SIMPLE WISHES

by - December 13, 2018

Ngomongin soal keinginan, manusia kapan sih puasnya. Pasti ada saja keinginan buat terus mencapai sesuatu, misal yang A sudah tercapai, nanti ganti ke yang B, selanjutnya ke C. Ya wajar sih, selama enggak merugikan orang lain kenapa enggak.

Kayak aku gini nih, kalau dipikir-pikir keinginan tuh buanyak banget yang belum tercapai. Mana sekarang sudah punya anak pula, jadi mau enggak mau agak sedikit tertunda. Kayak blogpost-ku sebelumnya: If Only.

Yang jadi masalah sekarang, bisa enggak kita mencapainya dengan keadaan yang ada? Apakah keinginan itu sesuai dengan hati kita, atau cuma sekadar gengsi-gengsian semata. Apakah keinginan itu tulus kita nanti-nanti? Karena monmaap nih, kebanyakan dari kita cenderung memenuhi hasrat pribadi akibat iri melihat apa yang orang lain peroleh.

Contoh yang paling sederhana: kemarin ada anak tetangga yang habis dibeliin telpon-telponan. Lucu gitu bentuknya, ada stickernya princess, terus dibawa ke rumah buat mainan bareng. Alya sebenernya punya kok mainan handphone, lebih tepatnya handphone bekas yang enggak kepake. Nah karena melihat temennya kok mainannya lebih keren, lebih princess, may be juga baru, jadilah Alya kepengen juga.

Buat yang mungkin belum kenal, aku tuh selalu nerapin delay gratification ke Alya. Enggak selalu loh apa yang kita pengen itu langsung terwujud, bahkan ada kalanya kita harus legowo kalau apa yang kita harapkan enggak kunjung tercapai. Simple kok, aku mau ngajarin sama yang namanya proses, dan hasil adalah pencapaian yang bisa kita pelajari untuk menuju ke proses selanjutnya. 

Alya aku jelasin gini, "Memangnya Alya butuh handphone-handphone-nan? Yang sudah ada kan bisa dipakai. Nanti kalau temenmu beli mainan lain terus, apa Alya mau ikut-ikutan juga?"

Tahu Alya jawab apa? "Oh iya ma, Alya lupa"

Ya begitulah, aku selalu ngingetin kalau dia sudah ngotot minta sesuatu. Sikap yang aku tanamkan ke Alya ini enggak main-main loh efeknya. Aku enggak mau dengan gampangnya menuruti keinginan Alya. Kadang kalau memang dia butuh, harus pakai nabung dulu. Kalau minta sesuatu terus kami enggak bisa nurutin dan bikin dia nangis, ya nangis saja enggak apa-apa. Aku jauh lebih pengen bikin jadi anak yang penyabar dan bisa mengerti situasi. Iya kalau aku bisa nurutin terus, lah kalau sudah enggak? Keinginan itu bukan cuma sebuah barang loh, tapi juga hasrat seperti kekuasaan, dan lain-lain.

Sering denger kan, tetangga habis beli motor gedhe, terus yang lain panasan, sampai apa-apa dijual demi nyaingin beli yang lebih bagus. Pernah kejadian kan, anak ABG minta motor karena enggak diturutin lantas bakar rumah. Yang begini-begini ini yang harus dihindari.

Alya, aku, dan Suami sekarang makin kompak kalau menginginkan sesuatu, dipilah pilih dulu mana yang urgent, mana yang masuk akal, dan mana yang bisa lebih dulu diperoleh. Ribet ya, biar deh, toh pengalaman kami ngajarin biar kalau pengen itu enggak usah yang muluk-muluk. Yang penting, apa yang kita inginkan itu ya kebutuhan kita. Enggak kurang enggak lebih alias cukup.


Balik ke topik ya. Maksud aku di sini adalah, keinginan itu enggak perlu yang mewah, yang tinggi, ataupun yang susah dicari. Kemarin habis bikin postingan: BE READY FOR 2019, saja aku sudah ngerasa ngos-ngos-an kok. Kira-kira bisa tercapai enggak ya, kira-kira bisa terlaksana dalam jangka setahun enggak ya. 

Maka kali ini, aku bakal jabarin keinginan sederhana yang kadang justru dilupain begitu saja. Apa saja sih, berikut diantaranya:

1. Merawat Gigi

Umur sudah mulai menua, otomatis energi dan tubuh enggak seperti waktu masih muda. Masalah gigi salah satunya. Enggak tahu ya, habis menyusui itu gigiku ada yang tiba-tiba keropos. Kata Dokter sih, kemungkinan karena pengurangan kalsium yang kita beri untuk bayi kita. Nah, gigiku yang keropos memang sudah enggak sakit, cuma kalau enggak kunjung ditangani, bisa menjalar ke gigi sebelah-sebelahnya. Yang geraham paling belakang efeknya jadi sakit semua. Dan kamu tahu dong sakit gigi tuh sakitnya kayak apa.

