LETTING YOUR KIDS BE WHO THEY ARE

by - March 05, 2019

Mau cerita tentang Alya lagi ah. Penting dicatat sebagai jurnal sekaligus biar bisa sharing antar orang tua. Maklumlah, kadang daku galau kalau sudah ada fase baru. 

Oh iya, postingan ini agak nyolot enggak apa-apa ya. Karena jujur wae lah, aku kadang semuak itu kalau sudah di-judge macem-macem. Ketimbang emosinya jadi negatif, kan lebih baik dituangkan menjadi bentuk tulisan di blog. Ya kan hehehe.


Setelah fase pilah pilih baju yang enggak kunjung usai, kini ketambahan lagi nih fase seneng mekapan, hingga akhirnya aku bikin kesimpulan gini: "iya anakku seneng dandan". Suka enggak suka, inilah sifat Alya yang sungguh kontras sama sikapnya yang pethakilan. Gawat enggak ya sebenernya?

Mungkin bagi sebagian orang, hal ini kayak lucu gitu. Lihat anak kecil tiba-tiba lenongan sendiri, terus sisiran, lengkap sama gaya princess-nya. Tapi bagi sebagian yang lain kan belum tentu? Wong yang di depan bilang lucu saja, di belakang tetep wae mbatin kok. "Masa anak kecil dibiarin dandan sih? Enggak bagus loh!" Ya ya ya, netizen apa sih yang enggak dikomentarin ya kan.

Aku sendiri gimana? Agak deg-deg-an juga mengingat umur Alya 4 tahun saja belum genep. Anak umur segini kan lagi polos-polosnya. Lah ini? Jangankan cuma pakai cologne, lotion, peralatan kecantikan sehari-hari lengkap kayak ubo rampe orang lamaran loh. Apalagi dimekapin, woh ya mapan!

Alya terang-terangan bilang kalau dia suka mekap, dan kalau nonton youtube, seringnya minta yang tutorial anak kecil dandan. Kan macem-macem tuh, kayak dandan princess nya Disney, dandan karakter little pony, endebre endebre. Wah ngalahin emaknya nonton Tasya Farasya deh! Terus kadang dia ngeloyor pergi ke kamar, ambil mekapku, terus polas poles sendiri. Sampai pernah, pas aku lagi ada tamu, tiba-tiba bentuk'annya sudah mirip lenong keliling. Seketika itu juga pada kaget dong, mana dia lihai lagi pakai lipsticknya. Selain itu, dia juga ngerti mana yang namanya maskara, eyeshadow, eyeliner, aduhaaai, kalau boleh minta sih, mending obrak-abrik kameraku saja deh. Mainin tuh shutter, diafrahma, sampai kamera analog juga enggak apa-apa. Dari pada mekapan huhuhu.

Tapi setelah aku telusuri, ternyata beberapa anak cewek sekarang juga polahnya mirip-mirip Alya kok. Enggak jarang ada cerita kalau anaknya minta ulang tahun tema putri salju, ada yang anaknya minta set buffet mekap, ada yang anaknya diem-diem ambil mekap emaknya. Ada loh, dan itu enggak cuma satu dua.

Bagiku sendiri, Alya masih cukup wajar. Enggak yang tiap hari minta dibedakin, dilipstikin. Dandan tuh ikut-ikutan saja, misal aku lagi sesi foto buat produk, atau pokoknya kudu dandan, nah di situ dia minta samaan tuh. Minta dandan juga, minta difoto juga, padahal mah sehari-hari juga enggak. Difoto saja enggak mau! Marah! Sampai pernah banting handphone gara-gara aku kelepasan motret candid. Nah loh, bingung kan.

Orang yang enggak tahu, biasanya langsung nge-judge kalau sifat Alya ini: ke-ma-yu, dan parahnya pasti langsung dikaitkan dengan: PASTI NURUN DARI MBOKNYA. Ea, ngajak berantem apa gimana ini?

via GIPHY

Ya monmaap, aku kemayu dari mana coba? Tanya deh, sama temen-temen sekolah. Tanya deh sama orang tuaku. Klarifikasiin deh ke suami aku. Aku justru enggak pede-an habis. Bisa foto pegang produk tampak cantik itu harus jepret ratusan kali. Mau datang ke kondangan pakai pakaian kebaya saja pasti sambat sumuk. Mau mekapan sampai sore, pasti sudah enggak betah. Kemayu dari mana? Jalan saja aku nunduk kok! Memang pembelaan, tapi lagian orang tuh kalau nge-judge seenak jidat.

