TENTANG MEMINTA PADA PASANGAN

by - June 24, 2020

Bulan ini, usia pernikahan aku dengan Mas Didit telah memasuki usia 6 tahun. Kalau ditambahkan dengan lama pacaran, total jadi 10 tahun, yang berarti: ternyata sudah cukup lama yaaa... dan tentu saja makin mengenal satu sama lain. Biarpun begitu, kami harus melewati banyak fase dan tantangan yang kayak enggak ada habisnya. Bohong kalau kami enggak sering kontra, bohong kalau selalu mesra-mesraan saja, bohong kalau enggak ada prahara. Yah, yang namanya pernikahan, sejatinya sama dengan kehidupan, semua tentang cara kita bertahan.

Satu hal yang dari dulu kami sepakati dan enggak mau dibikin ribet adalah kalau ada apa-apa ngomong. Ngomongnya pun kudu sama-sama enak biar ketemu apa yang diharapkan bersama. Padahal sebelumnya, kami sama-sama orang yang gengsi-an, malu mengungkapkan, dan kaku kalau pacaran. Aku inget, butuh waktu yang enggak sebentar buat menyelaraskan kami dari egoisme masing-masing personal. Rasanya susah banget, sudah sulung ketemu sulung, juga sifat kami yang sama-sama keras kepala. Asli! Kalau enggak ada yang ngalah, bakal kuat-kuatan marah.

Tapi beruntungnya, kami sama-sama satu visi, satu tujuan, satu selera, sering satu pemikiran, dan itu kami sebut sebagai modal awal. Makanya, kalau marahan, paling juga bentar sudah ilang. Lalu kembali dan jalan bareng lagi, like.. nothing happened.


Belum lama ini, aku sempet ngelihat ada twit seorang cewek yang ngasih saran pada cewek lain agar jangan berani meminta apapun dari pasangan, Isi pesannya kira-kira gini: "kalau bisa beli sendiri ngapain minta, kecuali dia sudah Suami."

Aku antara setuju dan enggak setuju sih sebetulnya. Mungkin yang dimaksud embaknya, kita jangan cuma minta, tapi jadilah wanita independen biar puas beli sendiri. Jangan cuma bisa berharap banyak pada pasangan.

Tapi konteksnya di sini buat aku jadi rancu. Mengingat aku sendiri adalah orang yang cukup mandiri, yang sebisa mungkin enggak ngerepotin orang lain, yang sedari dulu punya kerjaan dan pemasukan, hal seperti ini justru malah aku anggap sebagai hal yang penting. Meminta sesuatu pada pasangan itu boleh-boleh saja kok! 

Maksudnya, dari sejak pacaran, aku beberapa kali minta Mas Didit beliin macem-macem. Bukan karena aku memang butuh, melainkan aku kayak nge-test, apakah dia akan mengerti kebutuhanku? Apakah dia bisa menyelaraskan hobbyku? Apakah dia akan berjuang untuk membelikan sesuatu untukku? Karena kalau dipikir, aku bisa loh beli apa-apa sendiri. Bahkan sering juga aku belikan dia sesuatu biar saling memberi dan menerima. Konteks ini enggak relate di hubunganku dengan Mas Didit.

Selain itu, Mas Didit dari dulu tuh tipikal orang yang enggak peka, enggak akan ngeuh kalau di-kode, dan enggak ngerti kalau aku bilang "terserah". Jadi, aku enggak segan meminta sesuatu ke dia, dan dia malah dengan senang hati menerima permintaanku. Katanya, "kalau kamu mau minta sesuatu, langsung minta aja enggak apa-apa". Kan makin seneng ya hahaha.

Beberapa barang seperti boneka, skincare, pulsa, tas, baju, dibeliin dengan duit dia sendiri. Tarafnya wajar kan? Aku enggak berani kali, kalau minta yang mahal-mahal kayak HP, Laptop, sampai motor hehehe.

Selama kami pacaran, kalau misal makan, nonton, atau foya-foya, kami sadar diri gitu. Misal kalau dia bayarin nonton, ya aku yang beli cemilannya. Atau ketika dia bayarin makan malam, aku bisa juga beliin dia bensin. Kami jarang hitung-hitungan sudah beliin apa saja, karena bagi kami yang terpenting justru nabung dengan satu tujuan bersama. 

Naaaah, tapiii, kami sepakat agar jangan sampai membebani satu sama lain. Aku boleh saja berpenghasilan, beli apa-apa sendiri, cuma dia juga harus realitis akan kebutuhan kami dari hari ke harinya. Jangan sampai akibat aku bisa beli apa-apa sendiri, jangan lantas enggak memberi dong hahaha. Karena bagaimanapun juga, aku tuh tetep pengen disurprise-in, dikasih sesuatu yang aku suka, walaupun sekecil beli cokelat Silverqueen almond. Aku enggak mau naif. Aku maunya dia sebagai cowok juga peka. Vice versa. Aku pun juga berusaha ngerti hobby-nya apa. 

Menurutku, meminta pada pasangan itu adalah hal yang bisa dimasukin ke akal. Jangan melarang seorang cewek meminta pada pasangannya kecuali memang dia pengen mlorotin doang. Karena siapa tahu kayak aku gini, meminta karena pengen ngerti dia ini mau berbagi atau enggak.

Karena seperti pengalaman yang sudah-sudah, aku sering nemuin cowok yang pelitnya minta ampun. Sebelum Papa Mama cerai, Mama juga tipikal independent women yang nyaris enggak pernah minta apapun dari Papa. Tapi ya pernah sambat juga kenapa Papa enggak pernah ngasih barang ke Mama, termasuk ketika ulang tahun. Ya ada sih mungkin beberapa, tapi enggak sering dan dihitung dengan jari.

Aku enggak mau yang seperti ini terjadi. Kalau mau minta sesuatu, dari uang, barang, sampai kebutuhan biologis (sorry ini frontal, tapi kalau sudah Suami Istri gini ya ini penting juga T.T), kita bisa loh sampaikan dengan enak. Ketimbang semua jadi gondok doang, dan bikin kita stress? Hayo!

Jadi intinya, meminta sesuatu ke pasangan itu disesuaikan saja dengan kondisi. Kondisi apakah dia memang sedang ada uang. Kondisi apa dia mampu. Kondisi apakah dia okay? Karena pasangan adalah bagian dari hidup kita. Kalau sudah cocok dan klop, niscahya akan saling mengerti satu sama lain. Secara sadar, 'meminta' adalah hal yang enggak apa-apa.

You May Also Like

0 komentar