Aku enggak mau berlarut-larut. Hanya saja, masih milih Dokter yang tepat. Beberapa kali periksa, malah cuma dikasih obat lalu sudah dibiarin gitu saja, padahal maksudku, aku tuh pengen perawatan. Iya tahu butuh waktu dan butuh uang lebih, jadi besok kudu cari Dokter yang klop dan mungkin pribadi sekalian. Sakit tauk nyeri tiap malam.

2. Asupan Otak Yang Lebih Banyak

Kemarin pas bilang pengen bikin film indie, aku nyadar betul gimana cara otakku bekerja selama ini. Jadi kan aku nulis tuh pasti karena ada pesenan, alias aku komersil banget. Nah, di sisi lain, passion ku adalah bikin karya yang dari aku sendiri nih idenya. Sekarang tinggal gimana caranya aku bisa menghidupi passionku tersebut. Uang sudah aku sisihkan, Alya sudah lumayan bisa diajak kerja sama, tinggal gimana caranya aku kudu menelurkan ide-ide liar.

Idenya dari mana? Ya dari asupan otak semacam baca buku, banyakin nonton film, sampai brainstorming sama temen-temen di luar sana. Apa enggak kasihan sama otak kalau cuma dipakai terbatas saja. Ini aku ngomong gini enggak nyindir siapapun loh, aku murni ingin lebih banyak belajar sampai kapanpun.

3. Bisa Bikin Roti

Another simple wishes: bikin roti. Terakhir sih bisa bikin donat kentang, brownies, dan itu bukan yang instan loh. Aku bikin pakai ramuan sendiri. Suami sama Alya seneng juga ikutan bikin roti gini. Katanya lebih enak dan bisa request. Cuma sayangnya kan sekarang waktunya agak terbatas karena habis buat momong, buat masak, buat kerja.

Jadi besok begitu ada waktu luang pengen deh rasanya belajar bikin roti sendiri. Dan oh iya, beli oven. Yang kecil saja enggak apa-apa, biar lebih semangat masaknya. Toh nanti juga bisa aku pakai buat masak-masak lainnya kayak ayam oven, pizza, kue, dan lain-lain.

via GIPHY

4. Bisa Nyetir Mobil


Minggu kemarin pas kami wara-wiri keluar kota, Suamiku sempet sambat, "Aduh capek yang". Dan sampai rest areapun dia tampak lusuh gitu, padahal sejaman lagi sudah sampai rumah. Di sini nih yang bikin aku, "Besok aku belajar nyetir ya yang, biar kita gantian".

Dan beneran, kayaknya memang harus sih, mengingat sekarang kalau keluar kota kok nunggu disetirin Suami dulu. FYI, dulu masih sanggup naek motor dari Yogya ke Semarang, sekarang mah boro-boro. Ogah aku kecapekan, mana sampai rumah masih mikirin beres-beres dan momong pula.

So yeah, keinginan bisa nyetir mobil tetap harus terlaksana!

via GIPHY

5. Beli Kamera Yang Mumpuni

Punya koleksi kamera lawas, bukan berarti aku sudah punya kamera digital yang oke. Ada sih kamera nikon lama yang masih bisa dipakai, tapi beberapa tools sudah rusak, viewfinder sudah amburadul, dan baterai sudah sekarat. Mau enggak mau ini mah beli lagi. Ngumpulin uang terus pokoknya sampai dapet. Enggak perlu muluk-muluk kok, asal bisa dipakai buat menyalurkan hobby dan mendukung kerjaan. Karena gimana ya, kalau sewa kan juga jatuhnya lebih mahal. Kami sesering itu motret.

***

5 wishes tadi beneran aku inginkan sesuai dengan yang aku butuhkan. Rasanya sekarang kalau cuma menginginkan sesuatu kok harus dipikir barengan ya. Masuk enggak sama pendapatan, lebih penting mana, urgent enggak, sampai sedetail-detailnya. Pokoknya enggak cuma mikirin ego sendiri dan harus dibagi, ya enggak sih? Bukan mengubur cita-cita lama, cuma lebih realistis lah ke depannya. Ketimbang mikir cita-cita yang belum kesampaian, ya mending diturunkan ekspektasinya baru kemudian naik perlahan.

Nah, sekarang giliran kalian dong cerita, kalian punya wishlist apa yang belum tercapai? Share di kolom komentar ya :)

#BloggerPerempuan
#BPN30dayChallenge2018
#day 24

You May Also Like

0 komentar