Kilas Balik Dan Rencana Kita

by - January 02, 2021

Hi fellas! Meski terlambat, tapi... SELAMAT TAHUN BARU YAH! Fiuh, akhirnya kita melewati satu tahun yang beberapa orang ngerasa bahwa tahun 2020 itu kayak skip moment. Apalagi kalau bukan gara-gara Pandemi yang bikin buyar banyak rencana. Alih-alih kok punya hasrat ngeraih goals yang ketinggian, udah bisa bertahan dan waras itu saja sudah bagus, mantap! 

Di tahun lalu, banyak dari kita yang jatuh terseok, tapi, ada juga yang melejit dan menjadikan pandemi untuk sebuah alasan berbinis. Iyes, banyak orang juga bisa memanfaatkan situasi in a good way, or a bad way.  Dari yang bisnis kuliner, bisnis delivery, atau bisnis di awal pandemi yang gila-gilaan kayak masker dan hand sanitizer yang dibandrol dengan harga enggak wajar? Well, menurutku, di saat genting seperti ini, semua orang sudah menunjukkan wajah aslinya sih. Apakah masih mau berbagi, atau mau hidup sendiri? Yang terakhir ini nih. yang bikin hidup rasanya enggak tentrem, enggak ayem, apalagi kalau sudah menangnya sendiri. Bertahan hidup sih boleh, asal jangan sengaja bikin orang lain mati ya kan!

In the name of an experience: jadi, apakah 2021 akan sama saja, sekadar melanjutkan apa yang tertunda, ataukah kita bisa mengubah dengan sekejap semuanya? Kalau boleh meminta, apa rencana kita selanjutnya?


Buat yang belum tahu, aku ceritain dulu yah. Sebetulnya, buatku pandemi ini enggak banyak mengubah habit, dalam artian, aku memang lebih sering di rumah ketimbang keluar rumah. Kerjaku dari dulu freelancer yang bisa di-remote dari mana saja. Suami juga sama kok, jadi ya ketika pertama diinfokan supaya #dirumahaja, kami sudah siap sedia. 

Awal tahun 2020, banyak banget rencana dan sudah aku prediksi bakalan lumayan moncer lah ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Ya gimana enggak, awal tahun saja, sudah ada project dari Kominfo Jateng buat bikin video jalan-jalan. Formatnya vlog-drama gitu, dan sudah 1 episode done syuting tepat sebelum pandemi. Itu enggak main-main loh, kami aja Marisckha Prudence as a travel vlogger biar Jawa Tengah ini makin dilirik. Video sudah jadi, dan eng ing eng... Pandemi pun datang! Jadwal tayang diundur sampai enggak tahu kapan. Ya enggak lucu juga sih, wong kita disuruh di rumah aja, tapi kok malah upload video jalan-jalan. Kesannya kan jadi menyepelekan. Well then, singkatnya tayang juga di channel Youtube-nya Kak Marischka tentu dengan caption yang harus dijelaskan bahwa syutingnya sebelum pandemi. Tapi bersamaan dengan itu, sayangnya, rencana explore Jatengpun gagal/ Gagal atau ditunda, aku enggak ngerti sih. Ini masalah waktu saja.

Belum lagi beberapa program televisi yang sudah diteken kontrak, dan harus setor tiap bulannya yang harus tetap berjalan. Kebayang rasa was-was ketika melepas Kru maupun Host keluar demi harus tetap berjalan. Kita semua sadar, kita tetap butuh makan. Alhasil, produksi syutingnya juga sempet mundur, sebelum akhirnya kami semua nekad dalam satu visi: "wes teko adaptasi! Dilakoni". Tentu semuanya juga berbekal protokol kesehatan yang ketat.

Kabar gembira pun datang lagi sekitar awal maret. Ketika semua berasa ambruk, tiba-tiba wacana bikin studio animasi yang sudah direncanakan dari awal tahun, langsung secepat itu dilaksanakan. Seperti yang kalian tahu, aku langsung tergabung dalam Rans Animation Studio yang berada di Semarang, as a scriptwriter. Ini masih setengah percaya juga sih, antara gimana nih kalau aku kerja bolak-balik Semarang? Apakah tetap bisa aku remote? Protkesnya gimana nih kalau kantoran? Semua yang aku pertanyakan di kepala ini kemudian menjadi pedoman-ku, kalau aku bisa kerja remote. Tapi dengan catatan, aku tetap harus stand by. Artinya, yes! Zoom pun kadang jam 11 malem aku jabanin. Jarak bukan masalah berarti, yang penting komunikasinya aman dan lancar!