Ya betul, aku seneng dandan keren, pakai baju nyaman, sepatu matching, iya dong, jelas. Cuma kalau mekapan? Sehari-hari aku enggak dandan sama sekali loh ini, walaupun cuma alisan atau lipstickan. Aku mekapan cuma pas ada event-event tertentu, misal meeting, ada acara keluarga, kumpul sama temen, pas mood mekapan, itu semua masih tertentu kok. Nah, kalau kalian lihat di blog ini, ada postingan aku dandan, pasti itu karena lagi ikutan collab, atau waktu ada review kecantikan. Lainnya, beneran deh, jaraaang banget.

Aku aslinya lebih seneng pakai skincare. Wah kalau ini nomor satu. Merawat kulit mulai dari wajah, sampai luluran. Bahkan tiap hari berlayer-layer skincare, karena ya memang seneng! Semua orang terdekat tahu banget nih. Apalagi Alya. Lihat Mama nya habis mandi terus lama di kamar, itu artinya Mama sedang oles skincare. Mong ngomong, oles skincare sama dengan dandan enggak sih hahaha.

Lalu sebenernya, dari mana hubungan Alya seneng dandan itu kemayu dan nurun dari aku? Padahal aku sendiri enggak ngerasa seseneng itu dandan, seseneng itu lenggak-lenggok. Mungkin kalau TAHU DANDAN DARI AKU, iya banget. Dari mana lagi soalnya. Tapi kalau nurun SUKA dandan? Lah kamu tahu enggak, sehari-hari aku gimana? Rambut saja awut-awutan.

Sudahlah, kalau misal Alya suka dandan, ya biarin saja. Yang penting aku beri dia pengertian serta arahan yang baik. Aku sering bilang kalau dandan tiap saat, kasihan kulitnya. Iya kalau bisa ngerawat, kalau enggak. Atau yang jerawatan kayak aku gini, susah loh pilah pilih produk yang tepat. 

Pelan-pelan Alya paham kok. Dia cuma seneng dandan sebatas ya karena suka saja. Mungkin dianggapnya mainan? Kalau misal lagi sekolah, lagi sama temen-temen, dia biasa saja. Permainannya lebih sering ke fisik, kayak sepedaan, lari-larian, bikin prakarya. Nah kan, baru inget, Alya nyentuh mekap kalau sudah enggak ada pilihan mainan lain. Haha.

Terus poinnya apa?

Mikir positifnya saja. Aku cuma ingin, Alya bisa jadi diri sendiri. Seneng dandan ya sudah, lakukanlah, selama itu baik, wajar, dan enggak merugikan orang lain. Masih kecil juga kan, masih banyak yang perlu dieksplor. Misalpun kalau sudah besar dan makin suka dandan, silahkan lanjutkan. Sebagai orang tua, kami  bisa mengarahkan, mendukung, dan memfasilitasi yang baik. Toh nyatanya profesi MUA dan special effect dimanapun tetap dibutuhkan. 

Aku juga enggak mau memaksa Alya supaya jadi apa yang aku inginkan. Misal dulu aku tomboy dan enggak doyan dandan, itu bukan urusan Alya untuk jadi orang sepertiku. Buat dia senyaman mungkin memilih jalannya. Tiap anak tuh beda-beda loh.

Hanya saja, yang perlu digarisbawahi, aku tetap akan ngasih border line ke Alya, bahwa percaya diri adalah tergantung pada pembawaan kita, apapun tampilan kita, dengan atau tanpa mekap.

Gitu saja deh ya, enggak usah diambil pusing. Karena jalan hidup, adalah dari apa yang kita pilih. Bukan kah begitu bund?

You May Also Like

2 komentar

  1. Baca ini jadi ingat masa kecil saya sendiri. Bangun pagi minta mandi, terus ngelenong. Pakai boots merah ngejreng terus fashion show depan kaca. Sampai-sampai mama beliin lipstik warna warni selusin biar nggak ngerecokin punya beliau. Tapi pas udah mulai sekolah berhenti sendiri, mbak. Malah dewasanya nggak terlalu suka makeup-an. Mungkin memang Alya lagi fasenya aja. Bahkan mungkin bagian dari bakatnya yang bisa membawanya sukses kelak. 😍🤗

    ReplyDelete
  2. podooo ama ankku mba :p. suka dandan.. aku sih ga prnh melarang. malah aku dukung, dan aku ajarin pelan2. bukan ngjarin ke cara dandan yaa.. tp lbh ke cara nyimpen alat2 makeup gmn, krn kalo disimpen barengan ama mainan ya bakal rusak :p. wkt itu nemu alat makeup yg utk anak2 pas ke jepang, dan aku kasih ke si kaka, dia happy luar biasa.itung2 aku seneng juga kalo memang dandan jd hobi dan bakatnya, moga2 ntr gedenya jd MUA profesional hahahaha :D.

    ReplyDelete