Selain mengetahui bentuk visual secara nyata, anak akan peka terhadap lingkungan sekitar.
Kira-kira itulah yang ingin saya sampaikan. Kitalah guru dan contoh terbaik mereka. Kalau kita tidak membekali diri dengan ilmu pengetahuan, bagaimana mereka kelak?
Bukankah masa depan di tangan mereka?

You May Also Like

0 komentar