MAUNYA NENEN, ENGGAK MAU MAKAN?

by - November 18, 2019

Boleh sukses menyusui hingga umur 2 tahun, bukan berarti bikin ilmuku khatam soal ASI. Aku pernah cerita kan, kalau Alya ini gendats dan BB-nya selalu di atas rata-rata, padahal selama 6 bulan minumnya ASI doang? Giliran 6 bulan ditambah MPASI, bocahnya lebih sering nolak, dan GTM pun hampir tiap hari. Alya mulai doyan makan habis disapih, dan mau makan apa saja setelah berselang setahun.


Sekarang, Alya sudah 4 tahun 8 bulan, alhamdulillah makan apa saja mau. Jarang nolak, dari sayur sampai cumi. Dari singkong, sampai fettuccine. Aku menemukan sebuah fakta, kenapa dulu Alya sering GTM ketimbang mau makan. (Hallo yosa...kamu kemana saja?)


Kemarin habis baca-baca lagi soal parenting. Sebenernya, aku baca lebih supaya tahu saja, apa sih yang kurang dan perlu dikejar di fase pertumbuhan Alya. Kalau ada yang dia enggak bisa, disitulah aku segera memberikan stimulasi biar perkembangannya sesuai standart. Nah, pada saat aku baca-baca itulah, aku nemu artikel soal "Over Feeding". Jeng jeeeng!! Ternyata hal ini ke-skip pada saat aku momong Alya pas bayi. Iyas, tanda-tandanya pun sama. Alya gendut, tapi enggak mau makan. Alya bisanya makan bubur sampai umur setahunan. Sampai Alya sering gumoh.

Baiklah.. Aku akui. Mungkin dulu pas Alya bayi, aku lebih intens ngasuh anak dan ngerjain pekerjaan rumah tangga kali ya. Enggak punya banyak waktu buat browsing artikel parenting, yang penting Alya terpenuhi ASI-nya saja, aku sudah ngerasa paling jumawa. (Jangan dicontoh ya)

Oke, aku jelasin dulu apa arti over feeding.

Over feeding yaitu kondisi di mana bayi kelebihan makan atau minum susu, karena sistem pencernaan bayi belum mampu menyerap terlalu banyak nutrisi untuk pertumbuhan dan kebutuhan energinya. 

Di sini, Alya berarti over feeding susu ya buibu. Jadi dia ini nenen terus every time every where, karena dalam mindset-ku saat itu adalah berikan ASI selagi anak mau. Parahnya, aku meyakini bahwa pemberian anak itu bisa nakar kebutuhan ASI-nya. Padahal kan belum tentu.

Pada saat Alya bayi, iya, jelas, ASI keluar on demand. Beberapa orang yang bilang kalau ASInya dikit habis melahirkan ya memang seperti itu adanya. ASI akan keluar sejalan dengan permintaan dan seberapa banyak dikeluarkan. Aku bisa sembuh dari mastitis ya dari siapa lagi kalau bukan dari anak sendiri?


Makanya, kalau aku mikir Alya ini seneng nyusu dan aku biarin semaunya dia, bukan karena asal-asalan semata. Semua berdasarkan pengalaman. Apalagi, setelah Alya umur 1 tahun, produksi ASI-ku berkurang.

Nah, salah kaprah terjadi di sini. Di sisi lain, bayi umur 6 bulan kan memang sudah siap 'makan'. Jadi, pelan-pelan, fungsi ASI akan sebagai pelengkap doang. Masalahnya, Alya ini tetap menganggap ASI sebagai asupan pokoknya bahkan sampai umur 2 tahun. 2 tahun loh bayangkan! Jaraaang banget aku bisa nyuapin Alya sampai habis bis.

Padahal FYI, segala cara sudah aku lakukan. Mau yang metode BLW, tuh pepaya dicecer dan disesepin doang. Mau metode Food Combaining? Aku sampai capek mikirin menu yang endingnya dilepeh buat mainan. Mau di-tim? Diblender? Disaring? Cuma sampai pipi alias diemut doang, kalau diturutin bisa makan lebih dari sejam. Tapi kan durasi makan juga harus dibatasi, maksimal 30 menit mau enggak mau kudu selesai, entah makanannya habis atau enggak.

Setelah tragedi enggak mau makan, ya sudah, dia bakalan minta nenen dan aku turutin terus dengan alasan, kasihan anaknya enggak banyak asupan. Alya beneran bisa makan nasi, the real nasi sewaktu umur 14 bulan itu pun pakai dibejek duluan. Lambat laun sampai umur 2 tahun ya gitu, makan cuma sebagai selingan, yang penting nenen.

