3 HAL YANG HARUS DIPIKIRKAN SEBELUM SELFIE
Geliat tren foto selfie makin
hari makin jadi. Dengan kamera ponsel yang tinggal jepret dan aplikasi
pendukung yang kadang lebih banyak lebaynya, sama-sama menawarkan hasil foto
bak selebrita. Didukung pula dengan sosial media, tinggal upload, kolom komen
dan tombol like jadi sasaran utama.
Sebelum selfie, ada baiknya
memikirkan 3 hal ini:
1. Faedah Selfie
Ini salah satu selfie keren yang pernah saya lihat:
Jonathan Keller melakukan selfie selama 16 tahun. Dia menyebut ini sekadar dokumentasi agar tahu perubahan wajahnya dari hari ke hari.
Jonathan Keller melakukan selfie selama 16 tahun. Dia menyebut ini sekadar dokumentasi agar tahu perubahan wajahnya dari hari ke hari.
Image source: thecreator |
Rasa ingin selfie pasti
dipelopori oleh para wanita atau pria berwajah kece yang memenuhi diri di akun mereka.
Merasa ingin cantik juga, dengan bantuan sulap aplikasi edit foto gratis, wajah
jadi serba sempurna. Alis bisa ditebelin, mata bisa dibelo’in, lengan bisa
dikecilin, apa lagi? Btw, nanti tolong kasih tau, kalo ada aplikasi biar gigi
rata bagai marshanda, saya mau juga ah!
Kecuali kalo njenengan Ariel
Tatum, foto duck face adalah harom! LOL.
Gini lho, Public Figure punya alasan kuat buat selfie, lha kalo saya yang solfa selfi? Instagram saya penuh foto kepala miring kanan miring kiri? Bisa-bisa temen saya males lalu unfollow lalu ngga mau nyapa lalu utangnya ngga dibayar. EH. Kalo foto setengah badan saya memenuhi timeline mereka tiap hari? Duh men, apa ngga kasihan? Mereka pasti mules yekaaan...
Lets say: Duck face is so last year!
Gini lho, Public Figure punya alasan kuat buat selfie, lha kalo saya yang solfa selfi? Instagram saya penuh foto kepala miring kanan miring kiri? Bisa-bisa temen saya males lalu unfollow lalu ngga mau nyapa lalu utangnya ngga dibayar. EH. Kalo foto setengah badan saya memenuhi timeline mereka tiap hari? Duh men, apa ngga kasihan? Mereka pasti mules yekaaan...
Lets say: Duck face is so last year!
Blogger maupun vlogger pun pasti
menggunakan selfie dengan bijak, misalnya selfie hasil belajar make up atau
selfie hasil review produk. Saya yakin mereka akan seperlunya selfie, mereka
juga udah terkenal kali booowk. Mereka pasti menggunakan selfie dengan bijak dan perlu berhati hati jika memasangnya di dunia maya.
Jadi sebelum
selfie, lebih baik kita bertanya pada diri sendiri: “Apa manfaatnya selfie?”
2. Ada yang tersembunyi dibalik foto
diri
Ketika saya pernah selfie, Mas
Suami bilang gini: “Yang kamu ngga usah selfiepun udah cantik”
Dalem ya gombalannya? Trus apa
hubungannya? Jadi sist, selfie itu bikin kita menyembunyikan sesuatu yang kita
anggap itu kekurangan. Misalnya, bibir kita ditipis-tipisin biar kelihatan
manis, dagu kita dipanjang-panjangin biar kayak Catchy Sharon, mata kita
dibulet-buletin biar laris kayak bakso. Mungkin maksudnya orang betah lama-lama
lihat foto kita. Ya kali ya?
Saya pernah sih, menawari casting beberapa orang lewat menjelajahi
situs jejaring sosial. Beberapa selfie merekalah yang sering bikin saya
tertipu. Ya kali sampai ada segitunya orang yang menghapus tahi lalatnya
difoto. Ketika dia datang dan memperkenalkan diri, tiba-tiba kami freeze beberapa detik, shock dan ngga nyangka dengan
perbedaannya. Dikira kalo lolos casting dapet peran, trus tahi lalatnya bisa
ditutup sama dempul, atau diplester kayak film Warkop DKI, atau diblur
kotak-kotak kayak sensor? DUH DAGELAN.
Please kalo mau self branding, tanamkan dibenak kamu:
“I dont like selfie, i have self
photographer”
3. Krisis Percaya diri
Dengan kepalsuan dari selfie yang
sudah saya jabarkan sedikit di atas, kira-kira masih ngga berpikir selfie
adalah pamer? Saya rasa tidak! Selfie justru merupakan sebuah krisis percaya
diri. Melihat foto yang ‘nampak ayu’ merupakan hasil dari membohongi diri
sendiri. Duh gile ini bahasanya. Etapi serius donk, saya juga pernah begitu.
Senyum senyum sendiri ngelihat hasil foto yang mulus lus tanpa jerawat.
Sampe ada temen saya bilang gini:
“Yos, kamu fotogenik ya...”
Ada lagi yang blak blak-an
ngomong: “Kamu kalo difoto cantik ya?”
Kan kampret! Dari hari itu juga
saya merasa bersalah pada muka saya sendiri. Rasanya sedih, dengan kemampuan
memegang kamera henpon dan tau posisi terbaik saya sendiri, saya pun
menyimpulkan, selfie adalah pas foto
yang tidak formal.
Ukurannya close up variatif. Anglenya
bisa dari mana aja, yang paling populer tentu high angle. Kalo perlu se high-high nya deh, biar mukanya kelihatan
kempot dengan belahan dada mengintip.
Apapun backgroundnya, pose tetep
sama, entah itu salam dua jari, salam metal, sampai tangan memegang dagu, HMMM
SUDAH KUDUGA
Terakhir dari saya, sudah
sudah... jangan terlalu banyak selfie, milikilah foto yang keren dan bikin
orang lain iri. Narsis diri harus dibekali ilmu supaya ngga bikin orang lain
males. Kalo mau foto-foto diri keren, suruh orang lain motret-in. Bikin orang
lain seneng sama konsep foto kamu. Siapa tau lho, kamu dilirik jadi model, atau
mau jadi pengarah gaya? Siapa tau juga didaulat jadi fashion stylist?
When it comes to International Space Station astronaut Aki Hoshide’s perfectly reflected Earth-space selfie, Buzzfeed reporter Andrew Kaczynski said it best when he tweeted, “There are selfies, and then, well there are selfies.” We definitely think this falls into the latter category. |
Jadi kalo kita mau selfie pastikan diri kita dalam keadaan siap dicaci. Jangan berlebihan menipu diri.
0 komentar