TIDAK MUDIK

by - May 09, 2019

Enggak kerasa ya kita ketemu ramadan lagi. Alhamdulillah, seneng banget, dikasih umur panjang sama Allah. Yang artinya, masih  diberi kesehatan berlimpah untuk nyelesaiin banyak PR yang belum tercapai. Beneran deh, hidup tuh terasa singkat kalau sudah dijalani, apalagi yang sudah punya rutinitas harian, dan terus berjuang demi hidup yang lebih baik. Yes, here i am, masih di sini dengan segudang gundah gulana dan kok ya ada saja kebutuhan dadakan. Ya khaaan???


Terhitung sejak menikah di tahun 2015, lebaran kami selang seling. Misal tahun 2015 kami ke Pangkalan Bun, nanti tahun 2016 kami ke Magelang, dan seterusnya. Buat kami, enggak semudah itu mudik, beli tiket, dan ngepasin jadwal selama apa. Apalagi mendekati hari H, tiket PP makin mahal cuy. Bertiga kerasa juga.

Masalah kedua adalah kami itu kerjanya freelance. Betul, kerjaan bisa dibawa kemana-mana. Tapi masalahnya, kalau lantas jadi enggak bisa ngapa-ngapain? Ya otomatis enggak ada masukan. Realitanya gitu. Tiap mudik kayak enggak ada waktu buat duduk di depan laptop secara cuma-cuma. Mentok aku ngeblog deh. Itupun malam hari, karena kalau siang hari pasti keliling jalan-jalan.

Kebiasaan orang tuaku sama mertua berbeda. Enaknya kalau ikutan Suami mudik, di Kalimantan pasti puas kuliner dan wisata. Yang sambil nganter Mertua ke temennya lah, sengaja ke pantai lah, ke luar kota lah. Bikin kangen sebetulnya. Cuma ya kalau enggak direncana, wah duit bisa terhambur lupa kemana perginya.

Sedangkan kalau di Magelang, kami cenderung lebih bebas karena bertiga. Bebas mah, ke tempat Papa atau Mama kapan saja, toh mereka enggak masalah. Terus karena tiap hari tinggal di Magelang, ya gimana ya, mau wisata tapi kok kayak sudah ke sana semua. Tiap lebaran di Magelang, minusnya kami bakal jarang wisata. Tapi point plusnya, kami irit yang sebenar-benarnya.

Oh iya lupa. Jangan salah, meskipun mudiknya boleh dikatakan ke Kalimantan, tapi sudah 4 tahun berjalan, misal tetap stay di Magelang, kami tetap lebaran sama-sama. Iya, mertua dan adek-adek ipar semua kompak ke Magelang. Ya begitulah, sudah kubilang, kebiasaan kami tuh berbeda. Aku ke Kalimantan, mama papa ku yang enggak ngoyo ikutan.

Kebiasaan keluarga Suami berkumpul memang sudah sejak lama. Maklum juga sih, karena mereka perantauan semua. Moment lebaran sering dijadikan moment kumpul bersama. Mbuh gimana caranya, diusahakan semua jadi satu kota. Nah, yang gini-gini nih, kita harus ekstra ngumpulin uang buat acara liburan bareng. 

Kalau di keluargaku sendiri, karena kebanyakan ada di Magelang, jadi ya lempeng. Yang luar kota paling cuma beberapa. Itu pun juga enggak tiap tahun bisa kumpul bersama. Ya gimana sih, masing-masing sudah ada keluarga sendiri. Pastinya punya prioritas berbeda.

And yes, tahun ini yang paling berbeda dari yang sebelumnya. Kami enggak mudik, plus Mertua enggak datang ke Magelang. Hiya hiyaaa...

Alasan kami enggak mudik cukup masuk akal kok. Tahun ini Alya masuk TK. Uang pangkalnya sudah lumayan, belum bulanan. Sudah aku sisihkan selama berbulan-bulan. Enggak adil rasanya kalau kepakai cuma gara-gara sibuk lebaran.

Kedua, uang tiket ke Pangkalan Bun memang ada yang promo. Tapi baliknya via Semarang? Wah bisa berkali-kali lipas sist. Masa' bisa ke sana tapi enggak bisa pulang? Kerjaan bagaimanaaa????

Ketiga, aku ada kerjaan kejar tayang. Plus habis lebaran persis mau garap project film pendek. Ini enggak bisa diganggu gugat juga demi karir dan penghasilan. Wkwkw.

Esensi lebaran buat kami sebenernya enggak cuma bisa ketemuan, ngobrol, pamer baju baru, makan, dan maaf-maafan. Yakin deh, itu semua bisa dilakukan kapan saja kok. Toh ada teknologi canggih bernama video call dan tahun ini kami juga ke Pangkalan Bun. Kecuali Pangkalan Bun tuh deket doang mah kami jabanin. Lha ini jauh dan butuh banyak biaya.

Menurut kami, mudik ya dilihat kondisinya. Jangan memaksa. Apalagi lagi banyak kebutuhan macam kami gini. Kami pun masih berjuang, belum semudah itu beli tiket pulang-pergi. Eh kok jadi sewot, haha.

Ya sudah, tulisan ini memang aku buat diriku sendiri. Chill! Ngadem-ademin hati lah, soalnya belum bisa mudik lebaran tahun ini. Aku yakin kok, manusia bisa berencana, tapi Allah yang menentukan. Pasti Allah sudah punya cara dan pilihan terbaik bagi kami. Mungkin enggak sekarang, tapi semoga lekas datang.

You May Also Like

0 komentar