PERPISAHAN KELOMPOK BERMAIN

by - June 22, 2019

Setelah 2 tahun ((MENGENYAM)) pendidikan di Kelompok Bermain, akhirnya Alya lulus juga. Wow, kayak sudah kuliah saja ya, pakai kelulusan segala. Haha, enggak apa-apa lah ya, yang penting sebagai orang tuanya, saya bangga dan ketawa sepanjang acara.



Tadi pagi, ketika menginjakkan kaki di Sekolah Alya, mendadak pikiranku rewind ke 2 tahun sebelumnya. Umur Alya waktu itu 2 tahun lebih 4 bulan. Awalnya dia antusias banget mau masuk sekolah, sampai sepanjang jalan nyanyi-nyanyi girang. Aku seneng dong, dikiranya Alya akan semangat sekali masuk ke sekolah dan aku nungguin di depan sambil senyum-senyum terharu. Tapi mood itu berubah 180 derajat pas dia disuruh baris berbaris masuk kelas. Yang tadinya gembira berubah, jadi rewel. Yang tadinya antusias mau sekolah, berubah jadi "maaa. mau pulang ajaaa".

Alya 2 tahun 4 bulan. Dulu, pro kontra sih, nyekolahin Alya ini. Ada yang bilang bagus supaya disipilin dan bersosialisasi. Ada juga yang bilang kalau ngapain di sekolahin, kasihan masih kecil.

All i know, sebagai orang tua, tentu-harus-selalu belajar untuk memahami karakter anak. Termasuk ketertarikannya, kecerdasan dominannya, sampai kekurangannya. Alya tuh moody abis. Selain itu, dulu dia gampang ngak ngek ketemu orang baru. Disuruh kenalan pasti emoh. Masih mending kalau malu, lha ini dia bisa nolak dan nangis kejer lho. Entah kenapa juga enggak tahu. Kalau sama orang lain mah, bisa kami kasih pengertian ke orang tersebut. Tapi kalau di keluarga? Apa enggak bikin prahara.

Udah gitu pasti orang tuanya dicerca "anaknya kok enggak diajarin sosialisasi?" Well, susah juga kan jadi orang tua. Begini salah, begitu juga enggak bener. Bohong sih kalau aku bilang enggak mikirin omongan orang. Dalam hati aku sakit juga.

Alhamdulillah, ternyata sekolah adalah pilihan tepat buat Alya. Terbukti, sikap Alya lumayan berubah berkat sekolah. Di sana, ketika umur 3 tahun, sudah mulai ditinggal sendiri. Literally sendiri, dan aku cukup antar jemput doang. Selebihnya, pasrah ke guru. Nangis juga biarin, toh dia belajar mengendalikan emosinya. Tapi beruntung sih, ketika ditinggal, Alya justru enggak rewel sama sekali. Nah loh! Aneh kan, giliran ada emaknya, kadang tiba-tiba keluar dan minta dibukain susu/snack. 


Sekarang Alya sudah berumur 4 tahun 3 bulan. Cukup puas buat ngerasain bangku Kelompok Bermain. Ya walaupun ada masa-masa di mana dia mogok sekolah, males karena bosen, atau izin sakit karena kumat sakit asmanya. Tapi beneran deh, umur 3 tahun sudah jauh berbeda dari sebelumnya. Kini makin gedhe Alya tumbuh jadi anak yang komunikatif, cukup-easy-going, dan yang pasti enggak begitu pemalu. Sedangkan untuk pelajaran, dia cukup bisa mengikuti, dan hampir enggak pernah ketinggalan dari teman-temannya alias NORMAL. Hal ini dibuktikan dengan nilai rapor dari gurunya. Certainly, we are proud of it's achievements.


Di antara teman-teman sekelasnya, sebetulnya usia Alya cenderung lebih muda. Ada sih yang lebih muda lagi, tapi cuma 2 anak doang. Yang lain usianya hampir 5 tahun semua. Tapi seneng loh, dia sudah bisa membaur dan ngobrol gitu sama temen-temennya, cerita, dan saling becanda. Bahkan beberapa sampai sering main bareng ke rumah dan jadi temen di luar sekolah.

Kata Wali Muridnya, Alya anaknya enggak ngegap. Ada kan yang cocok sama satu dua anak doang? Nah, Alya enggak. Hampir sama semua anak dia bisa klop. Mungkin karena dia suka becanda kali ya. Sama kan kayak emak bapaknya hahaha.

Mmm... Apa lagi ya, oh iya, kekurangannya masih sama dengan yang sebelumnya. Alya masih dikendalikan sama mood. Kalau lagi oke, dia bakal gampang belajar macem-macem. Lain kalau lagi bad mood, waduh, semua jadi kena imbasnya. 

Sekarang saatnya Alya melanjutkan ke jenjang Taman Kanak-kanak. Aku pindah ke sekolah yang lebih deket sih, supaya lebih gampang menjangkau dan nganterinnya. Rencana mau full day, karena selain memudahkanku bekerja, juga anaknya memang sesuka itu sekolah.

Fiuh, rasanya terharu juga ya. Antara senang, bangga, dan pengen ketawa karena tingkah lucunya. Alya sepanjang acara tuh kayak yang enggak tahu apa-apa, tiba-tiba disuruh maju, terus dikalungin medali. Wajahnya manner sih, tapi dalam hatinya bungah, pasti. Dia tuh nyembunyiin rasa senangnya karena di panggung kan dilihatin banyak orang hahaha.

Ah, apapun lah, yang penting kami bertiga pulang dengan rasa yang membuncah. Dan tentu saja, medali itu dipakai sepanjang hari, lalu dipajang di kamarnya, dengan rasa bangga. 

"Selamat jadi anak TK Al. Ayo lebih semangat lagi"

You May Also Like

1 komentar

  1. Hmmm anak saya baru 2th lagi masuk TK sekrang baru usia 3th

    ReplyDelete