Sebagai gambaran, tiap bangun tidur Alya nenen. Habis itu mandi, dan aku suapin makan. Makan tuh ya itu tadi, angot-angotan. Kelar 30 menit, nenen lagi. Nanti sekitar jam 10, nenen lagi, sebelum waktunya makan snack. Snack lumayan mau sih, kayak yummy bites, atau kue-kue gitu, tapi ya dikit doang. Setelah itu, nenen lagi. Jam 12 waktunya makan? Dia ngantuk, nenen lagi. Bangun nenen lagi. Aku suapin makan, makannya dikit. Jam 3 snack time, banyakan enggak mau. Sore hari nih, waktunya makan, maunya dikit. Habis itu lanjut nenen, malam sebelum tidur nenen. Ngilir nenen. Pokoknya gitu terus polanya. Bahwa nenen adalah favoritnya dan enggak bisa dikalahkan dengan apa-apa. 

Sehari sudah enggak kehitung lagi berapa kali nenen. Masalahnya, asupan ASI sudah enggak memadai waktu umur 6 bulan lebih. Aku ketar-ketir banget soal pertumbuhan Alya. Ya memang sih, ASI-ku masih ngalir saja, tapi kan mana kenyang minum doang? Bahkan ASI kan kadar gulanya lebih sedikit ketimbang formula. Minum ASI doang enggak akan kenyang dong.

So, sekarang aku mikir lagi nih, kenapa Alya bisa begitu. Aku menemukan sebuah pola buat over feeding ini, berbekal pengalaman Alya.

SUSU - ENGGAK MAU MAKAN - SUSU LAGI - KEMBUNG - GUMOH - ANAK MAUNYA MAKANAN LEMBEK

Beberapa penelitian menyebutkan kalau over feeding lebih sering dijumpai pada anak yang pakai dot. Tapi ya enggak menutup kemungkinan, bayi menyusu Ibunya pun termasuk juga. Yang jelas, over feeding itu akibatnya perut bisa kembung, begah, sehingga anak ya memang jadi enggak doyan makan. 

Kalau enggak doyan makan lantas apa akibatnya? Anak akan gampang rewel, dan waktu tidurnya keganggu. Sekali lagi, ini berdasarkan pengalaman aku loh ya. Karena Alya sering banget begini. Rewelan minta ampun! Tidur pun susah! Aku baru kerasa pas sudah gedhe ini, dia kok ya bisa makan apa-apa dan waktu tidur bisa disiplin dengan sendirinya.


Yang jadi catatan, Alya ini sering gumoh. Dulu pas kecil sering juga kolik, lalu muntah buanyak banget. Enggak sekali dua kali. Ini artinya, aku sebagai orang tua, enggak ngerti apa yang dimau-in Alya. Aku tahunya, ketika Alya nangis, dia minta nenen. Nah, ini juga termasuk kesalahan utama nih. Nangis dikit sodorin nenen, mana Alya enggak pernah nolak lagi. Beneran dia yang mabok ASI gitu loh anaknya. Kasihan kalau inget-inget. 

Terus, giliran dia harus makan, dia jadi lebih sering nolak. Makanya, pemberian susu, apapun itu, mau ASI mau formula, tetap harus diatur. Jangan sampai deket sama jadwal makan karena akan sangat mengganggu.

Berat badan Alya setelah 6 bulan, susut banget. Tapi masih kelihatan lah gempalnya. Yang tadinya selalu ada di kurva batas obesitas, kini sudah enggak lagi. Oh iya lupa, aku dulu juga meyakini bahwa bayi ASI enggak mungkin bisa obesitas, karena kadar gula dalam ASI enggak sebanyak formula. Jadi ya, kutambah santay..

Alya bisa gendut lagi ipel-ipel umur 2 tahun lebih. Aku pernah ceritain kan, kenapa dia habis disapih, hari itu juga dia bisa telap-telep makan? Beneran jadi doyan makan dan enak banget disuapinnya. Mmm memang nih ya, telat banget aku mikir. (Tears)

Jadi buibu, kira-kira kalau anaknya lagi enggak mau makan, siapa tahu bukan karena makanannya yang enggak enak, atau kurang variasi. Tapi timing kita dalam memberikan asupan. Tulisan ini bukan cuma buat sharing sih, tapi juga buat jaga-jaga siapa tahu lupa, kalau besok punya anak lagi, terus pakai sistem pemberian ASI semau bayi. Hahaha, see ya di blogpost selanjutnya.

You May Also Like

1 komentar

  1. Salam kenal mba Yosa. Aku seperti membaca cerita hidupku di blog orang lain. Hehee. Terima kasih mba sharingnya.

    ReplyDelete