Sampai saat ini aku masih bertahan dan semoga langgeng di studion satu ini. Jujur kadang aku ngerasa agak dihargai kalau statusku pegawai tetap. Orang even keluargaku sendiri enggak bisa seenaknya sak det sak nyet nyuruh aku ini itu. Status freelancer masih akan terus blunder kalau lingkungannya enggak sefrekuensi. Aku sudah banyak menuliskannya di blog-ku silahkan di baca-baca ya, sudah ada labelnya sendiri kok :)

Ini belum lagi ngobrolin soal sekolah Alya. Waduh, satu lagi dari mayora ini enggak kalah dizzy-nya.  Mana Alya anaknya lebih seneng kalau ada temen-temennya, lebih semangat, dan bisa sharing pula. Kalau dia sendiri di rumah, bisa dipastikan akan 'menggangu' Bapak Ibunya. Enggak ada jeda dia bisa main sendiri. Rasanya jarang banget lihat Alya bisa asyik main sendiri kecuali pas lagi gambar itupun harus di sebelahku/ Suami persis sis!

Sekolah Alya aman sih. Baca tulis sudah lumayan lancar. Ngaji sudah mau rutin. Hafalan aman. Tinggal diasah kemandiriannya karena pas pandemi ini, Alya makin jadi. Yang tadinya sudah mandiri banget dan bisa full day, sekarang ambyar-ambyaran. Masih sering tidur ditemenin, rentan ngak-ngek, dan makan maunya disuapin. Aduuuh, ngaruh lah pokoknya!

2021 ini mau aku perbaiki semua. Belum berani pakai wacana muluk-muluk, tapi beberapa sudah aku tuliskan di notes-ku, apa yang jadi goals-ku. Jadi memang aku harus berencana besar sih, daripada enggak sama sekali. Karena aku ngerasa justru sebelum tahun 2020 itu malah lagi kondisi jatuh-jatuhnya. Lempeng banget enggak berani bercita-cita. Ya seperti kata Suamiku, tiap orang punya momentumnya. 2020 lalu aku masih bisa bertahan walaupun ada yang belum kesampaian, tapi kan enggak apa-apa wong juga banyak teman hehe.

2021 aku maunya lebih ekstra. Lebih peka. Lebih melek situasi biar kita bisa lebih cepet nyari solusi. Aku masih terus berusaha, gimanapun caranya supaya penghasilan enggak habis di makan dan kehidupan sehari-hari doang. Aku sudah mau merencanakan investasi. Sounds terlambat? Biar. Ingat momentum. Kalau aku sudah tahu ritme hidupku. Hidupku enggak bisa langsung mak breg semua dilakukan, tapi pelan-pelan, satu-satu. Bisanya begini, ya jangan maksa begitu. Nanti jatuhnya serakah dan menghalalkan berbagai cara. Yang penting apa yang aku lalukan, enggak merugikan. Aku begini dulu saja enggak apa-apa. Goals itu dari yang bisa kita raih dulu, sebelum kita akhirnya naik menjadi yang tertinggi.

2021 aku makin paham. Bahwa setiap orang punya cara terbaiknya, punya pilihan atas jalan hidupnya. Aku sadar, tolok ukur kekayaan bukan cuma materi, tapi kesehatan, kehangatan keluarga, atau mungkin rumah seadanya tapi investasi tanah dimana-mana. 

2021 pertengahan nanti Alya sudah SD. Artinya, biaya yang dikeluarkan akan makin banyak. Akan makin banyak kebutuhan dan pengeluaran. Aku ngerti kalau aku lebih suka dengan kesederhanaan yang berkecukupan. Jadi, seputar penghasilan masih akan terus jadi konsenku sampai kami benar-benar bebas finasial dan punya passive income. Ini sudah termasuk muluk-muluk, tapi biar deh. Sudah cukup bagiku untuk terpuruk. Sudah cukup bagiku buat enggak dianggap. Aku nikmati semua prosesnya, tapi aku juga harus fokus ngejar hasilnya ya untuk siapa? Ya untuk kami juga. 

2021... dan bagaimana denganmu?

You May Also Like

0 komentar