IED BEST MOMENT

by - May 10, 2021

Sebagai generasi 90-an yang tumbuh di circle perbedaan itu bukan masalah besar, sejak dulu aku memaknai idul fitri dengan hari kemenangan, yang identik dengan perayaan semua orang. Enggak cuma muslim, tapi temen-temen non muslim pun sering loh ikutan silaturahmi dari rumah ke rumah. Bahkan beberapa di antara mereka, sering menyuguhkan kue di rumah mereka, supaya tamunya pada datang. Kebiasaan ini bikin hati aman dan tentrem. Nyaris enggak ada tuh yang namanya batasan dan ngerasa paling bener.

Dewasa ini kebetulan aku selalu bertemu di lingkungan yang sama tolerannya. Temen-temen berasal dari mana-mana, sedangkan tetangga juga sama baiknya. Mereka aku anggap saudara saking deketnya. Malah kadang terasa lebih deket karena mereka selalu ada dan support kami apa adanya.


Mungkin beberapa kalian yang sedang membaca blog post ini bakal bingung, memangnya aku jauh dengan keluarga? Jawabannya ya dan tidak. Keluarga paling deket saat ini ya kami bertiga gini. Posisiku sekarang ada di Magelang, di mana nyaris semua keluargaku tinggal. Baik itu dari keluarga Mama, atau keluarga Papa. Sedangkan keluarga Suami banyakan di luar kota, seperti kota-kota besar, dan orang tuanya berada jauh di Kalimantan. Tapi anehnya, meski jarak ku dengan mertua lumayan jauh, nyatanya mereka lebih deket ketimbang kami dengan keluarga di Magelang. Kami tiap hari berusaha kasih kabar. Kalau ada apa-apa diomongkan, supaya jarak bukan lagi penghalang. Agak aneh sih, yang dekat malah jauh, yang jauh malah dekat.

Moment-moment kekeluargaan biasanya didekatkan lewat lebaran. Kadang bergiliran tempat agar bisa silaturahmi keluarga besar. Karena keluarga Mama banyakan di Magelang, jadi kumpulnya ya cuma di rumah Eyang. Sedangkan keluarga Papa, karena Eyang sudah enggak ada, jadi moment lebaran bergantian dari satu keluarga ke keluarga lain per tahunnya. Bagiku semua ada sisi kedekatannya kok, masing-masing punya caranya, meski kini mereka sudah berpisah. Kadang aku harus ke rumah papa dulu, atau ke rumah mama secara bergantian, supaya mereka ngerasa adil tanpa harus dipaksa. Ya kalau ngomongin soal legowo, aku pribadi harus melewati waktu berbulan-bulan dulu baru bisa menerima keadaan. Susah sebenernya, tapi ya mau gimana.

Kini aku mengubah sudut pandanganku ketika merayakan moment idul fitri. Alih-alih mau mikirin yang bikin kepikiran, aku justru maunya konsen dengan perkembangan keluarga kecilku yang makin kompak luar dalam. Aku senang karena tiap tahun punya goals yang bisa aku capai, dan semuanya kadang ada di moment lebaran. Kan kalau biasanya kita punya resolusi tiap tahunnya tuh, nah, enggak tahu kenapa, kok seringnya nyaris terpenuhi di akhir ramadan. Contohnya sepelenya, aku pengen beli motor buat mobilitasku pribadi. Motornya yang matic supaya lebih gampang buat boncengin Alya. Tapi, aku takut kredit dan pengennya milih motor second aja enggak apa-apa, wong cuma buat kota-kota. Berbulan-bulan rasanya aku susah nabung. Ada sih uang terkumpul, tapi kok enggak sampai-sampai yah mau beli motor second. Sempet kepikiran kredit aja wes lah, daripada enggak ada sama sekali. Toh kalau cuma 700 ribuan, aku sanggup.

Berkah kemudian datang ketika ramadan. Aku dapat tambahan penghasilan karena tiba-tiba dapat job nulis film pendek bertema ramadan, dengan jumlah total 15 episode! Awal ditawarin film pendek ini, jujur kepala sempet kemut-kemut. Bisa enggak ya aku bikin cerita dalam waktu yang cepat. Direvisi banyak enggak ya? Langsung di-acc enggak ya? A lot of thoughts filled my head, but it only lost with one strong determination: POKOKNYA AKU MAU BELI MOTOR TITIK

Singkatnya, meski kadang emosi karena bikin naskah tuh enggak segampang yang dikira orang, akhirnya aku dapat juga cuan buat beli motor, tepat waktu takbir terdengar! What a life :) Tuhan memang Maha Mendengar dan Maha Tahu cara yang terbaik untuk umatNya yang berusaha.

Cerita lain deh, aku tuh tiap tahun selalu punya step by step pencapaian terlebih soal karir. Ya gimana ya, Alya tahun ini sudah SD, otomatis penghasilan juga kudu bertambah. Dulu waktu masih jadi freelancer terbesit juga pengen kantoran biar ada pemasukan tetap, cuma permasalahannya, umurku tuh udah kepala 3, kebanyakan perusahaan lebih percaya dan sreg dengan fresh graduated atau yang umurnya lebih muda. Pernah kok beberapa kali apply job di perusahaan besar, tapi endingnya antara 2, terbatas sama umur, atau dicuekin karena enggak tahu mau diletakkan di bagian apa. Kerja di perfilman itu kadang emang pakai kenal-kenalan. Sedangkan orang lebih mengenalku sebagai seorang Line Producer daripada Scriptwriter.

Berbekal pengalaman tersebut, aku mulai memahami bahwa link itu segalanya. Gimana supaya kita bisa dapat link, ya harus bersikap baik dan tunjukin bahwa umur bukan masalah utama. Aku enggak malu untuk belajar lagi, mau mendengar, tak patah arang supaya karyaku dilihat orang. Dari situ kemudian aku dapat link perlahan, beberapa orang memercayaiku sebagai penulis naskah, hingga akhirnya aku bisa fokus ke animasi dan bergabung dengan team yang hebat-hebat. FYI, baru setahun yang lalu kok, studio animasi ini berkembang pesat terutama saat ramadan. Dan seketika itu juga, ketika lebaran datang, aku bisa lebih settle ketimbang sebelumnya. Yas, hari ini beda dengan lebaran-lebaran sebelumnya. Semua tercapai pelan-pelan, sampai ketika harus jatahnya bayar sekolah SD Alya, semua dengan gampangnya aku bayar cash cuma-cuma. Ngomong ini kayak sombong ya, tapi aku bangga. Enggak apa-apa ya, yang penting aku bersyukur banget bisa sampai titik ini. Say what? Alhamdulillah.

So, kalau sebelumnya aku memaknai lebaran atas kemenangan dari kemauan hambaNya, kini aku lebih sadar bahwa kemenangan itu ada ketika kita bisa paham keadaan dan menerima segala bentuk prosesnya. Entah itu mau dikabulkan Tuhan, atau mau ditunda supaya enggak bikin kita tergesa-gesa. Ada banyak isyarat yang Tuhan berikan lewat kehidupan. 

Moment lebaran paling berkesan adalah ketika aku bisa baca pertanda alam termasuk situasi untuk terus belajar. Dari situ aku selalu berusaha mengambil hikmahnya, yang nantinya membuat kita bersyukur bahwa banyak keajaiban di sekitar kita. Semua yang sudah Tuhan berikan, memang yang terbaik untuk kita.


#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 28

You May Also Like

0 komentar